Beranda / Pernikahan / Istri untuk Suamiku / 10. Nayla Bertemu Citra

Share

10. Nayla Bertemu Citra

Penulis: rindiyoon
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Plak! Suara tamparan yang cukup keras terdengar menggema di seluruh sudut rumah yang bisa dibilang sederhana itu.

Tatapan mata Luna pun seketika menajam. Ada siluit penuh api yang terlihat di kedua bola matanya.

"Apa yang kau katakan? Hm? Beraninya kau mencoba untuk menolak keputusanku. Apa selama ini yang membeli beras saat habis adalah dirimu? Apakah yang membeli token listrik ketika lampu padam adalah dirimu? Selama ini, aku tidak pernah meminta hal besar kepadamu. Baiklah begini saja. Ikuti keputusanku untuk menikah dengan Tuan Agus atau kau akan ku jual kepada bos rentenir penagih hutang itu?" ancam Luna kepada sang adik agar mau mengikuti segala perintah yang keluar dari mulutnya.

Lagi dan lagi, Citra dibuat tak percaya dengan segala ucapan yang terlontarkan dari mulut sang kakak. Hanya demi sebuah harta, kakaknya sampai rela melakukan semua ini.

Bulir-bulir air yang sedari tadi sudah menggenang di pelupuk matanya pun seketika jatuh tak bisa membendungnya lagi.

Hatinya teras
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri untuk Suamiku    11. Menolak Tawaran

    Citra bergeming. Ia seolah kehabisan kata-kata dan tindakan untuk memberikan respon pada wanita yang telah menangis tersedu-sedu memohon di depan wajahnya saat ini.Citra juga merasa bingung harus mengambil keputusan yang bagaimana sekarang. Di satu sisi, Citra merasa ia tidak bisa menolak permohonan dari seorang wanita di mana ia sendiri juga wanita. Citra sontak memposisikan dirinya bagaimana dikala berada di posisi Nayla saat ini.Pasti akan sangat menyedihkan jika terus ditanya perihal kapan memiliki keturunan sementara dirinya sendiri bukanlah yang mengendalikan segala kehidupan dan adegannya. Akan tetapi, di lain sisi Citra juga memikirkan tentang masa depannya. Ia tidak akan pernah bisa membayangkan bagaimana jika harus menjadi seorang istri kedua yang tepatnya seperti istri yang hanya dijadikan sebagai tempat pemberi keturunan.Mungkin masa depan Citra akan lebih terjamin karena Nayla pasti akan memberikan bayaran yang tidak murah untuknya. Namun, bagaimana jika nanti akan ad

  • Istri untuk Suamiku    12. Citra Galau

    Luna kini tampak pulang ke rumahnya dengan raut wajah yang terlihat begitu kusut. Aliran darahnya terasa mendidih panas setiap kali benaknya menampilkan wajah adik tirinya itu.Sumpah demi apapun, Luna ingin sekali rasanya menghabisi nyawa adik tirinya itu. Ingin sekali ia melenyapkan Citra jika saja hal itu tidak akan membuatnya masuk ke dalam bui bernamakan lain penjara itu."Sial! Kenapa sih anak itu sama sekali tidak ingin menuruti apa yang aku katakan. Jika saja dia mau mendengarkan apa yang aku perintahkan. Aku pasti sudah bisa hidup dengan bergelimangan harta sekarang. Aku pasti bisa dengan bebas kembali bermain judi tanpa khawatir dengan para rentenir gila yang selalu saja menagih hal yang tidak-tidak padaku!" geram Luna kesal yang langsung membanting vas foto di mana ada wajah Citra yang tengah tersenyum bahagia di sana.Persetan dengan foto itu, yang pasti saat ini Luna hanya ingin menyalurkan dan melampiaskan segala amarah yang sudah menguasai dirinya itu.Emosinya terus sa

  • Istri untuk Suamiku    13. Agus Kesal

    "Pak Agus? Pekerjaan hari ini saya rasa sudah selesai dilaksanakan semua. Apakah anda tidak akan kembali ke rumah anda?" tanya Andi terdengar begitu hati-hati takut akan membuat sang atasan menjadi marah.Andi tau, pasti telah terjadi sesuatu di dalam rumah tangga sang atasan. Bekerja dengan waktu yang sudah sangat lama membuat Andi merasa sudah cukup hafal dengan sikap sang atasan. Agus akan menjadi seperti sekarang yang merasa malas untuk pulang karena sengaja ingin menghindar dari keluarganya.Agus bergeming, ia tetap fokus pada layar laptop yang ada di depannya. Terus mengetikkan sesuatu yang Andi sendiri tidak tau apa yang sedang dikerjakan oleh atasannya itu.Dengan memberanikan diri, takut jika istri dari atasannya itu merasa khawatir akan suaminya yang tak kunjung pulang, Andi lalu mendekat ke arah meja kerja atasannya itu.Tanpa menunggu perintah dari Agus yang mengizinkan untuk dirinya duduk atau tidak, Andi langsung saja mendaratkan tubuhnya pada kursi yang ada di depan A

  • Istri untuk Suamiku    14. Agus Bertemu Citra

    Apa yang semalam dikatakan oleh istrinya benar-benar membekas di dalam benak Agus. Ia sama sekali tidak bisa fokus dan bekerja dengan baik sekarang. Kalimat di mana sang istri telah menemukan calon pilihannya pun membuat Agus terus saja terpaku pada kalimat itu.Entah siapa sosok yang akan dijodohkan oleh istrinya kepada dirinya yang pasti Agus benar-benar merasa terganggu akan semua hal itu.Mana mungkin Agus akan mengkhianati rumah tangganya yang sudah terjalin 10 tahun lamanya. Bukan hal yang mudah dalam mempertahankan hubungan rumah tangga hingga genap di angka 10.Bahkan banyak di antara rekan Agus yang justru hanya mampu bertahan selama 5 tahun sementara mereka dikaruniai dengan buah hati yang tidak hanya satu anak saja. Sementara di dalam rumah tangga Agus, mereka bahkan tidak diberikan berkat berupa buah hati oleh Tuhan namun nyatanya mereka sanggup mempertahankan semuanya dengan bermodalkan saling percaya.Agus mungkin bisa mengatakan semua itu dengan gamblang tetapi selama

  • Istri untuk Suamiku    15. Citra Semakin Galau

    Setelah kepergian dari suami Nayla itu, Citra tampak termenung dalam beberapa saat. Samar-samar masih terdengar jelas di telinganya setiap kalimat yang diucapkan dengan begitu lancar pada Citra.Citra benar-benar merasa tak tau lagi harus bagaimana sekarang, bertemu dengan pria yang rencananya akan dinikahkan dengannya itu membuat sebuah dilema baru membuat Citra hampir bingung harus memutuskan apa.Dari pancaran yang terlihat melalui kedua mata milik Agus itu membuat Citra benar-benar sangat yakin, jika antara Nayla dan Agus mereka berdua sungguh saling mencintai. Sama seperti pasangan lain, Citra yakin jika kedua orang itu juga tidak ingin sampai ada orang asing yang hadir di dalam pernikahan mereka. Citra merasa jika Nayla adalah wanita paling beruntung di dunia ini karena diberikan wajah yang begitu cantik dan karir yang sukses. Bahkan, Nayla juga diberikan seorang pasangan yang sangat tampan dan baik seperti Agus. Namun, hanya satu yang menjadi kecacatan dari semua kesempurnaa

  • Istri untuk Suamiku    16. Citra Menerima Tawaran

    Nayla kini terdiam, menatap lurus ke arah hamparan rumput hijau yang memenuhi seisi atensinya itu.Helaan nafas yang begitu berat terdengar keluar dari mulut wanita itu. Ia merasa bingung harus berbuat seperti apalagi sekarang. Berbagai cara sudah ia coba namun keputusan Citra masih tak kunjung berubah."Apa lagi yang harus aku lakukan agar gadis itu mau merubah keputusannya? Aku sudah memohon padanya lalu apa lagi yang ia inginkan? Duhai sang pencipta langit dan bumi serta seisinya ini, tolong tunjukkan jalan yang terbaik atas semua takdir yang telah kau tetapkan untuk kisah hidupku ini. Luluhkan lah hati gadis itu agar tidak lagi sekeras batu yang menolak tawaranku," batin Nayla berharap penuh jika doanya akan segera di dengar oleh sang maha pencipta.Keheningan pun seketika kembali menyelimuti dirinya kala itu. Nayla sengaja memilih duduk di atas hamparan rumput hijau itu demi menenangkan pikirannya yang benar-benar sangat kacau itu.Ada begitu banyak hal tak terkendali yang menunt

  • Istri untuk Suamiku    17. Agus Menikahi Citra

    "Luna, setelah ini apakah masih ada jadwal pekerjaanku?" tanya Nayla pada sang asisten. Sebelum mengatakan apakah Nayla masih memiliki jadwal pekerjaan atau tidak, terlebih dahulu Luna mengecek buku harian tempat di mana ia menuliskan jadwalnya.Setelah mengeceknya cukup lama akhirnya Luna pun menggelengkan kepalanya perlahan menandakan jika pekerjaan Nayla hari ini telah usai."Baguslah kalau begitu. Sekarang Citra, kau ikutlah bersamaku dan Luna. Aku tau, mungkin pernikahan ini tidak berarti apa-apa untukmu. Tapi, aku tidak mungkin membiarkanmu berpakaian yang biasa saja. Kita akan mencari pakaian pengantin yang kau suka untuk kau gunakan di hari pernikahanmu dengan suamiku," tutur Nayla dengan senyuman yang terukir hangat di wajahnya. Baik Luna maupun Citra, keduanya tidak memiliki kemampuan untuk menolak ucapan dari Nayla itu. Mereka hanya bisa mengangguk dan mengikuti saja kemana pun wanita itu mengajak mereka berdua pergi.Untuk pertama kalinya, Citra merasakan naik mobil mewa

  • Istri untuk Suamiku    18. Citra Tidak Bahagia

    Citra melangkah sesuai dengan tuntunan dari pembantu di rumah mewah itu menuju kamar tidurnya. "Terima kasih, Bi." Wanita paruh baya itu pun lalu menganggukkan kepalanya pelan sebelum akhirnya meninggalkan Citra begitu saja.Baru saja Citra akan membuka pintu kamar itu tiba-tiba saja terdengar suara perdebatan di dalam kamar itu membuat Citra sontak mengurungkan niatnya, membiarkan telinganya mendengarkan segala pertikaian suami-istri yang disebabkan olehnya."Aku sudah katakan berulang kali, aku tidak pernah menyetujui pernikahan ini, Nayla. Aku hanya mencintaimu dan akan setia pada pernikahan kita bukan malah menikah lagi dengan gadis lain lalu secara tidak langsung sama saja seperti diriku telah mengkhianati pernikahan kita berdua. Aku seperti pria yang brengsek yang begitu bodohnya melakukan begitu saja pernikahan konyol ini. Aku melakukan semuanya hanya demi dirimu dan permintaanmu saja, Nayla. Aku bisa melakukan ini tapi tidak dengan memberikan hak gadis itu sebagai seorang is

Bab terbaru

  • Istri untuk Suamiku    31. Akhir Dari Semuanya

    "Mama! Mama! Baju spiderman Mahes ada di mana, ya? Mahes mau pake baju itu, Ma!" teriakkan yang begitu lantang itu pun terdengar mengisi seluruh sudut di rumah itu. Suara anak kecil itu tampak memenuhi dan mendominasi segala suara yang ada. "Ya ampun, Mahesa. Pelan-pelan sayang kalau ngomong. Enggak boleh berteriak begitu, kasihan Oma jadi kebisingan." Bocah laki-laki itu pun hanya menampilkan cengiran andalannya, seakan tidak merasakan rasa bersalah barang sedikit pun. "Aku kira Mama jauh tadi. Makanya aku teriak deh. Aku udah coba nyari sendiri tapi enggak ketemu-ketemu, Ma." Mahesa menarik lembut tangan sang Mama membawa wanita itu dan berhenti tepat di hadapan lemari khusus miliknya. "Mahesa? Semua ini?" Nayla terbelalak tak tau harus mengekspresikan dirinya bagaimana lagi. Hatinya terasa runtuh saat itu juga. Keadaan lemari bocah itu yang semula tersusun begitu rapi, kini justru telah berubah sepert

  • Istri untuk Suamiku    30. Citra Pergi Dari Indonesia

    Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa, sudah 1 tahun semenjak dari kelahiran anak pertamanya, Mahesa. Berbagai macam kehidupan dijalani oleh Citra mulai menjadi seorang Ibu sampai merangkap sebagai istri dalam satu waktu. "Bagaimana perasaan kamu sekarang, Nak? Ibu berharap kamu akan terus baik-baik saja seperti saat Ibu ada di samping kamu." Citra meneteskan air matanya. Saat ini, ia tengah berdua dengan sang anak di ayunan yang ada di kolam renang. Tak ada satu pun wanita di muka bumi ini yang rela berpisah dengan anaknya. 9 bulan lamanya wanita itu mengandung hingga bertarung nyawa untuk melahirkan bayi itu. Setelah semua perjuangan yang ia lewati, sekarang Citra dengan terpaksa harus mengikhlaskan segalanya. Wanita itu harus belajar melupakan bayi yang sudah ia kandung dan lahirkan sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat serta disepakati bersama. "Kalau nanti Ibu sudah enggak di samping kamu. Kamu harus te

  • Istri untuk Suamiku    29. Agus Menceraikan Citra

    "Ibu benar-benar minta maaf dengan semua yang Ibu lakukan selama ini ya, Nak. Seharusnya Ibu tidak bertingkah seperti itu. Ibu sudah menjadi mertua paling buruk untuk kamu." Nayla menggelengkan kepalanya. Ia kemudian menyentuh kedua tangan milik mertuanya itu cukup lama. Wanita itu lantas mencium begitu lama tangan milik wanita paruh baya itu. "Udah Ibu .. aku paham kok sama posisi Ibu. Semua orang tua pasti menginginkan anaknya memiliki keturunan. Aku juga sama sekali tidak melupakan standar hidup itu." Nayla menyunggingkan senyuman tipis di wajahnya. Berharap air mata yang terus mengalir dari pelupuk mata wanita itu akan reda. Saat ini, usai Agus yang menemukan surat medis milik Nayla. Semua anggota keluarga tampak berkumpul di sofa yang ada di kamar Nayla dan Agus itu, termasuk juga Citra dengan bayi mungil di dalam gendongannya. "Ibu benar-benar minta maaf untuk semuanya ya, Nak." Nayla menganggukkan kepalanya tampak antara menantu dan mertua itu saling berpelukan cukup lam

  • Istri untuk Suamiku    28. Mahesa Putra Setiawan

    Usai pintu persalinan itu telah dibuka lebar, Citra pun dibawa ke ruangan rawat inap kelas VIP bersama bayinya yang dimasukkan ke dalam troli. Dari kelahiran bayi itu, Nayla sama sekali belum ada menyentuh bayi mungil itu. Wanita itu hanya bisa menyaksikan semuanya dari jauh dengan senyuman pahit di wajahnya. Sang suami terlihat begitu bahagia dengan kelahiran anak yang berasal dari darah dagingnya itu. Nyut! Terasa, denyut sesak yang muncul di dalam hati Nayla. Bagaimana tidak, melihat sang suami merasa begitu bahagia dengan tatapan penuh terima kasih kepada Citra membuat Nayla tentu berpikiran yang tidak-tidak. Hampir 1 tahun sang suami menjalani kedekatan yang intens dengan wanita itu. Ada sedikit rasa ketakutan di dalam diri Nayla, takut jika suaminya itu akan berubah pikiran. Nayla sadar, ia memang istri pertama dan cinta pertama dari pria itu. Hanya saja, bukan tidak mungkin bagi pria itu akan memilih Citra yang jelas-jelas bisa memberikan segalanya untuk Agus. Terlebih,

  • Istri untuk Suamiku    27. Citra Melahirkan

    Hari demi hari kian berlalu membuat kandungan wanita itu kian bertambah besar. Tak terasa, kini Citra sudah memasuki bulan di mana dirinya diperkirakan akan melahirkan. Dengan susah payah, Citra tampak berjalan merangkak hendak naik menuju ranjang tempat tidurnya. "Sayang! Kenapa enggak bilang aku dulu sih. Kamu ini kebiasaan banget apa-apa selalu milih lakuinnya sendirian." Tak lama setelah itu, Agus datang dengan raut wajah penuh memperhatikan sang istri. Ia tentunya merasa takut dengan keadaan Citra yang sekarang sudah sangat rawan. Sebisa mungkin Agus terus berada di sisi wanita itu, tidak pernah membiarkan untuk wanita itu melakukan sesuatu tanpa sepengetahuan dirinya. Bahkan untuk ke kamar mandi pun, pria itu juga ikut ke dalam. Awalnya Citra menolak karena malu namun setelah mendapatkan wejangan dari Agus mengenai rasa khawatir pria itu membuat wanita itu mau tak mau mengiyakan saja. "Aku enggak apa-apa, Mas. Aku itu cuman hamil bukan sakit keras," canda Citra saat menemu

  • Istri untuk Suamiku    26. Nayla Merasa Sedih

    Nayla membuka tirai di kamarnya dengan helaan nafas panjang yang mengiringi gerakan tangannya itu. Sejenak, matanya tampak menatap ke arah ranjang yang sudah lama tidak pernah didiami oleh suaminya."Aku kangen kamu tidur di samping aku, Mas." Nayla tak munafik, hatinya terluka setelah beberapa bulan ini ia terus saja tidur di kamar sendirian. Hampa. Tak ada lagi suara candaan yang dilontarkan oleh sang suami sesaat sebelum waktu tidur Nayla. Tok! Tok! Suara ketukan pada pintu kamarnya pun seketika membuat lamunan Nayla buyar saat itu juga. Entah mengapa, senyuman kini mengembang begitu lebar di wajahnya. Ia yakin, pasti suaminya lah yang mengetuk pintu kamarnya itu. "Aku tau, dia pasti akan cemas dengan keadaan aku. Maafkan kejahilan istri kamu ini ya, Mas. Pengen diperhatiin sama kamu aja harus pake acara lama-lama in ke ruang makannya." Nayla terkekeh geli sendirian. Wajahnya tampak begitu sumringah tak sabar ingin melepas rasa rindunya pada sang suami. "Aku tau kamu pasti

  • Istri untuk Suamiku    25. Agus Perhatian Pada Citra

    "Aku pulang!" Seperti biasa, Agus pulang dan langsung meletakkan sepatu yang ia gunakan di rak yang tersusun rapi dekat pintu masuk utama itu. Hari ini, Agus tampak pulang lebih cepat. Sekitar 30 menit lagi adzan magrib akan berkumandang, biasanya pria itu selalu datang kisaran orang-orang sedang shalat isya. "Mas Agus!" Pria itu menoleh mendapati istri pertamanya datang dengan wajah sumringah. Keningnya berkerut tak tau apa arti dari senyuman di wajah istrinya itu. "Iya, Sayang? Tumben sekali kamu datang dan langsung menyambut aku." Wanita itu tampak senyum-senyum kecil saat mendapati pernyataan yang demikian dari sang suami. Senyuman itu lantas menjadi teka-teki besar bagi Agus, ia merasa penasaran apa yang sudah membuat istri pertamanya itu menjadi begitu bahagia. "Aku punya kejutan buat kamu. Tutup mata kamu dulu." Diam-diam, wanita itu tampak melambaikan tangannya ke arah Citra tepat ketika Agus tengah menutup matanya. "Ulur in tangan kamu," perintahnya pada sang suami.

  • Istri untuk Suamiku    24. Citra Positif Hamil

    Setelah malam panjang yang membuat Citra kehilangan mahkota yang selama ini telah ia jaga, wanita itu tampak merasa canggung dengan Agus.Pasalnya, pria itu sama sekali tidak mengatakan apapun padanya. Citra terpikir, dengan kondisi pria itu yang setengah sadar mungkinkah Agus mengingat malam pertama yang mereka lakukan? Ingin rasanya Citra menanyakan semua itu. Namun, ia sama sekali tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mengatakan semua itu. Citra lalu berjalan menuju ke arah dapur rumahnya dengan membawa gelas bekas minumnya tadi malam.Terlihat, sosok pria yang selama beberapa waktu ini terus mendiami kepalanya pun, menoleh ke kanan dan kirinya seperti mencari sesuatu hal. Dengan sisa-sisa kekuatan yang ada di dalam dirinya, Citra mencoba mendekati pria itu. Agus tampak membelakangi wanita itu. "Mas, kamu butuh sesuatu? Ada yang bisa aku bantu?" tanya Citra lembut. "Ah syukur lah kamu datang. Tolong carikan di mana stok gula kita ya. Aku masih nunggu air ini, soalnya udah

  • Istri untuk Suamiku    23. Malam Pertama

    Agus masuk ke dalam kamar sang istri dengan wajah penuh sumringah. Tak lupa, sebuah nampan berisikan segelas susu dan satu piring cemilan ringan pun, ia siapkan khusus untuk sang istri. "Halo, Sayang. Aku membawakan makanan ringan untuk kamu." Pria itu lalu menghampiri Nayla, meletakkan nampan bawaannya tepat di lemari kecil yang ada di samping ranjang tempat tidurnya dan Agus itu. Tidak seperti biasanya, Nayla justru tak memberikan respon apapun kepada sang suami. Wanita itu hanya fokus pada layar ponsel miliknya yang tampak jauh lebih menarik daripada kehadiran sang suami. Helaan nafas yang cukup panjang keluar dari mulut Agus, wanita itu memang selalu saja bertingkah demikian saat sedang merajuk pada sang suami. "Sayang? Kamu enggak perduli sama kehadiran, Mas?" tanya Agus turut duduk di tepi ranjang itu. Saat ini tampaknya wanita itu belum waktunya untuk bekerja, terlihat bagaimana pakaian yang melekat pada tubuh Nayla yang begitu santai sekali. "Sayang? Kamu marah sama aku

DMCA.com Protection Status