Mereka menarik langkah mundur setelah melihat Jett mulai menunjukkan taringnya.
“Lihat saja kalau ada yang berani. Aku enggak segan-segan menghancurkannya juga,” ucap Jett lagi semakin tajam taring dalam rongga mulutnya. “Pak, kita hanya mengingatkan hati-hati. Jangan sampai salah langkah,” kata salah satu junior di hotel. “Ya, aku tahu. Kalian juga harus hati-hati,” balas Jett bernada menyindir pada mereka. “Sana kembali bekerja. Apa kalian mau menertawakan aku?” tanya Jett geram sembari roda pikirannya memikirkan nama-nama yang terlintas. Mereka berbisik di belakang Jett membicarakan keburukannya. Sayangnya, pria ini menyadari. Dia menoleh ke belakang menatap tajam. “Apa yang kalian bicarakan? Pergi,” seru Jett meminta mereka pergi dari hadapannya. Iris mata hitam pria ini menatap mereka satu per satu hingga menghilang di balik tembok.<“Nggak usah teriak-teriak. Aku juga nggak tahu ponsel siapa yang berdering. Mas jangan nyalahin aku terus,” balas Nata geram. Wanita ini juga bisa menunjukkan taringnya.Jett sibuk mencari dering ponsel siapa yang mengganggu pendengarannya.“Kenapa kamu diam saja? Ayo bantu cari,” pinta Jett memaksa.“Mau cari di mana? Coba cari di saku celanamu,” balas Nata memberikan solusi supaya bisanya tidak hanya marah-marah.“Ini juga lagi dicari. Apa kamu enggak lihat?” tanya Jett entah mencari apa semua diacak-acak.“Ya, ya aku memang nggak lihat Mas,” balas Nata terlanjur kesal. Namun mau gimana lagi sudah malas meladeni pria yang diyakini masih suaminya.Bisa-bisanya aku bertemu sama pria seperti ini. Nata membatin sambil menggeleng.“Ketemu enggak?” tanya Jett belum puas memerintah istrinya.“Itu, di saku celanamu,” jawab Nata menunjuk saku celananya terlihat ada cahaya di sana.Jett merogoh saku celananya c
Iris mata istri cantik ini berkaca-kaca saat mendengar suaminya memanggil sayang pada wanita lain.Berani sekali dia memanggil wanita jalang itu sayang. Nata membatin mengumpat kesal.“Tunggu saja kalian berdua. Aku pastikan hubungan kalian hancur berkeping-keping,” ucap Nata mengancam lirih.“Apa aku sudahi saja mendengar pembicaraan mereka? Rasanya muak mendengar gombalan pria nggak tahu malu,” kata Nata malas menajamkan telinganya lagi hanya sekadar mendengar ocehan mereka.“Jangan-jangan sepertinya ocehan mereka juga menarik didengar,” ucap Nata mendadak terpikir siapa tahu ada hal menarik bisa didengarkan.Nata mendekatkan tubuhnya didekat pintu dan menajamkan telinganya.“Sayang, kenapa diam? Apa Sayang berani menghadapi cucu pemilik hotel? Rumor beredar dia wanita jahat bisa menghancurkan siapa pun tidak mengikuti kemauannya,” kata Venus memberitahu infromasi tidak masuk akal.Nata menutup mulutnya menahan tawa.
Jett sendiri bingung harus menjelaskannya bagaimana. Dia takut wanita yang juga dicintainya saat ini menjauh.“Apa pertanyaan aku sulit dijawab?” tanya Venus sejujurnya malas menunggu jawaban Jett. Dia tahu apa jawaban pria yang digadang-gadang menempati hatinya walau caranya salah mencintai suami wanita lain.“E, prioritas aku sekarang,” kata Jett gugup membuat Venus tidak sabar.“Kenapa gugup jawabnya? Kamu tinggal jawab,” balas Venus tahu bukan dirinya prioritas Jett sekarang.Venus menunggu tidak ada jawaban selama 1 menit baginya sangat penting. Dia terpikir satu nama bisa dipastikan menjadi prioritas Jett.“Jett gila. Apa Nata prioritas kamu sekarang?” tanya Venus berteriak. Dia susah payah membentuk Jett menjadi sekarang.Jett dilema, mendadak menutup mulutnya rapat-rapat seolah ucapan apa pun hanya terdengar sebagai alasan. Aku harus bagaimana supaya menjadi prioritas kamu? Venus membatin gelisah berpikir apa ya
Lengking suara wanita ini memecah roda pikiran Jett berpikir keras menyusun alibi yang sempurna.“Aku enggak dengar kamu bilang apa?” tanya Jett pura-pura pintar. Padahal, dia hanya menunggu detik tepat melontarkan umpatan pada wanita ini.“Mas pura-pura nggak dengar atau di situ ada wanita lain? Bilang saja Mas nggak papa,” kata Nata mengajukan pertanyaan yang sama walau sedikit cemburu.“Enggak ada siapa-siapa di sini,” jawab Jett entah benar atau tidak.“Kenapa kamu jaga perasaan wanita itu? Sedangkan istrimu nggak kamu jaga,” kata Nata menyulut emosi suaminya.“Aku enggak menjaga perasaan siapa pun. Di sini juga enggak ada siapa-siapa. Tunggu kenapa kamu sering menyangkutkan aku dengan Venus? Apa kamu enggak dengar kalau aku mengatakan berulang kali? Aku dan Venus hanya teman kerja. Hampir lupa, dunia aku enggak hanya berputar dengan Venus saja,” kata Jett berusaha menutupi kesalahannya.“Kalau dunia Mas nggak berputar sama V
Kening pria tua ini berkerut tanda memikirkan jawaban untuk cucu kesayangannya. Takutnya jika dijawab tidak boleh datang justru menambah rasa penasaran pada Nata.“Boleh tidak ada yang melarang kamu datang ke hotel. Kakek senang mendengarnya kamu mau bekerja. Pelan-pelan belajar dulu dengan senior di sana,” jawab Kakek Dewo bijak.“Iya, Kek. Tenang, aku pasti dengarkan saran dan kritik dari mereka,” kata Nata tidak sabar mulai bekerja di Clarosta Hotel.Aku nggak bisa kerja di sana kalau Jett tahu identitas serta wajah ini. Aku harus ubah penampilan dan identitas. Nata membatin memikirkan jangka panjang identitas dirinya.Beliau masih mengerutkan kening membuat Nata memiliki tanda tanya besar, tetapi bukan Nata namanya kalau tidak langsung bertanya.“Kek, apa ada yang dipikirkan?” tanya Nata sangat penasaran.“Aku tanya karena enggak mau Kakek cemas,” lanjut Nata jujur.“Apa kamu siap menghadapi tantangan di depan?” tanya Kakek Dewo terpaksa menanyakannya.Nata langsung kicep mendenga
Nana mengukir senyum melihat pria tua ini menarik langkah mendekatinya. Beliau merentangkan tangan mendekap cucu kesayangannya. Tak lama melepaskan pelukannya.“Apa merindukanku? Bukannya kemarin kita baru bertemu,” kata Nata mencoba memancing pikiran Venus. Dia tidak peduli apa yang dipikirkan wanita jalang itu.“Ya sedikit,” jawab beliau sepertinya tahu arah pembicaraan mereka.“Apa kamu menunggu terlalu lama? Maaf membuat menunggu,” lanjut beliau langsung meminta maaf.Wanita ini memiliki hubungan apa dengan pemilik hotel? Bukan, sebaliknya harus dicari tahu berapa banyak uang untuk menopang hidup Nata? Venus membatin menelisik.“Aku nggak masalah menunggu berapa lama pun asal kita ketemu,” jawab Nata semakin memancing pembicaraan ini.Ada perlu apa Nata menemui pemilik hotel? Aku semakin penasaran. Venus membatin keras.“Aku merasa tidak enak. Bagaimana kalau sebagai gantinya makan bersama?” tanya beliau mengajak Nata makan di Clarosta Hotel.“Apa nggak merepotkan?” tanya Nata sen
Kening wanita ini semakin berkerut saat memikirkan suaminya. Entah ulah apalagi yang dilakukan.“Nata, apa kamu masih di situ?” tanya Robert hanya mendengar suara latar belakang tidak asing di telinganya.“Ya, aku masih di sini,” jawab Nata singkat. Namun, nada suaranya rendah.“Aku tahu kamu terkejut. Kamu yakin tidak mau melihat Jett?” tanya Robert serius.“Bert sejujurnya aku juga mau tahu apa yang dilakukan Jett, tetapi aku takut setelah tahu perasaan ini tambah terluka,” jawab Nata rasa ingin tahunya juga besar.“Apa kamu sama Kakek Dewo?” tanya Robert berusaha mengakrabkan diri menggunakan panggilan berbeda pada beliau.“Dari mana kamu tahu?” tanya Nata balik.“Keluar, aku menunggu kamu di depan. Kalau kamu mau, aku dengan senang hati mengantar menemui Jett,” jawab Robert mengajak Nata pergi.“Kenapa aku jadi takut sama kamu? Apa kamu pasang alat pelacak di badanku?” tanya Nata bergidik mengedarkan pandangannya.“Kamu ini ada-ada saja. Kurang kerjaan sampai aku pasang alat pelac
Manik hitam bermaskara wanita ini melotot tajam pada suaminya. Venus dan Robert pun melihat ke arah yang sama.“Kenapa kaget? Aku tanya siapa yang kamu panggil Sayang?” tanya Nata memergoki lagi suaminya selingkuh.Apalagi alasan yang akan ke luar dari mulutnya. Nata membatin geram.“I, itu,” jawab Jett bibirnya gemetar tidak sanggup menjawab.“Kenapa kelihatan takut? Sudah biasa kan melakukan kesalahan,” kata Nata mengukir senyum kecut.“Aku memanggil kamu, Sayang,” jawab Jett bibirnya masih gemetar.Perkataan suaminya sontak membuat Nata bergidik sambil menatap nanar.“Mas yakin?” tanya Nata meyakinkan Jett kalau panggilan itu untuknya.“Yakin. Apa aku perlu minta izin manggil istri sendiri sayang?” tanya Jett sambil memikirkan topik pembicaraan lain.“Nggak juga. Aku ragu kamu manggil sayang. Aku tanya karena di sini ada dua wanita,” ucap Nata melirik tajam ke arah wanita jalang itu.“Maksud
Tanda tanya besar terukir di kening pria ini. Dia melihat setiap gerak-gerik wanita yang berdiri di depan diyakini cucu pemilik hotel.“Aku enggak bisa tinggal diam harus tanyakan tujuannya memindahkan ke cabang hotel,” kata Jett tidak melepas pandangannya.Sementara Robert mengambil kursi duduk di belakang setelah aksinya membantu Meta alias Nata.“Aku memang berpikir kamu pasti melakukan hal gila ini, tetapi aku tidak menduga kalau menjadi kenyataan. Kamu memang wanita gila mau mengubah apa pun demi balas dendam,” ucap Robert lirih berharap di sampingnya tidak mendengar,Sudut bibirnya tidak lepas mengukir senyum, bahkan sesekali terukir tawa melihat sikap Meta yang menghibur.“Aku sampai pangling terlihat sekali wibawanya,” puji Robert diam-diam.Indera pendengarannya sesekali menangkap cucu pemilik hotel berbicara serius layaknya seseorang yang bekerja cukup lama di bidang ini.“Sebelumnya, aku sengaja sok akrab supaya kita dalam bekerja nggak terlalu tegang. Kalian boleh ajak aku
Tatapan wanita jalang ini tajam bahkan mampu membuat lubang di wajah pria ini.“Kamu benar aku yang menghancurkan acara ini. Aku iri melihat keberhasilan kamu. Puas? Ini yang mau kamu dengar?” tanya Venus naik pitam.Aku tidak mungkin iri melihat keberhasilan kamu. Sebaliknya, aku justru senang kamu berhasil. Aku senang kamu cepat kembali ke Clarosta Hotel. Kita bisa menghabiskan waktu berdua lebih banyak. Venus membatin sambil mengukir senyum tipis.“Kamu bisanya berpikir kalau aku yang menghancurkan dari sekian banyak orang,” lanjut Venus sejujurnya tidak mau disalahkan karena bukan ulahnya.“Aku tahu bukan kamu yang menghancurkannya, tetapi secara enggak langsung. Kamu memakai gelang itu menjadi bukti menghancurkan acara ini,” kata Jett juga geram melihat sikap wanita jalang ini.“Kamu menyalahkan aku karena memakai gelang ini? Aku juga tidak tahu kalau istri kamu yang cantik itu memakai gelang yang sama juga,” jawab Venus kali ini mer
Telapak tangan pria lain di antara mereka berdua menarik tangan Nata. Kini, tubuh wanita ini berada di sampingnya. Pria ini mendekat tepat di samping wanita ini.“Kita tidak perlu berlama-lama di sini. Ayo, kita pulang,” ajak Robert meraih tangan mungil wanita ini.Ekor mata wanita ini sekilas membentuk lirikan tajam pada pria yang mengajaknya pulang.“Kamu ini. Apa pertunanganmu hancur begitu saja?” tanya Nata mengundang kerutan di kening pria ini.“Coba pikirankan lagi. Aku tahu kalau kamu sudah memutuskan pertunangan secara pihak, tetapi apa di sini kamu nggak kepikiran,” lanjut Nata berpendapat supaya Robert berpikir.Robert mendadak membisu jika tentang pertunangannya.Manik hitamnya sekilas melihat Venus melirik ke arah Robert, entah tujuannya apa Nata tidak peduli, tetapi satu hal yang dia juga harus selamatkan. Robert jangan kembali pada wanita jalang itu.“Nata,” panggil Robert.“Iya,” balas wanita ini
Jett menoleh ke arah sumber suara yang memintanya berhenti, lalu dia melotot saat menatap Robert berdiri di depannya, dia pun mengedarkan pandangan. Sesaat kepalanya terasa berat dan pusing. Dia perlahan menurunkan tangan yang menggantung di udara.Sial, aku enggak bisa melakukan sekarang. Jett membatin saat menyadari sekeliling tidak mungkin dia menampar.“Kenapa tidak jadi? Apa lupa kalau wanita ini istri kamu?” tanya Robert sigap menarik tangan wanita ini supaya berdiri di belakangnya.Robert menoleh ke belakang menatap dari ujung kepala hingga ujung kaki memastikan wanita ini baik-baik saja.“Kamu baik-baik saja?” tanya Robert lembut walaupun khawatir.Maafkan aku datang terlambat. Aku memang tidak mencintai kamu, tetapi aku juga tidak mau siapa pun melukai kamu. Aku melihat kamu cukup menderita. Jett membatin dengan tangan tetap menggenggam kuat tangan wanita ini.Robert kembali menatap tajam seolah sorot matanya mengeluarkan sinar laser siap menusuk siapa pun yang dilihatnya. “
Mereka berdua saling bertukar pandang, terutama Nata. Tangan wanita ini berkeringat, dia gugup entah mau jawab apa, tetapi Robert menepuk pundak wanita ini.Dia terlihat cantik mengenakan gaun pemberian aku. Jett membatin lalu mengalihkan pandangan seraya mengembangkan senyum.“Kita berdua memang tidak ada urusan di sini, tetapi pemilik hotel mengundang untuk makan malam. Apa benar makan malamnya sekarang?” tanya Robert pura-pura tidak tahu.Jett menghela napas kesal. Dia tidak bisa menghalangi kalau sudah mengatakan pemilik hotel.Mau apa juga dia datang dengan Nata? Apa enggak ada wanita lain menemaninya? Jett membatin lumayan menyita raut wajahnya terlihat kesal.“Iya acaranya malam ini. Aku enggak terpikir kalau kalian berdua pergi bersama,” jawab Jett mencari tahu. Mungkin saja mereka bertemu di depan.“Apa aku salah kalau mengajak Nata datang ke acara ini?” tanya Robert mengalungkan tangan di pundak Nata.Robert me
Nata di seberang telepon bertanya-tanya. Apa maksud pertanyaannya? Dia malas berpikir keras hanya berujung pada pernikahannya.“Aku nggak tahu harus mendengar kabar mana dulu. Apa dua pertanyaan ini saling berkaitan?” tanya Nata menerka.“Bisa dibilang begitu, tetapi tergantung kamu menanggapinya,” jawab Robert sengaja menambah ketegangan dalam pikiran wanita ini.“Kamu mulai pintar membuat aku terbawa memikirkan,” balas Nata tertawa kecil mengakui.“Kamu tidak penasaran?” tanya Robert lagi belum mendengar wanita ini mengatakan pilihannya.“Ya, ya. Kalau begitu aku mau dengar kabar baik dulu,” jawab Nata memecah kelegaan pria ini.“Aku harap setelah mendengarnya kamu merasa lega,” kata Robert ancang-ancang sebelum memberitahu dua berita itu.“Aku juga berharap begitu. Sekali lagi kamu pintar buat aku penasaran,” ucap Nata mengacungi jempol di seberang telepon.“Kabar baiknya, Clarosta Hotel memenangkan lelang pe
Akhir-akhir ini Jett sering mengerutkan kening untuk banyak alasan. Kali ini pun sama, dia mengerutkan kening hanya memikirkan apa yang terjadi.“Sayang serius tidak tahu?” tanya Venus mengulang pertanyaan memastikan.“Aku serius enggak tahu. Jangan muter-muter beritahu aku apa yang terjadi?” tanya Jett bersikeras mau tahu.“Sayang, kamu ini tidak bisa diandalkan,” kata Venus menggeleng.“Apa kamu bilang? Katakan saja apa yang terjadi. Kenapa sampai bilang aku enggak bisa diandalkan?” tanya Jett emosi mendengar ucapan wanita simpanannya.“Sekarang coba lihat, kalau kamu bisa diandalkan. Nata tidak tahu hubungan kita, tetapi nyatanya. Dia tahu,” kata Venus berpikir awalnya mau memberitahu hal serius. Namun, Jett benar-benar pria tidak bisa diandalkan.Jett selalu dengan sikapnya sama, dia selalu diam mendadak, dan mengunci mulutnya.“Kenapa diam? Ucapan aku tidak salah,” tambah Venus hanya perlu menegaskan.“Kamu
Manik hitam bermaskara wanita ini melotot tajam pada suaminya. Venus dan Robert pun melihat ke arah yang sama.“Kenapa kaget? Aku tanya siapa yang kamu panggil Sayang?” tanya Nata memergoki lagi suaminya selingkuh.Apalagi alasan yang akan ke luar dari mulutnya. Nata membatin geram.“I, itu,” jawab Jett bibirnya gemetar tidak sanggup menjawab.“Kenapa kelihatan takut? Sudah biasa kan melakukan kesalahan,” kata Nata mengukir senyum kecut.“Aku memanggil kamu, Sayang,” jawab Jett bibirnya masih gemetar.Perkataan suaminya sontak membuat Nata bergidik sambil menatap nanar.“Mas yakin?” tanya Nata meyakinkan Jett kalau panggilan itu untuknya.“Yakin. Apa aku perlu minta izin manggil istri sendiri sayang?” tanya Jett sambil memikirkan topik pembicaraan lain.“Nggak juga. Aku ragu kamu manggil sayang. Aku tanya karena di sini ada dua wanita,” ucap Nata melirik tajam ke arah wanita jalang itu.“Maksud
Kening wanita ini semakin berkerut saat memikirkan suaminya. Entah ulah apalagi yang dilakukan.“Nata, apa kamu masih di situ?” tanya Robert hanya mendengar suara latar belakang tidak asing di telinganya.“Ya, aku masih di sini,” jawab Nata singkat. Namun, nada suaranya rendah.“Aku tahu kamu terkejut. Kamu yakin tidak mau melihat Jett?” tanya Robert serius.“Bert sejujurnya aku juga mau tahu apa yang dilakukan Jett, tetapi aku takut setelah tahu perasaan ini tambah terluka,” jawab Nata rasa ingin tahunya juga besar.“Apa kamu sama Kakek Dewo?” tanya Robert berusaha mengakrabkan diri menggunakan panggilan berbeda pada beliau.“Dari mana kamu tahu?” tanya Nata balik.“Keluar, aku menunggu kamu di depan. Kalau kamu mau, aku dengan senang hati mengantar menemui Jett,” jawab Robert mengajak Nata pergi.“Kenapa aku jadi takut sama kamu? Apa kamu pasang alat pelacak di badanku?” tanya Nata bergidik mengedarkan pandangannya.“Kamu ini ada-ada saja. Kurang kerjaan sampai aku pasang alat pelac