Alex membimbing Berli melangkah masuk kerumah, nampak diruang keluarga duduk mama dan papanya, mereka berdua terlihat kaget begitu melihat dengan mata kepala sendiri, jika pemberitaan mengenai Alex dan Berliana benar-benar nyata dan bukan berita hoax. bahkan untuk meyakinkan penglihatannya, mama Mery mencubit lengannya sendiri. Langsung sujud syukur begitu mengetahui jika anaknya masih hidup. tanpa sadar air mata haru membasahi pipi dan wajah nya."Alhamdulillah anakku Berliana, Alex. aku ngak menyangka jika kalian berdua benar-benar masih hidup dan selamat dari tragedi tersebut." ucap mama memeluk hangat dan penuh kerinduan."Iya, Tuhan memberikan kami kesempatan kedua. untuk belajar menjadi manusia yang lebih baik lagi dan mensyukuri segala nikmat yang telah mereka berikan." mereka merasa sangat bahagia karena bisa berkumpul kembali dengan orang-orang yang dicintai dan mencintainya."Iya ma, kami mampu bertahan karena doa dari kalian semua. yang menyayangi kami berdua dengan tulus
Antara rasa khawatir dan pemasaran, kedua orang tua Bella menemui keluarga Abraham yang sudah menunggu mereka disebuah ruangan."Selamat datang dirumah ku, tuan Abraham, apa kabar Anda." ucap papi berbasa-basi."Kabarku baik-baik saja." saling berjabat tangan."Alex, aku seperti bermimpi melihatmu dan istri kembali dengan selamat, ini benar-benar mukjizat yang luar biasa." tutur mami seraya mempersilakan mereka duduk kembali, pelayan sibuk membawakan minuman segar dan snack.Alex menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kata-kata untuk memberitahu pada keluarga Bella tentang kejadian yang sudah menimpa mereka. Berliana menggenggam tangan suaminya mencoba memberikan kekuatan."Tuan, kami merasa tersanjung atas kunjungan yang terasa begitu tiba-tiba ini. ada apakah gerangan?" mami tidak mampu lagi menahan rasa penasaran."Tuhan memberikan aku kesempatan hidup, agar bertaubat dan bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. meskipun seseorang sudah berusaha untuk melenyapkan kami b
Setelah konferensi pers dan memberitahukan jika mereka berdua masih hidup, yang disambut antusias oleh semua orang. bahkan penyataan Alex ini menjadi pemberitaan utama negeri ini.Berliana dan suaminya mulai menjalani kehidupan mereka dengan normal kembali. bahkan Alex menepati janjinya terutama pada keluarga tuan Hendrik, beberapa bantuan dan akses jalan agar lebih baik lagi mereka berikan pada desa kecil nan indah tersebut, sebagai wujud terimakasih karena sudah menolong nyawa mereka dengan tulus dan ikhlas. sebuah sekolah gratis dan tempat pelayanan kesehatan medis. meskipun obat-obatan herbal mereka jauh lebih baik.Pagi ini, Alex akan kembali bekerja sebagai CEO diperusahaan besar milik nya. sehingga selesai mandi dia sudah siap mengunakan stelan pakaian kantor dengan jas biru tua kesayangannya. Jack merasa sudah merindukan kesibukannya seperti dulu."Sayang, tolong keringkan rambut ku." pinta Alex pada istrinya.Berliana mengambil handuk dan membantu mengeringkan rambut, setelah
Perkenalkan namaku Berliana, kedua orang tuaku sangat menyayangi dan memanjakanku, mengiat aku anak tunggal mereka satu-satunya, kemauanku selalu mereka turuti, terutama soal makanan kesukaan. Sehingga aku menjadi gadis yang mempunyai berat badan berlebih, semula aku tidak mempermasalahkan nya, namun seiring berjalanya waktu dimana aku yang sudah beranjak remaja, mulai kewalahan dengan bentuk tubuh yang tidak bisa kembali normal layaknya gadis-gadis lain yang memiliki bentuk tubuh yang sangat sangat ideal.Aku sering diejek, apalagi mataku yang minus sehingga aku harus mengunakan kaca Mata tebal, membuat penampilanku bertambah buruk di mata mereka. Aku hampir tidak memiliki teman dan rasa percaya diri lagi.Gigi-gigi yang tidak rata, mengharuskan aku mengunakan behel, tidak ada yang menarik dan dapat dibanggakan dari bentuk tubuhku, bahkan orang malas memandang diriku lebih lama, ataupun melirik dua kali ke arahku, bahkan dengan sindiran pedas mereka mengatakan jika matanya sakit melih
Perkenalan singkat itu berlanjut sampai mereka saling tukar nomor hp, Berliana sangat bahagia setiap kali Devan membalas chat nya. Walaupun Berli sangat menginginkan bertemu lagi dengan Devan.“Baru bang Devan laki-laki tampan yang mau tersenyum ramah dan menjadi sahabatku.” Gumam Berliana sangat bahagia, dia mersa harinya semakin indah semenjak bertemu dengan Devan, Berliana yang tengah jatuh cinta mulai belajar dandan berharap Devan akan tertarik melihatnya.“Selamat siang bang Devan.” Mengirimkan pesan.“Siang juga Berli.” Balas pesan singkat dari Devan.“Lagi sibuk ngak bang Devan?”“Ngak,”Tiba-tiba timbul keinginan Berliana yang sudah beberapa hari ini ngak bertemu dengan Devan, dia benar-benar merindukan laki-laki itu, sehingga diapun ingin melakukan panggilan Vidio.“Astaga, cewek ini menghubungiku, panggilan Vidio lagi.”Devan kebingungan untuk mengangkat, dan memilih mengabaikan panggilan tersebut, karena sejatinya dia tidak menyukai Berliana sama sekali, namun karena dia ana
Muka Berliana bersemu merah, dia seakan tidak percaya dengan pendengaran nya. Semua ini seperti mimpi baginya. Seorang pria tampan mau menyatakan cinta pada Berli yang sering dipandang sebelah mata oleh orang-orang yang belum mengetahui jika dia anak orang terkaya.Tangan Berli gemetar untuk menerima bunga mawar sebagai pernyataan cinta Devan, sebagai bukti bahwa dia menerima pria itu sebagai pacarnya sekarang."Iya bang, karena Berli juga sudah lama menyukai Abang," jawab Berliana malu-malu.“Benarkah Berli, Abang bahagia banget mendengarnya."Devan melirik kearah teman-temannya memberitahu jika mereka sudah resmi berpacaran."Aku diterima Berli jadi pacarnya.” teriak Devan senang pada kedua sahabatnya."Selamat ya Devan, semoga kalian bahagia!" ucap Rama."Terimakasih, Rama. atas doa nya.""Selamat ya Berliana, semoga hubungan kalian bisa langgeng hingga ke pelaminan." ucap Rangga."Amiiin.""Bagaimana jika kalian membuktikan hubungan kalian dihadapan kami dengan ciuman." Rangga tiba
“Berliana bahagia banget bang, rasanya Berli ingin berteriak sekencang-kencangnya."“Untuk apa beteriak?”“Berli ingin memberitahu pada dunia, jika Berli begitu bahagia menerima lamaran Abang.” Mereka kembali berpelukan erat."Berlina, bagaimana dengan kedua orang tua mu. apa mereka merestui hubungan kita?" Devan mulai bimbang."Jika ke-dua orang tua Berli tidak merestui kita, Berli siap kabur dari rumah, agar kita bisa kawin lari bang." ucap Berliana semangat."Jangan!""Kenapa bang?""Kamu tahu sendiri jika Abang tidak punya apa-apa, kamu pasti menderita nantinya jika tidak ada orang tua.""Tidak masalah bang, Berli sangat siap. sudah senang akan kita hadapi berdua." Berliana semakin mantap."Sayang, sebaiknya kita coba dulu ngomong baik-baik pada kedua orang tuamu, sapa tahu mereka merestui kita untuk menikah." ucap Devan."Iya juga Bang.""Sialan ni cewek, kagak peka jika aku cuma ngincar hartanya doang. jika tidak aku ngak bakalan sudi nikah bersamanya." bathin Devan.Saat berkump
Harapan Berliana untuk melihat Devan hanya tinggal keinginan saja, laki-laki itu sama sekali tidak muncul. Bahkan Berliana saat itu ingin Devan datang dan mengajak nya untuk kabur, jika perlu mereka kawin lari, sesuatu yang mustahil diharapkan Berli, mengingat Devan yang hanya mencintai uangnya saja."Hati-hati disana, jangan lupa jaga kesehatanmu dan sering-sering hubungi kami. jangan mikirin Devan Mulu karena itu hanya buang-buang waktu mu saja." pesan mama ketika sudah sampai di bandara."Iya, mama, papa Berli pergi dulu.""Ya sayang."Pesawat mulai mengudara, air mata Berliana terus mengalir membasahi wajahnya, bahkan Berliana sempat ketiduran dengan genangan air mata yang masih membasahi pelupuk matanya yang sembab karena kebanyakan menagis.Tanpa terasa perjalanan jauh sudah dia lewati, dengan langkah gontai Berliana berjalan keluar, dari kejauhan nampak tante Fiona dan anaknya Arya datang menjemput Berliana, senyum hangat mengembang di bibir mereka."Tante Viona.""Kak Arya."“B
Setelah konferensi pers dan memberitahukan jika mereka berdua masih hidup, yang disambut antusias oleh semua orang. bahkan penyataan Alex ini menjadi pemberitaan utama negeri ini.Berliana dan suaminya mulai menjalani kehidupan mereka dengan normal kembali. bahkan Alex menepati janjinya terutama pada keluarga tuan Hendrik, beberapa bantuan dan akses jalan agar lebih baik lagi mereka berikan pada desa kecil nan indah tersebut, sebagai wujud terimakasih karena sudah menolong nyawa mereka dengan tulus dan ikhlas. sebuah sekolah gratis dan tempat pelayanan kesehatan medis. meskipun obat-obatan herbal mereka jauh lebih baik.Pagi ini, Alex akan kembali bekerja sebagai CEO diperusahaan besar milik nya. sehingga selesai mandi dia sudah siap mengunakan stelan pakaian kantor dengan jas biru tua kesayangannya. Jack merasa sudah merindukan kesibukannya seperti dulu."Sayang, tolong keringkan rambut ku." pinta Alex pada istrinya.Berliana mengambil handuk dan membantu mengeringkan rambut, setelah
Antara rasa khawatir dan pemasaran, kedua orang tua Bella menemui keluarga Abraham yang sudah menunggu mereka disebuah ruangan."Selamat datang dirumah ku, tuan Abraham, apa kabar Anda." ucap papi berbasa-basi."Kabarku baik-baik saja." saling berjabat tangan."Alex, aku seperti bermimpi melihatmu dan istri kembali dengan selamat, ini benar-benar mukjizat yang luar biasa." tutur mami seraya mempersilakan mereka duduk kembali, pelayan sibuk membawakan minuman segar dan snack.Alex menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kata-kata untuk memberitahu pada keluarga Bella tentang kejadian yang sudah menimpa mereka. Berliana menggenggam tangan suaminya mencoba memberikan kekuatan."Tuan, kami merasa tersanjung atas kunjungan yang terasa begitu tiba-tiba ini. ada apakah gerangan?" mami tidak mampu lagi menahan rasa penasaran."Tuhan memberikan aku kesempatan hidup, agar bertaubat dan bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. meskipun seseorang sudah berusaha untuk melenyapkan kami b
Alex membimbing Berli melangkah masuk kerumah, nampak diruang keluarga duduk mama dan papanya, mereka berdua terlihat kaget begitu melihat dengan mata kepala sendiri, jika pemberitaan mengenai Alex dan Berliana benar-benar nyata dan bukan berita hoax. bahkan untuk meyakinkan penglihatannya, mama Mery mencubit lengannya sendiri. Langsung sujud syukur begitu mengetahui jika anaknya masih hidup. tanpa sadar air mata haru membasahi pipi dan wajah nya."Alhamdulillah anakku Berliana, Alex. aku ngak menyangka jika kalian berdua benar-benar masih hidup dan selamat dari tragedi tersebut." ucap mama memeluk hangat dan penuh kerinduan."Iya, Tuhan memberikan kami kesempatan kedua. untuk belajar menjadi manusia yang lebih baik lagi dan mensyukuri segala nikmat yang telah mereka berikan." mereka merasa sangat bahagia karena bisa berkumpul kembali dengan orang-orang yang dicintai dan mencintainya."Iya ma, kami mampu bertahan karena doa dari kalian semua. yang menyayangi kami berdua dengan tulus
"Reyhan, Reyanza. kalian mau nggak punya dedek bayi?""Mau banget Oma." jawab mereka dengan wajah berseri-seri."Kalau begitu, berdoa lah agar mommy benar-benar hamil." ucap Oma."Baiklah oma."Mami Sarah yang paling antusias ikut mengantarkan Berliana ke sebuah klinik ternama, sedangkan papi lebih memilih tetap dirumah. ikut menjaga cucu-cucunya.Beberapa saat kemudian, mereka sudah berada di sebuah klinik dokter kandungan. seorang perawat wanita menyambut ramah kedatangan mereka bertiga. tanpa perlu proses antrian, karena mami sudah mendaftarkan nama Berliana sebelum kedatangan mereka."Nyonya Berliana silahkan masuk." ucap perawat.Berliana duduk dihadapan dokter, yang mulai menanyakan keluhan-keluhan yang dirasakan Berli. lalu dia meminta Berli untuk berbaring di ranjang perawatan untuk melakukan USG.Berli meremas-remas kemari tangannya yang terasa dingin, meskipun ini bukan yang pertama baginya. namun dia sangat berharap jika dia benar-benar hamil.Dokter mulai mengolesi gel di
"Apa maksudmu Alex?""Sebenarnya, sepasang mayat yang ditemukan ditepi hutan itu adalah Devan dan Bella. namun karena mereka sempat merampas dompet dan cincin Berliana, membuat orang semakin yakin jika itu adalah mayat kami berdua." terang Alex yang refleks memberikan kejutan yang luar biasa bagi semua orang yang berada dalam ruangan tersebut."Mami dan papimu tidak mampu berkata-kata lagi Alex, semua yang terjadi begitu tiba-tiba dan sangat mengejutkan. mungkin ini sudah hukuman buat mereka yang tidak memiliki rasa perikemanusiaan, rasanya mami tidak akan pernah mampu memaafkan kesalahan mereka berdua.. hick...hick..." Sarah menagis."Sudahlah mi, meskipun berat bagi kita memaafkan kesalahan mereka berdua. namun tidak baik kita menyimpan bara api dendam dihati, karena hanya akan membuat hidup dan hati kita menjadi tidak tenang, gelisah dan dipenuhi oleh amarah. belajarlah untuk menerima semua ini dengan ikhlas mi, dibalik semua ini ada hikmah dan berkah yang teramat besar kita dapa
Semua pelayan ikut berkumpul, mereka juga tidak mampu membendung air mata penuh haru. karena Alex dan Berliana yang mereka pikir sudah meninggal dunia ternyata masih hidup dengan kondisi sehat bugar."Mami sangat bahagia, akirnya kalian berdua kembali kerumah. selama ini mami benar-benar yakin dengan perasaan mami sendiri, yang selalu yakin dan mengatakan jika kalian berdua masih hidup. bahkan mami sempat menyangkal sepasang mayat yang sudah dinyatakan sebagai kalian berdua." tutur mami."Papi juga berfikir seperti itu Alex, karena semua bukti yang ditemukan sudah mengarah pada kalian berdua. kondisi mayat yang sudah membusuk, membuat papi berfikir untuk tidak melakukan autopsi lagi, karena papi sudah yakin jika itu kalian dan tidak ingin menyakiti tubuh kalian semua dengan serangkaian pemeriksaan alat medis lagi.""Iya pi, kami mengerti. kejadian ini memberikan kita pelajaran hidup yang paling berharga, karena kami saling mengerti satu sama lain, membuat kekuatan cinta kami berdua
"Jadi semua orang sudah menganggap kami berdua meningal?""Ya tuan, nyonya dan tuan besar sangat sedih. namun mereka berusaha tegar dan kuat Reyhan dan Reyanza yang masih sangat membutuhkan kasih sayang." terang Dadang.Alex dan Berli saling pandang, mendengar cerita dari Dadang membuat air mata mereka tanpa disadari sudah mengalir. bahkan sopir taxi itupun ikut terharu."Sayang, jangan-jangan sepasang mayat yang mereka pikir adalah Kita berdua, apa sebenarnya Bella dan Devan?" tanya Alex."Bisa jadi, dan orang-orang juga menemukan beberapa barang bukti yang mengarah pada kita berdua. seperti cincin dan dompet.""Aku tidak sanggup membayangkan bagaimana terpukul nya mami dan papi, termasuk anak-anak kita yang masih kecil. mereka pasti sangat merindukan kita berdua." ucap Berliana kembali menagis."Sudahlah sayang, yang penting sekarang kita selamat dan bisa bertemu mereka lagi. banyak hikmah yang kita dapatkan setelah kejadian ini.""Iya, bahkan dengan kejadian ini. aku semakin yakin
Dikediamannya, Sarah tiba-tiba merasakan kehadiran anaknya. sehingga tanpa sadar dia seperti mendengar suara Alex yang sedang memanggil namanya, Sarah melangkah menuju pintu masuk sambil membuka dengan tidak sabaran.Ceklek"Kosong, tidak ada siapa-siapa? ya Tuhan.... kenapa hatiku masih belum menerima kepergian anak-anakku, sehingga aku masih merasakan kehadiran mereka kembali pulang kerumah ini...hick...hick.." Sarah menangis tersedu-sedu didepan pintu. hal itu menarik perhatian semua penghuni rumah."Istriku, kamu kenapa?""Alex, aku merasakan jika dia memanggil namaku didepan pintu masuk ini, Pi. aku seperti orang gila yang belum juga bisa menerima kenyataan." Sarah kembali menagis."Sudahlah sayang, kita harus kuat menerima semua ini. ingat saat ini Reyhan dan Reyanza masih sangat membutuhkan kita berdua, jika kita lemah seperti ini, bagaimana kita bisa menjaga mereka berdua dengan baik." bujuk sang suami seraya membantu istri nya bangkit berjalan menuju sofa."Oma kenapa?""N
Alex dan Berliana kembali melanjutkan perjalanan, jika lelah mereka kembali berhenti. hingga perjalanan jauh mereka sampai disebuah pintu gerbang sebuah desa, dimana sudah terdapat akses jalan yang lebih baik, dan sudah ada penerangan dengan pencahayaan listrik."Suamiku, lihatlah disana sudah nampak beberapa rumah penduduk, jalanan dan lampu-lampu penerangan listrik." tunjuk Berli tersenyum."Iya sayang, semoga saja mereka bersedia membantu kita." ucap Alex.Mereka berjalan mendekati sebuah bangunan berbentuk pos penjagaan, Alex dengan sopan menyapa seorang bapak yang berpakaian layaknya petugas keamanan, yang terlihat heran melihat kedatangan mereka berdua.Dirumah besar keluarga Alexander, Reyhan dan Reyanza kembali bersedih, karena merindukan kedua orang tuanya."Mommy, Daddy. Reyhan kangen hick.hick..." bocah imut itu kembali menagis jika merindukan mommy dan Daddy nya sambil memeluk foto keluarga mereka."Cucu-cucu kesayangan Oma, ngak boleh sedih. karena mommy dan Daddy seka