"Saat ini mommy pasti sangat sedih dan terpukul, aku harus segera pulang untuk menghibur nya." ucap Reyanza merasa bersalah karena telah nekad bertukar posisi dengan Reyhan, yang mana pada akhirnya membuat Reyhan dan mommy sama-sama terluka karenanya."Semua ini gara-gara aku." gumam Reyanza menyesali diri."Mommy, maafkan aku. semua ini kesalahan ku yang masuk kerumah Reyhan secara diam-diam dan mengajaknya untuk bertukar posisi." teriak Reyanza berlari dan menghambur kedalam pelukan Berliana."Sudahlah sayang, tidak perlu disesali semua sudah terjadi nak.""Aku berjanji mommy, akan membuat Reyhan memaafkan dan menerima mommy sebagai ibu kandung nya." ucap Reyanza mengusap air mata Berliana dengan tangan mungilnya.Seharian ini Reyhan mengurung diri dalam kamar, dia mogok makan dan bicara. sesekali bocah itu kembali terisak jika teringat suster Lena, yang ternyata adalah ibu kandungnya sendiri. dalam pikirannya, Reyhan. mencoba untuk berdamai dengan keadaan dan menerima alasan sang mo
Alex menyambar ponselnya, panggilan masuk dari kepala asisten rumah yang mengurus Reyhan lebih menarik perhatiannya dari pada Bella yang sudah setengah telanjang. Bella yang ingin naik keatas pangkuan Alex, langsung ditepis dengan kedua tangannya."Hallo ada apa nanny?""Tuan Alex, maaf mengaggu waktu anda. tuan muda Reyhan kembali mogok makan dan bicara, kami sudah kewalahan membujuknya seharian ini.""Baiklah aku segera pulang."Alex merasa aneh, karena beberapa hari ini Reyhan bersikap baik dan sangat ceria, namun kembali berubah tanpa sebab yang jelas."Alex, kamu mau kemana?"Alex tidak menjawab, pria itu pergi begitu saja sambil merapikan kembali jas nya yang sempat berantakan karena ulah Bella. yang sudah mendapatkan dukungan penuh dari ke-dua orang tua mereka. sehingga Alex tidak bisa bersikap terlalu kasar untuk mengusir gadis itu."Gagal lagi rencana ku, semua ini gara-gara kamu Reyhan. dasar anak sialan, awas kamu!!!!" umpat Bella geram.Alex pergi meninggalkan Bella begitu
Berli yang tengah menyirami tanaman, kaget begitu melihat kepala asisten rumah Alex tiba-tiba mendatangi rumahnya yang sederhana."Beruntung Reyanza masih disekolah, jika tidak keberadaan nya akan diketahui oleh Alex. aku tidak ingin laki-laki itu mengambil kedua Anak-anakku." bathin Berliana."Selamat siang nona Berli!""Siang, untuk apa kalian mencariku?""Kami datang kesini untuk menyampaikan perintah tuan muda, dia meminta anda untuk kembali bekerja sebagai pengasuh tuan muda Reyhan." ucap kepala pelayan."Alex memintaku untuk kembali bekerja?" tanya Berli seolah-olah tidak percaya, dia sangat senang paling tidak dia kembali mendapatkan kesempatan untuk merebut kembali hati Reyhan yang sempat terluka."Ya, tapi dengan satu syarat!""Apa itu?""Dihadapan tuan muda Reyhan, bersikap lah professional sebagai suster Lena. seolah-olah Anda bukan ibu kandungnya. mengingat tuan muda Reyhan belum mengetahui siapa Anda yang sesungguhnya. jika anda melanggar bersiaplah untuk mendapatkan hukum
"Itu sangat sulit sayang, Daddy masih sangat marah dan membenci mommy. untuk kedepannya kita tetap harus berpura-pura layaknya pengasuh dan tuan muda dihadapan Daddy, agar dia tidak dipisahkan kita lagi." bujuk Berliana."Tentu mommy."Sebelum meninggalkan rumah, Alex memberi perintah pada para pengawal untuk memperketat penjagaan. termasuk menambah pemasangan cctv, dia tidak ingin Berli membawa kabur anaknya. sekalian Alex juga bisa leluasa untuk mengawasi gerak-gerik Berli jika ada yang mencurigakan.Setelah kepergian Alex, mobil mewah Rollies Royke, memasuki pekarangan rumah. nampak sepasang suami-istri turun, senyum mereka langsung mengembang sempurna begitu melihat kearah Reyhan yang tengah bermain bersama Berliana ditaman."Reyhan, cucu kesayangan Oma." merentangkan kedua tangannya."Oma, opa." Reyhan berlari menghampiri, mereka berpelukan hangat.Pandangan wanita paruh baya yang merupakan kedua orang tua Alex, menoleh kearah Berliana, lalu berjalan mendekatinya."Apa kamu pengas
"Dasar! ayah dan anak sama-sama keras kepala." umpat Sarah kesal."Sudah! bagaimana jika kita lanjutkan saja makan malam nya, lain kali kita akan membahas ini lagi." ucap papi. sedangkan ke-dua orang tua Bella merasa sudah tidak mempunyai muka lagi dihadapan Alex, tapi mereka masih berusaha untuk bersabar dan berharap pengusaha sukses seperti Alex, bisa luluh dan menerima Bella sebagai istrinya."Disaat seperti ini, dihati dan pikiran ku hanya ada Berliana. meskipun aku membencinya namun disisi lain aku sangat menginginkan perempuan itu untuk mendampingi ku selama nya." gumam Alex larut dalam pikirannya.Setelah Bella dan keluarganya pulang dengan kekecewaan, Sarah dan suaminya mengajak Alex untuk berbicara dalam ruangan keluarga. mereka ingin tahu apakah ada perempuan lain dihati anaknya."Alex, sekali lagi mami bertanya. apakah kamu sudah menemukan wanita yang tepat untuk mu, misalnya mommy Reyhan?" tanya Sarah hati-hati, karena Alex akan marah setiap mereka membahas soal Berliana."
Milka melonggos kesal karena tidak diladeni Berli, dia menatap punggung Berliana yang semakin menjauh."Awas kamu Berli, aku akan mencari tahu siapa ayah dari anakmu. semoga dia jauh lebih buruk dari Devan."Milka tersenyum puas, karena mendapatkan gosip empuk yang akan dia perbincangkan dengan teman-teman nya saat berada di klub nantinya, terutama Devan. dia yakin setelah mengetahui jika Berliana sudah memiliki anak dari pria lain, Devan akan berhenti mencintai dan mengharapkan Berliana untuk kembali lagi padanya.Dalam perjalanan pulang, Reyanza yang penasaran menanyakan tentang perempuan yang bertemu dengan mommy nya barusan."Moms, siapa tante Milka?""Sudahlah, jangan dibahas lagi orang itu, karena tidak penting juga dia untuk diingat." jawab Berliana masih kesal dengan pertemuan yang tidak terduga barusan, sehingga dia tidak ingin mengungkit-ungkit luka lama apalagi menyebut nama perempuan itu dengan bibir nya.Paginya Berliana kembali bekerja seperti biasanya, dirumah besar Alex
Nampak Berliana tengah menyuapi Reyhan makan, setelah itu mereka bermain bersama dengan canda tawa yang tidak lepas dari bibir mereka berdua, Alex ikut terhanyut dan terbawa suasana. mata elang Alex terus memerhatikan wajah ayu Berliana yang tersenyum lepas."Semenjak malam itu, kamu sudah mengunci hatiku, Berliana. meskipun aku sangat membencimu tapi aku juga tidak memungkiri jika wajah cantikmu selalu membuat ku nyaman dan merindukan hangat tubuh mu setia waktu, detik, menit." gumam Alex yang fokus menatap layar ponselnya, sehingga dia tidak menyadari kedatangan asisten nya yang akan mengingatkan Alex untuk segera masuk ke dalam ruangan rapat, dimana semua peserta rapat sudah menunggu kedatangannya.***"Mommy, apa aku boleh bertukar posisi lagi dengan Reyhan. aku rindu kebebasan dan suasana sekolah seperti kebanyakan anak-anak lainnya." ucap Reyhan penuh harap, dia menatap wajah sang mommy dengan ekspresi imut agar Berliana bisa mengabulkan keinginannya yang bisa hidup bebas diluara
"Mommy, tidak bisakah kamu membujuk Daddy agar dia memperbolehkan aku untuk keluar rumah. apalagi bersekolah seperti kebanyakan orang." ucap Reyhan dengan tatapan memelas, membuat Berli tidak tega melihat anaknya yang terkurung seperti dalam sangkar emas."Baiklah, mommy akan usahakan dan mencari jalan keluar nya. kamu yang sabar ya sayang." bujuk Berli."Reyhan benar, kasihan selama ini dia hanya menghabiskan waktu dengan dirumah saja, Alex sangat keterlaluan dengan sikap posesif nya, dia tidak pantas dikatakan sebagai seorang ayah yang baik." gumam Berli, namun dia juga tidak mempunyai keberanian melawan Alex."Sayang, mommy punya ide." ucap Berli tersenyum senang, dia yakin jika kaki ini rencananya tidak akan pernah gagal."Ide apa, mommy?""Kita minta bantuan nyonya Sarah, Alex pasti tidak akan berani melawan ibunya.""Apa mommy yakin, Oma mau membantu kita?""Yakin sekali, nak. bukankah nyonya Sarah sangat menyayangi mu.""Ya, mom.""Apa kamu memiliki kontak nyonya Sarah? biar mom
Setelah konferensi pers dan memberitahukan jika mereka berdua masih hidup, yang disambut antusias oleh semua orang. bahkan penyataan Alex ini menjadi pemberitaan utama negeri ini.Berliana dan suaminya mulai menjalani kehidupan mereka dengan normal kembali. bahkan Alex menepati janjinya terutama pada keluarga tuan Hendrik, beberapa bantuan dan akses jalan agar lebih baik lagi mereka berikan pada desa kecil nan indah tersebut, sebagai wujud terimakasih karena sudah menolong nyawa mereka dengan tulus dan ikhlas. sebuah sekolah gratis dan tempat pelayanan kesehatan medis. meskipun obat-obatan herbal mereka jauh lebih baik.Pagi ini, Alex akan kembali bekerja sebagai CEO diperusahaan besar milik nya. sehingga selesai mandi dia sudah siap mengunakan stelan pakaian kantor dengan jas biru tua kesayangannya. Jack merasa sudah merindukan kesibukannya seperti dulu."Sayang, tolong keringkan rambut ku." pinta Alex pada istrinya.Berliana mengambil handuk dan membantu mengeringkan rambut, setelah
Antara rasa khawatir dan pemasaran, kedua orang tua Bella menemui keluarga Abraham yang sudah menunggu mereka disebuah ruangan."Selamat datang dirumah ku, tuan Abraham, apa kabar Anda." ucap papi berbasa-basi."Kabarku baik-baik saja." saling berjabat tangan."Alex, aku seperti bermimpi melihatmu dan istri kembali dengan selamat, ini benar-benar mukjizat yang luar biasa." tutur mami seraya mempersilakan mereka duduk kembali, pelayan sibuk membawakan minuman segar dan snack.Alex menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kata-kata untuk memberitahu pada keluarga Bella tentang kejadian yang sudah menimpa mereka. Berliana menggenggam tangan suaminya mencoba memberikan kekuatan."Tuan, kami merasa tersanjung atas kunjungan yang terasa begitu tiba-tiba ini. ada apakah gerangan?" mami tidak mampu lagi menahan rasa penasaran."Tuhan memberikan aku kesempatan hidup, agar bertaubat dan bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. meskipun seseorang sudah berusaha untuk melenyapkan kami b
Alex membimbing Berli melangkah masuk kerumah, nampak diruang keluarga duduk mama dan papanya, mereka berdua terlihat kaget begitu melihat dengan mata kepala sendiri, jika pemberitaan mengenai Alex dan Berliana benar-benar nyata dan bukan berita hoax. bahkan untuk meyakinkan penglihatannya, mama Mery mencubit lengannya sendiri. Langsung sujud syukur begitu mengetahui jika anaknya masih hidup. tanpa sadar air mata haru membasahi pipi dan wajah nya."Alhamdulillah anakku Berliana, Alex. aku ngak menyangka jika kalian berdua benar-benar masih hidup dan selamat dari tragedi tersebut." ucap mama memeluk hangat dan penuh kerinduan."Iya, Tuhan memberikan kami kesempatan kedua. untuk belajar menjadi manusia yang lebih baik lagi dan mensyukuri segala nikmat yang telah mereka berikan." mereka merasa sangat bahagia karena bisa berkumpul kembali dengan orang-orang yang dicintai dan mencintainya."Iya ma, kami mampu bertahan karena doa dari kalian semua. yang menyayangi kami berdua dengan tulus
"Reyhan, Reyanza. kalian mau nggak punya dedek bayi?""Mau banget Oma." jawab mereka dengan wajah berseri-seri."Kalau begitu, berdoa lah agar mommy benar-benar hamil." ucap Oma."Baiklah oma."Mami Sarah yang paling antusias ikut mengantarkan Berliana ke sebuah klinik ternama, sedangkan papi lebih memilih tetap dirumah. ikut menjaga cucu-cucunya.Beberapa saat kemudian, mereka sudah berada di sebuah klinik dokter kandungan. seorang perawat wanita menyambut ramah kedatangan mereka bertiga. tanpa perlu proses antrian, karena mami sudah mendaftarkan nama Berliana sebelum kedatangan mereka."Nyonya Berliana silahkan masuk." ucap perawat.Berliana duduk dihadapan dokter, yang mulai menanyakan keluhan-keluhan yang dirasakan Berli. lalu dia meminta Berli untuk berbaring di ranjang perawatan untuk melakukan USG.Berli meremas-remas kemari tangannya yang terasa dingin, meskipun ini bukan yang pertama baginya. namun dia sangat berharap jika dia benar-benar hamil.Dokter mulai mengolesi gel di
"Apa maksudmu Alex?""Sebenarnya, sepasang mayat yang ditemukan ditepi hutan itu adalah Devan dan Bella. namun karena mereka sempat merampas dompet dan cincin Berliana, membuat orang semakin yakin jika itu adalah mayat kami berdua." terang Alex yang refleks memberikan kejutan yang luar biasa bagi semua orang yang berada dalam ruangan tersebut."Mami dan papimu tidak mampu berkata-kata lagi Alex, semua yang terjadi begitu tiba-tiba dan sangat mengejutkan. mungkin ini sudah hukuman buat mereka yang tidak memiliki rasa perikemanusiaan, rasanya mami tidak akan pernah mampu memaafkan kesalahan mereka berdua.. hick...hick..." Sarah menagis."Sudahlah mi, meskipun berat bagi kita memaafkan kesalahan mereka berdua. namun tidak baik kita menyimpan bara api dendam dihati, karena hanya akan membuat hidup dan hati kita menjadi tidak tenang, gelisah dan dipenuhi oleh amarah. belajarlah untuk menerima semua ini dengan ikhlas mi, dibalik semua ini ada hikmah dan berkah yang teramat besar kita dapa
Semua pelayan ikut berkumpul, mereka juga tidak mampu membendung air mata penuh haru. karena Alex dan Berliana yang mereka pikir sudah meninggal dunia ternyata masih hidup dengan kondisi sehat bugar."Mami sangat bahagia, akirnya kalian berdua kembali kerumah. selama ini mami benar-benar yakin dengan perasaan mami sendiri, yang selalu yakin dan mengatakan jika kalian berdua masih hidup. bahkan mami sempat menyangkal sepasang mayat yang sudah dinyatakan sebagai kalian berdua." tutur mami."Papi juga berfikir seperti itu Alex, karena semua bukti yang ditemukan sudah mengarah pada kalian berdua. kondisi mayat yang sudah membusuk, membuat papi berfikir untuk tidak melakukan autopsi lagi, karena papi sudah yakin jika itu kalian dan tidak ingin menyakiti tubuh kalian semua dengan serangkaian pemeriksaan alat medis lagi.""Iya pi, kami mengerti. kejadian ini memberikan kita pelajaran hidup yang paling berharga, karena kami saling mengerti satu sama lain, membuat kekuatan cinta kami berdua
"Jadi semua orang sudah menganggap kami berdua meningal?""Ya tuan, nyonya dan tuan besar sangat sedih. namun mereka berusaha tegar dan kuat Reyhan dan Reyanza yang masih sangat membutuhkan kasih sayang." terang Dadang.Alex dan Berli saling pandang, mendengar cerita dari Dadang membuat air mata mereka tanpa disadari sudah mengalir. bahkan sopir taxi itupun ikut terharu."Sayang, jangan-jangan sepasang mayat yang mereka pikir adalah Kita berdua, apa sebenarnya Bella dan Devan?" tanya Alex."Bisa jadi, dan orang-orang juga menemukan beberapa barang bukti yang mengarah pada kita berdua. seperti cincin dan dompet.""Aku tidak sanggup membayangkan bagaimana terpukul nya mami dan papi, termasuk anak-anak kita yang masih kecil. mereka pasti sangat merindukan kita berdua." ucap Berliana kembali menagis."Sudahlah sayang, yang penting sekarang kita selamat dan bisa bertemu mereka lagi. banyak hikmah yang kita dapatkan setelah kejadian ini.""Iya, bahkan dengan kejadian ini. aku semakin yakin
Dikediamannya, Sarah tiba-tiba merasakan kehadiran anaknya. sehingga tanpa sadar dia seperti mendengar suara Alex yang sedang memanggil namanya, Sarah melangkah menuju pintu masuk sambil membuka dengan tidak sabaran.Ceklek"Kosong, tidak ada siapa-siapa? ya Tuhan.... kenapa hatiku masih belum menerima kepergian anak-anakku, sehingga aku masih merasakan kehadiran mereka kembali pulang kerumah ini...hick...hick.." Sarah menangis tersedu-sedu didepan pintu. hal itu menarik perhatian semua penghuni rumah."Istriku, kamu kenapa?""Alex, aku merasakan jika dia memanggil namaku didepan pintu masuk ini, Pi. aku seperti orang gila yang belum juga bisa menerima kenyataan." Sarah kembali menagis."Sudahlah sayang, kita harus kuat menerima semua ini. ingat saat ini Reyhan dan Reyanza masih sangat membutuhkan kita berdua, jika kita lemah seperti ini, bagaimana kita bisa menjaga mereka berdua dengan baik." bujuk sang suami seraya membantu istri nya bangkit berjalan menuju sofa."Oma kenapa?""N
Alex dan Berliana kembali melanjutkan perjalanan, jika lelah mereka kembali berhenti. hingga perjalanan jauh mereka sampai disebuah pintu gerbang sebuah desa, dimana sudah terdapat akses jalan yang lebih baik, dan sudah ada penerangan dengan pencahayaan listrik."Suamiku, lihatlah disana sudah nampak beberapa rumah penduduk, jalanan dan lampu-lampu penerangan listrik." tunjuk Berli tersenyum."Iya sayang, semoga saja mereka bersedia membantu kita." ucap Alex.Mereka berjalan mendekati sebuah bangunan berbentuk pos penjagaan, Alex dengan sopan menyapa seorang bapak yang berpakaian layaknya petugas keamanan, yang terlihat heran melihat kedatangan mereka berdua.Dirumah besar keluarga Alexander, Reyhan dan Reyanza kembali bersedih, karena merindukan kedua orang tuanya."Mommy, Daddy. Reyhan kangen hick.hick..." bocah imut itu kembali menagis jika merindukan mommy dan Daddy nya sambil memeluk foto keluarga mereka."Cucu-cucu kesayangan Oma, ngak boleh sedih. karena mommy dan Daddy seka