Home / Pernikahan / Istri yang Terpaksa Kau Nikahi / BAB 189 — THAT'S JUST YOUR PAST!

Share

BAB 189 — THAT'S JUST YOUR PAST!

Author: Sinar Rembulan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ketika berjalan menuruni tangga yang ada di pikiran Gamma hanyalah satu, menemukan sang istri dan memeluknya erat. Ia tahu Serra sangat terpukul dengan kejadian malam ini. Siapa yang bisa merasa baik-baik saja setelah dicemooh dan dipermalukan di hadapan semua orang? Terlebih di depan orang-orang penting dan memiliki jabatan. Rossa memang wanita kurang ajar! Seharusnya ia juga juga menampar mulutnya tadi! Sayangnya ia tak ingin melanggar peraturan, ia tak ingin bermain tangan dengan perempuan. Tetapi tidak apa-apa, meski ia tak bisa memukul Rossa, ia cukup puas kali ini karena bisa melampiaskan emosi yang selama ini ia pendam kepada Adam.

Ya ya ya. That’s enough, even in the midst of her unresolved fury.

Persetan dengan mereka dan kekacauan di lantai dua. Ia hanya ingin melihat Serra saat ini. Entah kemana perginya wanita itu, Gamma tidak tahu. Dirinya sendiri pun panik, tidak tahu kemana arah yang harus ia tuju. Ingin mengamuk lagi tetapi itu tak akan berpengaruh apa-apa, tak akan me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (14)
goodnovel comment avatar
siti mutmainah
alhmdulillah rasain tuh rossa
goodnovel comment avatar
Ros Rosmah
wajarlah si rossa jatu dia.keterlaluan
goodnovel comment avatar
Lilis Kaniasari
syukurin rosa kena karma celaka
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 190 — KARMA FOR THE QUEEN OF DRAMA

    Mendengar Rossa terjatuh, sebenarnya Gamma ingin acuh. Tidak peduli dengan nasibnya. Masa bodoh jika mantan kekasihnya itu akan mengalami hal apa, pun jika terjadi hal buruk maka terkutuklah! Biarkan saja Rossa menerima karmanya! Namun, lagi-lagi Serra dengan kerendahan hatinya memaksa Gamma agar membantu wanita itu.“Bagaimanapun dia jatuh di café kita, Gamma. Lupakan sejenak statusnya siapa, tapi sebagai pemilik kita harus membantu dan bertanggung jawab atas kejadian itu,” kata istrinya beberapa saat yang lalu.Sungguh hati istrinya ini mulia sekali, bukan? Masih ingin peduli dengan seseorang yang baru saja mempermalukannya dan menghinanya di hadapan banyak orang. Jika ia menjadi Serra tidak akan pernah sedikit membantu Wanita itu. Akan tetapi Serra yang sebenarnya tidak demikian. Mau tidak mau Gamma harus melakukannya, menyusul William dan Romana ke rumah sakit milik keluarganya. Toh, ia sudah berjanji akan mengakhiri semua perselisihan yang terjadi antara dirinya dengan Rossa. Dan

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 191 — PENGAMPUNAN

    “Sayang?” Gamma memanggil seraya memeluk Serra dari belakang. Pria itu baru saja mandi, wangi sabunnya menguar kemana-mana. Ah, entah kenapa Serra selalu menyukainya. Sedang Gamma sendiri tidak peduli bahwa perempuan yang sedang dipeluknya itu belum mandi. Sudah terkena air atau belum baginya aroma tubuh istrinya sama saja. Selepas membersihkan diri, ia langsung menuju meja makan menyusul sang istri yang sejak subuh berpamitan untuk membuat sarapan, tetapi hingga pukul delapan pagi masih saja berkutat di tempat ini. Padahal biasanya tidak pernah memasak selama itu, toh hanya porsi untuk berdua saja. Seharusnya tidak sampai berjam-jam lamanya. “Kau habis mandi?” tanya wanita itu seraya menaruh sebuah kotak bekal berbahan akrilik di meja. “Iya,” sahut Gamma dengan suara berat. Dua detik berikutnya, dahi Gamma terlipat kala melihat beberapa buah segar telah dipotong dan dikemas dalam sebuah tempat makan. Tidak hanya buah saja, sepotong daging salmon yang Gamma duga sudah di-steam

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 192 — KITA SELESAI!

    “Memang kau sudah tahu dimana ruangan rawat inapnya?”“Sudah, Gamma, tadi pagi ibu memberitahuku. Mandevila nomor 26, lantai empat.”Gamma dan Serra telah tiba di rumah sakit. Dengan langkah mantap, sepasang suami istri itu berjalan beriringan menyusuri lorong-lorong beraroma antiseptic ini. Setelah beberapa saat menaiki lift menuju lantai empat. Kabarnya Romana sudah pulang, wanita paruh baya itu hanya menegok sebentar selanjutnya pergi menuntaskan agendanya pada hari ini.Sebenarnya dalam hati Gamma tidak sepenuhnya merasa lega. masih ada sisa-sisa kemarahan tempo hari. Wajar ia hanya manusia biasa, memaafkan mungkin bisa, tapi melupakan itu butuh banyak perjuangan. Lalu merelakan, itu juga butuh beribu keikhlasan. Ia sendiri juga yakin bahwa Serra juga merasakan hal yang sama. Hanya saja mereka harus tetap melakukan, karena tak ingin membuat perpanjangan konflik di masa depan. Mereka hanya ingin Sagara—putra mereka yang belum lahir ke dunia— kedepannya akan hidup bahagia.Setelah m

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 193 — START TO OUR FRIENDSHIP.

    Gamma menghentikan ayunan kakinya tatakala melihat sesosok pria sedang duduk di sudut taman yang sepi. Adam sahabat lama yang sejak setahun lalu memiliki jarak yang begitu panjang dengannya. Bisa ia lihat dengan jelas bagaimana lelaki berkemeja kusut itu mengacak-acak rambutnya sendiri. Kepalanya tertunduk dan bibirnya meraung tanpa suara mencerminkan kepedihan yang ia rasakan di dalam hatinya. Sebetulnya, Gamma tidak ingin ikut campur dengan masalah yang sedang dihadapi oleh Adam. Namun, mendengar semua emosi yang diluapkan beberapa saat yang lalu, hatinya cukup tersentuh. Apalagi saat Adam mengatakan bahwa sedang berusaha memperbaiki hubungan dengan dirinya. Hubungan persahabatan yang pernah berantakan karena Rossa. Ya, itu kalimat yang pertama kali ia dengar saat tiba di depan ruangan. Jika benar begitu, apakah Gamma selama ini salah menilainya? Atau karena Adam berusaha memperbaiki hubungan hanya untuk mendapatkan uang saja? Entah, tetapi jika memang memiliki niat buruk terhadapn

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 194 — I'II LISTEN TO YOU

    Serra telah memanggil seorang perawat untuk menenangkan Rossa. Sedang wanita itu sudah lebih tenang dari sebelumnya. Tangis yang semula histeris sudah mereda. Tidak ada lagi jeritan-jeritan yang terdengar di indera pendengaran. Meski demikian Serra belum berani mengajak Rossa bicara. Memilih menunggu di luar, memberi waktu sejenak dengan wembiarkan wanita itu menenangkan hatinya sendiri.Setelah di rasa cukup dan merasa waktunya tepat, Serra memberanikan diri untuk memasuki ruangan rawat inap bernuansa biru. Diketuknya pintu yang terbuka itu beberapa kali sebagai symbol sapaan permisi. Namun, sang penghuni tak memberikan sepatah diksi, hanya diam menatap jendela kaca yang lebar membentang dengan tatapan tanpa emosi.Karena tak kunjung mendapat jawaban, Serra melangkah dengan perlahan, menghampiri Rossa yang terbaring di atas brankar. Jejak-jejak air itu masih tersisa bahkan deras menggelangsar. Bola matanya basah dengan kabut tipis yang samar. Sebagai sesama perempuan ia paham betul b

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 195 — APA ADANYA

    Haruskah? Itu pertanyaan yang terlintas di kepala Rossa. Tetapi tidak berani ia ungkapkan. Satu lagi rasa penasaran yang belum terjawab. Mengapa setelah sekian lama, setelah pertengkaran mereka yang begitu panjang, Gamma menanyakan hal aneh seperti ini? Dan mengapa baru sekarang? Mengapa tidak sejak dulu? “Gam—” “Sudah kubilang, aku akan percaya, asal kau berkata yang sebenarnya,” potong lelaki itu sebelum Rossa memberikan argument kembali. “Aku butuh pengakuanmu. Kenapa mengkhianatiku?” “Aku tidak mengkhianatimu!” bantah wanita itu. “Berhenti menuduhku berkhianat! “Lalu?” “Sejak awal kau lah yang tidak menginginkan kehadiranku,” jawab wanita itu dengan nada lemah. Sebulir air telah mengalir, terjun bebas tanpa perintah. Ada sesak yang menghantam dada kala wanita itu mengingat kisah cintanya dengan Gamma yang berantakan. Kedua tangannya meremas selimut yang menutupi Sebagian tubuhnya. “Gamma, aku benci mengingat ini! Tapi pernahkah kau bertanya dengan dirimu sendiri, kenapa aku t

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 196 — SEBUAH KETAKUTAN

    “Hal apa yang sedang berkutat di kepala cantikmu itu?” Demikian pertanyaan yang dilontarkan oleh Gamma ketika mendapati istrinya sedang melamun—sembari duduk pada ayunan di pinggir kolam renang. Buku ajar bertopik parenting yang ada dipangkuannya hanya dibiarkan terbuka tanpa dibaca. Tangannya bertopang dagu dan dua manik gelap itu hanya mengarah air kolam yang bergerak-gerak terguncang angin. Sejak kembali dari rumah sakit, wanita itu lebih banyak diam daripada biasanya. Perasaan Gamma mengatakan demikian. Faktanya juga begitu. Saat meeting berlangsung ia sesekali mencuri pandang, mengamati istrinya. Ya, mereka duduk tak berjauhan, hanya berjarak beberapa meter dan terpisah dengan pintu kaca. Gamma di dalam ruangan dan Serra berada di luar membuat lelaki itu bebas memantau istrinya. Sedangkan Serra, setelah tersadar menoleh ke arah sumber suara. Gamma sedang berdiri tepat di hadapannya membawa segelas susu lengkap dengan beberapa cubes es batu yang terapung di permukaan. Pria itu s

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 197 — YOU ARE MY EVERYTHING!

    “Aku juga tidak tahu, Sayang. Tadi saat aku mau keluar ruangan, Rossa hanya meminta jangan ditemukan denganmu dulu.” Jawaban jujur Gamma membuat istrinya kembali memajukan bibir. Wanita itu membuang napas, kemudian mengurai dekapan sang suami. “Lalu kau iya kan permintaan itu saja? Kenapa tidak membujuk untuk berdamai denganku?” Tangannya lalu bergeser, meraih segelas susu yang masih dingin dan meneguknya dengan pelan. Berharap suhu rendah yang masuk dalam tubuhnya itu mampu mendinginkan perasaannya yang mulai membara. Hati wanita mana yang tidak panas usai melihat suaminya berpelukan dengan sang mantan? Sudah berulang kali ia mencoba berpikir positif, tetapi kenyataannya tetap demikian. kendati ia tak tahu apa yang sebelumnya mereka bicarakan, tetapi hal itu tetap membuat hatinya terbakar api cemburu. Terlebih, Serra tidak diijinkan menemui Rossa dengan dalih harus segera beristirahat. Dan wanita itu sendiri mengatakan tidak ingin bertemu dengannya untuk sementara waktu. Sementara

Latest chapter

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 286 — AKHIR YANG BAHAGIA

    “Apa yang membuat istriku ini melamun, hm?”Suara bariton itu membuyarkan lamunan Alisha. Bersamaan dengan kedua lengan kekar yang kini membelit tubuh rampignya dari arah belakang. Siapa lagi kalau bukan suaminya? Tentu hanya William, satu-satunya lelaki yang berada di rumah ini. Wanita itu hanya pasrah ketika pria itu menekan tubuhnya dan meletakkan kepala di ceruk leher jenjang miliknya. Bahkan Alisha tidak menolak sama sekali saat William mendekapnya begitu intim. Aroma susu yang menusuk indera penciuman sudah cukup memberikan informasi bahwa suaminya ini baru saja membersihkan diri. Ya, beberapa saat yang lalu mereka baru saja tiba di rumah setelah mengunjungi sang ibu mertua. Lexa masih belum bangun dari tidur siangnya. Membuat sepasang suami istri itu bebas melakukan apapun.“Coba katakan, apa yang sedang kau pikirkan hingga melamun begini? Ada sesuatu yang terjadi padamu?” tanya William lagi sebelum mengecup tengkuk istrinya dengan lembut.“Tidak, Will. Tidak ada yang terjadi

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 285 — PANGGIL SAJA DIA PAPA

    “Setelah sekian lama. Aku pikir, tidak akan pernah betemu lagi denganmu, Alisha.”Serra menolehkan kepala ke arah Alisha yang duduk di sebelahnya. Istri Gamma itu lebih dulu memulai pembicaraan setelah sekian lama saling bertukar geming dengan adik iparnya. Sejak mereka bertemu tadi hanya sebuah senyum yang mereka lemparkan satu sama lain. Lama tak bertemu, membuat mereka bingung apa yang harus diobrolkan selain bertukar sapa dan kabar, mungkin saja demikian.Dua menantu itu sedang menunggu di depan kamar Romana, membiarkan para putra Pranadipta menyelesaikan masalah yang terjadi. Tidak ingin ikut campur terlalu jauh dan memilih menunggu sembari mengamati buah hati mereka bermain kejar-kejaran. Padahal, baru beberapa detik yang lalu Sagara dan Lexa berkenalan, tak sampai hitungan menit mereka sudah dekat bagai tanpa sekat. Bahkan layaknya teman lama yang tak lama berjumpa. “Aku juga sempat berpikir begitu, Serra,” jawab Alisha setelah membuang napas panjang. Selanjutnya menguntai sen

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 284 — BERDAMAI DENGAN MASALAH

    “Siapa juga yang mau menyia-nyiakan wanita secantik istriku ini?”Sahutan dari William membuat tautan tubuh dua kaum hawa itu terlepas. Alisha langsung menyurut air matanya dan menyembunyikan wajahnya. Baru setelah semuanya terasa baik, wanita itu menoleh ke arah sumber suara. William sudah berdiri di ambang pintu bersama dengan Lexa yang sedang memegang sebuah cupcake di tangan kanannya. Entah sejak kapan mereka kembali dari dapur, Alisha hanya berharap William tidak mendengar semua kalimat yang dia ucapkan tadi. Tentu ia akan malu setengah mati.Pria itu lantas melanjutkan langkah kakinya, diikuti dengan Lexa yang sadar sang ayah lebih dulu pergi. Selanjutnya menggeser sebuah kursi yang terletak di samping nakas dan mendaratkan tubuhnya di sana.“Aku tidak akan bertindak bodoh seperti dulu,” sambungnya kemudian.“Kalau dia kembali seperti dulu lagi, laporkan padaku, Lisha! Aku yang akan maju memberinya pelajaran!” sahut Romana yang kini menoleh ke arah sang cucu. “Ah, rupanya dia be

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 283 — GET WELL SOON, GRANDMA!

    “Hai, Grandma!”Lengkingan suara itu berasal dari Lexa. Gadis itu kegirangan saat mengetahui dirinya akan menjenguk Romana. Sejak dari rumah tak henti-hentinya mengoceh tidak sabar bertemu Grandma-nya Uncle Painter—yang notabene adalah nenek kandungnya sendiri. Saking senangnya, anak itu pula yang memilihkan bingkisan untuk Romana. Dengan langkah kecilnya, Lexa berjalan menuju ranjang Romana, tempat dimana wanita paruh baya itu beristirahat, meninggalkan kedua orang tuanya yang mengekor di belakang. Tak lupa sebuah senyum tulus dari bibir mungilnya terbit lebih dulu. Tidak ada perasaan takut, meski baru pertama kali bertemu. “Hai, Manis!” sapa Romana usai mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Sedikit terkejut dengan kedatangan seorang anak perempuan yang begitu cantik. Namun, begitu menyadari William juga Alisha muncul di ambang pintu, wanita itu tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Sang Pencipta. Sebab pada akhirnya ia diijinkan untuk bertemu dengan cucu yang selama ini tak

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 282 — I MISS YOU SO MUCH, SON!

    Begitu pintu terbuka, pemandangan yang pertama kali dilihat oleh William adalah Romana yang sedang terbaring di atas ranjang. Dengan infuse cairan berwarna kuning yang terpasang di tangan kirinya. Dua matanya terpejam. Kantungnya begitu besar dan tampak menghitam. Entah sudah seberapa sering wanita paruh baya itu tidak mengistirahatkan diri. William hanya mendengar cerita dari Bi Sumi yang mengatakan bahwa Romana sulit tidur hingga harus diberikan obat agar mendapatkan waktu rehat yang cukup selama beberapa hari terakhir. Dokter telah mendiagnosa bahwa hipertensi Romana muncul karena kelelahan dan banyak pikiran. Seolah menyadari seseorang telah datang di kamar pribadinya, Romana perlahan membuka mata. Wanita itu hampir melompat karena terkejut mendapati putra bungsunya sudah berada di hadapan mata. Bahkan sampai terduduk dan hendak menyingkap selimut guna berjalan menyambut William.Sebesar itu rindunya terhadap putranya.“Jangan bangun dulu, Ibu belum sehat, kan,” tegur William ke

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 281 — KEINGINAN ANEH

    Alisha mengamati setiap detail rumah besar yang baru saja ia pijak ini. Setelah mendarat di tanah air, ia dengan keluarga kecilnya itu segera menuju bangunan mewah yang sempat ia tinggali selama beberapa bulan. Rumah pribadi milik William. Rumah yang menyimpan banyak cerita dan kenangan akan mereka. Mulai dari masa-masa perjodohan hingga mereka menikah. Rumah itu pula yang menjadi saksi bisu kisah cinta mereka.Baru berpijak di halaman rumah saja semua peristiwa yang terjadi bertahun-tahun silam langsung terputar. Peristiwa dimana William tidak mau membantunya menurunkan dan membawa koper. Juga peristiwa William membuang bekal makanan yang dibuat Alisha dengan susah payah. Ah, semua itu masih bisa mencubit hatinya.Alisha memang seperti ini. Terlalu melankolis hingga sulit melupakan hal-hal yang pernah terjadi padanya terutama kejadian buruk.“Biarkan saja kopernya, nanti biar aku dan Pak Man yang membawanya ke dalam.” William berkata demikian seraya membopong tubuh mungil putrinya ya

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 280 — LEXA MAU SEPERTI ATTA

    “Kalau kau tidak mau ikut, tidak apa-apa. Biar aku yang pulang sendiri ke Indonesia, tetapi mungkin aku akan kembali saat ibu sudah baikan.”William memutar tubuh dan melihat ke arah sang istri yang datang membawa satu piring lauk menu makan malam mereka hari ini. Lelaki yang tengah mengenakan piyama biru tua itu lantas menarik sebuah kursi berbahan kayu kemudian mendaratkan tubuhnya di sana, menunggu jawaban Alisha. Sedangkan Alisha belum mengatakan sepatah kata pun terkait hal yang sedang mereka rundingkan. Sepasang suami istri itu baru saja membahas terkait dengan kabar Romana yang jatuh sakit.Situasi itu, membuat William harus pulang sesegera mungkin. Tidak ingin keadaan ibunya semakin parah, sebab obat yang paling manjur hanyalah kedatangan dirinya. Namun, ia tak mungkin juga meninggalkan Alisha dan Lexa lagi. Untuk itu, William berinisiatif untuk mengajak mereka kembali ke Indonesia. Ia juga ingin menunjukkan pada ibunya bila dia setidaknya sudah bisa memperbaiki hubungan perni

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 279 — BLUE CUPCAKE

    “Mama Sha? Wau! Ada cake dari siapa, Ma?”Lexa menaiki bangku, lalu mengamati barisan cupcake brownies berhias krim warna-warni pada sebuah piring yang terletak di atas meja makan. Anak kecil berkuncir dua itu baru saja menyusul sang mama ke dapur, setelah sebelumnya asik menonton film kartun favorite-nya di ruang tengah. Bocah itu tertarik pada salah satu krim yang berwarna biru dengan taburan cokelat mutiara putih, tetapi tak berani mengambilnya sebab belum diijinkan oleh sang mama. Alisha melempar senyum pada putrinya. Lalu merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan tubuh Alexandra. “Mama baru saja beli, Sayang. Kau mau makan?”Anggukan kepala diberikan oleh gadis kecil itu. Alisha lantas mendekatkan piring berisi kue-kue itu ke arah Lexa, agar mengambil sendiri kue yang dia mau.“Blue, is my favorite!” seru Lexa dengan nada yang menggemaskan. Selanjutnya mengambil kue berwarna biru seperti yang inginnkannya. “Kalau yang itu, Ma?” Anak itu menunjuk ke potongan brownies biasa yang t

  • Istri yang Terpaksa Kau Nikahi   BAB 278 — KEBENARAN

    Di tempat lain.“Kau terlalu cepat membuat keputusan, Nak. William juga punya hak atas perusahaan. Kau tidak bisa memecatnya sembarangan seperti pegawai lainnya. Dan, Ibu rasa selama ini dia tidak pernah absen kecuali beberapa waktu belakangan. Itupun kau tahu karena dia sedang mengurus keluarganya. Dimana akal sehatmu, Gamma!”Teguran dengan nada cukup keras itu diberikan Romana kepada Gamma yang sedang duduk di atas kursi kerjanya. Beberapa saat yang lalu, wanita paruh baya itu mendapatkan kabar bila Putra sulungnya mengirimkan surat pemecatan kepada adiknya sendiri.Tentu saja Romana tidak terima akan hal itu. Gamma tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan William. Gamma hanya tersulut emosi sebab beberapa investor marah padanya satu hari yang lalu. “Aku tidak mau ada pengacau di perusahaan, Bu. Ibu juga tahu sendiri bagaimana para investor dan pemegang saham menegurku karena progress yang lambat. Sedangkan William pergi tanpa mengurus pekerjaannya sama sekali! Dia harus diberika

DMCA.com Protection Status