Share

Sang ratu

Penulis: Q
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Istana yang terlihat megah dan penuh dengan keagungan, malam ini terlihat begitu suram dan mencekam. Tak ada yang berani bersuara dan mengganggu para prajurit khusus yang berpakaian gelap memasuki istana dan mengobrak-abriknya. Karena ketika mereka bersuara satu tombak akan berhasil menancap di jantung mereka. Bahkan saat ini ratu yang biasanya terlihat begitu anggun malam ini terlihat begitu menyedihkan. Sang ratu hanya mampu menunduk dan memeluk kedua putranya agar terhindar dari mata mematikan para prajurit khusus, yang terlihat tak kenal ampun dan tak segan untuk membunuh mereka.

Amor yang melihat pemandangan itu langsung mencibir dengan sinis, ia tidak heran melihat Badra mengabaikan anak dan istrinya mengingat betapa egois dan bodohnya orang itu. Bahkan mahkota emas di kepalanya tak bisa membuat otak dan pikirannya berpikir jernih dan mampu berpikir layaknya orang bijak.

"Kemana suamimu?"

Walaupun wanita itu terlihat menyedihkan dan lemah, akan tetapi Amor tak merasa bersimpati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri manis Jenderal Perang   Perbatasan timur

    Penjara bawah tanah masih tenang seperti biasanya. Tak ada yang tau seperti apa kekacauan yang terjadi di luar sana. Akan tetapi Bayan mampu merasakan hal itu. Walaupun pendengaran nya sedikit terbatas akibat dinding penjara yang terlalu tebal. Namun Bayan selalu tau bahwa istana tak sedang baik-baik saja saat ini.Saat Bayan berkonsentrasi dan berdiri di depan sel penjaranya. Semua orang langsung menelan ludah. Tangan Bayan yang sedang bersandar di sel berhasil membuat mereka takut. Apalagi selama beberapa saat berada satu lingkungan dengan Bayan, mereka tau betapa kuatnya pukulan Bayan karena tembok sedikit bergetar karenanya. Hal itulah yang membuat mereka enggan berurusan dengan laki-laki itu.Tak lama seorang laki-laki pun datang ke penjara bawah tanah. Laki-laki itu berpakaian gelap dan wajahnya tak terlihat, apalagi pencahayaan di penjara bawah tanah sangat minim di malam hari. Laki-laki itu terus berjalan menuju sel Bayan dan langsung memberi hormat."Tuan Bayan, saya diperint

  • Istri manis Jenderal Perang   Lereng gunung baru

    Di Lereng Gunung Baru.Jalan rahasia yang telah dibuat oleh kerajaan Malaka telah menembus ke arah lereng gunung baru yang berbatasan langsung dengan kerajaan Palinggih. Saat mereka keluar dari jalan rahasia suara air terjun telah datang menyambut mereka. Hal tersebut membuat baterai tersenyum sumringah dengan penuh kemenangan. Tak ada yang tahu ke mana ia akan pergi saat ini dan itu berhasil membuatnya merasa senang. Apalagi ia membayangkan betapa jengkelnya wajah Amor yang sombong itu saat mengetahui bahwa ia telah berhasil keluar dari istana dengan selamat."Hahaha."Badra terus tertawa sambil memegang perutnya yang sedikit sakit karena tertawa secara berlebihan. Ia tidak tahu bahwa mengalahkan Amor dan Bayan akan sebahagia ini. Ia pun tak sabar untuk melihat bagaimana reaksi dua orang itu saat mengetahui apa yang akan ia lakukan pada Ayudisha.Badra pun memegang sebuah peta yang diberikan oleh seorang mata-mata menuju kediaman yang telah disiapkan Amor untuk Ayudisha. "Ayo kita b

  • Istri manis Jenderal Perang   Maafkan aku

    Di gelapnya malam, Badra bersama prajurit khusus terus bersembunyi di balik semak-semak. Mereka dengan tenang mengawasi para penjaga dengan sedikit bersabar. Badra bahkan merasa kesal saat melihat banyaknya penjaga di kediaman ini. Hal tersebut membuktikan betapa perhatiannya Amor pada sang adik. Hanya sangat disayangkan, saat ini Badra membawa banyak prajurit khusus. Mereka adalah prajurit-prajurit yang dilatih dengan kekuatan tempur yang luar biasa. Jadi akan sangat mudah untuk mengalahkan mereka semua."Ayo bergerak." Perintah Badra.Semuanya langsung bergerak dan melumpuhkan para penjaga dengan sekali hentakan dan tanpa suara. Badra pun dapat masuk dengan leluasa tanpa hambatan. Ia bergerak menuju kamar yang paling di jaga ketat oleh para penjaga. Dari pengamatan sekilas, dapat disimpulkan bahwa saat ini anggota keluarga Ayudisha yang berada di tempat ini hanya ayahnya saja. Amor di istana kerajaan dan putri Minah di berada di kediaman keluarga Bayan. "Lumpuhkan dulu ayahnya, bar

  • Istri manis Jenderal Perang   Misi berakhir

    Bayan terus menatap ke arah tempat Ayudisha berbaring saat ini. Wajah cantik itu kini telah dipenuhi memar dan keringat, hal tersebut membuat Bayan menjadi sedih dan merasa bersalah. Mata Bayan sedikit sembab karena menangis sepanjang malam. Jujur saja ia tidak sanggup melihat istrinya mengalami hal semacam ini."Apakah dia sudah tidur?"Suara Bayan sangat serak saat menanyakan hal itu dan ayah mertuanya langsung mengangguk pelan sambil tersenyum. Ayah Ayudisha adalah seorang sastrawan yang bijak, ia mampu berfikir jernih dan bersikap bijaksana. Walaupun ia juga merasa sedih dan terguncang, ia masih tetap terlihat tenang untuk membuat Bayan dan Ayudisha merasa nyaman."Tabib mengatakan bahwa Ayudisha baik-baik saja dan luka akan sembuh dalam beberapa Minggu. Dia hanya kaget karena dia tidak pernah membunuh seseorang sebelumnya."Setelah itu Tuan Gili pun mengompres wajah Ayudisha dengan air hangat. Melihat betapa lembut ayah mertuanya memperlakukan Ayudisha, Bayan kembali meneteskan a

  • Istri manis Jenderal Perang   Yang Mulia

    Ayudisha tersenyum pada Bayan. Ia ingin mengatakan pada laki-laki itu bahwa ia baik-baik saja. Memar di wajahnya sedikit memudar dan rasa sakit yang ada tubuhnya sudah mereda. Hal tersebut membuat Bayan merasa lega dan juga ikut tersenyum."Ayo kita pulang.""Ya."Kereta telah disiapkan sebelumnya. Tuan Gili telah mengirim surat untuk Amor dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi sepanjang malam. Hal tersebut membuat Amor mengirimkan banyak prajurit istana dan sebuah kereta untuk Ayudisha. Kereta tersebut merupakan kereta ternyaman dan tebaik yang ada di kerajaan Malaka. Sehingga Ayudisha dapat beristirahat di dalamnya. Bayan menggenggam tangan Ayudisha dan menggendongnya untuk naik ke atas kereta. Tak lupa ia menyiapkan selimut serta bantal agar Ayudisha dapat tidur di dalam. Serta sebuah kain tipis untuk menutupi wajah Ayudisha yang terluka."Pelan-pelan." ucap Bayan lembut.Di dalam kereta, Ayudisha ditemani oleh ayahnya. Laki-laki paruh baya itu terus mendampingi Ayudisha, bahk

  • Istri manis Jenderal Perang   Gumi Malaka

    "Yang Mulia, silahkan bersiap."Amor kini berdiri di depan kaca tembaga dengan tegak dan berwibawa. Para pelayan pun langsung datang menghampirinya sambil membawa jubah khusus dan mahkota untuk Amor. Kali ini untuk pertama kalinya ia akan tampil di hadapan rakyat sebagai seorang raja.Ayudisha yang duduk di belakangnya terus tersenyum saat melihat Amor yang kini menjadi seorang raja."Kakak terlihat sangat tampan.""Benarkah?"Ayudisha langsung mengangguk, hal tersebut menimbulkan pemikiran jail yang dimiliki oleh Amor muncul."Lebih tampan siapa, aku atau suamimu?"Mendengar hal itu Ayudisha langsung terdiam, ia menatap suaminya yang berdiri tidak jauh darinya sesekali lalu tersenyum maklum. Hal tersebut membuat wajah Bayan langsung tertekuk, ia tidak rela mendengar Ayudisha memuji ketampanan orang lain yang lebih baik darinya bahkan jika itu kakaknya sendiri.Amor pun langsung tersenyum dan mendekat ke arah Ayudisha."Baiklah, baiklah. Di matamu Bayan lah yang paling tampan. Sekaran

  • Istri manis Jenderal Perang   Tinggal di istana

    Bayan menatap makanan yang beraneka ragam di depannya. Hal tersebut membuat Bayan menelan ludah dengan susah payah. Ia terlahir dari kalangan orang yang sangat kaya, akan tetapi keluarganya adalah keluarga militer sehingga jarang untuk mereka memanjakan anak-anaknya, apalagi soal makanan. Mereka telah dilatih untuk disiplin dan hidup secara sederhana sejak dini. Akan tetapi istana memiliki pola yang berbeda, tempat ini dipenuhi oleh kemanjaan duniawi yang begitu luar biasa. Makanan beraneka ragam, tempat tinggal yang begitu nyaman dan pakaian yang begitu mewah."Pantas saja Bajingan Badra itu betah tinggal di istana. Tempat ini begitu nyaman untuk ditinggali."Ayudisha yang mendengar keluhan Bayan hanya mampu tersenyum. Ia mengambil piring dan menyendok nasi yang banyak dan menaruh beberapa lauk daging, setelah itu ia menyerahkannya ke arah Bayan."Kalau kamu suka tempat ini, aku bisa mengatakan pada Kakak Amor agar kita bisa tinggal disini mulai sekarang."Mendengar hal itu Bayan lan

  • Istri manis Jenderal Perang   Rencana berubah

    "Raja Malaka telah berganti, lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"Semua Raja di setiap sudut Mirah Adhi kini telah mengetahui bahwa Malaka telah berganti kepimpinan. Malaka tak lagi dipimpin oleh Badra yang terkenal bodoh dan mudah dimanipulasi. Sekarang Malaka telah dipimpin oleh Amor, yang mana reputasi laki-laki itu bisa dikatakan tangguh. Semua orang menimbang-nimbang apakah Amor akan sama seperti Raja Senggrala yang berambisi memperluas wilayah atau tidak. Jika memang begitu maka kerajaan di sampingnya harus bersiap-siap untuk memperketat wilayah perbatasan. Akan tetapi hingga kini belum ada berita bahwa Raja Amor akan melakukan peperangan pada kerajaan lain."Raja Malaka yang baru bukan seseorang yang bisa kita remehkan. Dia menguasai kerajaan dan menggulingkan raja sebelumnya dalam waktu satu malam. Itu membuktikan bahwa dia pantas untuk menduduki tahta."Mendengar suara penasihatnya, Raja Senggrala pun memasang wajah kesal. Ia telah menyusun banyak rencana untuk menj

Bab terbaru

  • Istri manis Jenderal Perang   Bahagia (EXTRA)

    Ayudisha menggendong putrinya sambil melihat Lo Gading yang sedang duduk dan menatap tanah. Hal tersebut membuat Ayudisha merasa heran melihat putranya itu. Apalagi Lo Gading masih tidak bergerak bahkan setelah beberapa jam."Lo Gading, apa yang sedang kamu amati? Hari sudah mulai terik, kemarilah."Akan tetapi Lo Gading masih tetap berjongkok dan terus menatap ke tanah. Setelah beberapa saat ia pun melihat ibunya dan bertanya."Bu, kenapa semut berjalan seperti bebek?""Hah?"Ayudisha pun langsung heran, sejak kapan semut berjalan seperti bebek?Lo Gading selalu bertanya pada sesuatu yang sulit ia mengerti. Akan tetapi rasa ingin tau anak itu begitu besar, sehingga ia selalu menanyakan sesuatu yang bahkan tidak pernah ditanyakan oleh orang lain."Bebek tidak berjalan seperti semut anakku. Mereka berbeda, bebek memiliki dua kali sedangkan semut memiliki lebih.""Tapi aku melihat cara mereka berjalan sama."Untuk beberapa saat Ayudisha terdiam, dan akhirnya mengingat kembali kenangan k

  • Istri manis Jenderal Perang   Kelahiran Putri (EXTRA)

    3 tahun kemudianBayan menatap putranya dengan tatapan tak percaya. Ia panik saat ini karena Ayudisha akan melahirkan seorang anak, tapi lihat putra nya yang berbakti itu. Dia bahkan sempat menguap saat mendengar jeritan ibunya yang kesakitan."Apakah kamu tidak khawatir ibumu kenapa-napa?"Mendengar pertanyaan Ayahnya, Lo Gading pun mengangguk."Aku khawatir." ucap Lo Gading dengan suara kecilnya.Akan tetapi raut wajahnya masih terlihat santai dan malas. Hal tersebut membuat Bayan menjadi semakin kesal."Lalu kenapa kamu terlihat seperti itu? Tidak ada raut khawatir di wajah mu, biasanya anak-anak akan menangis jika mendengar jeritan ibunya.""Apakah menangis itu berguna saat ini? Apakah tangisan ku dapat mengurangi rasa sakit yang ibu rasakan? Kalau memang begitu, aku akan menangis sekarang."Bayan pun terdiam, ia merasa putranya tidak normal. Terlalu malas dan tidak ada jejak kekanakan yang tersisa. Padahal jika diingat saat ia masih bayi, Lo Gading cenderung imut bahkan ketika di

  • Istri manis Jenderal Perang   Perdamaian

    Hari begitu cerah dan kehidupan di Malaka menjadi begitu membahagiakan. Tak ada lagi perselisihan dan keributan yang berarti dan kehidupan masyarakat jauh lebih sejahtera dari sebelumnya. Sejak kelahiran Pangeran mahkota keberuntungan selalu menghampiri Malaka tidak ada akhirnya. Seolah bayi lucu itu memang ditakdirkan untuk membawa banyak keberuntungan untuk semua orang.Ayudisha menggendong putranya sambil menatap ke arah pohon mangga tempat ia biasa duduk bersama dengan Bayan. Tempat yang biasa ia gunakan untuk mengelus perutnya yang sekarang nyeri dan tak nyaman. Akan tetapi kali ini ia sudah tak merasakan sakitnya lagi dan menikmati kebahagiaan tanpa beban yang berarti."Kamu adalah anugerah terindah yang diberikan tuhan padaku di kehidupan ini." ucap Ayudisha pada anaknya.Entah anak itu mengerti apa yang diucapkan oleh ibunya, atau dia terlalu senang dalam gendongannya, tapi dapat Ayudisha melihat dengan jelas bahwa anak itu tersenyum. Sangat tampan dan manis. Hal tersebut memb

  • Istri manis Jenderal Perang   Matahari Malaka

    Suara tangisan seorang bayi yang terdengar nyaring telah berhasil membuat semua orang di istana merasa bersyukur. Mereka pun langsung tersenyum dan mengucapkan selamat pada masing-masing anggota keluarga. Tak lupa mereka mengucapkan syukur yang mendalam pada Tuhan yang telah menitipkan sebuah kehidupan baru untuk keluarga mereka.Setelah itu pintu ruang persalinan pun terbuka dan Bibi Bayan menatap semua anggota keluarganya dengan senyum merekah. "Seorang bayi laki-laki telah lahir dengan selamat.""Bayi laki-laki?!!"Setelah itu ibu Ayudisha pun keluar dan membawa bayi di pelukannya yang telah bersih oleh air hangat. Hal tersebut membuat semua orang langsung bersorak bahagia. Bayi itu berkulit putih dengan hidung yang mancung. Mengingatkan Putri Minah dengan Amor ketika dilahirkan pertama kalinya.Sian, Daka dan Jiru pun tak kalah girang. Mereka melihat keponakan mereka untuk pertama kalinya dan itu membuat mereka bersyukur dengan suara yang keras."Syukurlah dia tidak mirip Kakak B

  • Istri manis Jenderal Perang   Terimakasih

    Semua orang khawatir akan keadaan Ayudisha, mereka takut karena merasa Ayudisha lemah dan tak tahan dengan rasa sakit. Akan tetapi hanya Ayudisha yang tau bagaimana ia menikmati rasa sakitnya dengan perasaan bahagia. Rasa sakit itu membuatnya sadar bahwa bayi di dalam perutnya benar-benar hidup. Bayi itu benar-benar ada dan itu terjadi dalam hidupnya di kehidupan ini.Hampir setiap detik dalam hidup Ayudisha di kehidupan sebelumnya, ia merasa kesepian dan cemburu melihat anak orang lain. Ia mengalami banyak kesedihan dan rasa sakit hanya karena ia tidak bisa memiliki anaknya sendiri. Terkadang wanita menjadi begitu tidak berharga ketika mereka tidak bisa memiliki seorang anak untuk suaminya. Seolah mereka adalah sebuah benda yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Seolah ia adalah benda yang cacat dan mereka sangat menyesal setelah membelinya.Akan tetapi sekarang ia memiliki seorang laki-laki yang menerimanya bahkan jika ia tidak akan memiliki anak seumur hidupnya. Ia memiliki lak

  • Istri manis Jenderal Perang   Rasa sakit

    Bayan memeluk Ayudisha dan membuat tubuh Ayudisha lebih nyaman saat berbaring. Setiap malam Bayan akan mengatur cara Ayudisha tidur karena Ayudisha sudah tidak nyaman dengan perut besarnya. Terkadang Ayudisha akan memiliki nafas yang sedikit pendek karena kesulitan saat bernafas."Lebih nyaman?" tanya Bayan lembut.Ayudisha pun mengangguk dan tersenyum. Ia benar-benar dilayani oleh suaminya dengan sangat baik. Setiap ketidaknyaman yang ia alami selalu Bayan perhatikan. "Kalau begitu selamat tidur istriku yang cantik." ucap Bayan sambil mencium kening istrinya."Selamat tidur juga suamiku yang tampan."Keduanya saling merayu tanpa ada rasa malu terlihat di wajah mereka. Sangat berbeda ketika mereka masih pengantin baru. Sekarang mereka lebih leluasa dalam mengungkapkan rasa cinta hingga tidak ada kecanggungan.Setelah itu keduanya tertidur sambil berpelukan. Malam ini sangat ramai mengingat hampir setiap anggota keluarga berada di tempat yang sama. Ayudisha sebenarnya tidak terlalu ny

  • Istri manis Jenderal Perang   Keluarga

    Para anggota keluarga kini telah berkumpul. Walaupun tidak semuanya tapi itu cukup ramai mengingat sebentar lagi mereka akan menyambut kedatangan anggota keluarga yang baru. Apalagi anak Ayudisha dan Bayan akan menjadi cucu pertama di keluarga masing-masing.Umur kandungan Ayudisha sudah sembilan bulan dan tinggal menghitung hari untuk melihat bayi itu dilahirkan ke dunia. Hal tersebut membuat anggota keluarga sangat antusias untuk mempersiapkan banyak hal untuk kelahiran nanti. "Apakah persiapannya sudah cukup?"Mendengar pertanyaan ibunya, Amor pun menggelengkan kepala dengan pasrah."Ibu telah menanyakan itu sebanyak tiga kali dan jawabannya masih tetap sama. Persiapan sudah cukup dan kita hanya tinggal menunggu Ayudisha melahirkan."Putri Minah yang melihat Amor dengan tatapan tidak suka. Ia sering bertanya-tanya terus menerus karena ia sebenarnya sangat gugup. Maklum saja ini pertama kalinya ia akan menjadi nenek, walaupun ia sangat berharap bahwa cucu pertamanya akan berasal da

  • Istri manis Jenderal Perang   Istana kerajaan

    Di Senggrala hampir semua tabib dikumpulkan untuk menyembuhkan penyakit Raja. Akan tetapi hingga kini masih belum ada solusinya. Menurut keterangan tabib, hal tersebut dikarenakan ada ulat bulu langka yang menyerang burung Yang Mulia. Hal tersebut membuat Sang Raja pun tak terima dengan tuduhan itu. Ia sangat yakin bahwa wanita itu menaruh racun di tubuhnya hingga membuat tubuhnya menjadi seperti ini."Maaf Yang Mulia, tapi hasil dari pemeriksaan saya hampir sama dengan tabib yang lainnya."Mendengar hal tersebut, Raja Senggrala langsung berteriak marah. Ia memarahi semua orang, akan tetapi ia masih terbaring lemah dan tak bisa bangun untuk melampiaskan nya secara fisik.Tak lama Raja merintih lagi, ia kesakitan dan hal tersebut membuat para tabib menjadi panik dan khawatir. Ulat bulu memang dapat membuat gatal-gatal, akan tetapi entah kenapa sangat sulit disembuhkan hingga membuat bengkak dan panas. Jadi para tabib semakin bingung bagaimana cara menyembuhkannya. Mereka pun berusaha u

  • Istri manis Jenderal Perang   Menghadapi Bayan

    Matahari telah terbit dibalik bukit perbatasan Malaka. Akan tetapi mereka masih berdiri sambil menunduk dan berdoa pada orang-orang yang telah meninggal di bukit ini.Ratusan prajurit telah gugur di medan pertempuran tanpa ada kemenangan yang mereka bawa. Keduanya meninggal tangis dan luka pada orang-orang yang telah mereka tinggalkan.Keempatnya menangis dalam diam sambil mengingat kakak mereka yang telah meninggal dengan cara yang begitu menyakitkan. Setelah itu, Yuda pun menatap ketiga adik Bayan sambil mengucapkan perpisahan."Senang berkenalan dengan kalian.""Kami juga senang berkenalan denganmu.""Ya, aku harap kita akan bertemu lagi tapi tidak di medan perang."Jiru, Daka, Sian dan Yuda. Mereka adalah calon prajurit tangguh yang akan memimpin pasukan di kerajaan mereka masing-masing. Selama perjalanan mereka telah berkenalan dan sudah saling mengenal. Akan tetapi mereka selalu tau bahwa persahabatan mereka ditakdirkan untuk berlalu dalam waktu yang sangat singkat.Keempatnya a

DMCA.com Protection Status