Pedang Asura ini diciptakan khusus demi Pasukan Burung Merah.Teknik tersebut bisa digunakan untuk menyerang dan juga bertahan, dapat bertarung sendirian ataupun dalam kelompok. Bila ditambah dengan formasi sihir, teknik ini memiliki kekuatan penghancur yang mengerikan.Asalkan menguasai teknik Pedang Asura ini, bahkan jutaan orang biasa mampu mengalahkan jutaan tentara.Dirga waktu itu menggunakan teknik Pedang Asura ini untuk mengalahkan jutaan tentara dan mendapatkan pencapaian hingga diberi gelar sebagai Panglima Perang Neraka.Tentu saja ini hanya ampuh ketika digunakan pada saat melawan pendekar dengan lima tingkatan di bawah si pengguna. Begitu melawan pendekar dengan lima tingkatan di atas si pengguna, Pedang Asura tidak akan memberikan daya hancur yang signifikan.Mampu menaklukkan jutaan tentara dengan lima tingkatan di atas pengguna tak akan mungkin bisa terjadi.Oleh karena itu, Dirga mewarisi teknik Pedang Asura ini kepada Aisa, setidaknya Aisa dapat melindungi Negara Naga
Sudah saatnya bagi Dirga, Naomi dan yang lainnya untuk pergi.Sebelum mereka pergi, Presiden telah mengumumkan sebuah pemberitahuan. Isi pemberitahuannya berhubungan dengan Panglima Perang Neraka.Isi pemberitahuan sangat sederhana, yaitu Panglima Perang Neraka selalu berada di Negara Naga, selain itu Presiden juga memberi tahu kultivasi Panglima Perang Neraka kepada publik.Presiden mengumumkan bahwa tingkatan kultivasi Panglima Perang Neraka di atas Maha Agung Master Tingkat Puncak peringkat sembilan.Begitu pemberitahuan ini diumumkan, hal ini langsung menggetarkan pihak-pihak yang ingin berniat macam-macam di wilayah Negara Naga.Bukan hanya demikian, Presiden juga mengumumkan kalau pemberhentian Panglima Perang Neraka selanjutnya adalah Pasar Kuolun.Pemberitahuan itu telah menggemparkan Negara Naga dan juga Pasar Kuolun, terutama berbagai pendekar super di Tanah Suci wilayah barat Pasar Kuolun.Seluruh Pasar Kuolun selain Maha Agung Master, hanya ada seorang pendekar Alam Setenga
Devin sudah menyadari Naomi dan yang lainnya ketika mereka baru saja memasuki Kota Foniks. Pada saat itu, Devin langsung terpikat oleh kecantikan dan wibawa Naomi serta yang lainnya.Devin terus mengikuti mereka hingga ke restoran ini.Keluarga Tahir telah diwariskan hingga ribuan tahun lamanya. Beberapa ratus tahun yang lalu, Keluarga Tahir menjadi penguasa di Kediaman Wali Kota Foniks.Seluruh urusan besar Kota Foniks dipertanggung jawabkan oleh Keluarga Tahir. Bahkan jika orang-orang dari Pasar Kuolun datang ke Kota Foniks sekalipun, mereka tetap harus melalui izin dari Keluarga Tahir terlebih dahulu.Sementara sebagai penerus di Kediaman Wali Kota, Devin setiap hari akan berpatroli untuk mengawasi pendatang dari daerah luar.Terutama selama belakangan ini. Petarung dari luar daerah terus berdatangan ke Kota Foniks. Devin harus memastikan bahwa pendatang-pendatang ini tidak akan mengancam keamanan setempat.Semua pendatang harus mengumpulkan biaya masuk ke kota. Ketika Devin menyada
Saat ini, akhirnya Dirga dan yang lainnya bisa makan dengan tenang."Aku pikir orang bodoh hanya ada di Kota Damon saja, tak kusangka di tempat seperti ini juga ada banyak orang bodoh.""Kak Dirga begitu hebat. Bagaimana kalau Kak Dirga hancurkan saja kota ini?""Suasana hati yang tadinya baik-baik saja langsung jadi buruk karena sekumpulan orang-orang bodoh itu."Mulut Viona dicondongkan ke depan, dia paling benci ketika ada orang yang mengganggunya saat dia sedang makan.Terutama jika diganggu oleh orang-orang bodoh. Kalau bukan karena dihentikan oleh Dirga, Viona pasti sudah membantai mereka semua sedari tadi.Dirga menjulurkan tangannya dan menepuk kepala Viona, lalu menghiburnya, "Jangan marah, di hidup kita pasti akan selalu ada orang-orang bodoh yang akan mengganggu kita.""Kamu nanti akan terbiasa.""Makanlah dengan baik.""Hmm!"Viona menundukkan kepala, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setengah jam kemudian, mereka sudah makan hingga kenyang. Sementara saat ini, ayah Dev
Kematian Naufal memberikan suatu kesempatan terbaik bagi seluruh pendekar di Kota Foniks ini.Menduduki Kediaman Wali Kota, lalu merebut sumber daya yang ada di dalamnya.Dunia ini begitu nyata dan kejam.Yang kuat akan memangsa yang lemah!Dulu mereka sangat menghormati Kediaman Wali Kota dan Keluarga Tahir karena Keluarga Tahir ada Naufal yang merupakan pendekar Mahadewa Kuning.Sekarang Naufal sudah tidak ada, menduduki Kediaman Wali Kota bukanlah hal yang sulit lagi.Setelah melalui pembantaian selama satu malam, seluruh Kediaman Wali Kota telah berubah menjadi reruntuhan dan lautan darah.Tak ada satu orang pun dari Keluarga Tahir yang selamat, mereka semua dibantai hingga tak tersisa.Pendekar Keluarga Tahir juga tidak ada yang selamat, sementara pendekar Kota Foniks mati dan terluka parah.Penyintas saat ini tidak sampai hingga seratus orang.Sumber daya Keluarga Tahir telah direbut hingga tak tersisa.Kabar musnahnya Keluarga Tahir segera tersebar ke seluruh wilayah timur.Selu
Selesai Septa memperkenalkan dirinya, dia memperkenalkan tiga orang di belakangnya dengan ramah kepada Dirga dan yang lainnya.Dua perempuan adalah anak kembar, nama mereka adalah Milena Adinara dan yang satu lagi adalah Melina Adinara.Sementara pria yang satu lagi bernama Frans Lembayung.Milena dan Melina berdiri, lalu menghampiri Dirga dan yang lainnya dan menyapa mereka semua. Setelah itu, mereka duduk dan menyantap ikan bakar dengan tenang.Akan tetapi, Frans malah berdiri dan berbicara dengan raut wajah meremehkan kepada Septa, "Septa, sejak kapan kamu mewakili kami semua berbicara?""Seumur hidupmu, kamu hanya bisa mengandalkan orang lain dengan menjilat mereka.""Cepat duduk ke sini dan jangan mempermalukan diri sendiri."Septa langsung mengangkat sudut bibirnya, dia hendak membantah tetapi pada akhirnya dia hanya terdiam dan tak berkata apa-apa.Septa hanya bisa memendam perasaannya karena kultivasi Frans adalah yang terkuat di antara keempat orang tersebut.Ketika di Kota Da
Dulu tempat ini tidak seramai sekarang.Di sini sekarang bisa menjadi ramai karena banyak sekali petarung yang datang dari luar kota dalam jumlah besar.Meski musnahnya Keluarga Tahir telah menggemparkan seluruh kota, hal itu tidak ada hubungannya dengan para petarung pendatang dari luar kota.Oleh karena itu sejak setengah bulan yang lalu, bisnis di sini jadi ramai. Batu giok di sini ditambang dari dalam Mirado.Setiap area Mirado sudah ada sejak puluhan ribu bahkan hingga ratusan ribu tahun lamanya, batu giok yang ada di dalam telah melalui erosi energi roh selama ratusan ribu tahun. Tingkat kepadatan energi roh memang sangat rendah, tetapi energi roh tersebut cukup efektif bagi petarung.Terutama bagi petarung yang datang dari luar kota. Mereka bisa berjalan hingga tingkatan kultivasi mereka saat ini pada dasarnya mereka tidak pernah menggunakan energi roh.Mereka tidak begitu peduli terhadap efektivitas energi roh.Mereka hanya ingin mencari hal yang baru, selain itu mereka tidak p
Pemilik gerai langsung menggesek kartu tanpa banyak bicara lagi.Pembayaran selesai dengan ditandai bunyi dari mesin EDC.Saat ini raut wajah pemilik gerai memperlihatkan senyum seorang pedagang."Bagaimana kalau kamu beli beberapa bongkah batu lagi, aku akan memberimu potongan harga.""Nggak perlu, cepat potong batunya."Viona mendesak pemilik gerai. Pemilik gerai segera memotong batu dengan pisau besinya dengan mahir.Akan tetapi, Dirga malah menghentikannya."Pinjamkan alatnya padaku, biar aku saja yang potong."Dirga segera mengambil pisau besi pemilik gerai, kemudian mulai memotong batu giok. Dirga memotong bagian batu yang tidak terdapat energi roh dan tingkat kemurnian energi roh yang rendah.Batu yang tersisa tidak begitu banyak, Dirga mendongak dan bertanya kepada Viona mengenai benda favoritnya."Apa masih perlu tanya lagi? Tentu saja batu berlian. Aku suka Hati Samudra Negara Naga yang tak ternilai itu.""Kak Dirga, kalau Kak Dirga bisa memahat batunya jadi Hati Samudra, kel