Melihat anak itu di bawa ke dalam ambulans, ia juga langsung membawa Bunga ke dalam mobilnya untuk mengikuti Sasy.Anggita meminta sang sopir untuk mengikuti ambulans tersebut, ia juga belum masih berusaha untuk menenangkan sang keponakan yang terus-terusan menangis tanpa henti itu. Melihat bunga yang terus-terusan menangis itu hal tersebut membuat dirinya merasa tidak senang karena dirinya juga bingung harus bagaimana."Bunga, Sasy kenapa?" tanya Anggita. Dirinya berusaha untuk mengorek informasi dari keponakan yaitu bagaimana bisa saksi dalam keadaan seperti itu? Bunga menangis terus. "Sasy, Dia tadi terpelesetan nggak, saat itu aku sudah berada di bawah dan sasy kembali lagi ke atas karena kotak pensilnya tertinggal, tetapi sepertinya dia terpeleset." Begitu penjelasan dari Bunga. Anggita berusaha untuk menenangkan keponakannya itu ia tidak ingin jika Bunga merasa trauma akan hal tersebut apalagi keponakannya tersebut sampai menangis tersedu-sedu. Sasy adalah sahabat karibnya ten
Caraka terlihat sangat kacau, dirinya merasa jika hidupnya benar-benar hampa tanpa adanya sang Putri apalagi putrinya itu terlihat belum ada tanda-tanda jika ia akan segera sadar hal itulah yang membuat pria itu semakin merasa hancur karena baginya sang buah hati adalah satu-satunya belahan jiwa yang selama ini ada untuknya semangat hidupnya untuk kembali bangkit lagi dari rasa traumanya itu. Walaupun anaknya memang sudah mendapatkan donor darah, tetapi dokter belum juga memberikan kabar baik kepada mereka karena para tenaga medis masih mengobservasi keadaan dari putrinya itu mereka juga mengatakan sudah melakukan yang terbaik.Sasy belum juga sadar setelah operasi panjang itu. Anggita masih di rumah sakit, sementara Bunga dan Fanya sudah pulang. Karena anak itu sudah sangat kelelahan seharian menangis bahkan tadi saat pulang pun keponakannya itu masih tertidur pulas. Anggita masih berada di rumah sakit karena dirinya takut jika nanti tiba-tiba sasi akan kembali membutuhkan donor dar
Akhirnya Caraka makan, Anggita pun ikut makan kembali dengannya. Tak ada pembicaraan apa pun, keduanya fokus pada makanan masing-masing saja. Anggita juga merasa bersyukur karena akhirnya Caraka mau makan walaupun harus dirinya sedikit paksa, dirinya heran walaupun sudah tua mengapa lelaki itu harus dipaksa dahulu seperti anak kecil saja."Kamu juga dimakan jangan cuma dilihat ini saja memangnya nasinya bisa hilang tiba-tiba," ujar Caraka."Kamu jangan bikin mood aku hancur.""Makanya makan, mau aku suapi?" Anggita tiba-tiba tersedak makanan yang tengah dirinya kunyah itu sampai ia terbatuk-batuk. Wanita tersebut kesulitan untuk membuka botol minum.Caraka langsung saja merebutnya dan dirinya yang membukakan botol minum tersebut lalu kembali memberikannya kepada Anggita. "Jika tidak bisa membuka sendiri apa sulitnya untuk meminta tolong jangan memaksakan," ujar Caraka kembali."Terima kasih tanganku licin dan aku juga kan sedang lemas makanya itu aku tidak bisa membuka botol minumnya
Wanita itu benar-benar merasa malu mengapa saat-saat seperti ini justru Caraka mengatakan hal tersebut. Untuk menghindari lelaki itu semakin memojokkannya maka ia memilih untuk segera masuk ke ruangan dari Sasy sebagai pelarian.Anggita tak tega melihat wajah gadis kecil yang sedang terbaring di ranjang itu. Hatinya benar-benar merasa sedih melihat anak dari Caraka terbaring lemah seperti itu, walaupun ia bukan ibu dari anak tersebut, tetapi dirinya bisa merasakan sedih yang begitu mendalam entahlah dirinya berusaha tersenyum membalas senyuman dari Sasy saat melihat dirinya.Sasy tersenyum saat ia masuk. Tak banyak bicara, Anggita duduk di pinggir ranjang sambil menatap wajah Sasy. Anak kecil itu terlihat baru saja menangis karena dari sudut matanya berkaca-kaca, anggota langsung saja menyeka air mata yang masih ada di pipi dari Sasy."Anak cantik tidak boleh menangis nanti cantiknya luntur loh." Anggita mengusap pipi dari gadis mungil yang ada di hadapannya, bagaimana bisa seorang an
Tak banyak pembicaraan antara Anggita dan Caraka di dalam mobil Karena kini Caraka semakin peka terhadap wanita itu ia juga tidak ingin terlihat seperti orang yang mengejar-ngejar Anggita karena dirinya sadar sepertinya Anggita bukan tipikal wanita yang menyukai laki-laki agresif maka dari itu dirinya memilih untuk biasa-biasa saja dan tidak ingin membuat jika wanita yang sudah mendonorkan darahnya untuk putrinya itu merasa tidak nyaman berada di dekatnya."Aku langsung pulang ya." Caraka juga memilih untuk langsung pamit setelah mengantarkan Anggita sampai di depan pintu gerbang, ia hanya menitip salam untuk Baskoro saja karena dirinya memang tidak bisa mampir ia juga harus mengejar waktu untuk bisa ke kantor karena memang ada meeting penting yang tidak bisa dirinya tinggalkan.Anggita mengangguk lalu dirinya segera masuk ke rumah baru saja menginjakkan kaki di rumah itu ia sudah diberondong berbagai macam pertanyaan dari kakak-kakaknya yang berada di meja makan."Bagaimana keadaan S
Anggita sungguh tak menyangka demi uang dan harta, ibu mertuanya bisa bersikap baik. Sedangkan dulu, saat ia terhina sebagai gadis kampung, mana pernah wajah manis dan senyum itu muncul di bibir ibu mertuanya. "Mungkin saja jika dulu aku mengatakan yang sesungguhnya perihal siapa diriku yang sebenarnya aku tidak akan mengetahui jika ternyata keluargamu pandai bermuka dua," ungkap Anggita. Wanita itu memilih untuk melipat kedua tangannya di dada kini ia tidak mau lagi diinjak-injak oleh mantan ibu mertuanya tersebut.Mendengar hal tersebut membuat Bu Neni menjadi sedikit keterlaluan bahkan dirinya pun memperlakukan Anggita melebihi pembantu karena jika pembantu mendapatkan pembayaran dan menantunya tersebut hanya mendapatkan cacian saja dari dirinya dan juga Beni. Setelah ia mengetahui jika Anggita adalah orang kaya bahkan kekayaannya melebihi kekayaan dari menantunya yang selalu ia banggakan iya benar-benar merasa sangat menyesal maka dari itu tadi dirinya memaksa untuk ikut ke pers
Persidangan berjalan dengan tegang karena banyak sanggahan dari Beni. Walaupun sudah ditolak oleh Anggita, tetapi lelaki itu bersikukuh ingin tetap mempertahankan rumah tangganya bahkan banyak hal-hal yang bertolak belakang diceritakan oleh Beni di dalam pengadilan tersebut.Pak Alam melirik ke arah Anggita, melihat kliennya begitu santai menanggapi ucapan dari Beni membuat pengacara itu menjadi sangat senang karena Anggita tidak terpancing dengan ocehan ocehan yang dibuat oleh Beni."Saya memiliki bukti jika Beni berselingkuh dengan nona Sandra coba lihat semua bukti ini." Pak Alam menyerahkan bukti-bukti yang sudah dirinya kumpulkan selama ini untuk semakin memperkuat persidangan. "Bahkan klien saya di rumah itu pun dijadikan seperti seorang pembantu, tidak pernah mendapatkan nafkah seperti uang bulanan," ungkap Pak Alam lagi.Lelaki itu adalah seorang pengacara hebat maka setiap argumen yang dirinya berikan pasti akan menambah poin plus untuk kliennya. Dirinya adalah seorang pengac
"Aku enggak mau sama mama." Sasy berteriak kencang. Walaupun Anggita sudah berada di sana, tetapi tetap saja anak itu terus-terusan berteriak kepada ibunya mengatakan jika ia tidak menyukai jika Sinta berada di dekat-dekat dirinya.Anggita teringat saat Bunga sedang marah seperti ini. Dirinya juga sangat mengetahui jika anak kecil memang memiliki waktu untuk meluapkan isi hatinya seperti ini. Ia pun mencoba menenangkan Sasy."Sudah, jangan seperti itu ya." Anggita berusaha untuk berbicara sepelan mungkin agar anak tersebut menjadi lebih tenang. Ia tak mau emosi anak itu menjadi tak stabil dan akan membuat kesehatannya agak terganggu. Apalagi kondisi dari Sasy belum pulih total. Dirinya takut hal tersebut justru mempengaruhi semuanya apalagi semalam dirinya sudah benar-benar takut karena anak itu tidak sadarkan diri begitu lama.Melihat anak dari Caraka itu sudah mulai tenang ia memilih untuk mendekati Sinta. Mencoba untuk berbicara darinya karena jika meminta Sasy untuk mengerti rasa
Dua bulan persiapan pernikahan Evan. Semua sudah di urus Eo ternama. Evan pun hanya memantau.Dirinya merasa begitu sangat senang walaupun awalnya mengira 2 bulan itu adalah waktu yang begitu sangat lama tetapi jika dijalani terasa begitu sangat sebentar ia tidak menyangka jika ternyata sebuah pernikahan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk proses-prosesnya padahal ia juga sudah menggunakan uang untuk menyelesaikan sebuah masalah-masalah di dalam proses-proses pernikahan. Ia juga tidak mau jika sampai Olive harus mengeluarkan biaya maka semua biaya ditanggung oleh dirinya termasuk juga untuk acara di rumah Olive.Semua sudah beres, hari yang ditunggu pun tiba. Pernikahan aktor top pun berlangsung dengan hikmat tanpa ada sorot kamera dan itu permintaan keluarga Olive. Evan benar-benar tidak mau jika pernikahannya disorot maka dari itu ia berusaha untuk menyembunyikannya dari media bahkan ia pun meminta pihak-pihak yang bertanggung jawab di dalam acaranya tidak membocorkan tentang
"Ibu sudah sadar?" tanya Olive. Ibunya Olive membuka mata, lalu menatap sekeliling. Acara lamaran di tunda sampai ibunya sadar. Wanita itu kembali lagi teringat jika hari ini adalah hari lamaran dari anaknya, lantas mengapa dirinya justru tiduran di kamar?"Olive, ini acara lamaran kamu?" tanya ibunya lagi. Dia berusaha untuk meyakinkan jika ini adalah acara lamaran untuk putrinya."Iya Bu," jawab Olive.Olive awalnya merasa begitu sangat khawatir karena ternyata respon ibunya jauh di luar dugaan ibunya sampai tidak sadarkan diri karena sangat terkejut melihat aktor pujaannya berada di depan mata bahkan lelaki itu yang akan melamarnya.Olive juga merasa tidak enak dengan keluarga Evan yang harus melihat ibunya tidak sadarkan diri bahkan mereka semua harus menunggu ibunya sadarkan diri terlebih dahulu sebelum melanjutkan acara lagi."Olive, kamu enggak bilang sama ibu kamu siapa calon suami kamu?" tanya Fanya heran. Pasalnya bisa sampai sang ibu pingsan.Dirinya sangat penasaran jang
Pertemuan keluarga Baskoro membicarakan pernikahan Evan, lalu membicarakan untuk lamaran esok ke rumah Olive. "Bagaimana setuju?" Bukan hanya Evan saja yang begitu antusias menyaksikan hal tersebut begitu juga dengan Baskoro Karena sekarang dirinya sudah sangat tenang tidak perlu repot-repot untuk membujuk adiknya keluar dari dunia entertainment, ia sekarang sudah mandiri dan bisa menentukan pilihan sendiri apalagi mendengar jika adiknya sudah mengurus hal tersebut kepada manajernya. Evan antusias dengan pembahasan itu. Tidak memungkiri jika selama ini ia menjomblo dan mendapati wanita yang sama sekali tak disangkanya. Wanita bukan dari kalangan artis. Dirinya benar-benar tidak menyangka jika ternyata Olive akan memberikan jawaban seperti itu dan secepat itu ia kira Alif akan membuatnya menunggu lama, tetapi ternyata wanita itu justru sekarang telah membuatnya merasa begitu sangat bahagia. Tak terasa sebentar lagi dirinya akan resmi menjadi seorang pengusaha dan juga suami dari
Evan berjingkrak kegirangan saat mendapat pesan dari Olive. Akhirnya dia menikah dengan wanita pujaan hatinya. Dirinya tidak menyangka jika ternyata wanita itu akan memberikan jawaban yang secepat itu, ia benar-benar merasa begitu sangat senang sekali, sekarang impiannya sudah terwujud mendapatkan wanita yang ia sayangi, entahlah sejak pertemuannya bahkan Anggita membuat misi gila membuatnya justru terjebak akan cinta seperti itu. Kebersamaannya dengan Olive yang memang tidak terlalu lama tetapi sikap wanita itu yang benar-benar bisa membuatnya jatuh cinta."Aku mengucapkan terima kasih kepada manajemen ini, karena kalian sudah membuat namaku menjadi sangat baik sekali, membuatku dikenal banyak orang sesuai apa yang tadi aku katakan semuanya sudah final, aku akan menyelesaikan kontrak-kontrak yang sudah ada dulu dan aku tidak akan menerima kontak-kontak baru."Evan pun pamit pada managernya dan mempersiapkan untuk pergi menemui sang kakak. Dirinya benar-benar sudah tidak sabar ingin
Di rumahnya, Olive berbicara dengan sang ibu. Wanita single parents itu sudah menjanda sejak 18 tahun lalu. Wanita tua itu asyik menonton Sinetron. Dirinya merasa senang karena sekarang anak gadisnya itu sudah bisa bekerja dan ia tak lagi memusingkan perihal uang.Ditemani cemilan pisang goreng ia menonton televisi dengan wajah sumringah.Olive duduk di sampingnya, ia menarik napas dalam. Dirinya benar-benar bingung harus mengatakan dari mana, ia tidak tahu harus seperti apa lagi.Olive benar-benar bingung harus memulai dari mana percakapan dengan ibunya itu, ia sangat pusing dan dirinya harus mengatakan apa terlebih dahulu pasti ibunya sangat terkejut jika mengetahui apabila dirinya dilamar aktor ternama idamannya."Nonton apa si Ma?" tanya Olive."Itu, si kasep. Evan, nah eta aduh cakep bener. Nanti kalau cari calon suami yang ganteng, biar memperbaiki keturunan," ujar sang ibu. Wanita itu benar-benar begitu sangat senang bahkan ia mengidam-ngidamkan ingin bisa bertemu dengan aktor
"Olive saya benar-benar mau menikahi kamu. Saya janji enggak akan berada di dunia hiburan lagi." Evan masih berusaha untuk meyakinkan wanita itu, ia benar-benar tidak mau kehilangan Olive. Walaupun memang mereka berdua kenal belum lama, tetapi dirinya sudah yakin dan ingin melabuhkan hati kepada Olive. Jika memang Olive takut dirinya berada di dunia hiburan, dirinya akan memilih untuk berhenti jika itu yang dia mau oleh Olive.Olive masih bimbang, apa yang dikatakan oleh Evan. Dirinya seperti tertimpa durian runtuh. Dinikahi pria kaya yang tenar, sudah pasti emaknya histeris saat melihat ada Evan nanti berkunjung. Secara dia ngefans banget sama Evan. Dirinya sangat yakin jika nanti ibunya pasti akan sangat setuju sekali dengan Evan, padahal ibunya selalu berandai-andai jika Evan menjadi bagian keluarganya dan ternyata sekarang keinginan dari ibunya itu menjadi sebuah kenyataan. Evan akan menjadi menantunya dan pasti ibunya akan langsung setuju hanya saja dirinya yang benar-benar mer
"Yakin, kalian harus datang melamarkan Olive untukku." Baskoro menepuk keningnya, sepertinya apa yang diinginkan sang adik tidak main-main. Begitu juga dengan Andre dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, mungkin setelah ini mereka harus menyeleksi babysitter untuk anak Baskoro itu karena babysitter-nya akan dinikahi oleh pamannya sendiri."Ya, ya aku menolak pun pasti kamu akan melakukan berbagai macam cara kan. Lebih baik kita panggil saja Olive dulu," ungkap Baskoro.Lelaki itu akhirnya memilih untuk memanggil sang babysitter, wanita yang diinginkan oleh adiknya tersebut. Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Olive wanita yang diinginkan oleh Evan itu. Padahal dirinya sudah mengingatkan dan sudah memperingatkan adiknya jika adiknya tidak boleh main-main karena jika memang adiknya main-main dengan Olive bukan hanya berhadapan dengan keluarga Olive saja tetapi berhadapan dengan dirinya karena bisa-bisanya Evan merusak citra baik babysitter sang keponakan.Olive datang dan hanya bisa menu
"Mama bisa menerima Anggita kok, tapi jangan usir mama." Bu Rasti memohon pada Caraka. Bu Rasti benar-benar merasa begitu sangat bingung saat cara mengusirnya secara terang-terangan, ia tidak mau meninggalkan rumah Caraka karena di rumah Caraka bisa menghandle semuanya mengurangi pengeluarannya saat ini. Jadi dirinya tidak mau keluar dari rumah Caraka dia berjanji akan bersikap baik dan juga menerimaan kita seperti menantunya sendiri: Resti benar-benar merasa begitu sangat takut jika sampai mengusirnya."Iya, mama bisa menerimanya karena sudah tahu siapa dia. Awalnya, memang mama menerima?" tanya Caraka.Sangat lucu sekali bagaimana ibunya itu dengan terang-terangan ingin mengusir Anggita bahkan berusaha untuk memprovokasinya. Sebelum ibunya mengetahui jika anggota adalah adik bungsu dari Caraka. Jika memang ibunya itu mau menerimaan Kita seharusnya sejak awal-awal bukan setelah mengetahui jika anggota adalah adik dari Baskoro benar-benar hal yang sangat menyebalkan sekali untuk diri
"Mas, mana bisa begitu," protes Olive setelah acara berlangsung. Alif benar-benar terkejut dengan pernyataan dari aktor papan atas tersebut, ia tidak pernah menyangka jika di hadapan kamera yang begitu sangat banyak Evan mengatakan jika dirinya adalah calon istri. Orang berspekulasi yang tidak tidak apalagi bukan rahasia umum jika Eva memiliki banyak sekali fans, pasti dengan pemberitaan ini fans tersebut akan langsung mengejar-ngejarnya bahkan mereka pasti akan mencari tahu tentang dirinya yang tentu akan dicari tentang kekurangan yang awalnya sangat tenang harus tiba-tiba hancur karena pernyataan dari Evan."Gimana enggak bisa. Salah emang?" tanya Evan.Evan tidak merasa bersalah sama sekali ia terlihat santai-santai saja menanggapi pertanyaan dari Olive menurutnya apa yang ia lakukan tidak salah lagi pula alis juga tidak memiliki pasangan jadi sah-sah saja dirinya mengatakan itu mengapa Olive jadi keberatan seperti itu?"Bukan gitu, tapi kamu---"Evan menempelkan telunjuknya di bi