Adiwijaya: Kenapa diam? Apa terlalu sulit permintaanku, Le?
Itu tak sulit sebetulnya. Tapi berhubungan dengan Waluyo lah yang sulit. Termasuk dengan semua orang yang ada bersama dengannya. Sebenarnya ini adalah jawaban yang ingin Reiko jawab. Karena menurut Reiko semua permasalahannya sekarang ini karena berawal dari nama itu.
Reiko: Kalau begitu ceritanya berarti aku harus pergi ke Mesir bukan Kakek? Aku harus mengurus ini dan aku harus mengeceknya dulu. Aku tidak bisa percaya hanya dengan satu orang yang bernama Farhan itu.
Makanya dia memberikan jawaban seperti ini dan tentu saja Adiwijaya tersenyum simpul.
Sebenarnya cu
"Aku yakin kamu pasti senang banget denger kabar ini," seru Reiko saat teleponnya sudah tidak lagi tersambung dengan Endra.Tak berlama-lama, Reiko langsung menghubungi seseorang yang sudah tak sabar ingin diberitahukan tentang cerita itu. Dering telepon itu seakan membuatnya semakin tak sabaran."Ayolah angkat Bee," ucapnya yang memang sudah ingin cepat-cepat memberitakan semua hal positif yang didapatkannya pagi itu.Brigita: Halo sayang?Reiko: Bee aku dapat kabar bagus!Reiko sangat antusias sekali menyapa kekasihnya. Tapi itu justru hanya membuat Brigi
“Eish. Bee akan kembali." Bingung Reiko.“Aku memang tidak menyelingkuhinya, tapi…." sebetulnya karena ada kejadian di apartemen yang tentu saja tidak bisa dia ceritakan pada Brigita. Ini membuatnya sedikit berkedut di dahi.“Dia pasti marah kalau tahu soal itu.”Dan ini pula yang membuat Reiko cenat-cenut. Apalagi membayangkan yang terjadi kemarin antara dirinya dan Aida.“Tapi kondisiku memang sulit gara-gara kakek telepon aku mesti mengakui dia istriku, tidak bisa minta perawat untuk menjaganya. Dan kalau ada perawat bagaimana nanti dengan dokter Silvy? Haduh.”
"Dih," sinis Aida"Hahaha." Tapi malah mengundang gelak tawa Reiko yang sepertinya menikmati bagaimana Aida menunjukkan mimik wajah kesalnya itu.Dia benar-benar lagi bahagia. Tak menunjukkan sama sekali kemarahannya dan bisa bercanda begitu?Aida yakin seyakin yakinnya kalau modal itu memang sudah didapatkan oleh Reiko. Tapi memang tidak ada yang ingin diucapkan oleh Aida sehingga dia hanya menunggu Reiko mereda tawanya."Ya sudah kalau kamu mau keluar, yuk!" Reiko bicara sambil mengarahkan langkahnya menuju ke lemari Aida."Tumben saya disuruh pa
"Dih." Aida baru mau menjawab lagi."Permisi pak semuanya sudah selesai dibersihkan."Tadi saat Reiko dan Aida makan ada satu orang housekeeping yang membersihkan bagian dapur dan ruang tamu. Dan saat ini ketika mereka bicara kedua housekeeping itu sudah selesai mengerjakan pekerjaannya dan minta izin untuk pulang.Karena itulah Reiko mengangguk pelan dan membiarkan mereka keluar dari apartemennya.Dan saat itulah…."Maksud saya nikah sama pacar Bapak." Aida baru berani bicara lagi karena khawatir tadi ucapannya itu terdengar oleh housekeeping.
"Hmm, ide bagus. Tapi sayangnya kamu masih berguna untukku."Tahu kalau Aida sedang menyindirnya tapi pria itu dengan santai kini berjalan menuju ke arah meja belajar dengan buku yang masih ada di tangannya."Berguna?"Aida mengerutkan dahinya tak paham."Lima tahun lagi, atau sampai Kakek meninggal kamu itu masih berguna untukku." Ucapan Reiko yang membuat Aida tertawa getir dan membuang wajahnya hingga dia menatap ke arah pintu kamar mandi."Ya, betul sekali. Anda masih membutuhkan saya untuk sandiwara bukan?"
“Ssssh.”Pesan yang menambah pening kepala Reiko.Hampir aja aku lupa kalau Bee mau pulang. Reiko terlihat sedikit stress. Tak ingatlah dia dengan masalah handphone itu.Bee tidak boleh tahu tentang keadaannya. Malah ini yang jadi pikiran utama Reiko.Tapi bagaimana dia bisa meuntupi semuanya sedangkan mereka satu apartemen?dreet dreet dreet“Hah, ada-ada saja. Satu urusan belum beres, satu urusan mengagetkanku.”
Pesan dari siapa sampai Dia melihatku begitu?Aida tentu tak tahu apa yang ada di dalam handphone Reiko tapi pandangan mata pria itu yang menatap tajam padanya membuat Aida merasa sesuatu yang negatif."Ehem!" Dan Aida juga sudah siap-siap saat Reiko berdehem ingin tahu apa yang ingin disampaikan oleh pria itu."Nggak keselekkan pak?""Aneh-aneh aja kamu! Emang aku makan apa, hmmm?"Biasalah, Reiko memang sulit diajak becanda."Brigita akan kembali hari ini!"Nah tahulah Aida apa yang jadi masalahnya sekarang.
(Kondisi setelah Reiko menutup pintu kamar Aida)"Masih ada waktu!"Reiko cepat-cepat pergi ke dapur karena memang masih ada yang belum diselesaikannya."Cucian piring!"Reiko menghempaskan napas pelan melihat semua yang ada di sink sambil bicara lirih.Brigita tahu kalau Reiko tak akan pernah membuat kotor di apartemennya, apalagi mengendapkan cucian piring semalaman. Dan bukankah ini bahaya kalau Brigita tahu Reiko memasak dan membuat makan untuk seseorang selain dirinya?Makanya tanpa berlama-lama lagi, dengan cepat Reiko membersihkan piring-piring yang ada di sink.&