"Ibu …."
"Jangan merengek! Siapa ibumu? Aku gak kenal!"
Selepas mengutarakan ini Riyanti pun pergi meninggalkan Radit.
Hanya menyisakan Bambang yang memang harus segera menyusul istrinya, namun dia menyempatkan diri untuk bicara dulu dengan putranya.
"Raditya, kenapa kau tidak membicarakan ini padaku?" tanya Bambang yang membuat Raditya lelah, tapi tetap harus menjawabnya.
Pagi ini, semua tak terlalu baik untuknya.
"Maafkan aku, Ayah!"
"Tahu Pak Raditya."Seno memberanikan diri bicara dan memaksa dirinya bicara setenang mungkin agar bisa fokus dengan semua pertanyaan yang pasti akan diberikan oleh Radit tak akan mudah dijawabnya."Silakan kalau ada yang ingin Bapak tanyakan karena saya tidak bisa lama-lama Pak Raditya. Soalnya saya harus mengikuti Mbak Aida. Saya disuruh untuk menjaga keamanannya.""Aku hanya bertanya sebentar padamu!" ucap Radit yang memang tidak ingin membuang waktu."Dia beneran tidak tahu di mana Reiko?""Mbak Aida tidak tahu sama sekali Pak Raditya. Dia hanya tahu ka
"Mau apa kau ke sana?""Tadi kau minta apa padaku?"Senyum Dimas merekah ketika mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu.Apakah ini artinya Radit sudah mulai luluh?"Jadi kau ingin membebaskan dia sesuai dengan saranku tadi?""Aku tidak mengatakan begitu!""Tadi kau bilang aku minta apa padamu? Kau ….""Jangan buang waktu Dimas! Sebelum aku benar-benar berubah pikiran, ayo antar aku!"
"Tak perlu menanyakan hal tidak berguna seperti itu di hadapanku. Kau bisa duduk dan kita bicara!"Reiko memang sudah tahu temperamen Radit dan dia tak berbasa basi lagi, sudah menduduki tempat yang diperintahkan."Apa yang ingin Anda bicarakan, Pak Raditya?""Apa kau tidak memberitahukan Aida tentang keberadaanmu di sini?""Apa Anda berniat untuk memberitahukannya?""Aku bertanya lebih dulu padamu, kenapa kau membalikkan padaku?"Radit tak suka. Tapi saat ini pembicaraan merek
"Aku menyuruhmu berkemas, tapi kenapa kau malah menatapku begitu?"Reiko tidak mengatakan apa pun pada Radit. Dia hanya memandang Radit tanpa kata-kata.Bahkan tak ada keinginan dalam hatinya untuk mempercayai pria itu akan membebaskannya tanpa mengucapkan syaratnya."Mungkin dia khawatir apa kau mengambil salah satu janji dari Reyhan atau dari ayahnya, Raditya! Makanya dia tak percaya kau membebaskannya.""Dengar! Aku tidak terlalu miskin untuk membiayai semua kebutuhanku. Dan aku memang sudah punya anggaran untuk Aurora City Town. Jadi jangan kau katakan kalau aku ingin menggunakan uang orang tuamu atau meminta belas kasihan dari sepu
"Nyonya Denada, apa Anda yakin akan pergi dan meninggalkan Tuan Raditya? Ndak coba bicara baik-baik dulu, Nyonya?"Sesaat sebelumnya ketika Nada yang sudah kesal berjalan menjauh dari tempat ice skating berada. Bi Ningsih, mencoba mengejarnya dan mengingatkan pada Nada untuk menggunakan hatinya sedikit dan tidak menimbulkan permasalahan ini jadi lebih pelik."Sekali-kali Radit memang perlu diberikan pelajaran!" Nada tak peduli. Dia sudah berjalan mendekat ke arah lift di mana tujuannya adalah parkiran mobil.Tadi pagi memang Nada berangkat bersama dengan Radit. Mobil mereka diparkir khusus bukan di depan lobi, tapi di parkiran hanya untuk mereka di basement.
"Aurora Mall, ada apa dengannya?"Beberapa saat sebelumnya, setelah Reiko mendengar nama tempat yang tadi disebut oleh Radit dia refleks bertanya dengan wajahnya yang terlihat kalut."Kau tahu dia ke sana?""Aku sudah katakan padamu dia bicara denganku melalui CCTV yang ada di kamarnya. Dan aku juga menyuruh Seno untuk mengikutinya!"Jelas sudah mau diulang-ulang seperti apa pun jawaban dari Reiko tetap sama."Apa yang terjadi dengannya?"Radit hanya menatap Sandi dan pria itu
Brigita : Tapi dia tidak punya niat jahat padaku. Dia menceritakan semua yang dia lihat karena kepeduliannya padaku.Reiko : Dia melihatnya? Bukan hanya berdasarkan cerita?Dan ini yang membuat Reiko makin tertarik. Dia tadi hanya bisa melihat melalui CCTV tanpa tahu apa yang dikatakan oleh Aida pada Radit.Brigita : Dengar! Hari ini Shandra mewakili BIA untuk datang ke Grand opening dari salah satu customer kami. Shandra jauh daripada yang kamu pikirkan kalau dia hanya mendapatkan deviden saja tanpa melakukan pekerjaannya. Dia sudah melakukan yang terbaik dan dia melayani costumer. Dia bukan lintah yang hanya memakan keuntungan dari BIA.
Brigita : Reiko, maafkan aku sayang! Bukan seperti itu maksudku. Ayolah jangan marah dulu padaku.Reiko : Apa kamu kecewa karena keluargaku tidak sekaya keluarga Raditya?Brigita : Aku tidak sama sekali bicara begitu. Maksudku bukan seperti itu. Maksudku, dia itu datang dari kampung dan dia bukan siapa-siapa lalu alangkah beruntungnya dia bisa mengenal orang terkaya nomor satu. Dan itu diperkenalkan olehmu. Makanya aku benar-benar sakit hati sekali. Aku tidak menyangka seperti itu. Maksudku, aku sendiri pun tidak pernah kamu perkenalkan pada Raditya. Tapi kenapa kamu malah memperkenalkan wanita murahan macam dia?Huh, semoga dia tidak emosi lagi dan semoga dia mau mendengarkan apa yang aku katakan. Kenapa