Share

Bab 88 Tenanglah

Bab 88

"Tunggu Mbak. Ini jam siapa bagus sekali? Ana beli jam baru ya?" Semua mata tertuju mengikuti arah telunjuk bibi ke sebuah tas yang tergeletak di nakas.

Ana terbelalak melihat jam yang tidak dikenalinya.

"Kamu mencuri jam Mbak Rahma, ya? Ayo ngaku!"

Bibi sudah mencengkeram erat lengan Ana hingga wajahnya mengernyit menahan sakit. Arga membuang muka karena sedikit merasa bersalah. Skenario yang dibuatnya dengan bibi justru amat berlebihan. Akting bibi terlihat serius ingin menyakiti Ana padahal Arga hanya berniat menjauhkan perempuan itu dari kakaknya.

"Sudah-sudah, Bi. Jangan kasar sama Ana. Kasian dia kesakitan, lho." Arga pura-pura membela Ana.

"Maafkan saya, Mbak. Saya benar-benar tidak tahu kenapa jam itu ada di tas saya. Saya tidak mencurinya." Ana menjawab terbata disela isak tangis yang menyayat hati. Ia sadar keberadaannya di sana memang ada yang tidak menginginkan.

"Mana ada maling mau ngaku," imbuh bibi yang diiyakan oleh Arga.

Keributan mereka mengundang Gita y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status