Share

BAB 132

Penulis: Giana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-19 22:35:26

Kabar menggemparkan terjadi di pagi hari yang sibuk. Bahkan saat masih dini hari pun, orang-orang sudah berlalu lalang menimbulkan suara mengganggu. Banyak mulut yang saling bicara dan kaki yang melangkah ke sana- ke mari.

Tewasnya seorang Irjen Polisi dan salah satu tahanan perempuan menjadikan Penjara ini menjadi berita utama dan trending di setiap saluran informasi. Banyak yang mau mengusut tuntas apa yang sebenarnya terjadi dalam tragedi berdarah semalam.

Feyana yang ada di selnya sesekali menggigit resah kuku jarinya. Ia sudah menolak untuk melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang sejak tadi memaksanya untuk menjadi saksi.

“Anda tidak bisa hanya diam saja ketika teman sel sebelahmu mati. Anda harus bicara dan katakan apa yang Anda tahu agar penyelidikan ini bisa menemui titik terang! Banyak yang menyoroti masalah ini,” ucap salah seorang Penyidik yang berusaha tetap membujuk Feyana agar mau diajak kompromi.

Feyana menggerutu, “Aku tidak berteman dengan tahanan di sel sebel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 133

    “Jadi, saya menawarkan sebuah kesepakatan dan penyelesaian. Kasus ini hanya akan berhenti dengan tersangka Emily yang dinyatakan sebagai pelakunya. Kita bisa mengarang cerita bahwa Widia yang tak terima saat tahu bahwa Emily si Musuh Bebuyutannya menjalin hubungan gelap dengan seorang Irjen Polisi. Widia mengancam akan membongkar hubungan terlarang mereka kepada khalayak jika tidak menerima tuntutannya untuk dibebaskan, lalu Emily kalap dan berusaha membunuh Widia. Tidak tahunya Widia cukup mumpuni untuk lolos darinya dan merebut pistol di tangannya.”“Setelahnya seperti yang kita lihat di CCTV. Irjen itu menodongkan senjata pada Widia dan mereka terlibat baku tembak hingga menewaskan keduanya. Emily selamat dalam hal ini, dan dia harus membusuk di penjara!"Feyana menganga mendengar apa yang barusan diucapkan David dengan suara baritonnya yang tegas tanpa gugup sama sekali. Feyana hanya menjadi penyimak di rapat penting dan sangat rahasia ini. Yang ia tahu pasti, kematian Irjen Pol b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 134

    2 bulan berlalu sejak kejadian tewasnya Irjen Polisi dan seorang tahanan bernama Widia karena baku tembak. Terungkap bahwa Widia marah karena diperlakukan tak adil saat menjadi tahanan dan memutuskan berontak. Ia yang mengetahui fakta bahwa sel penyisihan dibuat karena kepentingan pribadi dan perselingkuhan Emily dengan Irjen Polisi itu membuatnya kebakaran jenggot. Emily dan Widia memang dirumorkan tak pernah akur.Kasus ditutup dengan segala kesalahan dilimpahkan pada Emily. Widia dinyatakan tak bersalah dan Irjen Polisi yang sudah tewas itu dicopot dari jabatannya dengan tidak hormat karena menodai citra kepolisian.“Kamu ikut olahraga di lapangan atau enggak hari ini?” tanya Imelda ketika dirinya dan dua lainnya sudah bersiap untuk dibukakan pintu sel.“Tidak—Aku akan bertemu dengan orang yang menjengukku hari ini. Kalian bersenang-senang saja di sana,” balas Feyana tersenyum tipis.Feyana dan para tahanan lainnya tak lagi merinding ketika waktunya olahraga tiap minggu di lapangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 135

    Malam ini Feyana dengan diam-diam dibukakan pintu selnya oleh seorang Polisi yang berjaga. Polisi yang diajaknya bekerja sama waktu itu dan menolaknya, kini satu tim dengannya.“Udah mati semua CCTV nya kan?” tanya Feyana berbisik padanya.“Aman. Semuanya sudah diatur agar kamu gak ketahuan,” ungkapnya dengan yakin.Feyana tersenyum mengangguk dan keluar dari selnya dengan tenang. Kedua orang ini lalu berjalan menuju ruangan khusus untuk berkunjung para tahanan, tentu saja dengan semua kamera pengawas yang menuju ke sana dinon-aktifkan.Feyana membuka pintu ruangan dan tersenyum lebar ketika orang yang dinantinya akhirnya bisa bertemu dengannya. Feyana dengan haru memeluknya, melampiaskan rasa kasihan dan senang secara bersamaan.“Bagaimana dengan lukamu? Apa sudah pulih benar? Jika belum, kamu bisa menundanya lebih lama lagi untuk menjalani perawatan.” Feyana bercelatuk ketika pelukan sudah terlepas.David yang berada di sisi Feyana, bahkan diacukannya. Istrinya itu lebih perhatian p

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 136

    Hari ini Feyana dipastikan bisa menghirup udara di luar penjara dengan leluasa. Ia tak perlu lagi merasakan dinginnya ubin dan meringkuk ketika udara malam mulai menggerayangi tubuhnya. Feyana dengan pakaian mahalnya yang terkesan elegan, keluar dari pintu gerbang dengan percaya diri. Ia melambaikan tangan senang ketika di luar penjara sudah disambut beberapa orang yang amat dikenalnya. “Ayah, aku rindu sekali denganmu.” Feyana berhambur memeluk Erik dengan tangis haru membuncah. Erik membalas pelukan putrinya tak kalah hangatnya. Ia mengusap punggung Feyana dan bercelatuk lirih, “Ayah jauh lebih merindukanmu, Nak.” Selepas memeluk ayahnya, Feyana mengalihkan atensi kepada suaminya yang sedari tadi menunggu giliran untuk bisa melepas rindu dengannya. Feyana tersenyum penuh arti ketika David dengan bibir mencebik merentengkan kedua tangannya dengan lebar. “Oh, kamu juga ingin dipeluk. Sini, biar kupeluk erat suamiku ini!” kekeh Feyana yang begitu ringan menubrukkan tubuhnya ke dada

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 137

    Feyana menginjakkan kaki ke dalam apartemennya dengan sang suami. David dari belakang memeluknya dan menyenderkan dagu ke perpotongan leher Feyana.“Aku berusaha tetap membersihkan apartemen ini tanpa merubah tatanan di dalamnya. Biar kalau kamu kembali, tidak merasa asing. Gimana—kamu suka dengan tempat yang tetap sama ini atau tidak, hem?” bisik David di sebelah telinga Feyana. Ia bahkan dengan sengaja menghembuskan nafas dan meniup di sekitar leher Feyana untuk menciptakan afeksi rangsangan.Feyana yang paham tingkah David itu hanya tersenyum tipis lalu pura-pura tak mengerti. “Aku suka dengan tempatnya. Yasudah, ayo langsung tidur!” terangnya yang berusaha melepas pelukan dari belakang David.David mengeratkan pelukannya dan menjilat leher Feyana dengan sensual. Ia tahu istrinya itu hanya pura-pura bodoh. “Kamu ini jangan memancingku. Ayolah Fey, kita lakukan itu! Aku sudah lama menahannya hingga kepulanganmu, loh. Masa kamu tega biarin suamimu ini menderita?” rengeknya manja.Fey

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 138

    Randy tersenyum remeh, "Kamu yang menabrak mobilku, Feyana. Apa kamu tidak tahu aturan lalu lintas?"Feyana menggeram, "Kamu yang ngerem mendadak, Ran! Aku gak sengaja!""Oh, begitu? Berarti kamu harus bertanggung jawab atas kerusakan mobilku," Randy keluar dari mobil lalu menunjuk bagian belakang mobilnya yang penyok usai tabrakan barusan.Feyana menghela napas, otaknya berputar mencari jalan keluar. Dia baru saja keluar dari penjara kemarin, dan dia tidak ingin terlibat masalah hukum lagi. "Oke, oke. Aku akan bertanggung jawab. Jadi butuh uang berapa untuk biaya kompensasinya, hah!?”Randy tertawa kecil. “Tenang, aku gak butuh uangmu. Mobil ini masih bisa diperbaiki dengan uangku sendiri. Yang aku butuhkan hanyalah ... sesuatu yang lain.”Feyana mengerutkan kening. “Maksudmu?” tanyanya dengan nada judes.Randy melangkah maju mendekati Feyana hingga jarak keduanya hanya terpaut sedikit. Randy mendekatkan bibirnya untuk membisiki Feyana yang terdiam kaku sambil mengepalkan kedua tanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 139

    Feyana akui terpaksa dan merasa dongkol dengan ancaman Randy, tetapi itu tak menutupi perbuatannya yang malah menurutinya. Bukan karena takut pada ancaman Randy, Feyana hanya tak ingin terlalu muluk berdebat dengannya. Toh, ia juga tengah butuh sekretaris secepatnya.“Aku tidak menyuruhmu buatkan teh.” Feyana langsung bercelatuk dingin ketika Randy masuk ke ruangannya lalu menyodorkan secangkir teh ke mejanya.“Ini bentuk perhatianku sebagai pegawai magang, Fey. Biarkan saja di situ atau minum ketika kamu nanti haus. Oh iya, sekarang aku siap kamu berikan tugas.”Feyana hanya memutar bola matanya jengah ketika Randy mengambil duduk di depan mejanya.“Kamu buat laporan ini secepatnya! Nanti malam kalau bisa sudah jadi biar aku sempat mengeceknya sebelum pulang. Besok pagi kamu persiapkan ruang meeting dan lakukan revisi pada beberapa berkas yang nanti akan kukirimkan ke mejamu!”Feyana kemudian kembali fokus dan bergelung dengan kegiatannya sendiri. Mengacuhkan tatapan mata Randy yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 140

    Wajah Feyana yang sebelumnya berekspresi tertarik dan penasaran, berubah jengah ketika mendengar jawaban David.“Kupikir kamu datang ke sini, memang karena ada kepentingan mendesak.”“Loh, menemui istriku karena tak tahan rindu tentu saja urusan mendesak. Kamu ini jangan sepelekan hal ini! Kalau aku rindu jadi uring-uringan lalu hilang fokus dalam pekerjaan.”Feyana berusaha untuk menahan tangannya agar tidak memukul David. Namun ketika ia mendengus membuang muka dari David, suaminya itu tersenyum sambil mengelus rambutnya.“Aku habis meeting dengan klien di restoran sekitaran sini, makanya mampir menemuimu. Tadi Joshua awalnya mau ikut tapi kusuruh kerjakan sesuatu di kantor makanya dia langsung kembali ke kantor. Kalau dia jadi datang bersamaku dan melihat Randy di sini, kujamin kita berdua akan mengeroyoknya habis-habisan. Beruntung hanya aku saja dan bisa mudah untuk ditenangkan amukannya. Bayangkan kalau Joshua ikut!” tukas David dengan nada tenang.Feyana menoleh cepat padanya l

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12

Bab terbaru

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 168

    “Sean, ayo cepat keluar! Nanti terlambat ke sekolah, loh,” panggil Feyana yang sudah rapi berdiri di samping mobilnya. Ia beberapa kali melihat jam tangannya sambil berdecak resah karena rapat di kantornya akan dimulai sebentar lagi.Sean tampak keluar dari rumah dengan tas ransel yang hanya disampirkan di satu lengannya seraya berlari tergesa-gesa mendekati ibunya yang tampak kesal.Feyana melipat kedua tangan di dada sambil memicingkan mata ketika putranya itu berdiri di hadapannya. Bukannya merasa bersalah, Sean malah meringis menunjukkan deretan gigi rapinya itu, bermaksud membuat ibunya terbuai. Namun Feyana hanya diam melihatinya yang kemudian tampak salah tingkah.“Iya, maafkan aku, Mah. Tadi Sean bangunnya telat jadi terlambat begini. Sekarang, ayo berangkat keburu mamah ikutan telat ke kantornya!” elak Sean terdengar jujur.Feyana menjitak pelan kepala Sean sambil mendengus, “Makanya jangan begadang cuman untuk main game terus! Kamu pikir mamah gak tau kalau tiap malam kamu it

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 167

    “Maaf, tapi kami sepakat untuk tidak menjawab pertanyaan tersebut. Bisakah, Anda menghargai privasi keluarga kami?!” sahut David menatap lurus dengan rahang yang mengeras pada wartawan itu.Wartawan yang mengajukan pertanyaan tampak gugup. Ia menatap ke arah teman-temannya yang sesama wartawan untuk minta bantuan, tapi tak ada satupun yang menghiraukannya. Mereka semua tentu tak mau berurusan dengan keluarga David yang akan merusak karier mereka dalam bidang ini. Tamat sudah riwayat wartawan wanita ini.David menyuruh seorang sekuriti yang berdiri tak jauh darinya. Hanya dengan jari telunjuknya, sekuriti itu mendekatinya dan mendengar bisikan David dengan baik. Sesuai perintah yang baru saja ia dapat dari atasannya, sekuriti itu berjalan mengendap lewat pintu belakang untuk membawa wartawan wanita tadi pergi meninggalkan ruangan.David kemudian memandang Feyana lalu memberinya anggukan meyakinkan bahwa semuanya akan aman.“Aku harap ini jadi pembelajaran bagi kalian semua untuk berhat

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 166

    Feyana memandang nanar pada timbunan tanah yang ber-nisankan nama Sabrina. Air matanya terus bergulir meski sudah berulang kali diusap oleh suaminya yang berada di sampingnya. Kedua tangan Feyana sibuk menggendong Sean yang sedari tadi menangis. Sepertinya, bocah kecil ini menyadari bahwa ibunya sudah takkan lagi ada di dunia ini untuk menemaninya.Sayangnya Norma dan Imelda tidak bisa ikut ke pemakaman karena situasi mereka yang masih menjadi tahanan. Tentu saja ketika mendengar kabar kematian Sabrina dan kenyataan soal penyakitnya itu dari Feyana, mereka berdua sangat terpukul. Keduanya tak menyangka Sabrina tega menutupi kebenaran yang amat menyakitkan itu hanya agar tak membuat mereka khawatir.“Fey, ayo pulang. Kasihan Sean jika terus di sini, apalagi langit mulai mendung.” David mengajak Feyana pulang karena mereka sudah sangat lama di sana. Dirinya kasihan melihat wajah sembab istrinya dan tangisan pilu Sean yang tak kunjung reda.Feyana inginnya masih tetap di sana, namun meli

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 165

    “Aku tak tahu pada siapa harus menitipkan Sean. Aku hanya percaya padamu, Fey.”Ucapan Sabrina itu terus-menerus terlintas di kepala Feyana. Ia pun berjalan tanpa minat ketika keluar dari rumah sakit, bahkan dia tak mengacuhkan David yang sedari tadi menatapnya penasaran. David ingin bertanya apa yang Feyana bicarakan dengan Sabrina sampai membuatnya tak fokus seperti sekarang, tapi melihat ratapan suram di mata Feyana membuatnya mengurungkan niat bertanya.“Fey, biar aku antar ke kantor aja, gak usah bawa mobil. Biar nanti si Joshua aku suruh ambil mobilmu di sini,” sergah David tidak yakin dengan Feyana yang kurang fokus ketika nanti menyetir di jalan.Feyana menggeleng dan ingin tetap menyetir sendiri, namun David mencegahnya dengan mengambil kunci mobilnya lalu menggandengnya agar masuk ke mobil David.“Aku tidak mau ambil risiko kamu kenapa-napa kalau tetap memaksa menyetir sendiri. Kita langsung menuju kantormu saja, aku antar,” tegas David tanpa boleh dibantah.Ketika sudah dud

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 164

    Sabrina menatap nanar pada Feyana yang diam kaku tak berkutik setelah mendengar permintaannya yang terdengar gila. Sabrina akui dia tak memiliki siapapun yang bisa dipercayainya, bahkan keluarga saja sudah tak punya. Dirinya hanya memiliki Sean yang terpaksa dititipkannya di panti asuhan selama ia menjalani proses hukuman penjara.“Hanya kamu yang terlintas di pikiranku, Fey. Aku tentu takkan rela berikan hak asuh Sean pada ayahnya, si Leon. Bahkan pria itu saja tak tahu bahwa dia memiliki putra.”“Apa kamu sudah memikirkan keputusanmu itu matang-matang? Aku bukan beralasan mau menolak, tapi tanggung-jawab ini terlalu besar. Apa kamu seyakin ini padaku? Dan mau sampai kapan kamu menutupi kebenaran bahwa Sean adalah darah dagingnya Leon? Tidak ada yang bisa menutupi rahasia selamanya, Na.”Feyana mengusap air mata yang merembes di pipi Sabrina dengan sebelah tangan yang tidak digenggam oleh Sabrina. Baru kali ini ia melihat kesedihan teramat dalam di wajah Sabrina yang tergambar jelas.

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 163

    Feyana pagi-pagi sudah gaduh tak karuan, membuat suaminya yang masih nyenyak bergelung di selimut merasa terusik. Sambil memperhatikan Feyana bolak-balik di kamar, David menegurnya perlahan.“Ada apa panik banget, sih? Gak biasanya kamu begini.’”Feyana hanya menoleh sekilas pada suaminya yang masih bersantai di kasur. Ia menjelaskan dengan sekedarnya kalau mendapat kabar jika Sabrina, salah satu temannya yang ada di sel penjara waktu itu sekarang sedang menjalani perawatan di rumah sakit, bahkan sampai harus opname.“Kalau sampai opname begitu, berarti sakitnya serius. Aku mau ke sana untuk melihat kondisinya. Semoga saja Sabrina tidak apa-apa,” lontar Feyana lalu menyabet tasnya yang ada gantungan.“Aku berangkat dulu, ya. Bye!” ujarnya sambil menyempatkan diri memberikan ciuman selamat pagi untuk David.David menghela napas salut pada Feyana yang tampak sangat peduli pada temannya yang satu sel dengannya itu. Bahkan sejak keluar dari penjara dirinya membuat jadwal rutin untuk menje

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 162

    Feyana dan David dalam perjalanan pulang, bersisian di dalam mobil tapi senyap sejak 15 menit yang lalu. David berulang kali menatap sebentar istrinya yang terlihat sedang memikirkan sesuatu. Karena tak kunjung mendapat perhatian, David mengelus punggung tangan Feyana dengan sebelah tangannya yang bebas dari menyetir.“Lagi mikirin apa?”Feyana barulah menoleh padanya lalu menyengir kecil membuat David mengangkat sebelah alisnya bingung. “Soal Joshua dan Mitha, ya? Kamu kenapa ngebet banget jodohin mereka, sih? Padahal kalau dipikir-pikir yang dikatakan Joshua memang benar, kita belum terlalu kenal soal Mitha. Iya kita memang lihatnya Mitha wanita yang baik dan tidak neko-neko, tapi siapa tahu itu hanya topengnya semata.”Seperti bisa membaca apa yang sedang Feyana pikirkan, David menuturkan hal demikian dengan raut wajah tenang tanpa menunjukkan emosi apapun, itu agar Feyana juga tak merasa tersinggung.Feyana mencebik sambil menyahuti, “Tapi aku merasa kasihan pada Joshua yang sudah

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 161

    “Aku malah bermaksud ingin menyingkirkan Randy di saat kontrak kerja dengannya berakhir. Aku senang kamu melakukannya lebih cepat, Dav.”Tanggapan di luar dugaan dari Feyana membuat David menganga tak percaya. Semenit kemudian ia barulah bisa mengulum senyuman karena ternyata Feyana tidak marah dan malah sejalan dengannya.“Jadi kuharap kita tak lagi bersitegang hanya karena Randy dan keluarganya. Aku muak kita bertengkar perihal mereka,” kata Feyana yang diangguki semangat oleh suaminya.“Aku akan membereskan Randy dan keluarganya agar tidak akan pernah muncul di hadapan kita lagi. Tenang saja, aku tidak bermaksud membunuh mereka, hanya saja ingin mengusir mereka dari kota ini. Jika mereka berada di tempat yang jauh, tak mungkin bisa mengganggu kita lagi,” cetus David sembari mengambil ponselnya untuk menghubungi orang suruhannya.Kening David mengerut ketika mengobrol beberapa saat dengan seseorang di telepon. Setelahnya ia memutuskan sambungan dan memberi tatapan linglung pada Feya

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 160

    Feyana melihat Joshua tak berkutik mendengar pertanyaannya yang cukup menohok itu. Karena melihat pria di depannya itu hanya diam tak menyahut, Feyana yang kembali bersuara. “Aku tak sengaja melihat Randy ada di rumah sakit ini. Dia dirawat karena mengalami patah tulang dan berakhir cacat usai dioperasi. Kamu tahu apa yang membuatku merasa tersinggung? Ketika aku menghadapi keluarga Randy seorang diri demi menjaga martabatnya suamiku. Tapi aku merasa kasihan pada diriku sendiri sebab membela orang yang malah membohongiku. Kamu mengerti bagaimana bencinya aku saat kutahu bahwa David membohongiku dari keluarganya Randy? Mereka semua saling menyerangku waktu itu, dan aku diam tak berkutik dalam hati, tapi pura-pura berani pada mereka dengan membual soal ancaman untuk menakutinya.”Feyana menenggak minuman di gelasnya secara brutal dan meletakkan kembali gelasnya dengan keras sampai terdengar bunyi berdentum. Tatapan tajam menusuk Feyana yang memerah menahan amarah membuat Joshua was-was

DMCA.com Protection Status