Share

BAB 103

Penulis: Giana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-22 04:57:46

Bersamaan dengan selesainya kalimat Jerome yang menggetarkan perasaan Feyana, kedatangan Alysa membuat keduanya langsung memutus kontak mata dan pura-pura tak terjadi apapun.

“Aku sudah menemukannya. Bioskop ada di lantai 3, Kak Fey.” Alysa berseru lantang sambil berlari mendekati keduanya.

Alysa tersenyum kikuk ketika Jerome menatapnya beberapa saat, lalu memutus kontak mata dengan sendirinya.

“Ayo, kita ke sana!” ajak Alysa menggandeng Feyana. Sedangkan Feyana menarik tangan Jerome agar mengikuti di sampingnya.

Ketika sudah di depan loket, Feyana dan kedua remaja itu berembuk untuk memesan tiket apa.

“Aku mau nonton horor.” Alysa bersemangat sambil mengangkat satu tangannya tinggi-tinggi.

Feyana melirik Jerome yang terlihat berpikir menatap poster film yang sedang berlangsung. Dengan agak enggan dirinya menunjuk sebuah film bertajuk romansa.

“Kamu yakin nonton itu?” tanya Feyana mempertanyakannya dengan sebelah alis terangkat kurang yakin.

Jerome mengangguk. “Aku suka posternya.”

Al
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 104

    Feyana kembali ke rumah setelah selesai mengantar Jerome. Remaja pria itu langsung izin masuk rumah karena harus mengerjakan tugas sekolah, mau tak mau Feyana tidak jadi mampir dan pulang. Padahal dirinya berpikir untuk ngobrol berdua dengan Jerome, membahas hal yang penting.“Ternyata anak itu terlalu insecure, aku baru sadar. Kupikir Jerome remaja yang bodo amat untuk memikirkan hal seperti itu.” Feyana bercelatuk ringan sambil menginjak gas mobilnya.Feyana tak langsung pulang, ia berkunjung ke rumah ayahnya. Saat sudah di halaman rumah, ia melihat ada mobil asing yang terparkir di sana. Feyana turun sambil memperhatikan body mobil itu yang cukup keren menurutnya.“Milik siapa, nih? Apa ayah sedang kedatangan tamu, ya?” gumam Feyana kemudian melangkah masuk ke rumah.Saat ini Erik sedang mengobrol dengan kolega bisnisnya, Feyana kurang tahu siapa sebab orang itu duduk membelakanginya.Feyana hanya di memandangi mereka berdua tampak serius, bahkan Feyana bisa melihat kerutan kasar

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 105

    Erik mengabari David bahwa istrinya ada di rumahnya malam ini. Tentu saja David seusai pulang dari kantor langsung meluncur ke rumah mertuanya.“Di mana Feyana, Yah?” tanya David di saat dirinya baru saja tiba.Erik yang membukakan pintu pun berwajah sendu. “Ada di kamarnya. Dia pasti sedang kepikiran soal masalah ini sampai mengunci diri di kamar tanpa makan malam,” jelasnya prihatin pada kondisi putrinya.David izin masuk dan mengajak mertuanya untuk mengobrol sebentar, menanyakan padanya tentang apa yang terjadi pada istrinya.Erik pun duduk dituntun oleh David yang menyempatkan waktu membelikannya kudapan. David meletakkan kresek makanan ke meja dan duduk mendekati mertuanya, siap mendengarkan dari A-Z.“Tadi waktu Feyana berniat mampir ke sini untuk main, bertepatan si Betrand dan putranya ke sini menemuiku. Mungkin kamu belum terlalu mengenal siapa mereka berdua. Betrand itu teman sekelasku sejak SMA tapi selalu membuatku kesulitan, bahkan sekarang pun tetap sama.” Erik menghela

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 106

    Feyana bangun agak siangan karena David mengatakan supaya dirinya tak perlu ke kantor hari ini. Tetapi bukannya tenang di rumah, perasaan Feyana malah resah. Tak ada yang diperbuatnya di rumah selain hanya melamun, sedangkan jika pergi bekerja, paling tidak dirinya akan disibukkan dengan kerjaan yang tak memungkinkannya untuk overthingking.Akhirnya setelah mengumpulkan niatnya, ia melangkah ke kamar mandi, bersiap untuk pergi ke kantor. Ketika dia sudah selesai dan melewati ruang tamu, ia melihat ayahnya tengah melamun.“Memikirkan apa sampai mengerut kening sebegitunya?” kejut Feyana sambil berjalan mendekati ayahnya. Ia mau pamit pulang ke apartemen suaminya sekalian berangkat kerja.“Loh, kamu tidak jadi libur? Bukannya David bilang kamu istirahat aja di rumah?” tanya Erik menaikkan alisnya bingung.Feyana menggelengkan kepala 2 kali. “Aku bosan di rumah. Bukannya tenang malah bikin otak Feyana makin buntu, Ayah,” sanggahnya yang diangguki paham oleh ayahnya.“Ya sudah, hati-hati

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 107

    David menggeram rendah sambil mengepalkan tangannya di atas meja. “Dasar Randy, brengsek! Dia sepertinya menantangku,” berangnya tersulut emosi.Tepat saat David mengumpat, Joshua masuk membawa kopi yang dibelinya di kedai depan kantor. “Nih, buatmu. Kenapa terlihat geram begitu? Kamu habis mengumpat siapa sampek kedengaran di luar?” kelakarnya sambil berdiri di depan meja kerja David. Ia mengintip apakah ada pekerjaannya yang belum selesai agar bisa Joshua bantu.“Randy ember kepada Pak Betrand, musuh ayah mertuaku sekaligus calon mertua adiknya Randy. Masalahnya dia ceritakan soal korupsi yang dilakukan Feyana untuk bisa menanam saham yang banyak pada RAN Corp dan itu membuat Pak Betrand punya senjata untuk menekan keluarganya Feyana.”Joshua yang sebelumnya tenang-tenang saja berubah syok. “Kok bisa? Untuk apa si Randy melakukan itu? Setahuku bukannya menguntungkan, dia malah ikut merugi karena akan terseret masalah,” tanggapnya mengernyitkan alis tak mengeri.Makin kesal saja Dav

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 108

    Feyana tersedak ludahnya sendiri, wajahnya memerah kaget bak kepiting rebus. Namun Leon kembali duduk menyenderkan punggungnya, menatap jengah ke arah Feyana.“Tak usah urusi perasaanku, karena aku sendiri saja tak mau peduli! Mendingan kamu pikirkan jawabanmu, sebab waktu yang diberikan ayahku takkan lama. Nanti malam aku akan datang lagi menemui untuk memberikan kontrak perjanjiannya.”Napas Feyana tercekat mendengarnya, ia langsung berdiri mencekal lengan Leon yang mau pergi.“Bilang pada ayahmu bahwa aku tak bisa merelakan RAN Corp jatuh di tangannya! Akan kuberikan hal yang lain, tapi jangan yang itu,” tegas Feyana membuat Leon menatapnya malas.Leon menghempas tangan Feyana dan berjalan keluar dengan santai, membiarkan Feyana sudah kalang kabut di ruangannya sendiri.Feyana menggigiti kuku jarinya sambil berjalan mondar-mandir di ruangannya dengan resah. Ia sungguh tak mau membiarkan RAN Corp jatuh ke tangan orang lain. Lalu, sebuah ide buruk terbersit di benak Feyana. Bisakah d

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 109

    Betrand melambaikan tangannya untuk menarik atensi Feyana agar menangkap sosoknya. Feyana pun yang berada di pintu masuk langsung mengangguk mengerti.Feyana berjalan dengan santai menemui Betrand yang duduk di kursi agak pojok di sebuah restoran yang sedang ramai pengunjung yang sekedar mengopi.“Sudah lama menunggu?” tanya Feyana meletakkan tasnya di kursi kosong sebelah tempatnya duduk.“Hanya 15 menit, bukan waktu yang lama untukku menunggu. Aku masih bisa menunggu lebih lama lagi jika keuntungannya bisa berlipat,” kekeh Betrand mengerling jahil.Feyana mendecih tak senang. Dirinya lalu memanggil seorang pelayan untuk memesan minuman. Setelah selesai dengan urusannya, Feyana menatap penuh pada Betrand sambil menyangga dagunya dengan dua tangan ditautkan.“Jadi, Anda sudah bawa semuanya?” tanya Feyana menarik sebelah alisnya.Betrand senang pada Feyana yang langsung pada intinya. Dengan tenang dirinya mengeluarkan stopmap berisi apa yang Feyana inginkan.“Semua bukti kejahatanmu ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 110

    David menatap Feyana tidak percaya. Apa yang sudah istrinya lakukan? Kenapa Feyana bertindak gegabah untuk menyerahkan dirinya?“Fey, kenapa lakukan itu? Astaga, aku dan ayahmu berusaha keras untuk mengeluarkanmu dalam masalah itu, tapi kamu malah seperti ini.” David meraung menyesalkan keputusan Feyana yang membuatnya lemas.David segera menghubungi ayah mertuanya. Tak butuh waktu lama bagi Erik sampai ke kediamannya dan langsung mengamuk pada Feyana.“Kamu sudah gila atau bagaimana? Siapa yang menyuruhmu lakukan hal bodoh begitu?” bentak Erik naik pitam.Feyana hanya menunduk pasrah mendapat amukan dari suami dan ayahnya. Ia tahu keputusannya itu sangat di luar nalar.“Kalau sudah begini, kamu mau bagaimana? Mau masuk penjara terus merasakan dinginnya sel besi, begitu? Astaga, aku sungguh tak tahu apa yang ada di otakmu.”Erik kembali mendesah napas lelah. Ia menyenderkan kepalanya ke sandaran sofa sambil memijit pangkal hidungnya.David tak jauh beda merespons Feyana. Ia merasa bah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 111

    Feyana menjalani pemeriksaan di ruangan tertutup dan gelap. Ia hanya terus menatap penuh ragu pada Polisi yang tengah menginterogasinya. Dirinya bahkan sudah merasakan bagaimana digelandang oleh Polisi dengan tangan diborgol.Erik dan David yang ada di luar sudah dari tadi kelimpungan. Mereka berdua mencari Pengacara yang mumpuni untuk memegang kasus Feyana.“Kalau Feyana terbukti bersalah, paling tidak kita harus bisa membantunya mengurangi masa hukuman. Aku tak peduli jika harus lewat cara ilegal sekalipun.”David mengangguk setuju dengan ucapan mertuanya, ia akan melakukan hal yang sama.Hampir 6 jam lamanya Feyana diinterogasi dan baru keluar dengan wajah yang sangat kuyu. David dan Erik segera mendekatinya dan memberi pelukan penyemangat.“Ada kita, Fey. Ayah dan aku akan membantu sebisa mungkin,” bisik David di telinga sang istri.Feyana mengangguk lemah. Setelahnya dia kembali digelandang oleh seorang polisi meninggalkan keluarganya. Malam ini ia akan menginap di sel tahanan. B

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24

Bab terbaru

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 168

    “Sean, ayo cepat keluar! Nanti terlambat ke sekolah, loh,” panggil Feyana yang sudah rapi berdiri di samping mobilnya. Ia beberapa kali melihat jam tangannya sambil berdecak resah karena rapat di kantornya akan dimulai sebentar lagi.Sean tampak keluar dari rumah dengan tas ransel yang hanya disampirkan di satu lengannya seraya berlari tergesa-gesa mendekati ibunya yang tampak kesal.Feyana melipat kedua tangan di dada sambil memicingkan mata ketika putranya itu berdiri di hadapannya. Bukannya merasa bersalah, Sean malah meringis menunjukkan deretan gigi rapinya itu, bermaksud membuat ibunya terbuai. Namun Feyana hanya diam melihatinya yang kemudian tampak salah tingkah.“Iya, maafkan aku, Mah. Tadi Sean bangunnya telat jadi terlambat begini. Sekarang, ayo berangkat keburu mamah ikutan telat ke kantornya!” elak Sean terdengar jujur.Feyana menjitak pelan kepala Sean sambil mendengus, “Makanya jangan begadang cuman untuk main game terus! Kamu pikir mamah gak tau kalau tiap malam kamu it

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 167

    “Maaf, tapi kami sepakat untuk tidak menjawab pertanyaan tersebut. Bisakah, Anda menghargai privasi keluarga kami?!” sahut David menatap lurus dengan rahang yang mengeras pada wartawan itu.Wartawan yang mengajukan pertanyaan tampak gugup. Ia menatap ke arah teman-temannya yang sesama wartawan untuk minta bantuan, tapi tak ada satupun yang menghiraukannya. Mereka semua tentu tak mau berurusan dengan keluarga David yang akan merusak karier mereka dalam bidang ini. Tamat sudah riwayat wartawan wanita ini.David menyuruh seorang sekuriti yang berdiri tak jauh darinya. Hanya dengan jari telunjuknya, sekuriti itu mendekatinya dan mendengar bisikan David dengan baik. Sesuai perintah yang baru saja ia dapat dari atasannya, sekuriti itu berjalan mengendap lewat pintu belakang untuk membawa wartawan wanita tadi pergi meninggalkan ruangan.David kemudian memandang Feyana lalu memberinya anggukan meyakinkan bahwa semuanya akan aman.“Aku harap ini jadi pembelajaran bagi kalian semua untuk berhat

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 166

    Feyana memandang nanar pada timbunan tanah yang ber-nisankan nama Sabrina. Air matanya terus bergulir meski sudah berulang kali diusap oleh suaminya yang berada di sampingnya. Kedua tangan Feyana sibuk menggendong Sean yang sedari tadi menangis. Sepertinya, bocah kecil ini menyadari bahwa ibunya sudah takkan lagi ada di dunia ini untuk menemaninya.Sayangnya Norma dan Imelda tidak bisa ikut ke pemakaman karena situasi mereka yang masih menjadi tahanan. Tentu saja ketika mendengar kabar kematian Sabrina dan kenyataan soal penyakitnya itu dari Feyana, mereka berdua sangat terpukul. Keduanya tak menyangka Sabrina tega menutupi kebenaran yang amat menyakitkan itu hanya agar tak membuat mereka khawatir.“Fey, ayo pulang. Kasihan Sean jika terus di sini, apalagi langit mulai mendung.” David mengajak Feyana pulang karena mereka sudah sangat lama di sana. Dirinya kasihan melihat wajah sembab istrinya dan tangisan pilu Sean yang tak kunjung reda.Feyana inginnya masih tetap di sana, namun meli

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 165

    “Aku tak tahu pada siapa harus menitipkan Sean. Aku hanya percaya padamu, Fey.”Ucapan Sabrina itu terus-menerus terlintas di kepala Feyana. Ia pun berjalan tanpa minat ketika keluar dari rumah sakit, bahkan dia tak mengacuhkan David yang sedari tadi menatapnya penasaran. David ingin bertanya apa yang Feyana bicarakan dengan Sabrina sampai membuatnya tak fokus seperti sekarang, tapi melihat ratapan suram di mata Feyana membuatnya mengurungkan niat bertanya.“Fey, biar aku antar ke kantor aja, gak usah bawa mobil. Biar nanti si Joshua aku suruh ambil mobilmu di sini,” sergah David tidak yakin dengan Feyana yang kurang fokus ketika nanti menyetir di jalan.Feyana menggeleng dan ingin tetap menyetir sendiri, namun David mencegahnya dengan mengambil kunci mobilnya lalu menggandengnya agar masuk ke mobil David.“Aku tidak mau ambil risiko kamu kenapa-napa kalau tetap memaksa menyetir sendiri. Kita langsung menuju kantormu saja, aku antar,” tegas David tanpa boleh dibantah.Ketika sudah dud

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 164

    Sabrina menatap nanar pada Feyana yang diam kaku tak berkutik setelah mendengar permintaannya yang terdengar gila. Sabrina akui dia tak memiliki siapapun yang bisa dipercayainya, bahkan keluarga saja sudah tak punya. Dirinya hanya memiliki Sean yang terpaksa dititipkannya di panti asuhan selama ia menjalani proses hukuman penjara.“Hanya kamu yang terlintas di pikiranku, Fey. Aku tentu takkan rela berikan hak asuh Sean pada ayahnya, si Leon. Bahkan pria itu saja tak tahu bahwa dia memiliki putra.”“Apa kamu sudah memikirkan keputusanmu itu matang-matang? Aku bukan beralasan mau menolak, tapi tanggung-jawab ini terlalu besar. Apa kamu seyakin ini padaku? Dan mau sampai kapan kamu menutupi kebenaran bahwa Sean adalah darah dagingnya Leon? Tidak ada yang bisa menutupi rahasia selamanya, Na.”Feyana mengusap air mata yang merembes di pipi Sabrina dengan sebelah tangan yang tidak digenggam oleh Sabrina. Baru kali ini ia melihat kesedihan teramat dalam di wajah Sabrina yang tergambar jelas.

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 163

    Feyana pagi-pagi sudah gaduh tak karuan, membuat suaminya yang masih nyenyak bergelung di selimut merasa terusik. Sambil memperhatikan Feyana bolak-balik di kamar, David menegurnya perlahan.“Ada apa panik banget, sih? Gak biasanya kamu begini.’”Feyana hanya menoleh sekilas pada suaminya yang masih bersantai di kasur. Ia menjelaskan dengan sekedarnya kalau mendapat kabar jika Sabrina, salah satu temannya yang ada di sel penjara waktu itu sekarang sedang menjalani perawatan di rumah sakit, bahkan sampai harus opname.“Kalau sampai opname begitu, berarti sakitnya serius. Aku mau ke sana untuk melihat kondisinya. Semoga saja Sabrina tidak apa-apa,” lontar Feyana lalu menyabet tasnya yang ada gantungan.“Aku berangkat dulu, ya. Bye!” ujarnya sambil menyempatkan diri memberikan ciuman selamat pagi untuk David.David menghela napas salut pada Feyana yang tampak sangat peduli pada temannya yang satu sel dengannya itu. Bahkan sejak keluar dari penjara dirinya membuat jadwal rutin untuk menje

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 162

    Feyana dan David dalam perjalanan pulang, bersisian di dalam mobil tapi senyap sejak 15 menit yang lalu. David berulang kali menatap sebentar istrinya yang terlihat sedang memikirkan sesuatu. Karena tak kunjung mendapat perhatian, David mengelus punggung tangan Feyana dengan sebelah tangannya yang bebas dari menyetir.“Lagi mikirin apa?”Feyana barulah menoleh padanya lalu menyengir kecil membuat David mengangkat sebelah alisnya bingung. “Soal Joshua dan Mitha, ya? Kamu kenapa ngebet banget jodohin mereka, sih? Padahal kalau dipikir-pikir yang dikatakan Joshua memang benar, kita belum terlalu kenal soal Mitha. Iya kita memang lihatnya Mitha wanita yang baik dan tidak neko-neko, tapi siapa tahu itu hanya topengnya semata.”Seperti bisa membaca apa yang sedang Feyana pikirkan, David menuturkan hal demikian dengan raut wajah tenang tanpa menunjukkan emosi apapun, itu agar Feyana juga tak merasa tersinggung.Feyana mencebik sambil menyahuti, “Tapi aku merasa kasihan pada Joshua yang sudah

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 161

    “Aku malah bermaksud ingin menyingkirkan Randy di saat kontrak kerja dengannya berakhir. Aku senang kamu melakukannya lebih cepat, Dav.”Tanggapan di luar dugaan dari Feyana membuat David menganga tak percaya. Semenit kemudian ia barulah bisa mengulum senyuman karena ternyata Feyana tidak marah dan malah sejalan dengannya.“Jadi kuharap kita tak lagi bersitegang hanya karena Randy dan keluarganya. Aku muak kita bertengkar perihal mereka,” kata Feyana yang diangguki semangat oleh suaminya.“Aku akan membereskan Randy dan keluarganya agar tidak akan pernah muncul di hadapan kita lagi. Tenang saja, aku tidak bermaksud membunuh mereka, hanya saja ingin mengusir mereka dari kota ini. Jika mereka berada di tempat yang jauh, tak mungkin bisa mengganggu kita lagi,” cetus David sembari mengambil ponselnya untuk menghubungi orang suruhannya.Kening David mengerut ketika mengobrol beberapa saat dengan seseorang di telepon. Setelahnya ia memutuskan sambungan dan memberi tatapan linglung pada Feya

  • Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan   BAB 160

    Feyana melihat Joshua tak berkutik mendengar pertanyaannya yang cukup menohok itu. Karena melihat pria di depannya itu hanya diam tak menyahut, Feyana yang kembali bersuara. “Aku tak sengaja melihat Randy ada di rumah sakit ini. Dia dirawat karena mengalami patah tulang dan berakhir cacat usai dioperasi. Kamu tahu apa yang membuatku merasa tersinggung? Ketika aku menghadapi keluarga Randy seorang diri demi menjaga martabatnya suamiku. Tapi aku merasa kasihan pada diriku sendiri sebab membela orang yang malah membohongiku. Kamu mengerti bagaimana bencinya aku saat kutahu bahwa David membohongiku dari keluarganya Randy? Mereka semua saling menyerangku waktu itu, dan aku diam tak berkutik dalam hati, tapi pura-pura berani pada mereka dengan membual soal ancaman untuk menakutinya.”Feyana menenggak minuman di gelasnya secara brutal dan meletakkan kembali gelasnya dengan keras sampai terdengar bunyi berdentum. Tatapan tajam menusuk Feyana yang memerah menahan amarah membuat Joshua was-was

DMCA.com Protection Status