"Alex benar-benar keterlaluan sudah membuat mu jatuh, barusan mami memperingatkanya, dia juga berjanji bakal mengobatimu sampai sembuh." ucap Sarah yang sebenarnya sangat bahagia dengan keberadaan Berliana di rumahnya, karena justru akan mempermudah nya dalam menjodohkan keduanya."Aku tidak apa-apa, mi. Ini hanya cidera ringan, yang tidak perlu penanganan khusus." jawab Berliana."Berli, tinggallah bersama kami sampai kondisimu benar-benar pulih." bujuk Sandra kembali."Iya, mommy. Kami berdua sangat senang jika mommy ada bersama kita disini." bujuk Reyhan dan Reyanza menatap penuh harap."Baiklah, mommy akan menginap disini sampai besok pagi." ucap Berli mengalah demi kedua buah hatinya."Mommy, bolehkah malam ini kita tidur bareng sama Daddy juga. karena kami berdua sudah lama merindukan sebuah keluarga yang lengkap.""Ta... tapi permintaan kalian ini terlalu mengada-ada.""Berli sayang, mengalah sesekali demi Anak-anak tidak apa-apa. lagian mami bisa menjamin jika Alex tidak aka
"Alex, aku berjanji akan berubah dan meminta maaf pada Reyanza. beri aku kesempatan untuk bertemu dan berbicara dengan nya." ucap Bella menagis seraya bersimpuh dilantai, saat ini dia masih berjuang untuk mendapatkan maaf dari Alex, karena Bella tidak mempunyai cara lain lagi. meskipun itu harus menjatuhkan harga diri nya yang selalu dia junjung tinggi dihadapan semua orang."Stop, jangan keluarkan air mata buaya mu dihadapan ku lagi. Karena tidak akan merubah keadaan, aku juga akan membuat perhitungan dengan kekuarga mu, mencabut kerjasama bisnisku rasakan pembalasanku, Bella." ancam Alex."Alex, jangan bawa-bawa keluarga ku. mereka tidak bersalah dan tidak mengetahui permasalahan ini." Bella semakin ketakutan karena penyakit jantung yang di idap ayahnya."Seharusnya sebelum bertindak, kamu berfikir dulu tentang konsekuensi dari tindakan mu ini, sekarang semua sudah terlambat. polisi sebentar lagi sampai untuk menangkap mu, selamat mendekam di penjara Bella, nikmatilah hukuman mu, ka
Devan meremas rambutnya frustasi, dia benar-benar menyesal dulunya begitu menganggap enteng dengan menyia-nyiakan hubungannya bersama Berliana. padahal besoknya dia dan Berliana akan menikah.Devan pergi dengan kemarahan yang memuncak, melajukan kencang mobilnya menuju sebuah klub untuk melupakan sejenak pikiran nya yang terus-menerus memikirkan dan mengharapkan Berliana.Setelah puas minum-minum, Devan meninggalkan klub. Tujuannya sekarang adalah menemui Berliana yang membuat kepalanya ingin pecah memikirkan mantan tunangannya tersebut.Dengan kondisi yang setengah mabuk, Devan pergi menuju kediaman Berli, sang wanita pujaannya berharap Berli bersedia membukakan pintu maaf dan menerima dirinya kembali. Devan sangat yakin dengan perasaannya jika suatu saat dia dan Berli pasti akan bersatu.Malam ini, dikamar nya Berli merasa resah dan gelisah. suasana rumah sangat sepi bahkan dia bisa mendengar dengan jelas detak jarum jam yang berputar. semenjak kedua anaknya tinggal bersama Oma
Setelah berhasil melumpuhkan Devan, Alex mendekati Berliana yang masih menagis. tangannya terjulur bembantu Berliana untuk berdiri lalu menutupi tubuhnya dengan selimut."Jangan takut, aku akan selalu melindungi mu."Alex tidak menyadari, jika Devan yang semula pingsan sudah tersadar kembali. perlahan namun pasti dia mengeluarkan pistol yang tersimpan dipinggangnya lalu mengarahkan pada punggung Alex yang tengah membelakangi nya."Alex, awasss..." teriak Berliana dengan mata melotot ketakutan dan panik, namun terlambat."Doooor.... Doooor."Tembakan yang dilayangkan Devan dengan jarak dekat, berhasil tepat mengenai lengan sebelah kiri Alex. membuatnya tubuh pria tinggi tegap itu seketika ambruk dilantai darah segar mengalir."Alex......"Teriakan Berliana memecah kesunyian, melihat hal itu Devan segera bangkit dan bergegas untuk segera kabur, dia menyeret langkah nya yang masih tertatih-tatih berjalan meninggalkan rumah Berliana."Aku harus segera kabur, sebelum polisi menangkap ku
Erika kembali menghubungi ponsel Berliana untuk yang ketiga kalinya."Berliana, kamu dimana nak?""Aku dirumah sakit pusat Tan?" Berliana akhirnya berterus terang, karena tidak ingin jika Tantenya bertambah cemas."Rumah sakit, dan siapa yang sakit?""Alexandre, dia terkena tembakan dua kali saat ingin menolongku diriku Tan, dan saat ini kondisinya sangat kritis dan butuh banyak darah." terang Berliana panik melihat kondisi Alex yang yang masih belum sadarkan diri, Berliana dituding kecemasan bahkan dia mengabaikan bunyi perutnya yang sudah minta diisi, karena belum makan apa-apa sama sekali."Alex tertembak karena menolong mu?" ulang Tante Erika yang masih belum percaya dengan pendengaran nya."Iya Tan."'"Kenapa bisa seperti itu?""Ini semua gara-gara Devan, mantan calon suami penghianat ku dulu. dia datang kerumah dan ingin menodaiku." terang Berliana."Astaghfirullah." Erika menutup mulutnya seakan tidak percaya."Tidak seharusnya Tante meninggalkan dirimu sendirian dirumah." ba
Wanita pertama yang diingat Alex begitu membuka matanya. Alex tertegun menatap wajah cantik, hingga senyuman mengembang dibibir Alex, membalas senyuman manis dihadapannya."Syukurlah Alex, akhirnya kamu sadar." ucap Berli terharu."Mana anak-anak kita, Reyhan dan Reyanza?""Mereka saat ini masih di rumah, maafkan aku yang tidak mempunyai keberanian untuk memberitahukan pada mereka dan juga orang tua mu." Berliana menundukkan kepalanya."Aku mengerti, kamu pasti merasa bersalah atas kejadian yang menimpaku, meskipun begitu aku sangat bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup agar bisa menjagamu dan ke-dua anak-anak kita. ya Tuhan terimakasih ya atas semua ini." gumam Alex."Aku juga berterimakasih padamu Alex, karena sudah menolongku.""Tentu, karena aku tidak akan pernah rela jika ada pria lain yang menyentuh tubuh indah my, terutama bagian itu?" goda Alex seraya mengedipkan matanya, namun malah mendapatkan plototan tajam mata Berliana yang menatap balik kearahnya. hal it
"Sekarang tujuan hidup ku hanya ingin menikah dan membesarkan anak-anak kita dengan penuh kasih sayang dan orang tua yang lengkap." ucap Alex lalu mencari sesuatu yang sudah dia siapkan di kantung celananya."Apa itu Alex?"Mata Berliana terus memperhatikan Alex seperti mencari sesuatu dari saku jas yang dikenakan nya. Sebuah cincin berlian yang berukuran indah batu mutiara, Berliana sangat tahu benda tersebut, dan hanya ada tiga didunia ini, dan Alex adalah salah satu pemilik nya. Alex menarik dengan lembut jemari manis Berliana, dia ingin memasangkan cincin tersebut."Alex, aku merasa tidak pantas memakai barang berharga semahal ini." tolak Berliana"Tidak Berli, bagiku cuma kamu yang pantas. bahkan aku tidak pernah memberikan cicin serupa pada wanita manapun. karena cuma kamu satu-satunya wanita dihatiku. please Berli, jadilah milikku sekarang dan untuk selamanya.""Maafkan aku Alex, beri aku waktu untuk mencerna semua, ini begitu tiba-tiba dan aku benar-benar belum siap. bahkan a
Mereka duduk diruang keluarga, tingkah lucu Reyanza dan Reyhan tidak henti-hentinya membius mata semua orang, sehingga perhatian tertuju pada mereka berdua."Berliana, kamu mungkin sudah mengerti tujuan kedatangan kami. malam ini kami sebagai orang tua dari Alex. ingin melamarmu secara resmi untuk dijadikan menantu. Berli, jangan tolak Alex ya...terimalah dia sebagai suami dan ayah dari anak-anakmu." ucap Sarah penuh harap.Berliana, menatap cincin berlian berukiran love, serta sudah terukir nama dirinya sendiri yang ditulis kecil. bebar-benar cincin indah dan mewah. Alex memesan langsung dari luar negeri dengan harga yang fantastis."Berliana, aku yakin cincin ini pasti akan melekat sempurna dijemari manismu sayang. aku rasanya sudah tidak sabar lagi untuk memasangkan." bathin Alex tersenyum senang sambil melirik kearah Berliana, tapi bukan cincin yang diberikan nya melainkan buket bunga yang sudah dia siapkan.Mata Berliana menatap takjub, bunga mawar merah dibentuk menyerupai hat
Setelah konferensi pers dan memberitahukan jika mereka berdua masih hidup, yang disambut antusias oleh semua orang. bahkan penyataan Alex ini menjadi pemberitaan utama negeri ini.Berliana dan suaminya mulai menjalani kehidupan mereka dengan normal kembali. bahkan Alex menepati janjinya terutama pada keluarga tuan Hendrik, beberapa bantuan dan akses jalan agar lebih baik lagi mereka berikan pada desa kecil nan indah tersebut, sebagai wujud terimakasih karena sudah menolong nyawa mereka dengan tulus dan ikhlas. sebuah sekolah gratis dan tempat pelayanan kesehatan medis. meskipun obat-obatan herbal mereka jauh lebih baik.Pagi ini, Alex akan kembali bekerja sebagai CEO diperusahaan besar milik nya. sehingga selesai mandi dia sudah siap mengunakan stelan pakaian kantor dengan jas biru tua kesayangannya. Jack merasa sudah merindukan kesibukannya seperti dulu."Sayang, tolong keringkan rambut ku." pinta Alex pada istrinya.Berliana mengambil handuk dan membantu mengeringkan rambut, setelah
Antara rasa khawatir dan pemasaran, kedua orang tua Bella menemui keluarga Abraham yang sudah menunggu mereka disebuah ruangan."Selamat datang dirumah ku, tuan Abraham, apa kabar Anda." ucap papi berbasa-basi."Kabarku baik-baik saja." saling berjabat tangan."Alex, aku seperti bermimpi melihatmu dan istri kembali dengan selamat, ini benar-benar mukjizat yang luar biasa." tutur mami seraya mempersilakan mereka duduk kembali, pelayan sibuk membawakan minuman segar dan snack.Alex menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kata-kata untuk memberitahu pada keluarga Bella tentang kejadian yang sudah menimpa mereka. Berliana menggenggam tangan suaminya mencoba memberikan kekuatan."Tuan, kami merasa tersanjung atas kunjungan yang terasa begitu tiba-tiba ini. ada apakah gerangan?" mami tidak mampu lagi menahan rasa penasaran."Tuhan memberikan aku kesempatan hidup, agar bertaubat dan bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. meskipun seseorang sudah berusaha untuk melenyapkan kami b
Alex membimbing Berli melangkah masuk kerumah, nampak diruang keluarga duduk mama dan papanya, mereka berdua terlihat kaget begitu melihat dengan mata kepala sendiri, jika pemberitaan mengenai Alex dan Berliana benar-benar nyata dan bukan berita hoax. bahkan untuk meyakinkan penglihatannya, mama Mery mencubit lengannya sendiri. Langsung sujud syukur begitu mengetahui jika anaknya masih hidup. tanpa sadar air mata haru membasahi pipi dan wajah nya."Alhamdulillah anakku Berliana, Alex. aku ngak menyangka jika kalian berdua benar-benar masih hidup dan selamat dari tragedi tersebut." ucap mama memeluk hangat dan penuh kerinduan."Iya, Tuhan memberikan kami kesempatan kedua. untuk belajar menjadi manusia yang lebih baik lagi dan mensyukuri segala nikmat yang telah mereka berikan." mereka merasa sangat bahagia karena bisa berkumpul kembali dengan orang-orang yang dicintai dan mencintainya."Iya ma, kami mampu bertahan karena doa dari kalian semua. yang menyayangi kami berdua dengan tulus
"Reyhan, Reyanza. kalian mau nggak punya dedek bayi?""Mau banget Oma." jawab mereka dengan wajah berseri-seri."Kalau begitu, berdoa lah agar mommy benar-benar hamil." ucap Oma."Baiklah oma."Mami Sarah yang paling antusias ikut mengantarkan Berliana ke sebuah klinik ternama, sedangkan papi lebih memilih tetap dirumah. ikut menjaga cucu-cucunya.Beberapa saat kemudian, mereka sudah berada di sebuah klinik dokter kandungan. seorang perawat wanita menyambut ramah kedatangan mereka bertiga. tanpa perlu proses antrian, karena mami sudah mendaftarkan nama Berliana sebelum kedatangan mereka."Nyonya Berliana silahkan masuk." ucap perawat.Berliana duduk dihadapan dokter, yang mulai menanyakan keluhan-keluhan yang dirasakan Berli. lalu dia meminta Berli untuk berbaring di ranjang perawatan untuk melakukan USG.Berli meremas-remas kemari tangannya yang terasa dingin, meskipun ini bukan yang pertama baginya. namun dia sangat berharap jika dia benar-benar hamil.Dokter mulai mengolesi gel di
"Apa maksudmu Alex?""Sebenarnya, sepasang mayat yang ditemukan ditepi hutan itu adalah Devan dan Bella. namun karena mereka sempat merampas dompet dan cincin Berliana, membuat orang semakin yakin jika itu adalah mayat kami berdua." terang Alex yang refleks memberikan kejutan yang luar biasa bagi semua orang yang berada dalam ruangan tersebut."Mami dan papimu tidak mampu berkata-kata lagi Alex, semua yang terjadi begitu tiba-tiba dan sangat mengejutkan. mungkin ini sudah hukuman buat mereka yang tidak memiliki rasa perikemanusiaan, rasanya mami tidak akan pernah mampu memaafkan kesalahan mereka berdua.. hick...hick..." Sarah menagis."Sudahlah mi, meskipun berat bagi kita memaafkan kesalahan mereka berdua. namun tidak baik kita menyimpan bara api dendam dihati, karena hanya akan membuat hidup dan hati kita menjadi tidak tenang, gelisah dan dipenuhi oleh amarah. belajarlah untuk menerima semua ini dengan ikhlas mi, dibalik semua ini ada hikmah dan berkah yang teramat besar kita dapa
Semua pelayan ikut berkumpul, mereka juga tidak mampu membendung air mata penuh haru. karena Alex dan Berliana yang mereka pikir sudah meninggal dunia ternyata masih hidup dengan kondisi sehat bugar."Mami sangat bahagia, akirnya kalian berdua kembali kerumah. selama ini mami benar-benar yakin dengan perasaan mami sendiri, yang selalu yakin dan mengatakan jika kalian berdua masih hidup. bahkan mami sempat menyangkal sepasang mayat yang sudah dinyatakan sebagai kalian berdua." tutur mami."Papi juga berfikir seperti itu Alex, karena semua bukti yang ditemukan sudah mengarah pada kalian berdua. kondisi mayat yang sudah membusuk, membuat papi berfikir untuk tidak melakukan autopsi lagi, karena papi sudah yakin jika itu kalian dan tidak ingin menyakiti tubuh kalian semua dengan serangkaian pemeriksaan alat medis lagi.""Iya pi, kami mengerti. kejadian ini memberikan kita pelajaran hidup yang paling berharga, karena kami saling mengerti satu sama lain, membuat kekuatan cinta kami berdua
"Jadi semua orang sudah menganggap kami berdua meningal?""Ya tuan, nyonya dan tuan besar sangat sedih. namun mereka berusaha tegar dan kuat Reyhan dan Reyanza yang masih sangat membutuhkan kasih sayang." terang Dadang.Alex dan Berli saling pandang, mendengar cerita dari Dadang membuat air mata mereka tanpa disadari sudah mengalir. bahkan sopir taxi itupun ikut terharu."Sayang, jangan-jangan sepasang mayat yang mereka pikir adalah Kita berdua, apa sebenarnya Bella dan Devan?" tanya Alex."Bisa jadi, dan orang-orang juga menemukan beberapa barang bukti yang mengarah pada kita berdua. seperti cincin dan dompet.""Aku tidak sanggup membayangkan bagaimana terpukul nya mami dan papi, termasuk anak-anak kita yang masih kecil. mereka pasti sangat merindukan kita berdua." ucap Berliana kembali menagis."Sudahlah sayang, yang penting sekarang kita selamat dan bisa bertemu mereka lagi. banyak hikmah yang kita dapatkan setelah kejadian ini.""Iya, bahkan dengan kejadian ini. aku semakin yakin
Dikediamannya, Sarah tiba-tiba merasakan kehadiran anaknya. sehingga tanpa sadar dia seperti mendengar suara Alex yang sedang memanggil namanya, Sarah melangkah menuju pintu masuk sambil membuka dengan tidak sabaran.Ceklek"Kosong, tidak ada siapa-siapa? ya Tuhan.... kenapa hatiku masih belum menerima kepergian anak-anakku, sehingga aku masih merasakan kehadiran mereka kembali pulang kerumah ini...hick...hick.." Sarah menangis tersedu-sedu didepan pintu. hal itu menarik perhatian semua penghuni rumah."Istriku, kamu kenapa?""Alex, aku merasakan jika dia memanggil namaku didepan pintu masuk ini, Pi. aku seperti orang gila yang belum juga bisa menerima kenyataan." Sarah kembali menagis."Sudahlah sayang, kita harus kuat menerima semua ini. ingat saat ini Reyhan dan Reyanza masih sangat membutuhkan kita berdua, jika kita lemah seperti ini, bagaimana kita bisa menjaga mereka berdua dengan baik." bujuk sang suami seraya membantu istri nya bangkit berjalan menuju sofa."Oma kenapa?""N
Alex dan Berliana kembali melanjutkan perjalanan, jika lelah mereka kembali berhenti. hingga perjalanan jauh mereka sampai disebuah pintu gerbang sebuah desa, dimana sudah terdapat akses jalan yang lebih baik, dan sudah ada penerangan dengan pencahayaan listrik."Suamiku, lihatlah disana sudah nampak beberapa rumah penduduk, jalanan dan lampu-lampu penerangan listrik." tunjuk Berli tersenyum."Iya sayang, semoga saja mereka bersedia membantu kita." ucap Alex.Mereka berjalan mendekati sebuah bangunan berbentuk pos penjagaan, Alex dengan sopan menyapa seorang bapak yang berpakaian layaknya petugas keamanan, yang terlihat heran melihat kedatangan mereka berdua.Dirumah besar keluarga Alexander, Reyhan dan Reyanza kembali bersedih, karena merindukan kedua orang tuanya."Mommy, Daddy. Reyhan kangen hick.hick..." bocah imut itu kembali menagis jika merindukan mommy dan Daddy nya sambil memeluk foto keluarga mereka."Cucu-cucu kesayangan Oma, ngak boleh sedih. karena mommy dan Daddy seka