"Hah, menyesal kau bilang? Itu tidak pernah ada di dalam kamusku. Apalagi aku harus mencarimu untuk minta maaf. Cih."
Radit makin emosi. Di atas meja itu tangannya mengepal.
"Dan kau harus ingat apa yang kau katakan ini. Apa yang kau buat dengan Mall-mu sekarang aku bisa saja menggugatnya."
"Menggugat dari segi mananya, Pak Raditya?"
Senyum muncul di bibir Reiko.
"Anda mau menggugat saya adalah orang yang mendesain Mall milik Aurora corporation? Lalu bagaimana Anda menjelaskan kalau Mall itu sebenarnya adalah buatan Reyhan?" Kini Reiko m
"Masalah Aurora corporation dan gosip yang beredar?"Sesaat setelah Seno berpisah dari Deni dia terus saja memikirkan masalah itu di dalam benaknya. Bahkan sampai masuk ke dalam mobil dia mengulang kata-kata itu sambil menstarter mobilnya untuk menuju ke Aurora corporation."Aku bahkan tidak kepikiran sampai sejauh itu. Tapi kenapa kok Deni berpikir sampai ke sana ya? Apa aku terlalu bodoh menjadi seorang asisten?"Seno tidak seperti biasanya yang berpikir ke mana-mana.Tapi mendengar ucapan Deni dia mengerutkan dahinya saat membayar parkir dan masih terus kepikiran.
"Eh," jadi tidak enak rasanya Seno ditanya seperti itu oleh Reiko."Apa ada masalah di Mall? Atau di pabrik? Atau di kampus Ai?""Oh ndak ada masalah apa-apa Mas. Semuanya baik-baik saja."Tapi orang seperasa Reiko apa benar bisa percaya begitu saja dengan yang dikatakan Seno?"Kamu jangan bohong padaku. Ada masalah apa? Atau kamu sudah bosan kerja denganku? Apa aku menyebalkan?""Oh, ndak Mas, saya bukan begitu maksudnya. Saya senang malah kerja sama Mas Reiko dan lebih enak daripada saya di pabrik itu tuh di sana yang ada cuman orang-orang tua saja. Tapi
"Eh, ada apa tuh rame-rame? Coba liat dulu ke pinggir."Sepuluh menit sebelumnya, seseorang yang sedang duduk di kursi penumpang cerewet sekali dan menunjuk ke arah keramaian orang."Nggak tahu tapi lihat aja dulu."Mereka sempat melihat ada orang yang berlarian tapi karena tadi mereka baru belok tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya."Ada apa ini ya?""Oh, Kak Dimas kebeneran.Ini ada yang pingsan. Tapi kita belum berani ngangkat. Soalnya dia berdarah banyak banget. Kaya darah haid tapi bukan. Apa pendarahan ya, Kak?"
"Iya bentar, sabar dulu napa!"Dimas sudah membuka pintunya dan dia berjalan turun menuju ke arah dalam. Tentu saja bukan jalan hanya jalan santai. Dimas berjalan cepat dan tak lama perawat juga sudah keluar."Tolong temenin dulu Mas.Gue parkir mobil dulu."Irsyad tidak mungkin meninggalkan mobilnya di depan IGD. Itu adalah jalan umum dan dia harus mencari parkiran.Bisa saja sih Irsyad menyuruh Dimas memarkirkannya, lalu dia bisa ke dalam menemani seseorang yang dikhawatirkannya itu.Tapi
"Iya Mas Reiko. Ini saya mau ngubungin dulu."Istri menyebalkan macam apa dia? Orang lain diberikan nomor teleponnya boleh sedangkan aku tidak boleh? Aish, pokoknya setelah dari sini aku akan meminta nomor teleponnya. Dia mau izinkan atau tidak aku akan memintanya. Enak saja Seno diizinkan untuk meneleponnya dan bicara dengannya ditelepon sedangkan aku bagaimana? Menelepon di rumah pun dia sudah bilang padaku kalau tidak ada yang penting antara hidup dan mati tidak boleh menelepon!Reiko penat sekali dengan pikiran istrinya yang khawatir sangat kalau teleponnya bisa membuat Aida kehilangan konsentrasi.Sampai saat ini tak terbayang sudah bagaimana rasa kesalnya dan cemburunya dia pada seseorang yang k
"Inggrid, presentasimu keren banget. Kamu tuh lancar banget bahasa Inggrisnya malahan logat Jawanya nggak kedengeran loh pas lagi ngomong bahasa Inggris!""Iya, kok bisa sih? Kamu belajarnya gimana sih?"Inggrid sedang mengikuti ekstra dalam kelompok bahasa Inggris. Setiap hari Jumat sehabis kuliah dia biasanya mengikuti ekstra itu. Dan kemampuannya memang di atas rata-rata. Inggrid sebelas dua belas pintarnya dengan Aida.Ini juga yang membuat Inggrid kesal meskipun dia melihat ada seseorang yang cemberut karena pujian yang didapatkannya dari banyak orang.Kamu kesal padaku bukan? Sedangkan bahasa inggrismu masih belepotan. Kamu bilang ke orang-orang kamu tidak terlalu lancar bahasa Inggris karena kamu ini pecinta k-pop. Kamu bilang juga kalau kamu lagi mempelajari bahasa Korea jadi pikiranmu terbagi dua
"Mbak keluarganya nanti akan datang ke sini. Tadi saya sudah di telepon dan nanti suaminya sendiri yang akan menghubungi ke sini.""Oh baik kalau begitu. Tapi administrasinya harus tetap diselesaikan dulu. Mungkin bisa minta data suaminya dulu?""Saya rasa sebentar lagi suaminya akan telepon saya kok Mbak. Soalnya temen saya langsung hubungi suaminya sekarang. Tunggu aja dulu ya sebentar, palingan nggak akan sampai bermenit-menit kok."Irsyad yakin sekali memang Reiko akan datang.Tapi tetap rasa di dalam hatinya jadi tak enak.Iya mungkin aku memang hanya diminta datang untuk menyelamatkannya saja? Tapi dia memang milik orang. Dan tidak mungkin aku bisa bersama dengannya. Lagian dia juga sudah menikah dan hanya sepenggal kisah masa lalu tentang perasaan yang kumiliki
"Kuret katamu?"Suara Reiko terdengar bergetar! Baik Irsyad maupun Seno, pasti bisa tahu kalau ada kesedihan dan kekecewaan juga perasaan hancur luar biasa dalam hati Reiko ketika mendengar istrinya keguguran."Ya lakukan saja tindakannya. Aku sudah ada di rumah sakit dan aku akan ke administrasi untuk menandatanganinya!"Tak ada pilihan lain baginya kecuali berusaha untuk tetap terlihat tegar dan menerima kepergian calon anaknya. Ini yang terbaik juga untuk Aida karena aku yakin sekali kondisi kesehatannya tidak akan terlalu baik kalau dia mengandung sekarang! Dia adalah survival kanker dan aku merasa sesuatu akan buruk untuknya jika dia mengandung! Kecapean aja mimisan terus.Irsyad sebetulnya sangat berempati pada Reiko yang dia juga menemaninya saat Reiko menandatangani surat persetujuan. Dan sel