Share

Bab 7. Wanita Paruh Baya Kaya Raya

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-02 21:19:28

Bruk!

"Argh!" Analea terpekik saat tubuhnya terbentur trotoar, sementara wanita yang ia tolong jatuh di atas tubuhnya. Rasa nyeri seketika ia rasakan pada sikunya yang beradu dengan trotoar.

“Nak, kamu tidak apa-apa?” Wanita paruh baya itu segera bangkit dan membantu Analea duduk.

"Tidak, Bu. Ibu, Ibu nggak apa-apa.” Analea duduk dan melihat kondisi wanita asing itu tanpa mengecek kondisinya sendiri. “Ada yang sakit?"

Tanpa ia sadari orang-orang sekitar mulai berdatangan mengerumuni mereka.

"Tidak, Saya tidak apa-apa." Wanita paruh baya berwajah cantik itu berpegangan pada lengan Analea.

Analea menyadari tubuh wanita sedikit gemetar akibat insiden yang baru saja terjadi. Meskipun begitu, wajah asing yang tampak sedikit pucat berusaha tersenyum menatap Analea.

"Permisi, Bapak, Ibu ...!" Karena ada banyak orang berkerumun di sekitar mereka kemudian, Analea memutuskan untuk membawa wanita itu kembali ke supermarket, jauh dari jalan raya, meski agak terpincang.

Baru kemudian Analea sadari mungkin saja kakinya terkilir. Namun, itu tidak penting saat ini.

Sementara itu, melihat Analea dan wanita yang ditolongnya itu tidak apa-apa dan bisa berjalan sendiri, orang-orang yang berkerumun tadi satu per satu pergi membubarkan diri.

"Kita duduk di sini saja, Bu." Analea membawa wanita paruh baya itu pada sebuah kursi panjang yang berada di depan supermarket. “Tunggu sebentar, saya belikan air putih.”

Usai mengatakan itu, Analea bergegas masuk ke dalam supermarket untuk membeli sebotol air mineral. Tak sampai lima menit, Analea kembali dan memberikan air mineral itu pada wanita yang ia tolong tadi.

"Diminum dulu, Bu. Tadi Ibu pasti kaget."

Wanita itu tersenyum haru, kemudian meminum beberapa teguk air mineral itu.

"Terima kasih, Kamu sudah menolong saya, Nak. Siapa namamu?"

Analea tersenyum. "Saya Analea, Bu. Biasa dipanggil Ana." Ia masih mengagumi keanggunan dan suara lembut wanita di hadapannya.

"Kenalkan, saya Maira.” Wanita itu menyalami dan kemudian mengusap lembut lengan Analea. “Sekali lagi terima kasih sudah menolong saya, Ana.”

"Kebetulan saja, Bu. Saya yakin orang lain pun akan melakukan hal yang sama jika melihat kejadian tadi.”

“Tapi tidak semua orang akan bereaksi seperti kamu, Ana,” sanggah Maira lagi. Sejenak, perhatian wanita itu teralihkan pada kedatangan sebuah mobil mewah di depan supermarket. “Rumah kamu di sekitar sini? Mari saya antar pulang.”

“Ah, bukan, Bu. Saya cuma kebetulan di sini karena baru saja melamar kerja,” jawab Analea. Mengingat hal itu sekali lagi membuat Analea sedih. “Sayangnya saya gagal. Mungkin karena penampilan saya kurang pantas.”

Analea tidak tahan untuk meloloskan isi hatinya tersebut.

Mendengar hal itu, Maira mengerutkan keningnya. “Kurang pantas?” ulangnya.

Dengan polos, Analea menceritakan apa yang ia alami tadi saat wawancara, membuat Maira akhirnya menggelengkan kepalanya. Namun, dibandingkan mengomentari apa yang telah terjadi pada Analea, wanita paruh baya itu memilih untuk memberikan nasehat.

“Kamu masih muda, Ana. Masih banyak kesempatan untuk kamu. Jika bukan di perusahaan itu, mungkin kamu akan mendapatkan tawaran di perusahaan lain." Dengan lembut, lagi-lagi Maira mengusap lembut punggung Analea sembari berucap.

Analea menghela napas. "Iya, Bu. Tapi sekarang ini saya sangat membutuhkan pekerjaan itu."

Entah kenapa Analea merasa nyaman bercerita dengan Maira.

"Kamu sedang kesulitan, Ana?” Maira menatap Analea. Sorot matanya tiba-tiba berubah lebih serius.

Analea mengangguk. "Iya, Bu. Saya ... saya butuh penghasilan untuk menggugat cerai suami saya yang sudah selingkuh."

Sorot mata Maira berubah iba. Ia kembali mengusap punggung tangan Analea yang ada dalam genggamannya dengan lembut.

Setelah menghela napas panjang, akhirnya Maira mengatakan sesuatu yang tidak pernah diduga oleh Analea.

"Ana, kalau kamu berminat, datanglah ke perusahaan saya, Eternal Group. Kamu bisa melamar pekerjaan di sana."

"Eternal Group? Perusahaan besar itu?" Wajah Analea seketika berbinar.

Perusahaan yang disebut Maira adalah sebuah perusahaan yang sudah tidak asing lagi bagi siapa pun. Eternal Group merupakan salah satu perusahaan terbesar di negeri ini yang bergerak di bidang properti.

"Ya, Ana. Itu perusahaan keluarga.” Maira tersenyum. Aura keibuan yang melekat pada dirinya membuat Analea semakin kagum. “Sebagai bentuk terima kasih karena kamu sudah menolong saya tadi, maka sekarang biarkan saya yang menolongmu."

"Iya, Bu Maira. Saya mau.” Analea tampak sangat antusias. Wajahnya sangat bahagia. “Besok juga saya akan langsung ke sana. Makasih, Bu!"

Maira mengangguk, ikut senang. "Ditunggu." Wanita itu mengusap lembut bahu Analea. "Kamu mau Ibu antar saja?"

Analea menggeleng. Ia enggan memberikan bahan lain pada para tetangganya untuk bergunjung dengan pulang ke rumah diantar sebuah mobil mewah.

"Baik kalau begitu, Ibu pamit dulu. Kamu hati-hati, ya!" Maira berdiri, diikuti Analea. Wanita berjilbab anggun tersebut tiba-tiba memeluk Analea. "Sekali lagi, terima kasih, Ana--"

Kalimat Maira tiba-tiba terhenti. Sepasang matanya menangkap sesuatu di belakang telinga kanan Analea.

Namun, tepat saat itu, angkutan umum yang menuju ke arah rumah Analea muncul. Wanita itu buru-buru melepaskan Maira yang dengan anehnya masih terdiam--dan tampak terkejut.

"Saya naik angkutan itu, Bu," ucap Analea langsung. Ia menganggukan kepalanya tanda permisi dan buru-buru lari mengejar angkutan di pinggir jalan.

Sesaat setelah Analea pergi, Maira baru tersadar. Wanita paruh baya tersebut menatap kepergian mobil angkutan yang dinaiki Analea.

"Tanda di belakang telinganya itu ...." Mata wanita tersebut menampakkan keterkejutan mendalam. "Kenapa begitu mirip dengan putri kecilku yang hilang?!"

Komen (187)
goodnovel comment avatar
MiLandra Ahmad
lanjut seru banget nih
goodnovel comment avatar
Susriani Susriani
bagus, lanjut
goodnovel comment avatar
Alfiah Herawati
komen teruuuuuuus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 8. Mendatangi Eternal Group

    Senyum masih terukir di wajah Analea sepanjang jalan ke rumah. Ia tak berhenti bersyukur karena dipertemukan dengan Maira hari ini. Namun, suasana hati Analea yang baik hanya bertahan hingga sesaat sebelum ia berpapasan dengan para tetangganya."Ya ampun, Mbak Ana dari mana? Tumben rapi!" "Dari melamar pekerjaan, Bu." Analea tetap menjawab sopan walau dua tetangganya selalu menatapnya dengan pandangan meremehkan."Memangnya mau kerja di mana, Mbak? Jaga toko?” ucap Bu Siska, salah satu dari tetangganya itu, menggoda Analea yang sehari-hari tampil sebagai ibu rumah tangga. “Oh, atau ... jadi cleaning service gitu?" timpal Bu Monica dengan nada yang sama.Analea membalas, "Kerja apa aja yang penting halal, Bu.""Aduuuh, Mbak. Kenapa nggak di rumah aja sih? Memangnya nyari kerja gampang?" cetus tetangganya lagi."Iya, memangnya bisa?" timpal yang lain.Ana tersenyum tipis. "Namanya usaha, Bu," balasnya. "Daripada jadi beban suami, kan? Ngandelin suami juga nggak baik loh ibu-ibu, kita nggak t

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 9 Sang Presdir Penuh Wibawa

    "Kalau ada perempuan dengan penampilan sederhana bernama Analea, bisa langsung diantarkan ke ruangan Presdir!" Wanita dengan blazer merah ternganga. "Cepat kamu kejar perempuan itu!" titah sang resepsionis senior. "Kalau dia sudah pergi, aku tidak mau ikut tanggung jawab ya kalau kena tegur para atasan." "Sekuriti!” Resepsionis itu langsung berlari keluar dari balik meja dengan panik dan setengah berlari ke pintu putar. Suara sepatu heels-nya terdengar nyaring, seperti suaranya. “Tolong hentikan wanita yang baru saja pergi itu, Pak. Itu yang pakai kemeja putih!" Wanita itu tampak cemas. Apakah ia baru saja mengusir tamu untuk Pak Presdir? Aduh, bagaimana nasibnya nanti? Untungnya, Analea belum pergi jauh. Tak lama kemudian, Analea sudah kembali berdiri di depan meja resepsionis. "Saya dipanggil, Mbak?" tanya Analea penuh harap. Ia sama sekali lupa pada perlakuan si resepsionis padanya tadi. "Iya. Mbak, langsung ke atas, ya! Saya antar!" Wajah Analea mendadak berbin

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 10 Tawaran Menggiurkan

    "Lima belas juta!?" batin Analea tak percaya. Ia melihat angka tersebut untuk waktu yang cukup lama hingga akhirnya Kaisar bertanya."Ada masalah?""Eh--" Analea mengangkat wajahnya. "Oh, ini, Pak. Gaji saya ...."Kaisar mengangguk. "Apakah kurang?""Bukan begitu, Pak," sahut Analea buru-buru. "Justru, bukankah saya hanya intern? Apakah lima belas juta tidak terlalu banyak untuk saya?"Kaisar menegakkan punggungnya. Matanya masih saja tertuju pada Analea. "Saya rasa nominal tersebut tidak tinggi untuk orang yang telah menolong mama saya," ucapnya kemudian. "Lagi pula, saya meyakini kamu berpotensi untuk berkembang di sini, Analea.""Selain itu," imbuh Kaisar. "Tugas-tugas kamu saat mendampingi saya tidak akan mudah. Saya rasa itu nominal yang masuk akal."Analea mendengarkan dengan saksama penjelasan dari pria di hadapannya tersebut, sebelum kemudian mengangguk."Terima kasih, Pak Kaisar," ucapnya penuh syukur. Setelah menghadapi permasalahan rumah tangganya, akhirnya Analea bertemu dengan ora

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 11. Wanita Manja yang Bikin Sakit Kepala

    "Selamat pagi, Mbak!"Sebelum pukul delapan pagi, Analea sudah tiba di depan Eternal Group. Langkah kakinya penuh semangat sembari menyapa setiap orang yang ia jumpai dengan senyum ramah dan anggukan kepala.Analea juga menyapa resepsionis yang kemarin sempat mengusirnya. Namun, wanita di balik meja itu tidak membalas sapaannya dan justru mematut riasannya di depan cermin tangan.Walau penampilan tidak modis seperti karyawati lainnya, Analea tetap berusaha untuk meyakinkan hatinya agar bisa percaya diri untuk bekerja di Eternal Group.Pagi ini Analea langsung pergi ke lantai kantor presiden direktur. Ia mengingat-ingat lantai dan ruangan yang kemarin ia datangi, karena kali ini ia tidak didampingi oleh resepsionis.Akan tetapi, saat Analea tiba di mejanya, Risa--rekan seniornya yang telah menjabat sebagai sekretaris Kaisar selama dua tahun, masih belum datang. Meja Risa kosong, sementara pintu ruangan Kaisar tertutup rapat. Di lantai itu memang tidak banyak karyawan, tetapi ada cukup

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-14
  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 12. Pertemuan Kembali

    "Sebenarnya siapa Analea ini?"Sang ibu tampak berkaca-kaca. Ia menatap putra sulungnya dan balas menggenggam tangan Kaisar dengan erat."Pak Kaisar?"Ingatan Kaisar terputus saat Analea kembali memanggilnya. Wanita tersebut tampak bingung lantaran pertanyaannya tidak kunjung dijawab."Ah, maaf. Bagaimana?" Kaisar kembali tersenyum.“Apa hari ini Bu Maira datang ke kantor?" tanya Analea kembali. "Saya belum mengucapkan terima kasih pada beliau."Atasannya tersebut sempat terdiam selama beberapa detik dan hal tersebut membuat Analea ragu untuk kembali bertanya. Meskipun, ia akhirnya tetap mengulang pertanyaannya karena ia yakin bahwa tidak ada salahnya bertanya demikian.Toh, memang, Analea harus kembali berterima kasih kepada Maira."Mama dan dad saya sudah jarang ke kantor. Mereka datang hanya jika ada rapat direksi atau hal yang sangat penting,” jawab Kaisar akhirnya. “Nanti ucapan terima kasih kamu akan saya sampaikan pada mama saya ya."Analea mengangguk. "Terima kasih banyak, Pak

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-14
  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 13. Siapa Pria Dingin Itu?

    "Kamu tidak ingat saya?"Analea mengernyit, antara merasa heran dan berusaha mengingat di mana ia pernah bertemu dengan pria tersebut.Akan tetapi, tatapan si pria asing itu membuat Analea tidak mampu berpikir dengan baik. Wanita itu merasakan dadanya berdegup kencang."Apakah kami pernah bertemu? Kenapa dia melihatku aku seperti gitu?" pikir Analea dalam hati.Namun, sebelum sempat Analea bertanya, pintu ruangan presdir terbuka.Ratu yang baru saja berniat untuk pulang tampak berbinar dan seketika mengurungkan niatnya saat melihat kedatangan pria yang berdiri sedang menatap Analea penuh arti."Kak Fabian! Mau ketemu Kak Kaisar?" Ratu langsung merangkul lengan pria yang dipanggil Fabian itu dan bergelayut manja sementara sudut matanya melirik tajam pada Analea. Sekilas ia tadi sempat melihat bagaimana cara Fabian menatap Analea.Sementara itu, melihat bagaimana Ratu langsung tampak akrab dengan pria itu, Analea langsung menunduk. Ia khawatir akan membuat kesalahan lagi."Astaga! Mungk

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-14
  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 14. Kegelisahan yang Mendalam

    "Istri kurang ajar! Kenapa tidak diangkat, sih?" Hamid mengusap kasar wajahnya. Sejak tadi netranya terus melihat ke layar ponsel. Sesekali ia menggerutu."Pesanku juga tidak dibalas. Sial!" Tangan Hamid mengepal di atas meja. Wajahnya mengeras karena emosi. Ia tampak tegang.Sejak siang tadi, karena Analea tidak kunjung mengangkat panggilannya, Hamid mencoba menghubungi ibunya di rumah. Pria itu makin emosi mendengar jawaban ibunya bahwa Analea belum pulang sejak tadi.Karenanya, Hamid terus menghubungi Analea dan mengirim pesan pada istrinya itu. Ia bahkan mengancam akan membuang semua barang-barang Analea jika istrinya itu tidak kunjung menjawab panggilannya.Beberapa menit Hamid menunggu, pesan di ponselnya hanya bertanda ceklis biru. Artinya, Analea telah membaca pesan-pesannya, tapi tidak membalas.Hamid meremas kertas yang ada di meja kerjanya. Pria bertubuh gempal itu terlihat gelisah. Sejak tadi, pikirannya tertuju hanya pada Analea.Bagaimana jika istrinya itu benar-benar me

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 15. Tak Semudah itu Untuk Pergi

    "Bagus, ya. Jam segini baru pulang!"Baru saja Analea menginjakkan kakinya di teras rumah, Irma berkacak pinggang di depan pintu."Nggak siang, nggak malam, keluyuran terus! Gimana nggak jadi bahan omongan tetangga kalau setiap hari begini?" Sorot mata Irma begitu tajam menatap menantunya. Ada kemarahan dan ketidaksukaan dalam tatapannya."Asalamualaikum, Bu." Meskipun begitu, Analea tetap menghampiri ibu mertua dan mencium tangannya. "Aku bukan keluyuran, Bu. Tapi baru saja pulang kerja.""Halaaah, mau gaya-gayaan kerja kayak orang-orang. Ngaca dulu dong! Penampilan kayak gini kok mau kerja," cemooh Irma. Ia memandang Analea dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan tatapan meremehkan. "Sana ke dapur, kerjaan kamu seharian numpuk!""Kerjaan aku?" Analea mengernyit. Ia langsung melangkah ke dapur.Mata wanita itu langsung melebar saat melihat tumpukan piring kotor dan alat bekas masak di wastafel yang tampak sepertinya sengaja dikumpulkan sejak pagi, belum dicuci. Tumpukan pakaian ko

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-16

Bab terbaru

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 360. Menjagamu selamanya

    "Mengundang Raka? Apa itu perlu?" tanya Rein datar. Maira menghela napas panjang." Sayang, kita harus minta maaf pada Raka dan Kayla karena pernikahan Kaisar kemarin. Aku dengar, dia kecewa." Rein mendengkus kesal. "Bisa-bisanya dia kecewa. Seharusnya dia bisa memilih mana yang harus diprioritaskan. Lagipula, cuma gara-gara dia tidak bisa hadir, semua acara yang sudah direncanakan harus diubah begitu saja?" "Tapi dia papa kandung Kaisar, Rein!" bantah Maira. "Oh, jadi menurutmu Raka lebih berhak memutuskan semuanya daripada aku? Mengapa kamu tidak pernah mengerti, Kaisar itu lebih dari sekedar anak sambung untukku. Kami sudah bersama sejak dia baru bisa berjalan. Kamu pikir kemana Raka selama ini? Bisa-bisanya dia merasa sebagai ayah kandung yang harus diprioritaskan." Bicara Rein mulai meninggi. Hal ini membuat Maira menjadi panik. Ia tidak ingin Rein tiba-tiba sakit di hari bahagia ini. "Ya, Sayang. Sudah, ya. Maafkan aku," ucap Maira lembut. Ia langsung memeluk suaminya

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 359. Cucu Pertama

    Analea dan Fabian baru saja kembali dari rumah sakit setelah kelahiran anak pertama mereka. Maira dan Rein menyambut mereka dengan penuh antusias, sementara Fabian terlihat sangat hati-hati saat menggendong bayi mereka yang masih mungil. "Selamat datang kembali di rumah, sayang," ucap Maira sambil tersenyum hangat. Ia memeluk Analea dengan lembut. "Kamu luar biasa, Analea. Sekarang kamu sudah menjadi seorang ibu!" Maira membawa anak dan menantunya ke ruang tamu. Analea, meski terlihat lelah, tersenyum lebar. "Terima kasih, Ma. Rasanya aku masih nggak percaya akhirnya bayi kecil ini ada di sini," ujarnya sambil memandangi bayi perempuannya yang sedang tidur nyenyak di pelukan Fabian. Saat ini mereka sudah berada di ruang tamu rumah mewah itu. Rein yang berdiri di sebelah Maira tampak tersenyum bangga. "Ini cucu pertama kami. Rasanya seperti mimpi melihat kalian pulang dengan bayi mungil yang cantik," ucapnya sambil menepuk pelan bahu Fabian. Fabian tersenyum lega. "Kami juga merasa

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 358. Pertemuan Tidak Terduga

    Setelah tiga hari berada di hotel, pagi itu Kaisar dan Kanaya memutuskan untuk sarapan di restoran hotel sebelum melanjutkan rencana liburan singkat mereka. Meski tubuh sedikit lelah setelah melewati malam-malam yang panjang, kebahagiaan terus terpancar dari keduanya. "Maafin aku, Sayang. Aku belum sempat membawamu berlibur ke luar kota atau ke luar negeri. Rencananya setelah proyek terakhir ini selesai, aku akan mengajakmu ke suatu tempat yang indah dan tentunya cukup jauh." Kanaya tersenyum haru."Nggak apa-apa, Mas. Selama Mas ada di dekatku, bagiku di mana aja nggak masalah. Liburan di hotel ini pun sudah bikin aku bahagia. Pokoknya asal kita selalu bersama." Kanaya menatap Kaisar dengan lekat. Mendapatkan tatapan yang berbeda dari istrinya, Kaisar jadi berdebar dan salah tingkah." Aku suka kamu tidak lagi malu-malu, Sayang." Kaisar menjawil hidung mancung Kanaya. Keduanya tertawa kecil penuh kebahagiaan. Di saat sedang menikmati momen santai itu, tiba-tiba seorang pelayan men

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 357. Hari yang Bahagia

    “Ini dari Mama,” ucap Kaisar pelan sambil mengangkat telepon. “Halo, Ma?” Suara Maira terdengar penuh semangat di ujung telepon. “Kaisar! Kamu di mana? Analea sudah melahirkan!” Kaisar langsung terkejut. “Apa? Analea sudah melahirkan? Sekarang, Ma?” “Iya! Kami sudah di rumah sakit sekarang. Ayo cepat ke sini, Kaisar. Kalian harus segera datang,” jawab Maira dengan penuh kegembiraan. Kaisar menoleh ke arah Kanaya yang sudah berdiri di belakangnya. “Analea sudah melahirkan, Naya. Kita harus ke rumah sakit sekarang.” Mata Kanaya langsung berbinar. “Beneran, Mas? Ya ampun, aku harus segera siap-siap!” Kaisar tersenyum melihat antusiasme istrinya. “Iya, beneran. Ayo cepat kita berangkat.” Tanpa menunggu lama, setelah membersihkan diri dan berpakaian, Kanaya segera mengambil tas kecilnya, sementara Kaisar sudah siap di depan pintu. Mereka berdua keluar kamar dan menuju lobi hotel dengan cepat. Di perjalanan, Kanaya tampak begitu bersemangat. “Aku masih nggak nyangka, Mas. Kak Analea

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 356. Malam yang Dinantikan

    “Naya, ini malam yang kita tunggu-tunggu,” bisik Kaisar sambil menatap istrinya dengan penuh cinta. Kaisar membuka pintu kamar dengan perlahan, lalu mengajak Kanaya masuk. Kamar itu dihiasi dengan bunga-bunga mawar yang wangi dan lilin-lilin kecil yang menambah suasana romantis. Kaisar menggenggam tangan Kanaya, lalu menuntunnya untuk duduk di tepi ranjang. Kanaya tersenyum kecil, meskipun wajahnya masih terlihat sedikit gugup. “Iya, Mas. Aku masih nggak percaya ini benar-benar terjadi.” Kaisar mengusap pipi Kanaya dengan lembut, lalu mengecupnya pelan. “Kamu nggak perlu takut. Aku akan selalu ada untukmu, sekarang dan selamanya.” Kanaya merasakan debaran di dadanya semakin kencang. “Terima kasih sudah mau menjagaku, Mas. Aku juga merasa sangat bahagia malam ini.” Mereka berdua saling menatap, merasakan betapa dalam cinta yang kini mengikat mereka. "Naya ...," bisik Kaisar. Ia menggeser tubuhnya hingga nyaris tak berjarak lagi dengan Kanaya. Satu tangannya mengusap lembut bibir

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 355. Resepsi yang Mewah

    Malam itu, hotel mewah tempat resepsi berlangsung dipenuhi oleh tamu-tamu dari berbagai kalangan. Lampu kristal yang bergemerlapan menambah kemewahan suasana, sementara karpet merah yang terbentang menyambut setiap tamu yang datang. Kaisar dan Kanaya sudah siap di belakang panggung, menanti giliran mereka untuk memasuki ballroom utama sebagai pasangan suami istri yang resmi. “Kamu siap, Naya?” tanya Kaisar dengan senyum lembut, sambil menggenggam tangan istrinya yang sedikit gemetar. Kanaya mengangguk pelan, meski hatinya masih berdebar-debar. “Aku siap, Mas,” jawabnya. Di ballroom utama, para tamu sudah mulai berkumpul. Banyak wajah yang familiar hadir. Para karyawan yang mengenal Kanaya dan Kaisar datang mengenakan pakaian terbaik mereka. Beberapa dari mereka tampak saling berbicara pelan, masih terkejut dengan kabar bahwa asisten pribadi bos besar mereka ternyata adalah istrinya sendiri. “Aku nggak nyangka banget, ternyata Kanaya benar-benar istri Pak Kaisar,” bisik salah satu

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 354. Malam mendebarkan

    Setelah beberapa saat mencari, Kaisar akhirnya melihatnya. Di sana, di depan makam ayahnya, Kanaya duduk sambil memeluk lututnya. Tubuhnya tampak gemetar, sementara isak tangisnya terdengar pelan di antara keheningan. Kaisar berjalan mendekat dengan hati-hati, tidak ingin mengejutkan istrinya yang sedang larut dalam kesedihan. “Naya ...,” panggilnya pelan, suaranya penuh rasa bersalah. Tapi rasa sayang itu terasa makin mendalam. Kanaya tersentak. Gadis itu terdiam sejenak, sebelum menoleh ke arah suara itu. Matanya yang bengkak menunjukkan betapa berat beban yang ia rasakan saat ini. "Mas ... kenapa menyusulku? Kenapa Mas tinggalin Intan di sana?" Suara Kanaya terdengar parau. Sisa air mata masih membasahi wajah manisnya. Kaisar perlahan lebih mendekat. Ia berlutut di samping Kanaya, menatap mata Kanaya dengan penuh penyesalan. “Naya, aku minta maaf. Aku benar-benar tidak bermaksud membuatmu terluka. Intan muncul tiba-tiba, dan aku terlalu terkejut hingga tidak tau harus melakukan

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 353. Kamu Dimana

    Kaisar memutar tubuhnya hendak memanggil Kanaya. Di tengah kebingungannya, ia ingin segera memperkenalkan Kanaya pada Intan dan memastikan bahwa tidak ada salah paham yang terjadi. Namun, begitu ia melihat sekeliling, ia tidak menemukan Kanaya di sana. "Kanaya?" panggilnya, memandang ke berbagai arah. Tidak ada jawaban. Kaisar mulai merasa panik. Ia mencoba mencari ke ruangan lain, berharap menemukan Kanaya sedang sibuk dengan sesuatu. Tapi setelah mencari ke dapur, ruang tengah, bahkan ke ruang persiapan, Kanaya tetap tidak terlihat. Kaisar semakin gelisah. "Kemana dia pergi?" gumamnya pelan, sambil mencoba menelepon Kanaya. Namun, tidak ada jawaban dari panggilan itu. Perasaannya mulai tak karuan, seolah ada yang menindih dadanya. Di tengah kegelisahannya, Kaisar melihat Maira dan Rein mendekat. Wajah Maira tampak khawatir, sementara Rein berusaha tetap tenang. “Ada apa, Kaisar? Kenapa wajahmu tegang begitu?” tanya Maira dengan nada cemas. Kaisar menghela napas, mencoba menaha

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 352. Tamu Mengejutkan

    Bab 26: Kedatangan yang Tak Terduga Rumah besar dan mewah milik Maira dan Rein dipenuhi dengan aktivitas sejak pagi itu. Persiapan resepsi pernikahan Kanaya dan Kaisar yang akan digelar malam ini tengah berlangsung dengan penuh semangat. Maira berkeliling memastikan semua detail dipersiapkan dengan sempurna, sementara Kaisar dan Kanaya membantu semampu mereka. Analea dan Ratu pun ikut membantu Maira. “Kaisar, nanti jangan lupa ke ruang ganti untuk cek lagi setelan jasnya, ya,” ujar Maira sambil memeriksa daftar tamu undangan. Meski mereka memakai jasa WO, Maira tak ingin ada hal sekecil apapun yang terlewat. “Iya, Ma,” jawab Kaisar sambil tersenyum, lalu beralih ke Kanaya yang tampak sibuk dengan telepon genggamnya, memastikan tamu dari pihaknya juga sudah menerima undangan. Ia juga menyiapkan transportasi untuk para keluarganya dari Bogor.Setelah kembali dari ruang ganti, Kaisar kembali menemani Kanaya yang masih mendata para tamunya di ruang tamu. Mereka yang sedang duduk di sof

DMCA.com Protection Status