Semua orang bersuara, bersedia membawa pasukan untuk mencari Celine. Namun, mereka ditolak oleh Willy."Kalian semua jangan terlalu bersemangat, tenang dulu.""Kita harus merencanakan hal ini baik-baik."Willy tidak berani bertaruh lagi. Ketakutan yang disebabkan energi pedang misterius semalam benar-benar terlalu besar.Mereka sudah tidak sanggup kehilangan orang lagi. Sekarang yang paling penting adalah mencari Zira dan yang lain dulu untuk mengetahui identitas mereka dan juga kekuatan asli mereka.Tentu saja, di saat yang sama, mereka tetap harus memburu Celine. Sekarang situasinya tidak jelas, kalau mereka bertindak gegabah, takutnya kerugian mereka akan semakin besar.Orang-orang yang lain juga tentu saja mengerti, mereka semua pun hening.Petra berkata, "Ketua Pulau, saudara-saudara, apakah energi pedang itu benar-benar semenakutkan itu?"Awalnya waktu Petra mendengar kejadian ini, dia sama sekali tidak percaya. Di kediaman ketua pulau ada banyak petarung handal, apalagi ada pend
Ini berarti kultivasi Dirga lagi-lagi meningkat."Kultivasinya lagi-lagi meningkat, dia jangan-jangan berkultivasi pasangan dengan Gesa dan Kak Quinza, eh salah, berkultivasi bertiga?""Kenapa dia seperti naik roket? Selama ini kita juga selalu berlatih di Pagoda Asura, tapi tetap tidak bisa mengejar kecepatannya.""Kak Zira, kamu merasa, nggak? Kultivasi Gesa dan Quinza sepertinya juga meningkat banyak."Zira mengelus cincinnya lalu wajahnya merona, di mana hal ini sangat jarang terjadi.Dia sendiri yang memerintahkan Quinza dan Gesa untuk menjadikan Dirga lelaki sejati.Saat ini, dia sangat berharap dirinya dan juga saudara-saudaranya yang lain bisa menemani Dirga di sisinya."Kak Zira, wajahmu memerah. Nggak apa-apa, nanti waktu kita bertemu dengan Dirga, kita mengalah, biar kamu duluan.""Bocah itu kelihatannya sangat pintar, tapi kalau menghadapi yang beginian dia sangat bodoh.""Kak Zira, dulu waktu Dirga menyembuhkan lukamu, dia bereaksi, nggak?""Pergi sana, jangan mempermainka
Semua orang duduk mengelilingi kasur, menunggu Celine bangun.Setelah setengah jam, Celine akhirnya membuka matanya dan bangun. Awalnya dia mengamati Zira dan yang lain satu per satu.Lalu akhirnya dia berhenti di Zira dan berkata sambil tersenyum, "Kamu pasti Zira Manggala, 'kan? Memang sangat cantik, sangat unik.""Meski kalian dari dulu sudah tahu aku, kali ini juga datang untuk mencariku, aku tetap mau memperkenalkan diri.""Namaku Celine Saras, tahun ini dua ratusan tahun, spesifiknya berapa aku juga sudah nggak ingat."Celine terluka parah, wajahnya juga pucat, tapi orangnya terlihat sangat bertenaga.Dia berbicara sambil berusaha berdiri, lalu Zira dan yang lain pun memperkenalkan diri secara bergantian.Setelah itu, Celine berkata, "Aku ingin sekali segera bertemu dengan suami kalian, Dirga Maharaja. Aku mau lihat wajahnya dan juga kemampuannya!""Bisa-bisanya membuat kalian bertujuh cinta mati padanya!""Senior, nanti waktu bertemu Dirga, kamu pasti nggak akan bingung lagi.""
Celine bertanya.Zira berkata, "Benar, Senior. Dari awal Dirga sudah memberikan Pagoda Asura ke aku. Senior, sekarang kami mau tahu, di Pulau Phoenix dan dunia luar, ada berapa orang dan organisasi yang bertekad keras mau mendapatkan Phoenix Abadi?""Apakah ada kemungkinan ada beberapa organisasi yang sudah tahu kalau Phoenix Abadi Pelangi ada di wilayah tak berpenghuni?"Celine menjawab langsung, "Ada kemungkinan ini, tapi kemungkinannya sangat kecil. Kalaupun tebakanmu benar, sudah nggak penting buat kita.""Karena waktu yang kita punya sudah nggak banyak. Kalau kamu mau mengetahui rahasia yang ada di kamu dan Dirga, kamu hanya bisa mengandalkan Phoenix Abadi Pelangi serta Pedang Asura dan Pagoda Asura.""Harus ada tiga-tiganya, nggak boleh kurang satu pun.""Jadi, kalaupun harus melewati lautan api, kita harus pergi. Selain itu, harus mendapatkan telur Phoenix Abadi mendahului semua orang.""Setelah itu, kita pakai Pagoda Asura untuk membantu telur itu menetas, lalu harus memelihara
Begitu mereka selesai bicara, Petra datang melapor kalau Zira dan yang lain sudah datang."Hahahaha! Saudara-saudara, bagaimana? Sudah kubilang mereka bakal datang, 'kan?""Ayo, kita pergi temui mereka."Tak lama kemudian, Willy dan yang lainnya mengikuti Petra keluar. Sementara saat ini, Zira dan yang lain sudah masuk ke dalam kediaman."Mereka ternyata menganggap tinggi kita juga, sampai-sampai mengumpulkan pendekar sebanyak ini.""Untungnya kultivasi suami kita sudah meningkat banyak, kalau nggak hari ini kita pasti mati di sini."Tadi sebelum mendekati kediaman ketua pulau, Zira dan yang lain sudah merasakan beberapa energi kuat yang bersembunyi di kegelapan.Tidak perlu ditanyakan lagi, Willy dan yang lain pasti sudah menaruh banyak pendekar di kegelapan. Kultivasi orang-orang ini takutnya hampir setara dengan Willy."Nggak usah takut, kita punya energi pedang suami kita. Situasi kita sekarang sangat nggak menguntungkan, jadi nanti kalian semua jangan turun tangan.""Kita langsung
Kalau dihitung secara kasar, setidaknya ada sepuluh ribu korban.Pemandangan ini benar-benar sangat mengagetkan dan di luar akal sehat."Kemungkinan Celine yang melakukannya agak kecil. Akhir-akhir ini kita terus memburunya, apalagi dia terluka parah, daya tempurnya nggak sampai 50%.""Dengan daya tempurnya ini, dia memang bisa saja membunuh Willy dan yang lain, tapi dia nggak mungkin berani menyerang karena dia tahu kita terus mengawasinya.""Jadi, kematian Willy dan yang lain pasti bukan perbuatan Celine, pasti ada orang lain.""Kelihatannya kali ini keputusan kita datang ke sini benar, perkembangannya jadi semakin menarik." Orang-orang ini tidak tahu keberadaan Zira dan yang lain, jadi mereka langsung mengecualikan Celine.Di saat yang sama, mereka tetap penasaran dengan organisasi atau orang yang membunuh Willy dan yang lain.Tak lama kemudian, mereka semua membuat keputusan untuk membawa para generasi muda yang pingsan itu ke dunia luar.Di saat yang sama, mereka meminta keluarga
Lina sangat gelisah, sebuah firasat yang buruk memenuhi hatinya.Meski dia mengundang Dirga dan yang lain ke Kota Suwo secara pribadi untuk menginap di Kuil Putri, selama perjalanan ke sini, pihak istana sudah mengirim orang untuk mengawasi mereka.Selain orang dari pihak istana, bawahan keponakannya, Adelio, juga diam-diam mengawasi mereka.Lina tidak terlalu mengkhawatirkan Adelio, dia lebih mengkhawatirkan orang di istana, terutama raja Dinasti Tuyam.Menurut senioritas, Lina harus memanggil raja itu kakek buyut!Kakek buyutnya itu sudah menutup diri sejak lima puluhan tahun yang lalu dan belum keluar sampai sekarang. Semua permasalahan Dinasti Tuyam diserahkan kepada orang lain.Meski dia menutup diri selama ini, semua hal yang terjadi di kota ini tetap tidak bisa kabur dari penglihatannya.Hanya lihat sekilas saja, Lina tahu kalau orang-orang yang dikirim dari istana itu pasti adalah orang-orang kepercayaan kakek buyutnya itu.Dari satu hal ini, bisa dilihat kalau kakek buyutnya i
Dirga mana mungkin bisa makan lagi, dia langsung pergi mencari Viona. Namun, gadis ini juga hilang entah ke mana.Melihat ekspresi Dirga yang suram, Lina langsung bertanya, "Dirga, kamu kenapa? Ekspresimu agak aneh?""Aku nggak apa-apa, mana dua gadis itu?" Selama ini, Dirga mengira Sisian sama sekali tidak tahu tentang segel di tubuhnya, juga tidak tahu kalau di tubuhnya ada roh yang lain.Sekarang, Sisian langsung menyatakannya di depan dia, apalagi mau menggunakan alasan ini untuk menjadi kekasihnya.Hal ini tentu saja membuatnya terkejut, dia harus mencari Sisian untuk menanyakan hal ini."Aku nggak tahu, dua gadis itu sangat cerdik. Kalau sembunyi, nggak akan ada yang bisa menemukan mereka.""Dirga, kebetulan aku ada urusan mau mencarimu, bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar?"Setelah berinteraksi selama ini, Lina sudah menganggap Dirga sebagai orang terdekatnya. Jadi, entah sejak kapan dia langsung memanggil nama Dirga.Mereka jadi terasa lebih akrab, sedangkan Dirga juga me