Share

Part 349

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-27 15:30:24

Livia mengernyit. Pandangannya tertuju pada sofa hitam di sudut kamar. Tetapi pikirannya melayang jauh. Ada sesuatu yang terasa familier seperti kenangan yang berusaha muncul ke permukaan namun tertahan di ambang kesadarannya.

Seseorang pernah tidur di sofa itu setiap malam. Sosok itu ada di sana, dalam bayangannya, tetapi wajahnya kabur.

Siapa dia?

Jantung Livia berdetak lebih cepat. Ia mencoba mengingat lebih keras tetapi justru rasa pusing mulai menyerangnya.

"Livia?"

Suara Rajendra menariknya kembali ke realitas. Livia berkedip beberapa kali lalu menatap suaminya dengan kebingungan.

"Kamu kenapa?" Rajendra bertanya dengan nada khawatir. Livia menggigit bibir bawahnya ragu-ragu untuk menceritakan apa yang barusan ia rasakan. Namun pada akhirnya ia menghela napas dan berkata pelan, "Aku merasa seperti pernah melihat seseorang tidur di sofa itu setiap malam tapi aku nggak tahu itu siapa."

Rajendra terdiam sesaat matanya sedikit membulat tetapi ekspresinya segera berubah tenang. Ia
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dyandra Mulya
Manisnya... Tapi Awas, Tetap ada Bahaya Laten, si PELAKOR berkedok Asisten Pribadi itu, TASIA. Jangan² Nanti Bu Mimi yg Pembantu BARU pun dihasut Tasia !
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Part 350

    Pagi datang dengan cahaya matahari yang masuk melalui celah gorden. Livia mengerjapkan matanya yang masih terasa berat. Ia merasakan kehangatan yang begitu nyaman. Sesuatu yang asing tapi tidak terasa salah. Barulah ia menyadari bahwa ia masih berada dalam dekapan Rajendra. Dada bidang lelaki itu naik turun dengan ritme teratur, wajahnya terlihat tenang dalam tidur. Livia menatapnya tanpa sadar. Ada perasaan hangat yang menjalar di dadanya tetapi juga kebingungan yang belum bisa ia uraikan. Kenapa ada perasaan nyaman seperti ini? Kenapa ia tidak merasa ingin segera menjauh?Tepat saat pikirannya mulai berkelana, Rajendra menggerakkan tangannya, memeluk Livia lebih erat seolah tidak ingin kehilangan momen itu."Kamu sudah bangun?" suara serak Rajendra terdengar. Matanya masih setengah terbuka.Livia tersentak pelan. "Eh, iya." Rajendra tersenyum samar tetapi bukannya melepas pelukannya ia justru menenggelamkan wajahnya ke rambut Livia. "Aku nggak mau bangun kalau begini rasanya."Livi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Part 351

    Bagi Tasia kehamilan Livia merupakan ancaman besar karena hal itu akan semakin mendekatkan Rajendra dengan Livia. Ia melakukan berbagai cara untuk merusak kebahagiaan sepasang suami istri tersebut.Tasia mulai mencari tahu tentang ramuan herbal yang bisa menyebabkan kontraksi dini pada ibu hamil. Setelah membaca berbagai artikel di internet dan bertanya secara tidak langsung pada seorang penjual jamu ia menemukan beberapa jenis tanaman yang berbahaya bagi kehamilan termasuk akar sejenis jamu peluntur kandungan.Hari itu saat ia pergi ke pasar ia membeli bahan-bahan dengan alasan untuk perawatan tubuh. Tidak ada yang curiga. Bahkan ia dengan santai menyimpannya di dalam kamar tanpa ada yang mengetahui niat aslinya. Malam harinya ketika semua orang sudah tidur Tasia mulai merebus tanaman itu di dalam air mendidih. Ia menyaring airnya dan menuangkannya ke dalam sebuah botol kaca kecil. Cairannya bening kekuningan hampir seperti air jeruk. Sambil menatap botol itu bibirnya melengkung mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Part 352

    Suasana di rumah sakit begitu menegangkan. Rajendra mondar-mandir di depan ruang pemeriksaan dengan wajah tegang. Tangannya terkepal, pikirannya kalut, dan hatinya penuh kecemasan. Livia ada di dalam ruangan diperiksa oleh dokter setelah mengalami kontraksi mendadak.Gadis duduk di kursi dengan mata sembab sesekali menyeka air matanya. "Bunda kenapa, Pa? Adis takut."Randu merangkul adiknya berusaha menenangkan. "Bunda pasti baik-baik aja, Dis. Dokter pasti nolongin Bunda," hiburnya.Di sudut ruangan Tasia berdiri dengan wajah yang tampak penuh keprihatinan namun di dalam hatinya ia berharap hasil pemeriksaan menunjukkan kabar buruk. Jika anak itu tidak selamat maka itu akan menjadi pukulan telak bagi kebahagiaan Rajendra dan Livia. Tak lama kemudian pintu ruang pemeriksaan terbuka. Seorang dokter keluar dengan ekspresi serius. "Pak Rajendra?"Rajendra langsung menghampirinya. "Bagaimana keadaan istri saya, Dok?"Dokter menghela napas. "Bu Livia mengalami kontraksi dini. Kami sudah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Part 353

    Setelah dua hari dirawat di rumah sakit Livia akhirnya diperbolehkan pulang. Rajendra menjadi sangat protektif padanya.Mobil berhenti di depan rumah. Rajendra segera keluar untuk membuka pintu dengan hati-hati. Ia membantu Livia turun seolah-olah wanita itu bisa pecah kapan saja. "Kamu nggak perlu turun sendiri, aku gendong aja," ucapnya serius.Livia tersenyum kecil meskipun tubuhnya masih terasa lemas. "Tapi aku bisa jalan sendiri, Ndra.""Nggak!" potong Rajendra tegas. "Dokter bilang kamu harus banyak istirahat Aku nggak mau ambil risiko."Sebelum sempat membantah Rajendra sudah mengangkat tubuh Livia ke dalam gendongannya."Ya ampun, Ndra, aku cuma jalan sebentar padahal," protes Livia dalam gendongan lelaki itu tetapi Rajendra tidak memedulikannya.Gadis yang berdiri di dekat mobil langsung tersenyum senang melihat ayahnya bersikap begitu perhatian."Pa, Adis juga mau digendong." "Nanti ya, Sayang, sekarang Papa lagi gendong Bunda dulu."Begitu masuk ke dalam rumah Rajendra me

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Part 354

    Rajendra mengernyit melihat nama dokter di layar ponselnya. Ia segera menjawab panggilan itu."Halo, Dok.""Pak Rajendra, maaf mengganggu. Saya ingin membicarakan hasil tes darah Bu Livia.""Rajendra mengencangkan genggaman pada ponselnya. "Ada masalah, Dok?"Dokter di seberang sana terdengar sedikit ragu sebelum akhirnya menjawab. Kami menemukan jejak zat tertentu dalam darah istri anda. Itu bukan racun mematikan tapi jika dikonsumsi terus-menerus bisa berbahaya terutama untuk kandungannya.""Rajendra seakan membeku mendengarnya. "Zat apa, Dok?"Kami mendeteksi adanya jejak herbal tertentu yang bisa memicu kontraksi dini, biasanya digunakan dalam ramuan tradisional untuk melancarkan menstruasi atau bahkan menggugurkan kandungan."Rajendra merasakan emosi berkecamuk dalam dirinya. Tangannya mengepal. Ia membuat kesimpulan. "Jadi ada seseorang yang sengaja memasukkan zat itu ke dalam makanan atau minuman istri saya?"Itu kemungkinan yang perlu anda pertimbangkan, Pak," jawab dokter den

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Part 355

    Livia, Gadis dan Randu masih terjaga. Sementara Lunetta sudah tidur sejak tadi. Livia berbaring di kamar sambil menonton TV. Ia menunggu Rajendra pulang. Tadi Rajendra mengiriminya pesan akan pulang sedikit terlambat lantaran harus lembur.Gadis dan Randu bermain petak umpet. Gadis berlari kecil mencari tempat bersembunyi, sedangkan Randu mulai menghitung. Tanpa ia sadari Gadis membuka pintu kamar Tasia lalu masuk ke dalamnya. Kamar tersebut rapi. Meja rias Tasia dipenuhi oleh berbagai macam peralatan skincare. Namun ada sebuah benda yang menarik perhatian Gadis. Sebuah botol bening berisi cairan.Gadis merasa penasaran. Ia teringat sesuatu. Botol serupa yang pernah dilihatnya dalam film kartun yang isinya ramuan sihir. Dengan hati-hati ia mengambilnya lalu memasukkan ke dalam saku baju tidurnya. Setelah permainan dengan Randu selesai, Gadis melangkah ke kamar Livia. Gadis berdiri di ambang pintu lalu membukanya dengan perlahan. "Nda, Adis boleh masuk nggak?" tanyanya sebelum melanj

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Part 356

    Cukup lama Rajendra berdiri di luar. Ketika ia kembali masuk ke kamar ia menemukan Gadis sudah terlelap di samping Livia. Sedangkan Livia masih terbangun."Ada apa, Ndra? Kenapa lama banget kamu balikin skincare Tasia?" tanyanya.Rajendra memandang Livia dengan tatapan bimbang. Ragu akan berterus terang atau menyimpan rahasia itu sendiri. Rajendra khawatir jika ia menceritakannya pada Livia maka Livia akan stres mendengarnya yang berakibat pada kandungannya."Ndra?" Livia menggoyangkan tangan Rajendra yang duduk di pinggir tempat tidur, tempatnya berbaring, agar segera menjawab pertanyaannya.Rajendra mengambil napas pelan sebelum akhirnya memutuskan untuk menceritakan yang sebenarnya."Liv, isi botol itu bukan skincare tapi ramuan herbal.""Kok kamu tahu?" respon Livia."Aku melihatnya di CCTV."Livia semakin bingung oleh penjelasan Rajendra yang setengah-setengah.Ia terduduk dengan cepat. "CCTV di kamar Tasia?""Bukan. Tapi CCTV dapur. Tasia menuangkannya ke dalam teh yang ia buatk

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Part 357

    Rajendra tidak ingin membuang-buang waktu. Ia ingin segala permasalahan di rumahnya selesai. Maka pagi itu ia menunggu Tasia di ruang kerja rumahnya. Ia menyuruh Bu Mimi memanggil Tasia agar datang ke ruangannya. Rajendra sudah mempersiapkan diri, menahan amarah yang membara di dadanya.Suara ketukan terdengar di pintu."Masuk!" Rajendra menyahut dengan suara dingin namun tegas.Tasia melangkahkan kakinya ke dalam ruangan dengan ekspresi tenang dan profesional, seperti pembawaannya di kantor. Ketika melihat ekspresi wajah Rajendra yang keras, nalurinya memberi peringatan bahwa ada yang tidak beres."Pagi, Pak, ada yang harus saya kerjakan?" Ia bertanya dan mencoba mempertahankan sikap tenangnya.Rajendra tidak menjawab pertanyaan Tasia. Ia mengambil sesuatu dari dalam laci. Sebuah botol kecil yang kemudian ia letakkan di atas meja. "Tahu benda ini?" tanyanya dingin.Tasia tentu terkejut namun wanita itu terlalu pandai menutupinya."Oh astaga, Pak! Itu kan skincare yang saya cari-cari.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01

Bab terbaru

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   TAMAT

    Rumah besar Livia dan Rajendra kini terasa sunyi. Anak-anak sudah besar dan berkeluarga. Tapi di setiap akhir pekan rumah mereka selalu ramai oleh tawa canda cucu dan cicit mereka. Anak-anak selalu menawarkan Rajendra dan Livia untuk tinggal bersama mereka tapi keduanya menolak. Mereka lebih memilih untuk tinggal berdua saja dan menghabiskan masa tua bersama.Rajendra dan Livia saat ini sedang berada di kamar mereka. Rajendra sudah berumur 90 tahun sedangkan Livia 3 tahun di bawahnya. Keduanya berbaring di tempat tidur."Hujannya lama ya, Ndra, dari tadi nggak berhenti-henti," kata Livia sembari memandang ke luar jendela, pada titik-titik hujan yang terus berjatuhan."Iya, Sayang. Sekarang kan lagi musim hujan.""Dingin ..." Rajendra merengkuh Livia, memberi lengannya untuk istrinya itu berbaring sedangkan satu tangannya lagi memeluk tubuh Livia. Meski rambut mereka sudah sepenuhnya memutih dan wajah mereka sudah keriput tapi cinta mereka begitu kuat.Livia tersenyum. "Berada di peluk

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 8

    Hari-hari setelah kehamilannya terasa berat bagi Gadis. Setiap hari ia mengalami morning sickness yang menyebabkan susah makan.Randu yang biasanya pagi-pagi berangkat ke kedutaan kini harus mengurus Gadis lebih dulu sebelum pergi ke kantornya."Makan dikit ya, Abang bikinin sup hangat atau maunya roti coklat aja?" kata Randu sambil mengelus pundak Gadis yang terduduk lemas di sofa.Gadis menggelengkan kepalanya. "Adis nggak mau apa-apa, Bang. Adis nggak selera makan apa pun.""Tapi setidaknya Adis harus makan sedikit biar ada isi perutnya. Ingat, Dis, anak kita juga butuh asupan."Gadis tersenyum melihat perhatian Randu dan kepanikannya di waktu yang sama. "Ya udah, Adis mau minum teh hangat aja sama roti coklat," putusnya walau kemudian kembali berakhir dengan muntah.Malam harinya saat video call dan mengetahui keadaan Gadis, Livia langsung mengambil keputusan."Ndra, aku harus berangkat.""Ke mana?" tanya Rajendra."Ke Turki. Aku harus nemenin Gadis. Dia butuh aku saat ini. Ini ke

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 7

    Gadis dan Randu memulai kehidupan mereka sebagai suami istri begitu tiba di Ankara, ibukota Turki. Kota itu terasa begitu berbeda dengan suasana di Indonesia. Udara dingin menusuk di musim gugur. Arsitektur Eropa bercampur dengan sentuhan Ottoman serta hiruk pikuk kehidupan yang begitu asing bagi Gadis.Randu sebagai diplomat muda langsung disibukkan dengan pekerjaannya di kedutaan besar Indonesia. Seringkali ia harus menghadiri rapat dengan pejabat Turki, menerima delegasi dari Indonesia, atau menghadiri acara-acara diplomatik. Sementara itu gadis masih beradaptasi dengan kehidupan barunya. Awalnya ia merasa canggung tinggal di negeri orang. Namun Randu selalu berusaha membuatnya nyaman. Mereka tinggal di sebuah apartemen yang luas dengan pemandangan kota Ankara yang indah.Setiap pagi Randu berangkat ke kedutaan, sementara gadis mulai membangun rutinitasnya sendiri. Ia mengambil kursus bahasa Turki agar bisa lebih mudah berkomunikasi dengan orang-orang sekitar. Selain itu ia juga se

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 6

    Hari keberangkatan Gadis dan Randu ke Turki semakin dekat. Di rumah keluarga Rajendra suasana haru kian terasa.Livia sibuk memastikan semua keperluan Gadis sudah siap. Ia berulang kali memeriksa koper putrinya hanya demi memastikan tidak ada barang penting yang tertinggal."Adis, kamu yakin semuanya udah lengkap? Paspor, obat-obatan, udah?" tanya Livia dengan suara bergetar.Gadis tersenyum tipis, ia mencoba menenangkan perasaan ibunya. "Udah, Bunda. Tenang aja, Adis udah cek berkali-kali, sama kayak Bunda."Namun, Livia tetap terlihat cemas. Tangannya gemetar saat merapikan baju-baju Gadis di koper."Nda, udah. Jangan kayak gini. Nanti Adis bakal sering nelepon dan video call sama Bunda kok," kata Gadis menenangkan sang bunda.Livia mengangguk tapi matanya mulai berkaca-kaca. Ia belum siap berpisah dengan Gadis, namun juga tidak mungkin menahan Gadis agar tetap bersamanya karena Gadis sudah menikah.Rajendra juga mencoba untuk tegar. Ia diam saja, memerhatikan semua persiapan denga

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 5

    Akad nikah Gadis dan Randu sudah selesai dilaksanakan. Acara disambung dengan resepsi pernikahan.Acara tersebut tampak meriah. Para tamu yang datang terlihat puas. Baik oleh penyelenggaraan acaranya maupun dari hidangan yang disajikan. Wedding singer yang berada di atas panggung yang berada tidak jauh dari pelaminan tidak ada hentinya menyanyikan lagu romantis, membuat atmosfer penuh cinta semakin terasa."Liv, aku mau nyanyi boleh nggak?" kata Rajendra tiba-tiba."Hah?" Mata Livia melebar mendengarnya. "Emang kamu bisa nyanyi?""Bisa dong walau suara aku pas-pasan," kekeh Rajendra.Livia ikut tertawa. "Ya udah gih, nyanyi sana biar anak-anak tahu kalau papanya ada bakat terpendam.""Kamu mau ikutan nyanyi sama aku?""Aku ngeliat dari sini aja."Rajendra berjalan ke belakang panggung, berbicara dengan seseorang lalu naik ke atas panggung. Mikrofon yang tadinya ada di tangan wedding singer berpindah ke tangan Rajendra."Bang, itu Papa mau ngapain?" tanya Gadis yang duduk di pelaminan

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 4

    Begitu mendapatkan restu dari Erwin, persiapan pernikahan Gadis dan Randu segera disiapkan.Livia yang paling sibuk. Ia memastikan bahwa semua berjalan lancar dan sempurna untuk anak perempuannya. Begitu pula dengan Rajendra. Ia lebih disibukkan dengan urusan administratif.Gadis menginginkan pernikahan yang sederhana tapi tetap elegan. Setelah berdiskusi panjang akhirnya mereka memutuskan menyewa gedung yang memiliki nuansa taman di dalamnya dengan lampu-lampu gantung. Sementara untuk dekorasinya sendiri dihiasi nuansa putih dan hijau yang menyimbolkan kesan alami dan damai.Untuk pakaian pengantin Randu mengenakan beskap putih klasik. Sedangkan Gadis memilih gaun putih gading dengan detail bordir yang lembut. Saat pertama kali mencobanya ia termenung di depan cermin, menyadari bahwa sebentar lagi hidupnya akan berubah.Mengenai undangan mereka mencetak undangan simpel dengan desain minimalis. Gadis dan Randu memutuskan hanya mengundang orang-orang terdekat. Meskipun begitu Rajendra

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 3

    "Yang benar aja kamu, Ndra. Nggak mungkin Gadis nikah sama Randu!" Begitu kata Erwin di saat Rajendra mengatakan tentang rencana menikahkan kedua anaknya."Aku dan Livia juga kaget, Pi. Tapi mau bagaimana lagi? Mereka berdua saling mencintai," ujar Rajendra pada Erwin."Kayak nggak ada orang lain aja." Erwin terlihat tidak setuju atas rencana pernikahan keduanya."Ya mau gimana lagi, Pi. Namanya juga cinta."Erwin terdiam. Ia kehilangan kata untuk menjawab kata-kata Rajendra."Pi, kita restui saja mereka. Jangan dipersulit," pinta Rajendra." Aku nggak ingin melihat anakku menderita apalagi kalau mereka sampai kawin lari."Erwin menghela napasnya lalu bertanya, "Sejak kapan mereka pacaran?""Sudah cukup lama, Pi. Livia yang punya firasat itu tapi aku nggak percaya. Sampai akhirnya keduanya mengaku."Erwin terdiam lagi seolah sedang memikirkan perkataan Rajendra. "Kamu nggak lupa siapa orang tua Randu kan, Ndra? Jangan lupa dia anak Utary dan nggak tahu siapa bapaknya.""Aku udah lupakan

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 2

    "Liv love, kamu ngeliat Gadis nggak?" tanya Rajendra setelah masuk ke ruangan Livia. Setelah semua yang terjadi Livia juga bekerja di kantor menjadi asisten pribadi Rajendra. Lagi pula anak-anak sudah besar."Paling pergi makan siang bareng Randu," jawab Livia sambil merapikan ikatan rambutnya."Makin hari mereka semakin dekat," komentar Rajendra."Iya. Aku pun ngeliatnya begitu." Livia menimpali. "Kamu ngerasa nggak sih, kalau hubungan mereka kayak udah nggak wajar?""Nggak wajar gimana?" Rajendra mengerutkan dahinya.Livia tampak ragu namun tak urung mengatakan. "Aku ngeliat mereka kayak orang lagi pacaran. Benar nggak?"Rajendra tertawa mendengarnya. "Kamu ada-ada aja, Sayang. Randu dan Gadis kan dari kecil sudah tumbuh bersama. Mereka itu kakak adik. Nggak mungkin mereka seperti yang kamu bilang."Livia terdiam. Yang dikatakan Rajendra ada benarnya. Tapi firasatnya berkata lain. Sebagai seorang ibu ia tahu persis ada yang berbeda dalam hubungan Randu dan Gadis. Cara Randu menatap

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 1

    Waktu terus berlalu tanpa bisa dihentikan. Setiap detik yang terlewati bagaikan anak panah yang melesat dengan cepat.Anak-anak sekarang sudah dewasa. Randu sudah bekerja sebagai salah satu staff di Kemenlu. Sedangkan Gadis melanjutkan kerajaan bisnis Rajendra bersama dengan Livia. Hubungan Gadis dengan Randu sangat dekat. Bahkan tidak bisa lagi dibilang sebagai kakak adik biasa. Tumbuh bersama sejak kecil dan melewatkan berbagai hal berdua membuat mereka saling terikat satu sama lain. Meski tidak ada pernyataan cinta yang terucap namun keduanya menyadari bahwa mereka berdua saling mencintai. Hanya saja mereka tidak menunjukkannya secara terang-terangan. Rajendra dan Livia menganggap keduanya saling menyayangi sebagai kakak dan adik. Tidak sedikit pun terbersit di pikiran mereka bahwa keduanya akan melewati batas itu."Dis, Abang pengen ngomong. Bisa nggak kita ketemuan makan siang nanti?" Itu pesan yang diterima Gadis dari Randu ketika ia sedang sibuk-sibuknya bekerja di kantor."Ha

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status