Celine mengambil sebuah kotak makan dari dalam tasnya, menunjukkan pada sang ayah bahwa itu adalah milik Ezra.
"Kita bikin apa ya enaknya?""Sandwich? Apa dia tidak bosan? Spaghetti? Ah, aku bahkan tak bisa memasaknya" gumam Negan.Di sisa perjalanan, keduanya memikirkan makanan apa yang akan mengisi kotak makan tersebut."Bagaimana kalau roti panggang isi telur saja, Yah?""Ide bagus, kalau begitu kita mampir ke supermarket lebih dulu.""Siap komandan!" balas Celine.Hari ini, Negan memilih menemani anak perempuannya di rumah, menggambar, mewarnai, bahkan belajar berhitung maupun menghafal kata dalam bahasa Inggris.Melihat Celine yang begitu gembira membuat Negan tersenyum. Jiwanya kembali melayang, membayangkan dua anaknya belajar dan bermain bersama, betapa bahagianya dirinya."Damaira," lirih Negan."Celine.""Ya, Ayah.""Andai kamu memiliki saudara apa yang akan kamu lakukan?""Maksud, Ayah?""Andai Celine punya seorang kDi subuh hari, Celine sudah terjaga. Gadis kecil itu segera menuju ke kamar ayahnya. Dengan tidak sabaran dia mengetuk pintu yang tingginya hampir tiga kali lipat dari tinggi badannya."Ayah, bangun, Ayah," seru gadis itu lalu meraih handle pintu untuk membukanya.Negan memang tak melarang anaknya masuk ke dalam kamarnya, asalkan mengetuk pintu lebih dulu.Gadis kecil itu naik ke ranjang, dia tak menyangka jika ayahnya telah bangun. Alhasil, dia terperangkap dalam pelukan ayahnya."Ayah!" pekik gadis cilik itu."Biarkan ayah tidur sepuluh menit lagi, Celine.""Tapi, Yah. Kita akan membuat bekal pagi ini.""Ini masih terlalu pagi, Celine."Anak itu sungguh semangat sekali ingin membuatkan bekal untuk saudara tirinya. Dengan tetap memeluk Celine, Negan berpikir. Bagaimana jika Celine tahu Ezra adalah saudaranya? Sepertinya dia akan sangat senang. Tapi, sepertinya berbanding terbalik dengan Ezra.Mengingat Ezra membuat dada sesak. Meski belum membukt
"Ayah!" seru Celine.Negan pun mengurungkan niatnya mencegah kepergian mantan istrinya dan memilih untuk menggendong anaknya yang berwajah muram.Mobil Damaira pun melaju tanpa permisi, Negan hanya bisa memandangi lajunya kendaraan itu."Ada apa, Sayang?" tanya Negan.Celine hanya terdiam, bocah cilik itu masih berpikir antara memberi tahu ayahnya atau tidak tentang roti panggang yang mereka buat untuk Ezra, sama sekali tak tersentuh.Negan kembali mengulangi pertanyaannya, tapi Celine hanya menggeleng lalu meminta untuk segera pulang.Di sepanjang perjalanan pulang, Celine yang diam membisu. Berbanding terbalik dengan tadi pagi, semangat Dan keceriaan itu lenyap begitu saja."Sebenarnya ada apa dengan anak Ayah yang cantik ini?" tanya Negan seraya membelai lembut surai panjang Celine."Aku sedih, Yah." Bocah cilik itu berpangku tangan."Cerita sama Ayah.""Janji, Ayah enggak akan sedih juga?"Negan semakin penasaran dan tidak sabar."
Damaira terkejut saat ada tangan lain meraih buku yang sama dengannya.Kompak dua orang itu saling pandang. Damaira mengernyitkan kening, merasa mengenal anak yang berada di depannya, tapi entah di mana. Berbeda dengan Damaira, gadis cilik itu langsung mengenalinya."Ibu Peri!" seru anak perempuan yang berumur sekitar 10 tahun tersebut.Gadis cilik itu langsung menghambur, memeluk tubuh Damaira.Damaira masih mencerna semua kejadian yang begitu mendadak itu dan mencoba mengingat wajah ayu gadis yang sedang memeluknya."Keysha." Damaira membalas pelukan anak itu.Nyaris saja Damaira tidak mengingat siapa gadis itu, sebab wajahnya sudah banyak berubah setelah lima tahun tak bertemu."Ibu Peri masih mengingatku rupanya," seru Keysha seraya melepaskan pelukannya."Tentu saja aku masih ingat, walau harus berusaha keras untuk mengingatnya," gurau Damaira."Kamu sudah sebesar ini sekarang, siapa yang tidak pangling," ucap Damaira seraya menangkup kedua p
Mahesa terenyuh melihat Damaira dengan tulus memeluk anaknya. Dia yakin, Keysha saat ini bahagia karena menemukan sosok ibu pada Damaira."Kamu kerja di mana, Ra?" Mahesa bertanya setelah Damaira berdiri."Aku kembali mengelola toko roti, Mas.""Aku sering ke sana, Tante. Aku suka sekali Japanese cheesecake di toko roti itu," sahut Keysha.Damaira tersenyum, lalu mengucapkan terima kasih pada Keysha.Interaksi keempat orang itu, tak luput dari pandangan seseorang yang berdiri Tak jauh dari sana."Ada apa, Sayang?""Ah, tidak. Ayo kita cari makan di tempat lain saja," ucap wanita itu seraya menggandeng suaminya untuk pergi menjauh dari sana. Dia tak ingin suaminya melihat mantan suami dan anaknya ada di tempat yang sama.Nindi Aulia adalah ibu kandung Keysha, mantan istri Mahesa. Selama ini dia tinggal di Makasar, di tempat asal suaminya.Sudah seminggu dia berada di Jakarta menemani suaminya dinas.Nindi berjalan menjauh, dia melirik ke arah
"Hah?" Damaira mencoba untuk fokus dengan pertanyaan Ezra.Berulang kali Damaira meyakinkan diri jika dirinya tak salah mendengar, hingga akhirnya dia bertanya, "Maksudmu apa, Sayang?""Lupakan saja, Ma. Aku hanya asal bicara," ucap Ezra, seraya meringis memperlihatkan deretan gigi susunya.Ezra tidak merajuk, hanya tak ingin menambah beban pikiran ibunya."Kamu menyukai kak Keysha?""Dia sangat menyebalkan, Ma. Terlihat sekali dia ingin mengambil Mama dariku." Sungut Ezra sembari melipat kedua tangan di dada.Damaira tertawa, "Kamu ada-ada saja.""Lain kali akan ku rebut Daddy-nya." Damaira tersenyum tipis.Malam yang sunyi, perut yang kenyang, dan tubuh yang lelah membuat Ezra tidur lebih cepat.Damaira membuka laptop kesayangannya, menekuri pekerjaan yang beberapa tahun terakhir menjadi rutinitasnya–menulis.[Sa, bagaimana perkembangan di sana?] Damaira mengirim pesan untuk kembarnya.Tak berapa lama, ponsel itu berdering, mengalihkan
Damaira termenung sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Bukankah kamu harus bekerja, Mas? Penuhi dulu kewajibanmu. Kalau begitu aku permisi."Tak ingin kehilangan kesempatan begitu saja, Negan mencekal tangan mantan istrinya agar tak segera pergi."Ra," mohon Negan.Damaira mengarahkan pandangan pada tangannya, lantas menyentuh tangan Negan."Mas, jangan seperti ini. Tidak enak dilihat orang." Damaira mencoba melepaskan tangan itu."Jika kamu belum siap sekarang, aku akan setia menunggumu sampai kamu siap berbicara denganku, Ra." Damaira diam sejenak, menatap mata indah mantan suaminya, ada goresan kekecewaan saat pria itu mengucapkan kata itu. Damaira mengulas senyum."Terima kasih, Mas. Kamu sudah mau mengerti. Sebelum kamu berbicara denganku, aku minta tolong agar kamu memberi pemahaman lebih dulu pada Celine. Aku juga akan melakukan hal yang sama pada Ezra. Aku pergi dulu." Negan mengangguk.Negan tak berharap lebih, cukup memperbaiki hubungan deng
Jantung Negan tak lagi berirama, rindunya begitu membuncah. Perlahan dia mendekatkan wajahnya pada Damaira.Sontak Damaira mendorong tubuh mantan suaminya."Jangan melewati batas, Mas."Negan tersadar jika yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan, dia langsung melepas pelukannya pada Damaira."Maafkan aku, Ra." Negan menjadi salah tingkah sendiri, lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dan berakhir dengan meletakkan kepalanya di stang mobilnya.Damaira sendiri merasa muak dan kesal, wajahnya sudah seperti medusa yang penuh amarah, melihat sedikit ke arah matanya seketika akan menjadi batu."Sekali lagi aku minta maaf, Ra. Aku terbawa emosi. Asal kamu tahu aku tak pernah sedetik pun berhenti mencarimu selama 5 tahun ini. Rasanya aku hampir gila!" Negan mengacak rambutnya dengan frustasi.Damaira mengalihkan pandangan keluar jendela, tak ingin terpengaruh oleh bualan Finnegan Cakrawala.Negan melihat ke arah mantan istrinya yang menghadap ke
Mendengar Damaira menyebut namanya, Celine pun mendongak.Damaira masih menatap Celine penuh kebencian karena dosa yang telah dilakukan ibu dari anak itu.Mungkin Damaira salah telah melakukan hal seperti pada anak yang tak berdoa, tapi tak semua orang paham apa yang dia rasakan. Keresahan jiwanya, bagaimana dia begitu sangat berusaha menahan diri agar tetap bersikap baik pada mantan suami maupun anaknya.Baru saja Negan telah mematik api dalam sekam, membuat yang tadi aman dan damai terbakar. "Dengarkan ini baik-baik anak dari Ayusita Lestari. Kita tak cukup baik atau akrab untuk kamu bisa menyambut kedatanganku dengan seriang itu, Celine. Mulai sekarang jauhi Ezra. Dan katakan pada ayahmu agar tak lagi mengganggu hidupku maupun Ezra."Ezra tak paham dengan apa yang dilakukan ibunya. Ibunya tak pernah sekalipun menegeluarkan emosi yang begitu dalam selama ini. Otak Ezra bekerja dengan cepat Dan segera bertindak sebelum semuanya terlambat."Mama, ayo ki