Naomi bicara sambil menjewer telinga Dirga dengan nakal.Driga memang tidak mengetahui semua hal yang diucapkan oleh Naomi barusan, dia bahkan tak pernah memikirkannya ke arah itu."Saat ini Kristin sedang dalam kesulitan, sebaiknya kamu besok coba temui dia di kantornya."Dirga merasa sangat terharu karena tindakan Naomi ini. Dirga berpikir sejenak, lalu menjawab, "Baiklah. Kalau begitu, besok pagi aku akan pergi ke kantornya."Usai bicara, Dirga menghentikan langkah kakinya, lalu berteriak ke arah kegelapan."Hei, kamu sudah mengikuti kami begitu lama. Kami sudah mau sampai rumah, kalau kamu nggak keluar juga, maka kamu nggak akan ada kesempatan lagi."Dirga sudah lama menyadari kalau saat ini sedang dibuntuti, sedang Naomi tak menyadari apa pun. Saat mendengar teriakan Dirga, Naomi terkejut hingga memeriksa sekitar."Apa kamu bilang? ADa orang yang mengikuti kita?""Di mana? Kenapa aku nggak tahu?"Kedua tangan Dirga menepuk pinggul Naomi dengan pelan, kemudian menenangkannya, "Jang
Kristin tidak perlu khawatir pesaing lain akan menyerang perusahaan keluarganya. Belakangan ini, Kristin merasa jauh lebih rileks, wajahnya yang dingin juga telah jauh lebih baik!Saat ini, sekretaris Kristin sedang melaporkan pekerjaannya di dalam ruang kantor Kristin.Bu Kristin, laporan penjualan dalam setengah bulan ini sudah selesai. Penjualan perusahaan kita dalam setengah bulan ini sudah mencapai empat puluh triliun, barusan saya baru saja menerima pesanan pembelian dari Perusahaan Kencana sebesar enam puluh triliun.""Kalau kita seperti ini terus, maka tak sampai dua bulan perusahaan kita akan kembali seperti masa-masa jaya dulu."Sekretaris itu sangat bersemangat, dengan pemasukan perusahaan yang besar, maka gajinya juga akan meningkat."Bagus sekali. Segera buat pemberitahuan bahwa seluruh gaji karyawan akan naik sepuluh persen dari gaji mereka saat ini."Kristin tidak pernah mempersulit karyawannya sendiri."Baik, Bu Kristin. Saya akan segera membuat pemberitahuannya!"Sekre
Natali berbicara dengan arogan dan kejam. Nada bicaranya seakan sedang mengkritik suatu barang."Natali, jaga bicaramu. Bagaimanapun juga, kamu adalah bibinya Kristin.""Cih, Kakek Farhan terlalu menganggap hebat dia. Dia cuma punya nama Hartono, tapi di dalam tubuhnya nggak mengalir darah keluarga kita.""Bisa mempunyai nama belakang keluarga kita dan menikah dengan Tetua Ketujuh bodoh Keluarga Adhitama saja merupakan sebuah keberuntungan yang sangat besar dalam hidupnya.""Kakek Farhan, coba lihat muka dia itu, persis seperti ayahnya yang nggak berguna. Mereka cuma dua ekor anjing yang diurus sama keluarga kita saja.""Hahaha, aku suka dengan caramu yang bicara dengan terus terang seperti ini."Farhan bicara sambil meletakkan kedua telapak tangannya di atas meja. Farhan menatap Kristin sambil berdiri, lalu berkata dengan menekankan setiap kata yang diucapkan olehnya, "Natali sudah berbicara dengan sangat jelas, apa kamu sudah mengerti?"Raut wajah Kristin berubah pucat, dia mengepalk
Amel menangis sejadi-jadinya."Heh, jadi ini kakak ipar yang disebut-sebut gadis murahan ini?""Hahaha, benar-benar murahan! Kok bisa berhubungan dengan sampah nggak berguna seperti ini?""Hei kamu, ini adalah urusan Keluarga Hartono. Sebaiknya cepat pergi dari sini kalau kamu masih mau hidup."Ketika melihat Dirga, wanita tua itu langsung menganggap remeh Dirga karena mereka tidak merasakan aura petarung sedikit pun dari tubuh Dirga.Selain itu, Dirga juga terlihat biasa-biasa saja, benar-benar mirip dengan orang awam. Jangankan orang awan, mereka juga meremehkan petarung yang kekuatannya biasa-biasa saja bagi mereka.Oleh karena itu, mereka mana mungkin akan memedulikan Dirga?"Kalian seharusnya nggak menyentuh dia!""Karena, aku pasti akan membunuh kalian semua!"Dirga berusaha sekuat mungkin untuk mengendalikan niat membunuh di hatinya. Selama perjalanan, Dirga juga sudah menyuruh Rania untuk mencari tahu kondisi Kristin saat ini.Ternyata, Keluarga Hartono bergerak lebih awal."Ha
Dirga segera menekan syaraf tubuh Kristin hingga Kristin tak bisa menggerakan tubuhnya lagi.Kemudian, Dirga menggendong Kristin, meninggalkan rumah sakit.Karena Keluarga Hartono kembali ke Kota Pandora dengan cara seperti ini, maka Dirga juga tidak akan ragu-ragu lagi.Di sisi lain, di balai nomor satu.Aliana dan kakak seperguruannya, Gilang sedang memeriksa jasad seseorang, jasad itu adalah jasad wanita tua yang dibunuh oleh Dirga kemarin malam."Aliana, apa kamu menemukan sesuatu? Apa mungkin Nenek dibunuh oleh pria yang ada di kedai kemarin?""Mana mungkin!""Pria miskin itu bukan petarung, kalau dia petarung sekalipun dia pasti nggak akan mungkin bisa membunuh nenek."Aliana langsung menyangkal tanpa memikirkannya sedetik pun, dia dan Gilang sudah memeriksa jasad tersebut selama satu jam. Akan tetapi, mereka tak menemukan bagaimana cara wanita tua itu dibunuh.Kemarin malam ketika wanita tua itu pergi, mereka berdua tahu apa yang akan dia lakukan."Pasti bukan pria miskin itu. N
Gilang segera pergi dengan hati yang berbunga-bunga.Edwin, Edwin, kamu mungkin wakil ketua sekte di Sekte Matahari Violet dan aku harus hormat kepadamu.Namun, di hadapan Aliana kamu bukanlah siapa-siapa. Aliana sangat pendendam, kalau hari ini kamu berbuat salah kepadanya, maka dia tak akan pernah melepasmu begitu saja.Setelah membunuh Dirga, Aliana akan menjadi penguasa baru di Kota Pandora. Setelah itu, Sekte Matahari Violet tak perlu lagi mengandalkan bantuan dari Keluarga Hartono.Ketika saat itu tiba, kamu bukanlah siapa-siapa lagi.Gilang berjalan sambil bicara di dalam hatinya, Sekte Matahari Violet merupakan sekte seniman bela diri kuno, mempunyai ilmu bela diri yang hebat. Namun, dari segi keuangan mereka serba kekurangan.Oleh karena itu, ayah Gilang yang merupakan ketua Sekte Matahari Violet mencari Edwin dan memintanya bergabung untuk menjadi wakil ketua sekte.Persyaratannya, yaitu Keluarga Hartono harus memberikan suntikan dana kepada Sekte Matahari Violet.Hubungan an
Selesai Rania memberikan laporan, dia langsung mengendarai mobil meninggalkan klinik. Sebenarnya masih ada dua hal yang masih belum dilaporkan oleh Rania, bukannya tidak melaporkan, melainkan tidak berani.Rania tidak yakin apakah Dirga akan marah setelah mendengar laporan tersebut.Karena dua informasi itu ada hubungannya dengan Kristin dan juga Amel.Dirga duduk di kursi belakang dan sedang membaca dengan saksama informasi mengenai Keluarga Hartono dan juga Adhitama yang dikumpulkan oleh Rania.Setelah selesai membaca, Dirga meremas kertas di tangannya hingga menjadi bubuk, lalu membuangnya ke luar jendela."Beri tahu Tuan Andrea dan juga Phoenix Hitam, suruh mereka berdua pergi duluan.""Baiklah, ehm, Pak Dirga ....""Ada apa? Katakan saja, jangan ragu-ragu seperti itu!"Rania tak berani ragu-ragu lagi setelah Dirga mengatakan demikian. Rania segera melaporkan, "Senior Asosiasi Perdagangan dan juga Tetua Ketujuh Keluarga Adhitama malam ini akan sampai di Kota Pandora."Dirga langsun
Itu adalah plakat emas Raja Asan dari wilayah Barata!"Pergi beri tahu majikan kalian, Pak Dirga saat ini sedang membuat pil obat untuk Raja Asan.""Raja Asan nggak mau diganggu oleh siapa pun!""Tentu saja, kalau kalian masih mau mati, aku nggak keberatan untuk mengabulkan keinginan kalian."Leon adalah Kaisar Master peringkat dua, tatapan matanya saja mampu untuk mengalahkan Sonyarta bersaudara.Saat ini, Sonyarta bersaudara sudah tertegun dengan aura mengerikan dari tubuh Leon.Mereka tak akan mampu mengalahkannya!"Ternyata senior dari kediaman Raja Asan, maaf karena kami telah mengganggu."Sonyarta bersaudara undur diri dan segera pergi meninggalkan Dirga dan juga Leon."Pak Dirga, orang-orang itu semakin lama semakin kurang ajar. Apa perlu aku beri mereka semua pelajaran?""Nggak usah, mereka hanya sekumpulan badut saja.""Belakangan ini pasti kamu kesulitan melayani Raja Asan, bukan? Kamu beres-beres saja dan pulang dulu."Dirga berbicara kepada Leon. Saat ini, Dirga tahu betul