Share

BAB 5

Penulis: Giana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-03 23:11:45

Feyana dan David saling memagut bibir satu sama lain, merasakan sensasi gelenyar aneh namun nikmat. Tak merasa cukup sampai di situ, keduanya berjalan dengan masih tak memutuskan pagutan menuju kasur. Feyana santai mengalungkan tangannya di leher David, membiarkan pria itu memangsa bibirnya.

“Bisakah kita melakukan lebih dari ini?” pinta David sambil menidurkan Feyana di atas ranjang empuknya.

Feyana menatap mata hitam David, melihat binar penuh harap dari empunya. Anggukan pelan darinya, membuat David tersenyum.

Namun ketika David sudah melepas kemejanya, dan ingin melakukan hal lebih jauh, seseorang yang menerobos masuk membuat keduanya gelagapan. David bergegas memakai kembali kemejanya, membantu Feyana untuk duduk dengan benar di kasur, lalu menjaga jarak.

“Ayah, aku dan David ... .”

“Kalian sungguh saling mencintai? Sejak kapan?” potong Erik tak sabaran.

Feyana melirik ke arah David, berharap pria itu menjawabnya lebih dulu. Sejujurnya, Feyana belum yakin dengan perasaannya.

David berjalan maju hingga berdiri di depan ayahnya Feyana, menatap lurus, dan menyahut mantap tanpa nada gentar. “Saya sangat mencintai Feyana, jauh sebelum saya tahu siapa dia sebenarnya. Saya hanya ingin mendapatkan putri Anda dan menjadikannya seutuhnya milik saya, tentu saja Anda tetaplah berhak memiliki Feyana sebagai putri. Tetapi untuk lelaki lain, saya takkan biarkan hal itu.”

Feyana bergidik mendengarnya. David seperti terobsesi memilikinya. Jika ditanya apa itu membuatnya tak nyaman, sebenarnya tidak terlalu. Feyana hanya baru pertama kali merasakan ada seseorang yang sangat mencintainya seperti David, bahkan setelah sekian lamanya tak terhubung. 

Sejauh ini, Feyana hanya melimpahkan rasa cintanya pada Randy. Meski awalnya Randy awalnya membalas perasaannya, sama seperti yang ia harapkan, lambat-laun Randy berubah. Hingga puncaknya Randy berani selingkuh di depan matanya, lalu menceraikan dirinya tanpa ampun.

“Baiklah jika kamu sudah mengatakannya begitu, kuharap kamu tidak berbohong. Sesuai janji kesepakatan, aku juga takkan lari dan akan melunasinya. Kamu berhak mendapatkan putriku, Feyana Charletta.”

Feyana langsung menyetop ayahnya dengan berdiri di tengah-tengah, antara ayahnya dan David. Ia menatap ayahnya dengan wajah tak senang. Apa maksudnya mendapatkan dirinya? Apa dirinya baru saja dijual ayahnya sendiri?

“Ayah tak bisa membuat keputusan sepihak tanpa mendengarkan diriku! Aku tak mau menjadi milik David, karena itu sama saja aku harus menikah dengannya. Aku saja baru diceraikan Randy, dan luka dari perpisahan kami masih sangat menyakitkan bagiku.” Feyana membentak marah.

Ia tak membiarkan ayahnya bicara. Dengan sekuat tenaga dirinya mendorong tubuh ayahnya dan David untuk keluar dari kamarnya. Menutup pintu dan menguncinya dari dalam agar mereka tak bisa menerobos masuk.

Suara gedoran dari luar, sama sekali tak dihiraukannya. Feyana hanya duduk diam di ranjangnya.

“Aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa diceraikan oleh Randy. Aku bahkan tidak mau percaya, bahwa Randy berkhianat dariku. Tetapi, ayahku seenaknya sendiri menjodohkanku dengan David, lalu tanpa persetujuanku ingin menikahkan kami? Di saat aku belum bisa menerima keadaan ini,” racaunya lalu memilih memejamkan mata sambil telungkup di kasurnya.

*****

Feyana bangun di saat tengah malam, dalam keadaan lapar. Mau tak mau dirinya keluar dari kamar dan celingukan mencari pembantu yang berjaga di kamarnya. Namun tak seorangpun ia dapati pembantu di depan kamarnya. Dirinya memilih untuk keluar ke dapur sendiri dan mengambil makanan pengganjal perut, malas jika berteriak memanggil pembantunya.

“Sudah cukup tenang? Aku menyiapkan sesuatu untukmu, loh. Nah, silakan cicipi dan beri nilai untuk buatanku ini.”

Tiba-tiba saja David muncul dari balik tubuhnya, berjalan melewati Feyana yang diam memperhatikannya. David terlihat santai mengeluarkan beberapa piring yang berisi makanan di bawah meja pantry untuk ditunjukkan pada Feyana.

Sambil menunggu Feyana meredamkan amarah di kamar, David sibuk membuatkan makanan untuknya. Hanya Feyana yang ia buatkan makanan spesial buatannya. Selama ini ia hanya masak untuknya sendiri. Ia akan perlahan-lahan mendekati Feyana, mendapatkan hatinya, dan menjadikannya miliknya.

“Cobalah,” ucapnya sebelum menyodorkan sesuap untuk Feyana. Sudah ia tiup lebih dahulu sebelum ia sodorkan pada Feyana.

Sempat enggan, tapi Feyana tetap duduk mendekat ke pantry dan menerima suapan itu. Ia menutup mata, mengunyah secara perlahan, lalu membuka mata cukup lebar.

“Kamu membuatnya sendiri?” tanya Feyana tak percaya.

David menumpu dagunya dengan sebelah tangan, wajahnya dan Feyana hanya berjarak beberapa senti saja. “Tentu saja. Aku siap membuatkan makanan apapun untukmu, jika kamu menginginkannya.”

Wajah berbinar Feyana sempat terlihat, namun buru-buru ia tutupi dengan memasang wajah jengah. Karena perut Feyana memang sedang lapar, ia mengambil alih piring itu untuk dimakannya seorang diri, tanpa membagi pada David.

David sama sekali tak masalah, ia malah senang karena Feyana tampak menikmati makanan buatannya. Ia betah berlama-lama menatap wajah Feyana dari dekat.

“Saus buatanmu cukup enak juga, aku menyukai rasanya,” ucap Feyana baru memberi komentar setelah makanan di piringnya habis tak bersisa.

Feyana menaikkan sebelah alisnya bertanya, sebab David hanya menatapnya dengan lekat. Dan sebuah gerakan cepat membuat dirinya kembali dibuat kaget. David menjilat pinggir bibirnya, lalu tanpa berdosa malah menjauhkan wajahnya.

“Kenapa kamu menciumku lagi, bahkan tanpa minta persetujuanku?” pekik Feyana berdiri, berkacak pinggang seolah tak terima dengan perbuatan David barusan.

David tertawa renyah. “Ada bekas makanan di bibirmu, jadi kubantu bersihkan. Apa itu salah?”

Feyana salah tingkah dan mendengus pelan, “Tapi tidak harus dengan melakukan hal itu, bukan?”

David menggidikkan bahu tak acuh lalu berjalan memutar pantry untuk berdiri di samping Feyana tanpa terhalang meja.

“Aku bersungguh-sungguh ingin menjadikanmu milikku seutuhnya. Aku tak masalah jika harus menunggumu, memberi waktu agar kamu selesai dengan mantan suamimu, lalu membiarkan aku masuk menggantikan posisinya.” David berucap yakin sambil menyelipkan anakan rambut Feyana ke daun telinganya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
zl26
gimana sih neh cerita diajak nikah ngga mau belum siap tapi diajak tidur mau
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 6

    Feyana tidak bisa tidur semalaman seusai obrolannya dengan David yang berakhir mengambang. Feyana memilih diam meninggalkan David di dapur, lalu masuk kamar.Pagi ini, Feyana keluar kamarnya dengan wajah kuyu karena kurang tidur. Ia duduk di sebelah ayahnya yang sedang sarapan pagi.“Bagaimana tidurmu?” tanya ayahnya menyapa ringan.Feyana tersenyum sebentar lalu menyahut, “Cukup nyenyak. Oh iya, aku ingin bicarakan soal perjodohanku dengan David...,”Erik langsung meletakkan sendoknya ke piring dan menatap sepenuhnya ke Feyana yang ada di sampingnya. “Lanjutkan! Apa kamu mau terima atau menolaknya, Fey? Ayah janji takkan masalah dengan apapun keputusan yang kamu buat,” ucapnya memberikan keyakinan agar Feyana tidak takut mengutarakan pendapatnya.Feyana meneguk ludahnya susah payah. Lalu, sebelum dia kembali buka suara, seseorang lebih dulu menginterupsinya.“Halo, apa kabar? Sudah lama tidak berjumpa denganmu, Feyana. Apa kamu tidak rindu dengan ibumu ini?” sapa orang itu yang sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 7

    Feyana menyuruh David menunggunya bersiap di ruang keluarga, namun ia malah mendapati sang ibu tiri sedang berbincang dengannya, tawa Emily membuat Feyana sebal.Sambil bergegas mendekati keduanya, Feyana memekik memanggil David. “Jangan terlalu dekat dengannya! Aku tidak suka,” ucapnya lalu menarik David agar berdiri.Emily menunjukkan raut wajah yang tenang, berbeda dengan Feyana yang sudah kelimpungan. Feyana tahu betul, pasti Emily akan menggoda David, sama seperti yang dulu dilakukannya pada Randy. Beruntungnya waktu itu Randy masih sangat setia dan mencintainya, jadi godaan Emily hanyalah angin lalu.Tapi David berbeda. Feyana tidak yakin dengan David, meskipun pria ini mengatakan bahwa ia sangat mencintai dan terobsesi mendapatkan dirinya. Bisa saja itu hanyalah bualan David semata.David yang melihat Feyana resah tanpa sebab, memilih menenangkannya. Tangannya ia tautkan pada Feyana, lalu mengajaknya pergi.“Saya dan Feyana akan pergi keluar dulu, mungkin saya baru bisa mengant

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 8

    Feyana bengong sambil melepaskan pelukan seorang gadis remaja, namun itu tak mudah, karena gadis itu menempel padanya bak lem yang sulit dilepaskan.“Hei, hentikan kelakuan bocahmu itu, Alysa! Calon istriku bisa batal nikah denganku karena takut pada ipar sepertimu,” kecam David menarik paksa gadis itu agar menjauh dari Feyana.Terjadi perdebatan antara keduanya yang membuat Feyana terkikik melihatnya. Dia pikir, David adalah pria dingin dan ketus, yang tidak punya saudara. Kalau pun punya, dia takkan bertingkah menggemaskan seperti sekarang dengan berinteraksi bersama saudaranya.“Kalian terlihat sangat mirip. Sama-sama kekanakan maksudku,” kekeh Feyana lalu digandeng oleh kedua orangtua David dengan lembut.“Biarkan saja mereka berdua bergaduh, kamu ikut kita saja, Feyana. Ibu sudah siapkan makanan enak untukmu. Tapi maaf jika kurang bervariasi, yah karena David menghubungi mendadak, jadi ibu tak sempat persiapkan banyak hal untuk menyambutmu.”Feyana dibuat tersenyum mendengar ucap

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 9

    Feyana menuruni tangga dengan cepat, lalu menarik David agar berdiri di belakangnya. Menjadikan diri sendiri sebagai tameng untuk melindungi David di hadapan orangtuanya.Erik mendelik tidak suka atas bentakan Feyana barusan. “Apa katamu barusan? Calon suami? Ayah tak mau merestui kamu menikah dengan David, setelah perbuatannya yang tidak sopan padaku dan Emily,” semburnya lalu menarik lengan Feyana agar berdiri di sisinya, namun putrinya itu menolak keras.Melihat Feyana ditarik paksa oleh ayahnya, barulah David bereaksi. Ia menghadang tangan ayah Feyana dan meremas pundak orangtua itu.“Anda tidak berhak menjadi penghalang untuk pernikahan kami. Feyana sudah memutuskan akan menerima lamaran saya, jadi sudah sepantasnya Anda harus setuju! Sejak awal saya tak pernah berniat menunggu Anda merestui, melainkan memastikan Feyana menerima saya. Tepati janjimu untuk memberikan Feyana untuk saya nikahi!” tekan David tegas.Erik dibuat mati kutu. Dirinya sama sekali tak bisa meremehkan David.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 10

    Kerlingan nakal David membuat Feyana membelalakkan matanya. Tatapannya berubah sangar dan tanpa perasaan melempari David dengan bantal maupun guling di kasur itu.“Jika kamu mau berbuat macam-macam, jangan denganku. Pergi sana dengan wanita lain!” pekiknya marah.David pandai mengelak dari serangan Feyana, ia juga mengibaskan tangannya sambil mengatakan bahwa itu hanyalah gurauan semata. “Aku nggak ngebet ingin melakukan itu, kok. Lagi pula, jika aku sangat ingin, pastinya harus denganmu bukan yang lain,” guraunya.Bukannya senang mendengar gurauan David, Feyana malah tertunduk lesu. Apakah dulu Randy juga berpikir bahwa hanya ingin melakukan hal itu hanya dengan dirinya saja, wanita yang menjadi istrinya? Tapi, kenyataannya tidak begitu. Randy tetap melakukannya dengan jalang yang sengaja ia bayar untuk memuaskannya, dengan tanpa mengindahkan perasaan Feyana.Tawa David yang sebelumnya terdengar, perlahan berhenti. David bisa menangkap kemirisan dari raut wajah Feyana. Dengan penuh p

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 11

    David yang menyaksikan Feyana ditampar ayahnya, langsung bergegas menolong. Dirinya berdiri menghadang Erik yang ingin memaki anaknya, tak segan untuk menatap sangar calon mertuanya itu menunjukkan dominasinya yang kuat.“Jangan berani-beraninya Anda menyakiti Feyana! Saya takkan tinggal diam menyaksikan apa yang baru saja Anda perbuat padanya,” tekan David lalu membawa Feyana pergi.Erik menatap kepergian David yang membawa putrinya itu dengan frustrasi. Ia sungguh tak berniat menampar Feyana, dirinya tadi digelapkan oleh amarah sesaatnya. Ia mengusak rambutnya dengan kasar, lalu berlalu masuk ke dalam kamarnya.Berbeda dengan suaminya, Emily malah merasa senang. Ia sudah berhasil membuat hubungan ayah-anak itu rusak karena ulahnya. Jika bisa, dirinya juga akan mencari celah untuk nanti merusak hubungan Feyana dengan David, si pria yang terlalu memuja dirinya itu. Feyana tidak boleh bahagia dengan pria pilihannya, karena itu membuat Emily sakit mata menontonnya.Di sisi lain, Feyana

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 12

    Feyana berkunjung ke rumah ayahnya hari ini. Dia mendapat kabar bahwa kondisi kesehatan ayahnya tiba-tiba menurun yang tentu langsung membuatnya panik. Ia meminta agar David mengantarnya ke rumah orangtuanya.Meskipun hari ini bertepatan dengan meeting penting yang harus dilakukan David, ia putuskan mengutamakan istrinya. Ia tanpa banyak pikir menyuruh sekretarisnya untuk membatalkan pertemuan itu, kalau perlu memberikan kompensasi pada pihak perusahaan itu.“Maaf aku membuatmu kesulitan, padahal pekerjaanmu di kantor sedang menumpuk,” ungkap Feyana saat di jalan menuju tempat ayahnya.“Jangan merasa bersalah! Aku sendiri yang memutuskan untuk selalu mengutamakanmu di segala situasi, jadi berhenti berpikir kamu membebaniku. Berhubung kita cukup lama tidak menjenguk ayahmu, ini bisa jadi alasan untuk kita menemuinya juga. Kamu pasti rindu dengan ayahmu,” sahut David tak luput memberikan seulas senyuman andalannya.Feyana mengangguk, ia memang sudah rindu ayahnya. Karena keegoisannya un

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 13

    Perlahan Feyana membuka tirai dan jendela, membiarkan udara luar masuk dan menerangi kamar ayahnya. Ia mengambil kursi dan duduk di sebelah ranjang ayahnya, menggenggam punggung tangan ayahnya dengan lembut.“Bagaimana ayah bisa berakhir menyedihkan seperti ini, kenapa tidak mau memberitahukanku?” racaunya yang mulai tak tahan untuk menangis.Ini seperti deja vu baginya, karena dulu ibunya juga sempat sakit sebelum akhirnya memutuskan bunuh diri. Feyana menyesalkan keputusan ibunya, tapi ia tak tahu cobaan apa yang dialami ibunya sampai mengambil langkah haram itu.Feyana tak ingin ditinggalkan ayahnya ... untuk saat ini ia belum siap. Ketika dirinya masih meratapi ayahnya, ia teringat sesuatu. Perlahan dirinya membuka laci yang ada di samping ranjang ayahnya. Ia mengambil botol obat yang ada di sana dan memperhatikannya dengan lamat-lamat.Mata Feyana membola, tubuhnya bangkit dari kursi dengan sendirinya. “Apa jangan-jangan obat ayah sengaja ditukar oleh Emily?”Namun ketika menyada

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13

Bab terbaru

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 168

    “Sean, ayo cepat keluar! Nanti terlambat ke sekolah, loh,” panggil Feyana yang sudah rapi berdiri di samping mobilnya. Ia beberapa kali melihat jam tangannya sambil berdecak resah karena rapat di kantornya akan dimulai sebentar lagi.Sean tampak keluar dari rumah dengan tas ransel yang hanya disampirkan di satu lengannya seraya berlari tergesa-gesa mendekati ibunya yang tampak kesal.Feyana melipat kedua tangan di dada sambil memicingkan mata ketika putranya itu berdiri di hadapannya. Bukannya merasa bersalah, Sean malah meringis menunjukkan deretan gigi rapinya itu, bermaksud membuat ibunya terbuai. Namun Feyana hanya diam melihatinya yang kemudian tampak salah tingkah.“Iya, maafkan aku, Mah. Tadi Sean bangunnya telat jadi terlambat begini. Sekarang, ayo berangkat keburu mamah ikutan telat ke kantornya!” elak Sean terdengar jujur.Feyana menjitak pelan kepala Sean sambil mendengus, “Makanya jangan begadang cuman untuk main game terus! Kamu pikir mamah gak tau kalau tiap malam kamu it

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 167

    “Maaf, tapi kami sepakat untuk tidak menjawab pertanyaan tersebut. Bisakah, Anda menghargai privasi keluarga kami?!” sahut David menatap lurus dengan rahang yang mengeras pada wartawan itu.Wartawan yang mengajukan pertanyaan tampak gugup. Ia menatap ke arah teman-temannya yang sesama wartawan untuk minta bantuan, tapi tak ada satupun yang menghiraukannya. Mereka semua tentu tak mau berurusan dengan keluarga David yang akan merusak karier mereka dalam bidang ini. Tamat sudah riwayat wartawan wanita ini.David menyuruh seorang sekuriti yang berdiri tak jauh darinya. Hanya dengan jari telunjuknya, sekuriti itu mendekatinya dan mendengar bisikan David dengan baik. Sesuai perintah yang baru saja ia dapat dari atasannya, sekuriti itu berjalan mengendap lewat pintu belakang untuk membawa wartawan wanita tadi pergi meninggalkan ruangan.David kemudian memandang Feyana lalu memberinya anggukan meyakinkan bahwa semuanya akan aman.“Aku harap ini jadi pembelajaran bagi kalian semua untuk berhat

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 166

    Feyana memandang nanar pada timbunan tanah yang ber-nisankan nama Sabrina. Air matanya terus bergulir meski sudah berulang kali diusap oleh suaminya yang berada di sampingnya. Kedua tangan Feyana sibuk menggendong Sean yang sedari tadi menangis. Sepertinya, bocah kecil ini menyadari bahwa ibunya sudah takkan lagi ada di dunia ini untuk menemaninya.Sayangnya Norma dan Imelda tidak bisa ikut ke pemakaman karena situasi mereka yang masih menjadi tahanan. Tentu saja ketika mendengar kabar kematian Sabrina dan kenyataan soal penyakitnya itu dari Feyana, mereka berdua sangat terpukul. Keduanya tak menyangka Sabrina tega menutupi kebenaran yang amat menyakitkan itu hanya agar tak membuat mereka khawatir.“Fey, ayo pulang. Kasihan Sean jika terus di sini, apalagi langit mulai mendung.” David mengajak Feyana pulang karena mereka sudah sangat lama di sana. Dirinya kasihan melihat wajah sembab istrinya dan tangisan pilu Sean yang tak kunjung reda.Feyana inginnya masih tetap di sana, namun meli

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 165

    “Aku tak tahu pada siapa harus menitipkan Sean. Aku hanya percaya padamu, Fey.”Ucapan Sabrina itu terus-menerus terlintas di kepala Feyana. Ia pun berjalan tanpa minat ketika keluar dari rumah sakit, bahkan dia tak mengacuhkan David yang sedari tadi menatapnya penasaran. David ingin bertanya apa yang Feyana bicarakan dengan Sabrina sampai membuatnya tak fokus seperti sekarang, tapi melihat ratapan suram di mata Feyana membuatnya mengurungkan niat bertanya.“Fey, biar aku antar ke kantor aja, gak usah bawa mobil. Biar nanti si Joshua aku suruh ambil mobilmu di sini,” sergah David tidak yakin dengan Feyana yang kurang fokus ketika nanti menyetir di jalan.Feyana menggeleng dan ingin tetap menyetir sendiri, namun David mencegahnya dengan mengambil kunci mobilnya lalu menggandengnya agar masuk ke mobil David.“Aku tidak mau ambil risiko kamu kenapa-napa kalau tetap memaksa menyetir sendiri. Kita langsung menuju kantormu saja, aku antar,” tegas David tanpa boleh dibantah.Ketika sudah dud

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 164

    Sabrina menatap nanar pada Feyana yang diam kaku tak berkutik setelah mendengar permintaannya yang terdengar gila. Sabrina akui dia tak memiliki siapapun yang bisa dipercayainya, bahkan keluarga saja sudah tak punya. Dirinya hanya memiliki Sean yang terpaksa dititipkannya di panti asuhan selama ia menjalani proses hukuman penjara.“Hanya kamu yang terlintas di pikiranku, Fey. Aku tentu takkan rela berikan hak asuh Sean pada ayahnya, si Leon. Bahkan pria itu saja tak tahu bahwa dia memiliki putra.”“Apa kamu sudah memikirkan keputusanmu itu matang-matang? Aku bukan beralasan mau menolak, tapi tanggung-jawab ini terlalu besar. Apa kamu seyakin ini padaku? Dan mau sampai kapan kamu menutupi kebenaran bahwa Sean adalah darah dagingnya Leon? Tidak ada yang bisa menutupi rahasia selamanya, Na.”Feyana mengusap air mata yang merembes di pipi Sabrina dengan sebelah tangan yang tidak digenggam oleh Sabrina. Baru kali ini ia melihat kesedihan teramat dalam di wajah Sabrina yang tergambar jelas.

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 163

    Feyana pagi-pagi sudah gaduh tak karuan, membuat suaminya yang masih nyenyak bergelung di selimut merasa terusik. Sambil memperhatikan Feyana bolak-balik di kamar, David menegurnya perlahan.“Ada apa panik banget, sih? Gak biasanya kamu begini.’”Feyana hanya menoleh sekilas pada suaminya yang masih bersantai di kasur. Ia menjelaskan dengan sekedarnya kalau mendapat kabar jika Sabrina, salah satu temannya yang ada di sel penjara waktu itu sekarang sedang menjalani perawatan di rumah sakit, bahkan sampai harus opname.“Kalau sampai opname begitu, berarti sakitnya serius. Aku mau ke sana untuk melihat kondisinya. Semoga saja Sabrina tidak apa-apa,” lontar Feyana lalu menyabet tasnya yang ada gantungan.“Aku berangkat dulu, ya. Bye!” ujarnya sambil menyempatkan diri memberikan ciuman selamat pagi untuk David.David menghela napas salut pada Feyana yang tampak sangat peduli pada temannya yang satu sel dengannya itu. Bahkan sejak keluar dari penjara dirinya membuat jadwal rutin untuk menje

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 162

    Feyana dan David dalam perjalanan pulang, bersisian di dalam mobil tapi senyap sejak 15 menit yang lalu. David berulang kali menatap sebentar istrinya yang terlihat sedang memikirkan sesuatu. Karena tak kunjung mendapat perhatian, David mengelus punggung tangan Feyana dengan sebelah tangannya yang bebas dari menyetir.“Lagi mikirin apa?”Feyana barulah menoleh padanya lalu menyengir kecil membuat David mengangkat sebelah alisnya bingung. “Soal Joshua dan Mitha, ya? Kamu kenapa ngebet banget jodohin mereka, sih? Padahal kalau dipikir-pikir yang dikatakan Joshua memang benar, kita belum terlalu kenal soal Mitha. Iya kita memang lihatnya Mitha wanita yang baik dan tidak neko-neko, tapi siapa tahu itu hanya topengnya semata.”Seperti bisa membaca apa yang sedang Feyana pikirkan, David menuturkan hal demikian dengan raut wajah tenang tanpa menunjukkan emosi apapun, itu agar Feyana juga tak merasa tersinggung.Feyana mencebik sambil menyahuti, “Tapi aku merasa kasihan pada Joshua yang sudah

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 161

    “Aku malah bermaksud ingin menyingkirkan Randy di saat kontrak kerja dengannya berakhir. Aku senang kamu melakukannya lebih cepat, Dav.”Tanggapan di luar dugaan dari Feyana membuat David menganga tak percaya. Semenit kemudian ia barulah bisa mengulum senyuman karena ternyata Feyana tidak marah dan malah sejalan dengannya.“Jadi kuharap kita tak lagi bersitegang hanya karena Randy dan keluarganya. Aku muak kita bertengkar perihal mereka,” kata Feyana yang diangguki semangat oleh suaminya.“Aku akan membereskan Randy dan keluarganya agar tidak akan pernah muncul di hadapan kita lagi. Tenang saja, aku tidak bermaksud membunuh mereka, hanya saja ingin mengusir mereka dari kota ini. Jika mereka berada di tempat yang jauh, tak mungkin bisa mengganggu kita lagi,” cetus David sembari mengambil ponselnya untuk menghubungi orang suruhannya.Kening David mengerut ketika mengobrol beberapa saat dengan seseorang di telepon. Setelahnya ia memutuskan sambungan dan memberi tatapan linglung pada Feya

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 160

    Feyana melihat Joshua tak berkutik mendengar pertanyaannya yang cukup menohok itu. Karena melihat pria di depannya itu hanya diam tak menyahut, Feyana yang kembali bersuara. “Aku tak sengaja melihat Randy ada di rumah sakit ini. Dia dirawat karena mengalami patah tulang dan berakhir cacat usai dioperasi. Kamu tahu apa yang membuatku merasa tersinggung? Ketika aku menghadapi keluarga Randy seorang diri demi menjaga martabatnya suamiku. Tapi aku merasa kasihan pada diriku sendiri sebab membela orang yang malah membohongiku. Kamu mengerti bagaimana bencinya aku saat kutahu bahwa David membohongiku dari keluarganya Randy? Mereka semua saling menyerangku waktu itu, dan aku diam tak berkutik dalam hati, tapi pura-pura berani pada mereka dengan membual soal ancaman untuk menakutinya.”Feyana menenggak minuman di gelasnya secara brutal dan meletakkan kembali gelasnya dengan keras sampai terdengar bunyi berdentum. Tatapan tajam menusuk Feyana yang memerah menahan amarah membuat Joshua was-was

DMCA.com Protection Status