Share

Curiga Pada Suami

Author: Rachel Bee
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Carla ada pertemuan hari ini. Kemarin siang, ada salah satu klien yang sering memesan bahan mentah ke pabrik miliknya menghubungi Carla lewat telpon. Mereka meminta Carla datang untuk memantau produksi pesanan milik mereka agar berjalan sesuai perjanjian yang disepakati. Karena mereka mendapat informasi bahwa ada pengurangan kualitas bahan yang akan dipakai saat produksi.

Belum sempat Carla selesai berpakaian, suara dering ponselnya menginterupsi. Carla sempat menyipitkan matanya. Nomor yang menghubunginya sangatlah asing.

“Halo, selamat pagi?” sapa Carla.

[Halo bu Carla, ini saya Fatur yang kemarin menghubungi bu Carla. Saya dan tim sudah ada di pabrik menunggu bu Carla. Kira-kira bu Carla sampai di pabrik jam berapa?]

Carla melirik arlojinya.

“Kurang lebih satu jam lagi. Saya baru selesai mencari file kerjasama tadi pagi. Pak Fatur tunggu di ruangan saya atau di ruang tamu. Saya sudah beritahu sama staf yang kerja di sana.”

[Oh, baiklah bu. Saya akan tunggu di ruangan anda saja. Hat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri kedua pilihan mertua    Antara Hak Dan Tanggungjawab

    Carla masuk ke ruangan Abi setelah pria itu kembali ke kantor setengah jam yang lalu. Tak ada sapaan dan kata-kata manis keluar dari bibirnya. Dokumen yang dibawa olehnya pun dibanting kasar di atas meja hingga membuat suaminya terlonjak kaget."Sayang, ada apa?" Abi sama sekali merasa tak bersalah dengan apa yang telah diperbuatnya. Carla kecewa."Kenapa kamu mengubah perjanjiannya? Hampir saja perusahaan ini digugat oleh klien. Kan kamu sudah tahu jika harga bahan baku naik, tidak akan mengubah harga jika perjanjian itu dilakukan sebelumnya." Carla menghempaskan tubuhnya duduk di atas sofa. Abi ikut duduk di hadapannya sambil membuka dokumen yang tadi dibanting oleh Carla."Aku minta maaf. Aku salah ambil keputusan karena ada yang tidak beres dengan keuangan perusahaan saat itu." Abi menghela napas lega. Tadi, saat salah satu staf di pabrik bercerita ada Carla di sana, Abi segera pergi. Apalagi ada info dari mereka jika Carla sedang dalam kondisi marah."Kamu tahu, kamu hampir membu

  • Istri kedua pilihan mertua    Al Yang Berbuat

    Al baru saja tiba di ruangannya setelah melakukan pertemuan dengan para direktur untuk membahas hal penting di perusahaan. Carla seorang yang perfeksionis. Tak menginginkan satu masalah mengendap dan terus berulang dalam pekerjaannya, ia memilih untuk menelusuri hingga akhir semua kejanggalan itu.Ini semua berkaitan dengan isu perubahan bahan baku yang telah disepakati sebelumnya. Hal yang sebenarnya mudah tapi menjadi melebar urusannya jika diketahui oleh publik. Saat Al baru saja mendudukkan pantatnya di atas kursi kebesarannya, sekretarisnya datang memberi sebuah dokumen."Apa ini?" tanyanya sambil membolak-balok kertas di dalam sebuah map."Itu dikasih sama HRD, Pak. Katanya ada pelamar yang bilang atas rekomendasi pak Abi," jawab si sekretaris."Owh. Apa katanya?""Orang itu mau melamar posisi manajer keuangan. Lihat saja pak CV nya." Al mengangguk dan mulai membaca satu persatu isi surat lamaran itu. Satu senyuman tipis di ujung bibirnya seperti sedang meremehkan surat lamaran

  • Istri kedua pilihan mertua    Menata Dari Awal

    Selesai melakukan pertemuan dengan Prasetyo, salah satu klien yang akan bekerjasama dengan perusahaan, Carla mengajak Abi dan Al berbincang serius di ruang meeting. Carla sebagai penasehat Abi, maju sebagai pembicara utama.Al hanya menyimak sekilas karena ini memang bukan tugas utamanya. Ia mencatat banyak hal penting yang Carla sampaikan. Wanita itu begitu serius memaparkan semua hal yang berkaitan dengan bisnis perusahaan mereka di masa datang.Abi menguap. Matanya mulai memberat. Semalam ia memang kurang tidur karena ulah Risya yang tak bisa tidur tenang di kamarnya."Mas Abi sudah mengerti, kan?" Abi menganggukkan kepalanya. "Carla enggak mau ada kejadian seperti kemarin dan tadi pagi. Kalau mas Abi butuh dana talangan atau apapun, mohon konsultasi ke aku. Mengubah perjanjian malah membuat perusahaan kita menjadi buruk di mata publik."Setelah rapat selesai, Abi kembali lagi ke ruangannya. Ia ke luar paling belakang mengikuti Carla yang berjalan lebih dulu. Saat Carla berbelok ke

  • Istri kedua pilihan mertua    Membuat Perjanjian Baru

    Setelah makan malam, Abi bergegas mengantarkan Carla pulang ke rumah ibunya. Sesuai dengan janjinya tadi sore, Abi harus bertemu dengan mertuanya untuk meluruskan kejadian yang telah terjadi dua minggu yang lalu. Dengan senyuman manis yang melebar di bibirnya, Abi sangatlah percaya diri bertemu dan bicara empat mata dengan Hani, ibu Carla. Seumur mereka menikah, Hani tak pernah bicara kasar padanya.Abi duduk sopan di depan ibu mertuanya. Kepalanya setengah menunduk dan tangannya berada mengepal di atas paha.“Apa kabar, Ma?”Abi menggeser duduknya. “Maaf kalau Abi telah berbuat salah selama ini. Terhadap mama dan juga Carla,” ujarnya lirih.“Adam juga. Jangan kamu lupakan dia,” potong Hani.“Ah, iya. Termasuk juga Adam.” Abi menunduk lebih dalam. Hani dengan anggun menaruh cangkir tehnya lalu kakinya bertumpu menyilang. “Saya ke sini ingin mengajak Carla dan Adam pulang ke rumah kami.”“Mas! Aku kan tadi sudah bilang. Aku mau menenangkan diri dulu di rumah mama,” protes Carla.“Tapi a

  • Istri kedua pilihan mertua    Mari Buat Perjanjian Lagi

    Risya terpaksa datang ke kantor suaminya dengan perasaan kesal. Tadi pagi sebelum berangkat, suaminya berpesan padanya untuk datang sebelum jam makan siang. Ada sesuatu yang ingin dibicarakan olehnya bersama dengan Carla.Risya teringat perkataan Abi malam itu yang ingin membicarakan perjanjian baru antara mereka bertiga agar tak terjadi perselisihan ke depannya. Risya tak ingin disingkirkan. Ia harus memperjuangkan haknya sebagai istri Abi, apalagi dirinya juga tengah mengandung anaknya. Jika dibandingkan Carla, dirinya tentu saja lebih unggul.Pemikiran angkuh itu terus bergelayut di dalam kepala Risya. Tak boleh, Carla tak boleh mendapatkan perhatian lebih dari suaminya. Keinginan itu terus berputar di dalam kepalanya."Ah, aku harus bisa meyakinkan mas Abi untuk tetap memberikanku perhatian lebih. Kan, memang harusnya seperti itu," gumamnya sebelum turun dari mobil. Saat akan masuk ke dalam ruangan Abi, Risya sempat melihat Carla berjalan bersama seseorang yang tak pernah ia liha

  • Istri kedua pilihan mertua    Ini Tidak Adil!

    Perjanjian pun disepakati. Carla meminta haknya untuk dihargai sebagai istri saat pengambilan segala keputusan. Sedangkan Risya meminta agar Abi selalu ada untuknya ketika dibutuhkan. Sebenarnya, bisa saja Carla mengajukan protes pada Risya. Namun mengingat wanita itu tengah mengandung anak dari sang suami, ia membiarkannya. Untuk Adam, Abi berjanji akan terus memperhatikan pertumbuhannya hingga dewasa. Abi juga berjanji tidak akan pilih kasih saat ia memiliki anak lain bersama Risya. "Ingat Mas, jangan abaikan Adam. Dia anak kamu," pesan Carla yang diangguki Abi. Sebelum Carla kembali ke ruangannya, ia kembali memperingatkan Risya tentang keadilan yang tadi sempat disinggungnya. Ia tersenyum memandang wanita itu lalu berkata, "Tidak ada yang namanya keadilan ketika memutuskan untuk menjadi bagian dari pernikahan poligami. Semua menginginkan porsi yang sama. Aku paham apa keinginanku tapi aku juga menuntut hak yang sama sesuai porsiku." Carla berdiri dari duduknya. Matanya menata

  • Istri kedua pilihan mertua    Tepati Janji

    Abi menepati janjinya untuk mulai mendekati Adam, anak semata wayangnya dengan Winda. Setelah makan siang, ia langsung bergegas menjemputnya di sekolah. Tepat saat mobilnya berhenti di gerbang sekolah, Adam berlari ke arahnya. Sepertinya, Adam tahu jika hari ini akan dijemput oleh ayahnya di sekolah.Abi melambaikan tangannya. Adam membalasnya. Bocah kecil itu berlari menuju rentangan tangannya lalu masuk ke dalam pelukan hangat sang ayah.“Adam kira yang jemput tadi om Vian ternyata papa,” celetuk Adam yang membuat Abi mengerutkan dahi tak suka.“Om Vian?” Adam mengangguk. Rambutnya yang halus bergerak lucu di dahinya yang putih. “Bukannya sama pak Ujang?”“Pak Ujang jemputnya agak sore. Katanya jemput mama dulu jadinya aku sering minta bantuan om Vian buat ke sini,” ujarnya polos. Adam tak tahu saja jika ayahnya kini menggeram marah sambil mengepalkan tangannya di samping.Abi benar-benar tak menginginkan ini terjadi lagi. Vian telah melanggar batasnya. Ia perlu sekali-kali menegurn

  • Istri kedua pilihan mertua    Kecewa Dengan Ibu Mertua

    Carla dan Abi berpamitan pada Hani yang ternyata telah menunggu mereka sejak tadi sore. Keputusan Carla untuk kembali ke rumah utamanya adalah karena niatnya yang ingin menyatukan lagi hubungan antara ayah dan anak. Adam adalah anak kandung Abi, sudah seharusnya ia mendapat kasih sayang dan perhatian berlebih dari ayahnya. Hani juga sudah mengetahui jika keputusan yang diambil oleh anaknya telah disepakati dalam perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh Abi serta istri keduanya.Terpaksa, Hani melepas anak semata wayangnya untuk kembali bersama suaminya.Di perjalanan, Adam terus menerus berceloteh. Ia menceritakan tentang sekolahnya yang kemarin kedatangan orangtua murid yang ternyata adalah seorang artis terkenal. Katanya, suasana sekolah jadi ramai tapi seru dan menyenangkan.“Memangnya Adam dikasih apa sama papanya Zidan?” tanya Abi penasaraan. Nama teman Adam adalah Zidan dan orangtuanya membagikan makanan serta buku untuk seluruh siswa siswi di sekolahnya.“Dikasih tempat min

Latest chapter

  • Istri kedua pilihan mertua    Adam Harus Tahu

    "Tadi mertuanya Carla kesini." Al menghentikan langkahnya lalu menoleh. "Tapi tante tidak bolehkan dia ketemu sama Carla." "Sepupunya Abisena juga ke kantor. Dia mengancam Al untuk melaporkan Vian ke polisi," ujar Al tenang. Hani menghela napas kasar. Sudah diduga olehnya, keluarga kurang belaian itu pasti datang menemui keluarga besarnya hanya untuk mengancam. Anehnya, mereka tak merasa bersalah dan tetap pada keinginan mereka untuk menghancurkan Carla. "Keluarga enggak jelas," umpat Hani. "Adam mana, tante?" Hani menunjuk ke kamar lantai dua tempat Adam berada. "Tadi dia ketemu sama neneknya?" "Enggak. Lagipula kalau dia tahu, enggak akan mungkin mau nemuin. Itu anak, pikirannya dewasa sekali. Dia benar-benar enggak mau ketemu sama nenek dan ibu tirinya," ujar Hani yang diangguki Al. "Memang. Itu yang diharapkan Carla." Al memang tak menyukai Abisena yang selalu bertindak seenaknya pada adik sepupunya tapi ia tak bisa memungkiri bahwa Adam adalah anak yang cerdas. Anak itu se

  • Istri kedua pilihan mertua    Datang Menantang

    Dua hari setelah peristiwa itu, Abi dan Carla terlibat perang dingin yang membuat kedua keluarga besar saling panas memanasi. Diawali dengan kehadiran sepupu Abisena yang datang ke kantor untuk bertemu dengan Al selalu kakak sepupu Carla. Ia tak terima setelah mendengar tragedi pemukulan Abi yang dilakukan oleh Vian. Menurut mereka, seharusnya Vian diproses secara hukum karena telah memukul Abi tanpa sebab. Inginnya Al mengabaikan mereka, tapi saat mereka memaksa masuk ke dalam ruanganya mau tak mau ia harus menghadapinya. "Kenapa tidak dibawa ke kantor polisi dan rumah sakit? Kamu bisa dituduh berkomplot untuk mencelakakan sepupu saya kalau begitu," tuduh Galih, sepupu Abi yang tiba-tiba masuk ke ruangannya tanpa permisi. Galih tidak sendiri, ia datang bersama satu orang temannya yang bisa Al yakini bertugas sebagai eksekutor. Bisa saja habis ini dirinya akan dipukuli oleh mereka jika tak diladeni. "Kamu mau saya lapor polisi?" tanya Al meyakinkan kedua orang di hadapannya serius

  • Istri kedua pilihan mertua    Tak Masalah Berpisah

    "Kita berpisah."Dua kata yang keluar dari bibir Abi terus terngiang di telinga Carla. Wanita itu melihat kepergian Abi dengan mata sendu yang menyiratkan kepedihan. Apa yang terjadi di depan matanya, bukanlah seperti apa yang dipikirkannya.Tubuh Carla serasa kosong tanpa nyawa. Abi, suaminya yang selama ini dicintainya semudah itu memberikan kata pisah untuk hubungan mereka yang telah berjalan lebih dari tujuh tahun.Semua berawal dari kesalahpahaman antara dirinya dan Vian."Aku menyesal tadi. Aku seperti orang ketiga yang telah membuat hubungan kalian berdua renggang," ujar Vian.Vian hanya refleks memegang tangan Carla saat keluar dari mobil. Seharusnya ia menunggu hingga Kesya keluar dan membantunya. Tak pernah terpikir olehnya akan menjadi suatu masalah besar bagi rumah tangga Carla dan Abi.Sejak pengakuan Carla tempo hari yang memintanya untuk menunggu, Vian semakin menggebu-gebu untuk memiliki Carla. Seharusnya ia sadar jika saat itu Carla hanya sedang bimbang dengan kehidup

  • Istri kedua pilihan mertua    Hari Ini Berakhir

    "Mas Abi, mau kemana?"Abi yang sedang merapikan kemeja dan jas menoleh. Risya tersenyum menatap suaminya yang terlihat tampan dengan setelan kas kantornya.Keduanya berdiri berhadapan dengan mata yang saling menatap satu sama lain.Cupp...Risya mencium bibir Abi yang mengatup rapat sebelum membalas sapaannya tadi."Mau ke kantor, kenapa?" Abi menyambut ciuman itu dan membalasnya dengan ciuman lembut lagi."Mas, kata Anna mbak Carla tuh akan pulang hari ini. Kamu enggak mau jenguk dia di rumah ibunya?" tanya Risya sambil memainkan dasi yang menjulur di atas kemeja suaminya. "Kamu enggak mau baikan sama mbak Carla? Kan kalian selama ini tuh kurang komunikasi."Abi melirik Risya sekilas. Mata jernih Risya membuatnya terhanyut. Kata-kata yang meluncur dari mulut istrinya bagaikan magnet dengan jutaan listrik di dalamnya."Anna tahu dari mana?" tanya Abi sambil mengerutkan dahinya.Sedikit kebingungan, Risya pun berpikir sejenak untuk mencari alasan. Ia pun tersenyum, kembali memainkan d

  • Istri kedua pilihan mertua    Renggang Atau Tamat?

    Setelah sempat mengalami koma selama dua hari, akhirnya Carla terbangun di hari ketiganya berada di ruangan ICU. Wajahnya sedikit tirus dan pucat tapi tak menghilangkan sama sekali rona cantiknya. Matanya menatap ke sekeliling ruangan putih yang telah berubah. Ia dipindahkan kemarin malam setelah sadar lebih dari lima jam.Di dalam ruangan hanya ada Al dan Kesya yang sedang duduk berdiskusi. Carla sempat menoleh ke arah jendela kamarnya. Ini sudah hampir malam tapi kedua orang itu tak hentinya bekerja. Ada sesuatu yang penting hingga mereka melupakan apa yang namanya istirahat?"Sepertinya ada yang sangat penting sekali?" tanya Carla memecahkan keheningan. Kedua orang yang sedang fokus dengan data di layar laptop langsung menoleh bersamaan ke arah Carla. "Ada masalah dengan kantor?""Ada laporan kebocoran dana. Katanya, ada penyalahgunaan rekening perusahaan. Kamu tenang saja, ini semua bisa diperbaiki. Kesya hanya memberi laporan sekalian perkembangan masalah pribadi kamu dan Abisena

  • Istri kedua pilihan mertua    Gosip Baru

    “Bagaimana?” Riandari menaikturunkan alisnya, bertanya penasaran pada sang menantu yang sedang duduk santai di taman belakang rumah. Risya tersenyum mendengar pertanyaan itu. “Abi mau kan maafin kamu?”“Ibu tenang saja. Dia mau kok memaafkan aku.”Riandari bernapas lega. Sejak kemarin malam, dirinya tak henti memutar isi kepala memikirkan bagaimana caranya agar Risya dan Abi kembali bersama. Pertengkaran yang dimulai karena kesalahan teman Risya itu hampir membuat keduanya bubar. Riandari tidak mau. Ia masih ingin memiliki menantu yang bisa dicekoki dengan pemikirannya. Winda dan Carla terlalu mandiri, jadinya sulit untuk diperdaya seperti Risya.“Syukurlah.”“Ibu yakin kalau mbak Carla akan diceraikan oleh mas Abi?” tanya Risya. Riandari mengangguk semangat. Dia tahu watak anaknya. Kalau sudah tak suka, dia pasti melepaskannya. Sama seperti waktu bersama Winda dulu.“Yakin. Carla sudah sulit dikendalikan. Apalagi dia berniat untuk mengusir kita sekeluarga. Beuh, berasa ratu kerajaan

  • Istri kedua pilihan mertua    Bahaya Mengintai

    Abi terduduk di pinggir jalan raya arah menuju ke rumahnya. Kepalanya menengadah ke langit memperhatikan bintang yang kelap-kelip indah di atas sana. Keheningan pun menemaninya. Bosan, ia mengeluarkan sebungkus rokok yang setengah jam lalu ia beli dari minimarket sebelum kembali. Tak lama kemudian, asap pun mengepul di udara. Hari ini kacau, itu yang ia rasakan. Sejak pagi, masalah terus silih berganti menyiksanya. Dari masalah Carla, keributan rumah, hingga Risya yang tak tahu malu bertingkah mesra dengan sahabatnya di depan mata. Seharusnya, hari ini ia bisa dengan tenang menimang anaknya. Namun kekacauan itu membuat akal sehatnya hilang entah kemana. Ting! Suara ponsel Abi berbunyi. Abi terlonjak kaget mendengarnya. Matanya mengintip dari balik tangannya yang mengusap wajah lelahnya. [Pulang! Ibu sudah tahu masalahnya. Risya mau minta maaf sama kamu.] Cih. Abi mendecih membaca pesan yang dikirimkan ibunya. Pasti permintaan maaf itu tidak tulus. "Nanti. Abi lagi di pinggir j

  • Istri kedua pilihan mertua    Awal Masalah Besar

    "Kalian, keluar dari rumah saya!" Suasana ruang tamu Risya terasa mencekam seketika. Wajah marah dan penuh emosi milik Abisena tak bisa dipandang sebelah mata. Pria yang biasanya ramah dan sering senyum itu tiba-tiba berubah menjadi sangar seperti singa mengamuk. Risya dan teman-temannya langsung terdiam. Gane mematikan siaran langsungnya. Ia menyimpan ponsel yang tadi dipakai ke dalam tasnya sementara yang lain sibuk membereskan barang-barang mereka. Wajah ketakutan teman-teman Risya terlihat jelas diantara barang-barang yang tersusun di ruang tamu. Mereka menunduk, Abi masih bisa melihatnya dengan jelas. Risya mengangkat wajahnya hendak melayangkan protes namun tak jadi karena mata Abi melotot tajam ke arahnya memintanya untuk diam. "Kamu, masuk kamar!" Abi memerintah Risya dengan bentakannya yang terdengar menggelegar. Habis sudah kesabaran seorang Abisena hari ini. Istrinya itu hanya terdiam. Ia beranjak pergi dari tempatnya, menuruti perintah sang suami yang tak bisa dibant

  • Istri kedua pilihan mertua    Tidak Tahu Diri!

    Carla kembali jatuh pingsan. Setelah pulang dari rumah Abi, tiba-tiba saja tubuhnya lemas tak sadarkan diri. Sepanjang perjalanan, bibik yang menjaganya di kursi belakang terus menerus menangis melihat nona mudanya pingsan. Vian yang duduk di depan ikut cemas dengan keadaan Carla. Berkali-kali dirinya menoleh ke belakang hanya untuk memastikan keadaan Carla baik-baik saja.“Bik, Carla pingsan?” bibik mengangguk. “Saya langsung ke rumah sakit. Bibik bisa telepon Al?” Vian menyerahkan ponselnya yang terbuka pada bibik.“Halo tuan Al, ini bibik.”[Kenapa, bik? Ada apa dengan Carla?]Al curiga dengan suara bibik yang terdengar gelisah. Ada juga suara Vian yang mengumpat sesekali.“Non Carla pingsan. Saya sama tuan Vian mau ke rumah sakit.” isakan bibik terdengar.[Pingsan? Kenapa bisa pingsan? Apa yang terjadi?]“Al, jangan banyak tanya. Langsung ke rumah sakit Medika. Nanti aku ceritakan di sana,” teriak Vian dari kejauhan.Al membelalakkan matanya. Segera ia tutup laptop dan mengakhiri

DMCA.com Protection Status