Charlie POVNasib Chie Sen berakhir begitu saja, dia tidak mau buka suara dengan detail. Ancaman keluarganya sudah tidak lagi mempan. Dia sangat setia pada tuannya. Area eksekusi dipenuhi dengan burung gagak, aku melangkah menjauh dan menghisap rokok. Otakku butuh peralihan untuk lebih tenang. Kami sudah mengirimkan video itu pada semua kepala keluarga shadow economy.Tanpa aku langsung mengatakan, itu sudah menjadi makna tersirat bagi mereka semua.“Jadi, kau sudah bulat akan meneruskan serangan ini, Charl?”Edward menghampiriku. Dia banyak membantuku akhir-akhir ini, dan dari cerita kakek dulu. Keluarga Dominic banyak membantu kami, begitupun sebaliknya. Mereka adalah keluarga netral yang tidak memihak ke kubu manapun. Namun kematian kakek pasti menjadi kabar besar untuk mereka.Dan tanpa aku minta, mereka bersedia menjadi sekutu kami. Padahal ini bukan di zaman batu yang harus berperang antar keluarga. Tapi selalu saja, dari zaman ke zaman, hal ini seolah sudah mendarah daging di a
Charlie POVTepat pukul 06.30 pagi, aku sudah berada di ruangan yang sama dengan Tuan Besar Wang. Ada satu hal yang membedakan orang yang punya prinsip. Tepat waktu. Ya, pada umumnya orang dengan prinsip akan selalu hadir tepat waktu, tau manajemen waktu untuk hari yang akan mereka lewati.Jika kalian pikir dia adalah orang tua dengan kumis putih di wajahnya, maka itu salah. Dia seusia, atau bahkan jauh lebih muda dariku. Badannya kekar, garis wajahnya tegas, dan juga tinggi. Sepertinya dia sangat suka olahraga. Idaman para wanita. Aku tidak bohong, sebab si kembar sejak tadi tidak berhenti menatapnya.Di atas meja, sudah tersedia beberapa jenis makanan untuk sarapan pagi. Dia memberikan hormat, barulah aku duduk. Dari semua sistem penguasa shadow economy, bisa aku katakan sistem mereka yang lebih canggih. Menggunakan teknologi terbaru, bahkan sekarang mereka sudah menerapkan AI—Artificial Intelligence—di hampir semua sektor kekuasaan mereka. Keluarga Wang dikenal netral, tidak pernah
Charlie POVJika bisa, aku ingin mengajak Dita di acara ini. Kali pertama dalam hidupku mengikuti acara karnaval semegah, dan semeriah ini. Sejak sore, kembang api sudah dibiarkan mengudara. Membuat banyak rasa kagum daripada wisatawan.Semua jalanan sudah disulap penuh dengan warna merah. Menjadi ciri khas dari perayaan Tai Hang Fire Dragon, sebuah festival yang biasa ada di pertengahan musim gugur. Tai Hang Fire Dragon, dari namanya sudah jelas bahwa itu berkaitan dengan naga, ciri khas negara Tiongkok. Mereka akan berkumpul dan menarikan tarian naga, seperti yang kini ada di depanku. Selain tarian, banyak juga yang menjual jajanan di sepanjang pinggir jalan. Semua orang terlihat bahagia sekali.“Ini seperti yang biasa aku lihat di layar ponselku, dan lebih indah aslinya ternyata.” Tn.Emilio berbisik dari sampingku. Suaranya hampir tidak kedengaran, tenggelam dengan suara kerumunan.Feng tidak jauh dari kami. Tadi kami memutuskan untuk berpencar, tapi masih dalam pengawalan. Aku tid
Charlie POV“Aku merindukanmu.”Dita memelukku erat, dan rasanya langsung berbeda. Aroma rambutnya tetap sama, dan itu sangat menyejukkan. Rasanya aku tidak ingin melepaskannya.“Kenapa mendadak berubah pikiran, apa terjadi sesuatu di sana?”“Tidak…” aku mengelus rambut Dita yang lembut, “tidak ada yang terjadi. Semuanya berjalan dengan lancar, dan aku mendapatkan persetujuan dengan mereka.”“Kau bohong.”“Bohong? Aku…”Senyum Dita memudar, dia menyentuh lenganku yang meninggalkan jejak luka. Aku lupa bahwa Dita sangat teliti dalam hal kecil. Mengambil tanganya, aku menatapnya dengan senyum tulus. Berbohong memang tidak baik, tapi terkadang hal itu bukan masalah besar.“Maaf, terjadi sesuatu di sana saat karnaval, aku hanya tidak ingin kau khawatir.”“Masuklah lebih dulu, aku sudah memasak untukmu.”“Kau memasak? Aku kan sudah bilang jangan menyentuh peralatan dapur sama-sekali, sayang. Aku tidak suka kau terluka, dan itu merepotkan.”“Ayolah, aku di rumah ibu dan ingin mencoba memas
Charlie POVSebelum mereka menembakkan anak peluru itu pada Dita, aku berlari secepat mungkin sebagai pengecoh. Langkahku berhenti saat arah tembakan itu meleset. Aku menatap Dita yang baru saja membidik mereka di lokasi yang mengarah persis pada kami. Dia memang handal, dan bisa mengerti situasi dengan cepat.Aku mengangguk, menarik tangan Dita untuk kembali bersembunyi. Membiarkan Hansen dan beberapa orang lainnya mengatasinya. Suara tembakan masih terus terdengar, dan kerumunan sudah mulai berpindah lokasi. Kami berhasil menahannya di tempat ini.“Kita harus keluar dari sini.”“Tidak, kita harus lepaskan orang-orang di café, mas.” Dita menahan tanganku, tidak setuju dengan ide yang baru saja aku ucapkan.“Tapi…”“Percaya padaku, kita bisa.”“Oh sayang, aku bukanya meragukan kecepatanmu. Tapi bayi kita…”“Tidak usah khawatir, nyawa mereka juga penting.”Dita sudah lebih dahulu menyelinap dari satu gerai ke gerai lain. Kami melangkah dari bagian belakang, sesekali mengawasi sekitar.
Charlie POVKasus itu sudah ditangani. Hansen sudah memberikan laporan terbaru bahwa mereka memang dari teroris lokal. Walau demikian, motif mereka masih tersembunyi. Investigasi dari pihak kepolisian kurang memuaskan. Aku menyadari ada sesuatu yang mereka incar. Bisa jadi ada sosok orang yang berharga datang saat itu.“Inspektur itu juga sudah dipecat, Tauke Besar. Kini dia berada di bawah naunganku, dan masih melakukan tindakan yang anda perintahkan.”“Baguslah, tetap awasi dia.”“Keluarga dari Hongkong sudah memberikan balasan terkait pesan anda, Tauke Besar. Dan kami juga akan segera mengirim benda itu. Dan keluarga Hero dari Jepang juga sudah memberikan balasan. Mereka terbuka dengan rencana itu, tapi alangkah baiknya kita juga mengunjungi mereka. Aku mendapat kabar bahwa putri bungsu mereka juga akan melakukan pernikahan dalam waktu dekat ini. Walau mereka berada di pihak kita, tetap kita harus memperlakukan mereka dengan baik, Tauke Besar.”“Ide yang bagus, atur jadwal penerban
Charlie POVSetelah membantu Ragata (Ceritanya ada di novel Gagal Nikah?), aku bergegas kembali ke bandara. Sebab malam ini aku harus melanjutkan aliansi keluarga. Berat rasanya meninggalkan Dita seorang Dita di masa-masa yang penting ini. Tapi dari dokter, usia kelahiran bayi kami masih beberapa minggu lagi.Aku akan datang.Mr.Gu, pilot keluarga Clark menyambut kami di bandara. Dan segera lepas landas begitu seluruh anggota masuk. Layar dihadapanku menunjukkan surat-surat wasiat dari kakek. Aku harus mengalihkan perhatianku, dan bekerja adalah salah satu caranya.Beberapa fakta baru aku dapatkan beberapa menit lalu. Ternyata ada banyak hal yang tidak aku ketahui mengenai silsilah keluarga Clark. Tentang kakek, nenekku yang ternyata masih hidup? Dan kabar mengejutkan, bahwa aset kekayaan kakek lebih dari apa yang aku bayangkan. Dia juga memiliki kapal pesiar yang kini resmi berlayar. Bahkan termasuk sebagai daftar favorit yang untuk menikmatinya saja harus reservasi 1 tahun sebelumn
Charlie POVSepuluh menit sebelum jarum jam menuju ke pukul dua dini hari, aku terbangun. Rasanya masih sekitar satu jam aku terlelap usai Tn.Emilio menyuruh tidur. Tapi mimpi bertemu kakek di hari pernikahanku berulang terus menerus. Membuatku tidak bisa melanjutkan tidur.Ah iya. Catatan kakek. Ada satu lembar yang membuatku penasaran dan itu mengganggu pikiranku. Tentang kematian. Aku bukan ahli dalam mengartikan sebuah makna, tapi mungkin kali ini aku harus mencobanya. Bahkan tentang surat yang aku baca beberapa saat lalu belum terpecahkan hingga detik ini.Tentang kematianKau akan mendapatkan catatan ini setelah aku meninggal. Tidak usah khawatir, sebab aku sudah mempersiapkan ini sejak awal. Kau tau, nak. Aku menganggapmu lebih dari seorang cucu, kau persis seperti ayahmu. Ketahuilah bahwa dulu, sebelum ayahmu menjauh dariku, banyak hal yang aku sesali.Tapi setelah kau bisa melangkah dan memelukku saat aku berkunjung. Maka semua rasa yang ada di pikiranku berubah. Sekarang kau