Beranda / Pernikahan / Istri yang Terpaksa Kau Nikahi / BAB 77 — AKU MENGIKHLASKANMU

Share

BAB 77 — AKU MENGIKHLASKANMU

Penulis: Sinar Rembulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Tenggorokan Gamma saat ini terasa kering kerontang bak tak dialiri air selama beberapa hari. Pria itu susah payah menelan ludahnya sendiri. Dalam hati ia juga merutuki kebodohannya yang tak sempat berpikir dan menyusun scenario agar tak menemui kejanggalan seperti ini. Namun, Semua itu di luar kendalinya. Rena mendadak kritis juga tak pernah ia duga bahkan ketika sampai di tempat ini lalu dokter menyatakan adik iparnya meninggal, itu juga bukan rencananya.

Hah! Rumit!

Jika sudah begini, Gamma harus menajwab bagaimana? Apakah ini waktunya jujur dengan Serra bahwa memang ia yang membiayai semua keperluan Rena di rumah sakit selama ini? Ah, tapi jangan! Ia tidak mau Serra terkejut kembali apalagi bila mengetahui Gamma telah mendonorkan darah untuk Rena.

“Kenapa kau diam, Gamma?” tegur Serra ketika suaminya belum juga menjawab pertanyaan yang ia berikan beberapa saat lalu.

Pria yang telah menjadi suami sah Serra itu lantas membuang napas pelan. Selanjutnya tangan kekar Gamma bergerak m
Sinar Rembulan

Hai, guys! Maaf terlambat update satu lagi tengah malam ya :) Thank you for waiting, HAPPY READING!

| 17
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
siti mutmainah
jd mewek bacanya
goodnovel comment avatar
Ros Rosmah
setiap pertemuan pasti ada perpisahan
goodnovel comment avatar
Fitriyani Puji
semangat serra semoga selanjut nya kamu akn slalu bahagia semangat dan slalu sehat thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 78 — NINDIRA AYU PRAMESWARI

    Suasana duka menyelimuti makam milik keluarga Pranadipta, Pilu yang sejak hari lalu bertalu kini menimbulkan bekas yang membiru dalam kalbu. Bahkan awan turut mengabu, seakan berkabung untuk hati yang sendu. Cuaca pagi ini mendung. Awan-awan gelap itu tampak menggantung dan sebentar lagi bersiap menghujam bumi dengan hujan. Rintik kecil mulai bermunculan walau jarang. Meskipun hanya beberapa orang yang berkumpul di tempat ini, akan tetapi dukungan dan doa yang diberikan untuk Rena terasa begitu kuat. Rasa kehilangan yang dalam menggerakkan hati mereka untuk tulus mngiringi kepergian Rena dengan doa-doa. Di antara orang-orang yang sedang berdiri mengelilingi pusara bertabur bunga mawar itu hanya Serra, Romana, William, juga Gamma yang berjongkok seraya menabur beberapa sisa kelopak bunga di atas gundukan tanah yang basah itu. Ya, jenazah Rena sudah dikebumikan beberapa saat yang lalu. Serra tidak lagi menangis, walau beberapa kali sempat terlihat oleh Gamma bagaimana istrinya menye

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 79 — SURAT RENA UNTUK WILLIAM

    “Ada apa denganmu, Will?” Gamma menghampiri sang adik yang sedang menatap kosong ke arah jendela. Entah apa yang sedang dipikirkannya, tetapi bisa Gamma lihat dengan jelas bagaimana wajah kacau adiknya itu. Sebelumnya ia tak pernah melihat William sekalut ini, sekalipun masalah yang sedang mereka terima cukup rumit dan buruk. Bahkan lelaki itu tak menoleh kala Gamma menyapanya. “What are you doing?” tanya Gamma seraya menepuk bahu William membuat laki-laki berbaju biru itu berjingkat karena terkejut. “Kau? Hah! Kau membuat jantungku hampir meledak, sialan!” William membuang napas kasar seraya memegang dadanya yang kini berdentam hebat. Lelaki itu memejamkan mata kemudian memperbaiki aliran napasnya sendiri. “Kenapa kau ke sini tidak ketuk pintu, sih?” Seketika itu juga tertawa. “Oiya? Asal kau tahu, Aku sudah mengetuk pintu bahkan memanggilmu tetapi kau tidak menyahut, malah melamun ke arah jendela seperti pria yang sedang putus cinta!” Desahan panjang keluar dari bibir William. “

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 80 — KACAU BALAU

    “Astaga, Gamma! Kenapa kau turun tangga dengan lari-lari seperti itu? Kau hampir menabrak ibu!” tegur Romana kepada sang putra. Wanita paruh baya itu manatap Gamma dengan tajam seraya menjauhkan nampan yang sedang ia bawa. Hampir saja isi nampan itu tumpah ruah dan berserakan – karena tertabrak Gamma – bila saja Romana tidak memiliki reflek yang baik. “Kalau nampan ini jatuh semua pecah, Gamma!” Romana menggelengkan kepalanya, Wanita itu heran dengan tingkah laku Gamma yang sejak kecil tidak berubah. Bila ia tergesa maka akan berjalan tanpa melihat kanan kiri. Sesaat kemudian, Helaan napas kasar terdengar dari Gamma. “Maaf, Bu, aku buru-buru, dan tidak lihat kalau ada ibu dari arah samping,” jawab Gamma menjelaskan apa yang sebenarnya ia alami. “Buru-buru boleh, asal jangan kehilangan fokus seperti ini, kau bisa membahayakan orang lain, ibu sudah ingatkan itu berkali-kali!” Bagaimana bisa fokus saat pikiran Gamma saat ini sedang kacau balau. Semua yang ada di kepala pria itu kini t

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 81 — JUJURLAH PADAKU!

    Serra menyingkap bantal berwarna putih yang ada di sebelah kirinya. Betapa terkejutnya Gamma saat melihat apa yang ada di bawah benda empuk berbentuk persegi itu. Beberapa lembar kertas putih dan amplop-amplop berwarna biru muda berlogo rumah sakit yang sebelumnya ia cari. Bagaimana bisa Serra mendapatkan berkas-berkas itu? Entahlah, Gamma sendiri tidak tahu. Yang jelas setelah ia lalai menyimpan semua bill pembayaran dalam laci nakas. Pria itu segera memindahkannya ke tempat yang lebih aman – Sepertinya. Ia merasa sudah menyembunyikannnya pada loker walk in closet yang tak pernah di buka Serra, akan tetapi sampai saat ini benak Gamma masih penuh dengan pertanyaan mengapa istrinya itu masih dapat menemukannya juga? Mungkin benar kata banyak orang, bila ia tak bisa menyimpan sebuah bangkai. Serapat apapun Gamma menutupinya, semua akan tercium juga. Dan kini istrinya sendiri yang telah menemukan apa yang Gamma sembunyikan. Detik berikutnya, Serra menyerahkan lembaran kertas itu di ha

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 82 — SUSU STRAWBERY

    Pukul 19.00 WIB Gamma sedang sibuk mengutak atik sebuah televisi layar datar berukuran 100 inch yang terletak di ruang tengah dengan sebuah remote. Sesuai dengan janjinya, pria itu mengajak sang istri menonton sebuah film yang baru saja rilis. Ia berharap semoga dengan menonton film itu, Serra bisa melupakan kesedihannya walau sebentar, atau setidaknya suasana hati istrinuya itu sedikit membaik. Di depannya sudah tersaji sepiring kentang goreng beserta tiga jenis saus, sepiring potato skins, dua toples almond tulies, dua kotak susu UHT, dan beberapa makanan ringan yang tentunya ramah untuk ibu hamil. Apakah semua itu Gamma yang menyiapkannya? Benar. Lelaki itu sejak sore sudah sibuk sendiri di dapur untuk menyulap tiga buah kentang menjadi sebuah camilan. Gamma juga yang membeli semua makanan ringan dan susu UHT itu saat Serra sedang istirahat siang tadi. Sementara di sisi lain, Serra yang baru saja menyusul suaminya di ruang tengah dibuat terheran-heran dengan apa yang tersusun rap

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 83 — ANDAI KAU TAHU

    Keesokan harinya. Ketika kedua kelopak mata Gamma terbuka, hal yang pertama kali pria itu lihat adalah langit-langit atap berwarna putih. Lampu-lampu yang terpasang di atasnya menyala, kemudian kedua telinganya juga suara sebuah televisi yang sedang menyiarkan sebuah iklan minuman. Laki-laki itupun segera mengusap wajahnya dengan kasar. Detik berikutnya laki-laki itu menguap, lalu mengerjap-ngerjapkan mata mengumpulkan kesadaran yang belum sepernuhnya terkumpul. Baru Gamma sadari bahwa saat ini ia berada di ruang tengah. Ruangan yang ia gunakan bersama Serra untuk menghabiskan malam. Lelaki itu juga baru merasakan sebuah beban yang terasa cukup berat di tangan kirinya. Saat itu juga Gamma menundukkan kepalanya, ternyata tangan kirinya itu sedang menopang kepala Serra yang tertidur di sebelahnya. Astaga. Mereka ketiduran dan tidur berdua di sofa yang sempit itu! Laki-laki itu lantas melirik ke arah jam dinding, masih pukul 02.15 WIB. Masih terlalu pagi jika dikatakan sebagai jam b

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 84 – RIVAL LAMA

    Lima bulan kemudian.Seorang Wanita menyingkap sebuah tirai jendela berwarna putih susu. Tangan perempuan itu dengan hati-hati membuka jendela berkelir putih di hadapannya. Menghirup udara oksigen baru dan merasakan sejuknya embun di pagi hari. Itu Serra. Tubuh Wanita itu sedikit lebih berisi dibandingkan saat pertama kali ia tiba di rumah Gamma ini.“Hai, baby, apa kau merasakan udara segar pagi ini?” ujarnya seraya mengelus perutnya yang tak lagi rata. Sang bayi dalam kandungannya pun merespon dengan sebuah tendangan kecil membuat sebuah senyum kecil di bibir perempuan itu.“Anak nakal,” katanya seraya menggelakkan kekehan tawa yang pelan.Usia kandungan Serra saat ini sudah memasuki usia enam bulan. Perutnya pun sudah membuncit sempurna. Janin kecil yang sempat terancam nyawanya karena kondisi psikis ibunya yang beberapa kali mengalami tekanan baik mental maupun emosi, kini telah tumbuh menjadi bayi yang sehat. Bahkan setiap hari menendang perutnya. Tak jarang Serra sedikit meringi

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 85 – SKENARIO BARU!

    “Gamma, bekalmu sudah kusiapkan di sini, jangan lupa membawanya ya?”Serra meletakkan sebuah tas jinjing berwarwna abu yang ukurannya tidak terlalu besar di dekat lengan suaminya. Namun, sepertinya pria itu tidak mendengar apa yang ia katakan. Sebab kedua bola mata Gamma hanya berfokus pada sebuah benda pipih dengan layar menyala yang menampilkan pesan dari seseorang. Serra tak tahu itu siapa hanya lamat-lamat terlihat dari arah ia berdiri.Entah apa yang sedang dicermati oleh Gamma. Ia nampak serius, bahkanPualam hitam pria itu bergerak ke kanan dan ke kiri membaca barisan tinta digital tanpa berkedip. Dahinya menekuk dan kelopak matanya menyipit.Wanita itu sendiri sampai heran, mengapa Gamma menyimak pesan sampai sesrius itu. Lebih-lebih sendok berisi nasi goreng di tangan kanannya hanya dipegang tanpa ada pergerakan.“Gamma,” panggil Serra kembali dengan menyentuh lengan kanan suaminya melantaskan pria itu sedikit terlonjak.“Sayang! Ada apa?” tanya pria itu bersamaan dengan menat

Bab terbaru

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 286 — AKHIR YANG BAHAGIA

    “Apa yang membuat istriku ini melamun, hm?”Suara bariton itu membuyarkan lamunan Alisha. Bersamaan dengan kedua lengan kekar yang kini membelit tubuh rampignya dari arah belakang. Siapa lagi kalau bukan suaminya? Tentu hanya William, satu-satunya lelaki yang berada di rumah ini. Wanita itu hanya pasrah ketika pria itu menekan tubuhnya dan meletakkan kepala di ceruk leher jenjang miliknya. Bahkan Alisha tidak menolak sama sekali saat William mendekapnya begitu intim. Aroma susu yang menusuk indera penciuman sudah cukup memberikan informasi bahwa suaminya ini baru saja membersihkan diri. Ya, beberapa saat yang lalu mereka baru saja tiba di rumah setelah mengunjungi sang ibu mertua. Lexa masih belum bangun dari tidur siangnya. Membuat sepasang suami istri itu bebas melakukan apapun.“Coba katakan, apa yang sedang kau pikirkan hingga melamun begini? Ada sesuatu yang terjadi padamu?” tanya William lagi sebelum mengecup tengkuk istrinya dengan lembut.“Tidak, Will. Tidak ada yang terjadi

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 285 — PANGGIL SAJA DIA PAPA

    “Setelah sekian lama. Aku pikir, tidak akan pernah betemu lagi denganmu, Alisha.”Serra menolehkan kepala ke arah Alisha yang duduk di sebelahnya. Istri Gamma itu lebih dulu memulai pembicaraan setelah sekian lama saling bertukar geming dengan adik iparnya. Sejak mereka bertemu tadi hanya sebuah senyum yang mereka lemparkan satu sama lain. Lama tak bertemu, membuat mereka bingung apa yang harus diobrolkan selain bertukar sapa dan kabar, mungkin saja demikian.Dua menantu itu sedang menunggu di depan kamar Romana, membiarkan para putra Pranadipta menyelesaikan masalah yang terjadi. Tidak ingin ikut campur terlalu jauh dan memilih menunggu sembari mengamati buah hati mereka bermain kejar-kejaran. Padahal, baru beberapa detik yang lalu Sagara dan Lexa berkenalan, tak sampai hitungan menit mereka sudah dekat bagai tanpa sekat. Bahkan layaknya teman lama yang tak lama berjumpa. “Aku juga sempat berpikir begitu, Serra,” jawab Alisha setelah membuang napas panjang. Selanjutnya menguntai sen

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 284 — BERDAMAI DENGAN MASALAH

    “Siapa juga yang mau menyia-nyiakan wanita secantik istriku ini?”Sahutan dari William membuat tautan tubuh dua kaum hawa itu terlepas. Alisha langsung menyurut air matanya dan menyembunyikan wajahnya. Baru setelah semuanya terasa baik, wanita itu menoleh ke arah sumber suara. William sudah berdiri di ambang pintu bersama dengan Lexa yang sedang memegang sebuah cupcake di tangan kanannya. Entah sejak kapan mereka kembali dari dapur, Alisha hanya berharap William tidak mendengar semua kalimat yang dia ucapkan tadi. Tentu ia akan malu setengah mati.Pria itu lantas melanjutkan langkah kakinya, diikuti dengan Lexa yang sadar sang ayah lebih dulu pergi. Selanjutnya menggeser sebuah kursi yang terletak di samping nakas dan mendaratkan tubuhnya di sana.“Aku tidak akan bertindak bodoh seperti dulu,” sambungnya kemudian.“Kalau dia kembali seperti dulu lagi, laporkan padaku, Lisha! Aku yang akan maju memberinya pelajaran!” sahut Romana yang kini menoleh ke arah sang cucu. “Ah, rupanya dia be

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 283 — GET WELL SOON, GRANDMA!

    “Hai, Grandma!”Lengkingan suara itu berasal dari Lexa. Gadis itu kegirangan saat mengetahui dirinya akan menjenguk Romana. Sejak dari rumah tak henti-hentinya mengoceh tidak sabar bertemu Grandma-nya Uncle Painter—yang notabene adalah nenek kandungnya sendiri. Saking senangnya, anak itu pula yang memilihkan bingkisan untuk Romana. Dengan langkah kecilnya, Lexa berjalan menuju ranjang Romana, tempat dimana wanita paruh baya itu beristirahat, meninggalkan kedua orang tuanya yang mengekor di belakang. Tak lupa sebuah senyum tulus dari bibir mungilnya terbit lebih dulu. Tidak ada perasaan takut, meski baru pertama kali bertemu. “Hai, Manis!” sapa Romana usai mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Sedikit terkejut dengan kedatangan seorang anak perempuan yang begitu cantik. Namun, begitu menyadari William juga Alisha muncul di ambang pintu, wanita itu tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Sang Pencipta. Sebab pada akhirnya ia diijinkan untuk bertemu dengan cucu yang selama ini tak

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 282 — I MISS YOU SO MUCH, SON!

    Begitu pintu terbuka, pemandangan yang pertama kali dilihat oleh William adalah Romana yang sedang terbaring di atas ranjang. Dengan infuse cairan berwarna kuning yang terpasang di tangan kirinya. Dua matanya terpejam. Kantungnya begitu besar dan tampak menghitam. Entah sudah seberapa sering wanita paruh baya itu tidak mengistirahatkan diri. William hanya mendengar cerita dari Bi Sumi yang mengatakan bahwa Romana sulit tidur hingga harus diberikan obat agar mendapatkan waktu rehat yang cukup selama beberapa hari terakhir. Dokter telah mendiagnosa bahwa hipertensi Romana muncul karena kelelahan dan banyak pikiran. Seolah menyadari seseorang telah datang di kamar pribadinya, Romana perlahan membuka mata. Wanita itu hampir melompat karena terkejut mendapati putra bungsunya sudah berada di hadapan mata. Bahkan sampai terduduk dan hendak menyingkap selimut guna berjalan menyambut William.Sebesar itu rindunya terhadap putranya.“Jangan bangun dulu, Ibu belum sehat, kan,” tegur William ke

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 281 — KEINGINAN ANEH

    Alisha mengamati setiap detail rumah besar yang baru saja ia pijak ini. Setelah mendarat di tanah air, ia dengan keluarga kecilnya itu segera menuju bangunan mewah yang sempat ia tinggali selama beberapa bulan. Rumah pribadi milik William. Rumah yang menyimpan banyak cerita dan kenangan akan mereka. Mulai dari masa-masa perjodohan hingga mereka menikah. Rumah itu pula yang menjadi saksi bisu kisah cinta mereka.Baru berpijak di halaman rumah saja semua peristiwa yang terjadi bertahun-tahun silam langsung terputar. Peristiwa dimana William tidak mau membantunya menurunkan dan membawa koper. Juga peristiwa William membuang bekal makanan yang dibuat Alisha dengan susah payah. Ah, semua itu masih bisa mencubit hatinya.Alisha memang seperti ini. Terlalu melankolis hingga sulit melupakan hal-hal yang pernah terjadi padanya terutama kejadian buruk.“Biarkan saja kopernya, nanti biar aku dan Pak Man yang membawanya ke dalam.” William berkata demikian seraya membopong tubuh mungil putrinya ya

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 280 — LEXA MAU SEPERTI ATTA

    “Kalau kau tidak mau ikut, tidak apa-apa. Biar aku yang pulang sendiri ke Indonesia, tetapi mungkin aku akan kembali saat ibu sudah baikan.”William memutar tubuh dan melihat ke arah sang istri yang datang membawa satu piring lauk menu makan malam mereka hari ini. Lelaki yang tengah mengenakan piyama biru tua itu lantas menarik sebuah kursi berbahan kayu kemudian mendaratkan tubuhnya di sana, menunggu jawaban Alisha. Sedangkan Alisha belum mengatakan sepatah kata pun terkait hal yang sedang mereka rundingkan. Sepasang suami istri itu baru saja membahas terkait dengan kabar Romana yang jatuh sakit.Situasi itu, membuat William harus pulang sesegera mungkin. Tidak ingin keadaan ibunya semakin parah, sebab obat yang paling manjur hanyalah kedatangan dirinya. Namun, ia tak mungkin juga meninggalkan Alisha dan Lexa lagi. Untuk itu, William berinisiatif untuk mengajak mereka kembali ke Indonesia. Ia juga ingin menunjukkan pada ibunya bila dia setidaknya sudah bisa memperbaiki hubungan perni

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 279 — BLUE CUPCAKE

    “Mama Sha? Wau! Ada cake dari siapa, Ma?”Lexa menaiki bangku, lalu mengamati barisan cupcake brownies berhias krim warna-warni pada sebuah piring yang terletak di atas meja makan. Anak kecil berkuncir dua itu baru saja menyusul sang mama ke dapur, setelah sebelumnya asik menonton film kartun favorite-nya di ruang tengah. Bocah itu tertarik pada salah satu krim yang berwarna biru dengan taburan cokelat mutiara putih, tetapi tak berani mengambilnya sebab belum diijinkan oleh sang mama. Alisha melempar senyum pada putrinya. Lalu merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan tubuh Alexandra. “Mama baru saja beli, Sayang. Kau mau makan?”Anggukan kepala diberikan oleh gadis kecil itu. Alisha lantas mendekatkan piring berisi kue-kue itu ke arah Lexa, agar mengambil sendiri kue yang dia mau.“Blue, is my favorite!” seru Lexa dengan nada yang menggemaskan. Selanjutnya mengambil kue berwarna biru seperti yang inginnkannya. “Kalau yang itu, Ma?” Anak itu menunjuk ke potongan brownies biasa yang t

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 278 — KEBENARAN

    Di tempat lain.“Kau terlalu cepat membuat keputusan, Nak. William juga punya hak atas perusahaan. Kau tidak bisa memecatnya sembarangan seperti pegawai lainnya. Dan, Ibu rasa selama ini dia tidak pernah absen kecuali beberapa waktu belakangan. Itupun kau tahu karena dia sedang mengurus keluarganya. Dimana akal sehatmu, Gamma!”Teguran dengan nada cukup keras itu diberikan Romana kepada Gamma yang sedang duduk di atas kursi kerjanya. Beberapa saat yang lalu, wanita paruh baya itu mendapatkan kabar bila Putra sulungnya mengirimkan surat pemecatan kepada adiknya sendiri.Tentu saja Romana tidak terima akan hal itu. Gamma tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan William. Gamma hanya tersulut emosi sebab beberapa investor marah padanya satu hari yang lalu. “Aku tidak mau ada pengacau di perusahaan, Bu. Ibu juga tahu sendiri bagaimana para investor dan pemegang saham menegurku karena progress yang lambat. Sedangkan William pergi tanpa mengurus pekerjaannya sama sekali! Dia harus diberika

DMCA.com Protection Status