Pasukan yang menyamar itu merasa ketakutan, mereka satu per satu mengaku."Ampuni kami. Kevin dan Raja Perang yang membayar kami 200 juta per orang untuk menyamar menjadi Pasukan Pengawal Burung Merah milik Dewi Perang Angsa Putih.""Kami nggak bersalah!"Duar!Suasana kembali menjadi gaduh.Gawat!Romeo langsung terjatuh ke tanah.Kevin dan Raja Perang langsung bereaksi, mereka membantah dengan berkata, "Kurang ajar! Jangan bicara omong kosong!"Raja Perang menatap Aisa sambil bertanya, "Siapa kamu? Apa jabatanmu? Memangnya kamu pernah bertemu Pasukan Pengawal Burung Merah milik Dewi Perang Angsa Putih? Kok kamu bisa bilang mereka palsu. Aku juga bisa bilang kamu palsu!""Ya, betul. Kamu mengira dengan mengenakan baju perang, kami percaya padamu?""Menggelikan!""Aku bisa membuktikan bahwa wanita ini bukan prajurit!""Aku pernah bertemu dengannya di rumah sakit, wanita itu licik."Melly akhirnya mendapatkan kesempatan. Saat Reno berbicara, Melly telah mengenali Aisa, kemudian dia berk
Di atas pilar batu, Zira memandang ke orang di bawah sambil berkata, "Aku mengumumkan perintah dari Komandan Departemen Perang, Rencana Petarung Super akan dimulai di Kota Langgara.""Aku akan membentuk perusahaan baru, namanya Perusahaan Kencana. Dirga akan menjabat sebagai presdir, sedangkan Aisa akan menjabat sebagai manajer umum. Sekarang aku akan mengumumkan daftar keluarga pengusaha yang pertama terlibat dalam Rencana Petarung Super.""Keluarga Candra, keluarga konglomerat di Kota Langgara, bertanggung jawab mengintegrasikan pasar farmasi Kota Langgara, bertanggung jawab atas bahan obat, tenaga medis, dan pemasaran produk obat!""Mora berterima kasih kepada Dewi Perang Angsa Putih!"Mora sangat bersemangat. Sebenarnya, dia sudah mengetahui identitas asli Zira sebelumnya. Namun, dia kurang percaya diri dengan ikut terlibat dalam Rencana Petarung Super yang dicetuskan oleh Departemen Perang!Zira lanjut mengumumkan daftar nama perusahaan."Grup Sudarsa!""Kediaman Wali Kota!""Dua
Sambil menepuk tangan Zira dengan lembut, Dirga berkata, "Jangan cemas, aku akan mengatasi masalah ini!"Setelah menenangkan Zira, Dirga menyuruh Zira berdiri di belakangnya. Dirga menoleh ke Unge sambil berkata, "Bibi, nama saya Dirga. Maaf, kita harus bertemu di waktu dan tempat yang kurang tepat!""Mohon maaf sebelumnya, saya sudah bertunangan dengan Zira, kami sudah sepakat akan menikah. Terkait mahar, berapa pun jumlahnya, saya bisa memenuhinya."Dirga menghadapi Unge dengan cara halus dulu. Bagaimanapun juga, Unge adalah ibunya Zira, jadi Dirga tidak ingin berbuat kasar padanya. Andai dia bukan ibunya Zira, Dirga sudah membunuhnya.Setelah mendengar perkataan Dirga, Unge meremehkannya dan bahkan enggan menatap mata Dirga. Unge melemparkan sejumlah uang tunai ke arahnya dan menghinanya. "Aku nggak peduli siapa dirimu. Kamu nggak memiliki hak untuk berbicara denganku. Ambil uang ini dan pergilah, jangan pernah muncul lagi di depan putriku!""Kalau nggak, aku akan membunuhmu!""Bu,
Ekspresi Ariel dan yang lainnya menjadi muram.Mereka yang semula bersikap dengan angkuh pun kini terlihat sangat tersinggung!Terlebih lagi, Unge. Dia memelototi Aisa sambil berkata, "Dasar gadis kurang ajar! Berani-beraninya kamu menyinggung Tuan Muda Ariel! Cari mati, ya!""Kamu pikir bisa bersikap seenaknya hanya karena kamu putriku? Kamu keliru! Dasar kurang ajar! Bisa-bisanya kamu menyinggungnya!""Tuan Muda Ariel, pokoknya kamu sudah kuanggap sebagai menantuku. Bahkan langit sekalipun nggak akan bisa mengubahnya!"Ucapan Unge membuat perasaan Ariel menjadi jauh lebih baik. Dia menatap Dirga yang masih sibuk mengobati Anton dengan dingin, lalu berkata, "Bocah, kukira kamu hebat, tapi ternyata kamu cuma seorang pengecut yang bisanya hanya bersembunyi di balik wanita!""Ayo, sini lawan aku! Kalau aku kalah, aku janji mulai sekarang nggak akan mengusik hidup Zira lagi. Tapi, kalau kamu yang kalah, kamu harus berlutut dan menyatakan dirimu sebagai pecundang yang nggak pantas mendapat
Tentu saja pria yang bisa meluluhkan hati Zira bukanlah pria sembarangan!Walaupun Zira tidak merasakan adanya aura petarung yang menguar dari Dirga, tetap saja dia memiliki sisi perempuan yang gampang terayu. Zira pun menatap Dirga dengan sorot seolah dimabuk cinta!"Mustahil!""Bo ... Bocah, ternyata kamu seorang petarung? Kamu sudah mencapai tingkat kultivasi apa?""Kurang ajar! Cepat lepaskan Tuan Muda kami!"Para pengawal dari Keluarga Antonio pun berseru dengan marah, lalu hendak menjatuhkan Dirga."Jangan bergerak kalau kalian nggak mau tuan muda kalian kenapa-kenapa!"Setelah berkata seperti itu, Dirga memukul wajah Ariel."Kamu pikir Keluarga Antonio itu sangat hebat dan kuat?""Kamu pikir Keluarga Antonio seberkuasa dan sekaya itu? Punya hak apa kamu bersanding denganku kalau kamu bahkan nggak bisa memberiku 200 triliun yang kuminta?"Plak!Dirga menampar Ariel lagi, lalu berjalan menghampiri Unge yang sudah tampak pucat pasi ketakutan. Dirga pun memberikan sebuah kartu ATM k
Tuan Argo, ternyata kamu hebat juga bisa melukaiku!Perkataan ini tidak salah, tetapi memicu amarah orang yang mendengarnya.Tuan Argo hanya diam terpaku menatap Dirga, begitu pula dengan Ariel dan para pengawal lainnya!Setelah terdiam selama beberapa saat, Tuan Argo akhirnya berseru dengan lantang saking kagetnya, "Kok ... kok kamu bisa bertahan dari serangan itu? Sebenarnya kultivasimu di tingkat apa, sih!""Jangan-jangan kamu sebenarnya bisa melintasi perbatasan untuk melawan musuh?"Begitu terpikirkan akan kemungkinan ini, tubuh Tuan Argo langsung gemetar. Memang di dunia bela diri ada beberapa orang yang dianggap sebagai monster karena bisa melintasi perbatasan untuk melawan musuh. Bahkan ada juga yang bisa melampaui satu alam sekaligus.Jika Dirga yang berdiri di hadapannya ini tidak menyembunyikan alamnya, bukankah itu berarti dia ibarat monster di antara segala monster?Pemikiran ini terasa lebih masuk akal, membuat Tuan Argo mendadak menjadi ketakutan. Pada saat yang bersamaa
Siapa yang masih mau melawan? Sini, maju!Nada bicara Dirga terdengar biasa-biasa saja, tetapi tidak ada yang berani menyahut.Karena mereka bisa merasakan tekanan yang sangat menakutkan dari Dirga. Mereka belum pernah merasa tertekan seperti ini, rasanya mereka jadi sulit bernapas.Romeo dan Komar berlutut di atas tanah. Mereka berusaha menengadah, tetapi tidak berani menatap Dirga. Rasanya mereka nyaris gila. Sikap Dirga berubah 180 derajat! Aura Dirga sudah seperti malaikat pencabut nyawa saja. Romeo dan Komar merasa sangat ketakutan!"Sepertinya, kalian masih nggak rela banget, ya? Oke, kuberi kalian kesempatan. Sana, telepon bawahan kalian!""Utus petarung terbaik kalian untuk ke sini!"Dirga menatap semua orang yang ada di situ. Sekelompok pecundang ini memang tidak bisa mengancamnya, tetapi dia merasa kesal sekali dengan sikap mereka. Dirga bertekad memberi mereka pelajaran malam ini juga.Romeo menggertakkan giginya, tetapi tidak sanggup mengatakan apa-apa. Kartu andalannya ada
Begitu teringat akan Zira, amarah Ariel pun langsung tersulut. Terutama saat mengingat kemesraan Zira dan Dirga, Ariel ingin sekali rasanya membunuh Dirga.Semua mobil itu langsung berputar arah kembali ke Kota Langgara.Keesokan paginya, Dirga membuka matanya. Dia melihat Zira dan Naomi yang bersandar pada masing-masing lengannya sambil tertidur dengan pulas.Tiba-tiba, Dirga merasa lengannya pegal. Barulah saat itu dia menyadari bahwa Naomi dan Zira sedang tertidur sambil meneteskan air liur. Dirga rasanya ingin tertawa dengan geli.Dia ingat bahwa saat dia kembali kemarin malam, Zira sudah tertidur. Dirga pun pergi ke kamar Naomi untuk memberikan terapi akupunktur kepada gadis itu.Setelah itu, Dirga pergi ke kamar lain untuk tidur. Entah sejak kapan dia malah akhirnya tidur bersama dengan Zira dan Naomi.Dirga mendengarkan irama napas Zira dan Naomi yang tertidur pulas dengan saksama. Dia menarik tangannya yang pegal dengan hati-hati, lalu merenggangkannya sejenak, sebelum memeriks