Happy reading ....Aisyah menoleh ke belakang dan dia cukup terkejut saat melihat dua orang yang selama ini dia rindukan. "Vita! Tamara. Ya ampun! Gue kangen banget sama kalian. Eh ... kalian makan di sini juga?"Ketiga wanita itu pun berpelukan. "Iya tadi kami habis makan siang, kamu gimana kabarnya?" tanya Tamara."Alhamdulillah aku baik. Kamu gimana kabarnya? Vita, lo juga ... udah ketemu malah ngilang," jawab Aisyah sambil menatap ke arah Vita."Sorry my bestie ... kemarin kerjaan numpuk Lo sendiri kok bisa ada di sini sih?" tanya Vita. "Terus ini makanan kok banyak banget?" Dia menunjuk ke arah makanan yang ada di atas meja."Tadi gue abis meeting sama klien," jawab Aisyah.Ketiga wanita itu pun makan siang bersama sambil mengobrol, menumpahkan kerinduan di mana ketiganya sudah lama sekali tidak berkumpul.Aisyah, Tamara dan juga Vita adalah sahabat sejak mereka kuliah. Ketiganya bestie yang tak terpisahkan. Namun semenjak Aisyah menikah dengan Andre, wanita itu lost contact bers
Happy reading ....Tepat jam 07.00 malam Okta datang ke rumah Aisyah, dia masuk ke dalam rumah setelah dibukakan pintu oleh pelayan."Selamat malam Om, Tante," sapa Okta sambil mencium tangan Mama Rani dan juga Papa Agam."Malam Okta, kamu pasti mau jemput Aisyah ya?" tanya Mama Rani."Iya Tante, saya izin ya buat ngajak Aisyah makan di luar.""Om dan Tante izinkan, asal kamu menjaga Aisyah dengan baik dan membawanya pulang dengan selamat," timpal Papa Agam dan langsung dibalas anggukan mantap oleh Okta.Aisyah turun dengan gamis berwarna coklat susu dipadu dengan jilbab yang hampir senada membuatnya terlihat begitu cantik dan menawan.Okta bahkan sampai terpaku dan tak berkedip sama sekali, membuat kedua orang tua Aisyah terkekeh kecil saat melihat reaksi dari pria tampan itu."Kamu itu jangan terlalu cantik-cantik sayang, tuh lihat! Okta aja sampai nggak kedip sama sekali?" ledek Mama Rani.Aisyah hanya tersenyum tipis dengan malu, sementara Okta langsung berdehem kecil untuk menet
"Bang Okta, ini kenapa restonya sepi banget ya?" heran Aisyah.Okta hanya tersenyum, lalu dia menarik kursi dan mempersilahkan Aisyah untuk duduk. Tak lama beberapa pelayan datang membawakan makanan.Aisyah hanya diam sambil mengamati sekitar. Entah kenapa dia merasa suasana terasa sangat romantis, seperti dinner."Bang, ini--"Ucapan Aisyah terhenti saat Okta memintanya untuk makan terlebih dahulu. Akhirnya wanita itu pun hanya manut, dan mereka makan malam dalam diam.'Apa sebenarnya yang Bang Okta rencanakan? Kenapa kesannya seperti lagi dinner ya?' batin Aisyah.Setelah makan malam selesai, Aisyah sudah tak bisa menahan rasa penasarannya lagi. Dia menatap Okta yang sedang mengelap mulutnya."Bang, ini kenapa kita kek lagi dinner ya? Terus tadi Abang bilang mau--"Kali ini ucapan Aisyah terhenti sebab Okta memegang tangannya, membuat wanita itu terpaku dan kehabisan kata-kata.'Astaga naga! Kenapa Bang okta memegang tangan aku? Ada apa ini? Kenapa jantungku tiba tiba saja berdisko?
Happy reading ....."Aku mau Abang lakuin satu hal," pinta Aisyah."Ap itu?" tanya Okta sambil menatap lekat ke arah Aisyah.Wanita tersebut tersenyum, kemudian dia memanggil pelayan. "Mbak, saya mau minta bakso sama sambal satu mangkok."Pelayan itu mengangguk, kemudian pergi dari sana sementara Okta meneguk ludahnya dengan kasar saat mendengar kata sambal.Makanan pedas itu adalah hal yang paling dihindari oleh Okta, karena pria itu tidak suka makanan tersebut.'Jangan-jangan Aisyah ingin aku memakan sambal itu?' batin Okta yang sudah menelan ludahnya beberapa kali.Membayangkan dia memakan sambal saja membuatnya tidak sanggup, apalagi jika makanan pedas itu harus masuk ke dalam mulutnya."Kenapa Bang? Kok wajahnya tegang gitu sih?" tanya Aisyah."A-ah ... tidak apa-apa kok, kamu kenapa minta bakso sama sambal? Jangan bilang kalau ....""Iya, aku memang menantang Abang untuk memakan bakso dengan sambal, apa Abang bersedia? Anggap saja itu adalah tantangan dariku, karena aku ingin me
Aisyah nampak bingung jika dia harus menjawabnya sekarang. "Aku boleh minta waktu nggak Bang? Soalnya ini bukan perkara yang mudah. Abang kan tahu, aku pernah gagal dalam mengarungi bahtera rumah tangga, jadi aku butuh waktu untuk memikirkan ini semua, karena aku tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan," jelas Aisyah."It's okay, aku akan tetap menunggu sampai kamu siap memberikan jawabannya kepadaku, tapi Aisyah ... aku benar-benar serius ingin meminangmu."Aisyah mengangguk_ dia benar-benar beruntung karena bisa dicintai oleh pria seperti Okta. Padahal jauh di dalam lubuk hatinya Aisyah minder dengan statusnya yang menjadi janda...Pagi hari Aisyah sudah bangun, bahkan dia membuatkan sarapan."Good morning sayang," ucap Mama Rani sambil memeluk tubuh Aisyah dari samping."Good morning, Ma.""Kamu bikin sarapan buat siapa itu?" tanya Mama Rani saat melihat Aisyah membuatkan nasi uduk dan menaruhnya di rantang."Ini Mah, aku mau ke rumahnya bang Okta. Soalnya semalam dia habis
"Ini bukan kesalahan kamu, Aish. Ini kan bukti cintaku padamu, jadi jangan menyalahkan dirimu oke."Aisyah mengangguk, kemudian dia melihat ke arah rantang yang di bawanya. "Ini aku bawain Bang Okta nasi uduk buatanku. Abang pasti belum makan kan?"Okta mengangguk, kemudian Aisyah keluar dari kamar meminta piring dan juga sendok serta air putih kepada Mbok Tuti.Saat dia sampai di dapur Aisyah begitu senang karena nasi uduk buatannya sangat disukai oleh para pelayan di sana."Waaah! Aisyah, nasi uduk buatan kamu benar-benar sangat enak. Mbok sampai nambah dua kali nih," ucap Mbok Tuti."Iya Syah, enak banget," timpal Mirna."Alhamdulillah kalau kalian suka. Ya sudah, kalau gitu aku ke atas lagi ya," pamit Aisyah kemudian dia naik kembali ke lantai atas di mana kamar Okta berada.Semua pelayan di sana hanya terbengong saat melihat keakraban Aisyah bersama dengan Okta, dulu bahkan Aisyah sangat canggung tapi sekarang mereka benar-benar dekat."Mbok, aku berharap deh Aisyah dan juga tuan
"Kamu ... ngapain kamu di sini, hah?" tanya seorang wanita dengan nada tak suka kepada Aisya.Aisyah tidak mau menanggapi, dia berjalan ke arah mobilnya akan tetapi tangan wanita itu ditarik oleh Kanaya.Iya, wanita yang baru saja datang adalah Kanaya. Dia tadi ke kantornya Okta akan tetapi karyawan di sana bilang bahwa Okta tidak datang ke kantor. Akhirnya dia pun pergi ke rumahnya namun tidak menyangka jika akan bertemu dengan Aisyah."Kamu belum menjawab pertanyaanku. Ngapain kamu di sini, hah?" bentak Kanaya."Tidak penting dan bukan urusan kamu juga," jawab Aisyah dengan dingin, kemudian dia melepaskan tangannya dan masuk ke dalam mobil.Sejujurnya Aisyah penasaran kenapa Kanaya datang ke sana, tapi dia tidak mau ambil pusing, karena saat ini Aisyah juga harus pergi ke kantor."Wanita itu berani sekali mendekati Okta. Aku masih tidak rela kalau dia calon istrinya, dan aku akan memisahkan kalian!" geram Kanaya.Kemudian dia masuk ke dalam dan terlihat Mbok Tuti begitu kaget karena
Happy reading ...Tepat jam 04.00 sore, Aisyah pulang lebih awal karena dia harus mampir ke rumahnya Okta untuk melihat keadaan pria itu, sebab Aisyah begitu khawatir dia juga merasa bersalah.Saat sampai di sana Okta sedang berada di ruang tv sambil mengerjakan pekerjaannya, bahkan selang infus sudah dilepas."Assalamualaikum," ucap Aisyah saat masuk ke dalam rumah.Okta langsung menoleh. "Waalaikumsalam." Dia tidak menyangka jika Aisyah akan datang kembali.Wanita itu langsung mencium tangan Mbok Tuti, kemudian dia duduk di samping Okta hanya berbeda sofa saja."Ini Bang, aku bawain Abang salad buah.""Wah! Makasih ya ... kamu kok ke sini lagi? Aku pikir kamu tidak ke sini," ujar Okta."Iya, karena aku mau lihat kondisinya Abang seperti apa sekarang. Udah lebih baik atau masih sakit perutnya?" Menatap serius ke arah Okta."Sudah jauh lebih baik, alhamdulillah badannya juga sudah enakan kok." Okta tersenyum manis ke arah Aisyah."Alhamdulillah ... ya sudah kalau begitu Aisyah pulang
Acara ijab qobul pun di langsungkan dengan sangat khidmat, membuat semua yang ada di sana menitikan air mata karena haru, apalagi saat kedua pengantin sungkem pada kedua orang tuanya.Aisyah tak kalah bahagianya saat melihat pernikahan kedua sahabatnya. Dia benar- benar beruntung sebab Ara maupun Vita akhirnya bisa menemukan tambatan hati mereka."Sayang, kamu mau makan gak?" tanya Okta sambil duduk di sebelah sang istri."Nggak Bang, aku gak laper," jawab Aish.Tak terasa waktu cepat berlalu, Aisyah sudah pulabg kerumah dan nanti malam ia akan menghadiri pesta pernikahan kedua sahabatnya...."Sayang, kamu udah siap belum?" tanya Okta karena Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 malam."Sudah Bang. Ayo kita berangkat sekarang nanti kemalaman," jawab Aisyah sambil menggandeng tangan Okta.Mereka berpapasan dengan Kanaya. Aisyah sebenarnya mengajak wanita itu tapi Kanaya menolak sebab dia merasa kurang enak badan.Sesampainya di tempat gedung acara, Aisyah melihat kedua sahabatnya sedang
Pagi ini sesuai dengan ucapan Okta, jika dia tidak akan masuk kerja dan akan menghabiskan waktu bersama dengan Aisyah. Pria itu sudah bersiap-siap dan membuat sang istri merasa heran."Memangnya kita mau ke mana, Bang?" Aisyah menatap lekat ke arah suaminya yang saat ini tengah duduk di sampingnya."Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya?" kekeh Okta dengan nada meledek.Mendengar jawaban suaminya Aisyah langsung mencubit tangan Okta dengan gemas. Dia paling tidak menyukai kata-kata seperti itu, karena menurut Aisyah kata-kata itu bukan hal yang baik."Stop mengucapkan kata-kata seperti itu! Aku tidak suka." Aisyah menekuk wajahnya."Loh, memangnya kenapa sayang? Itu kan kata-kata yang lagi viral, seperti bercanda."Aisyah menatap dalam ke arah sang suami kemudian dia pun berkata, "sesuatu yang viral jika hal positif dan untuk kebaikan itu tidak masalah, tapi kata-kata itu un-faedah. Kamu tahu! Banyak di luaran sana anak kecil ditanya orang tuanya, dan jawabannya apa? Kamu nanya? Kamu bertan
Kanaya cukup terkejut saat melihat siapa orang itu, dan dia mendekat ke arah Kanaya. "Kamu sedang apa di sini?" tanyanya."Ini, aku baru saja membeli ketoprak untuk Aisyah." Kanaya menunjukkan 2 bungkus ketoprak yang ada di tangannya.Wanita yang berada di hadapan Kanaya mengangkat satu alisnya. "Kau tidak sedang meracuni Aisyah kan?" Kemudian dia mencengkeram lengan Kanaya, "jika kau berani mengusik Aisyah dan menghancurkan keluarganya, aku tidak akan segan-segan untuk menghancurkan hidupmu, paham!" gertak wanita itu yang tak lain adalah Vita.Dia baru saja pulang dari kantor, akan tetapi tidak sengaja melihat Kanaya yang sedang membeli sesuatu di pinggir jalan. Wanita itu pun berinisiatif untuk menghampirinya.Mendengar ancaman dari Vita membuat Kanaya hanya bisa tersenyum. "Kau sedang mengancamku?" tanyanya dengan nada mengejek."Jika kau menganggap Itu adalah sebuah ancaman." Vita mengangkat kedua bahunya dengan acuh.Sayangnya Kanaya tidak takut, karena memang dia tidak ada niata
Pagi ini Aisyah tidak ingin sarapan, dia masih menginginkan makanan yang semalam. Akan tetapi Okta harus pergi ke kantor pagi-pagi karena ada meeting penting yang harus ia hadiri."Tapi Bang, aku pengen empek-empek. Apa kamu tidak bisa membelikannya terlebih dahulu?" pinta Aisyah dengan tatapan memelas."Maafkan aku sayang, tapi vendor dari Amerika ini tidak bisa aku tunda." Okta mencoba untuk memberi pengertian kepada Aisyah, dia juga tidak bisa mewakilkan kepada asistennya.Mau tidak mau, akhirnya Aisyah pun mengangguk kemudian mereka berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah."Kamu kenapa, kok mukanya ditekuk kayak gitu sih?" tanya Mama Rani saat melihat Aisyah sampai di meja makan."Ini Mah, semalam aku tuh pengen pempek tapi belum kesampaian juga," jawab Aisyah dengan cemberut.Mama Rani mengangguk, "ya sudah, kalau gitu biar nanti mama suruh pelayan buat membelikannya.""Nggak ah Mah, aku udah nggak berselera," ujar Aisyah.Okta yang mendengar itu pun merasa tak enak. Dia tau
"Ya iyalah ... emangnya Aldo nggak bilang sama lo kalau kita bakalan prewedding sama-sama?" jawab Vita sambil menatap ke arah Aldo yang saat ini tengah duduk santai di samping Ara.Seketika wanita itu pun menatap ke arah calon suaminya dan di sana Aldo langsung menganggukkan kepalanya. "Iya, maaf sayang aku lupa semalam tidak bilang sama kamu.""Jadi ini definisi dua sahabat prewedding bersama. Di pelaminan bersama juga. Jangan-jangan nanti malam pertamanya juga bersama," celetuk Ara.Akhirnya mereka pun melakukan foto prewedding di pantai tersebut, hingga setelah jam sudah menunjukkan pukul 11.00 siang mereka berinisiatif untuk menuju sebuah restoran yang ada di pinggir pantai."Sayang sekali ya Aisyah tidak bisa ikut?" tanya Vita."Wajar saja, dia kan lagi hamil. Memangnya kalau nanti terjadi apa-apa dengan kandungannya kamu mau tanggung jawab hah?" Ara menaik turunkan alisnya sambil mencebik kesal."Iya, kan kita ini 3 bestie. Rasanya kalau Aisyah tidak ikut ada yang kurang." Vita
Pagi ini Aisyah sudah bersiap-siap dan dia akan ke rumah sakit untuk USG. Kebetulan Okta juga sudah membuat janji dengan salah satu dokter kandungan di sana."Kalian hati-hati di jalan ya," ujar Mama Rani sambil mengusap kepala Aisyah yang terbaru dengan hijab."Iya Mah," jawab Aisyah kemudian dia mencium tangan mamanya. "Kalau begitu kami pamit dulu ya, assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Selama dalam perjalanan bahkan Okta tidak henti-hentinya mengusap perut Aisyah yang masih rata. Dia benar-benar sangat bahagia karena sebentar lagi mereka akan segera menimang seorang bayi yang sangat lucu."Oh ya sayang, kamu mau anak perempuan atau laki-laki?" tanya Okta kepada Aisyah."Kalau aku sih terserah ya Bang ... sedikasihnya saja sama Allah. Lagi pula, anak itu kan rezeki dan titipan, jadi aku tidak ingin memilih. Apapun yang diberikan oleh Tuhan maka aku akan menerimanya dengan sangat bahagia," tutur Aisyah sambil mengusap perutnya.Okta yang mendengar itu pun langsung mengusap kepala Ai
Aisyah dibaringkan di kasur dan Mama Rani langsung menelpon dokter dari keluarganya. Tak lama dokter pun datang dan langsung memeriksa keadaan Aisyahm"Bagaimana Dok keadaan anak saya? Dia baik-baik aja kan?" tanya papa Agam dengan khawatir."Nona muda baik-baik saja, dan perkiraan saya dia sedang hamil," jawab dokter tersebut."Apa! Hamil?" jawab semua orang yang serempak yang ada di sana dan langsung dibalas anggukan oleh dokter tersebut."Alhamdulillah ya Allah ... akhirnya kita punya cucu lagi Pah!" seru mama Rani dengan bahagia sambil memeluk tubuh suaminya.Okta pun menatap istrinya yang saat ini sudah membuka mata, dia langsung mengecup seluruh wajah Aisyah di hadapan semua orang bahkan tanpa canggung sedikitpun."Terima kasih ya sayang, akhirnya yang kita nantikan akan segera menjadi kenyataan," ujar Okta."Iya Bang," jawab Aisyah tak kalah terharu.Kemudian dokter pun pulang dari sana setelah memberikan vitamin, dan dia menyarankan agar Aisyah besok menuju rumah sakit untuk m
"Bagaimana? Apa kau setuju dengan syarat yang ku ajukan?" Vita menatap miring ke arah Boy.Setelah pria itu membaca dengan seksama tanpa menjawab ucapan Vita, dia langsung menandatangani di atas materai, membuat Vita seketika melongo karena tak menyangka jika Boy akan setuju dengan syarat yang diajukan."Apa! Jadi lo setuju dengan syarat yang gue ajuin? Lo nggak merasa keberatan gitu?" Heran Vita dengan wajah yang masih terkejut.Boy menggelengkan kepalanya dengan tegas, kemudian dia menggenggam kedua tangan Vita dan menatapnya dengan dalam."Aku sudah bilang, aku ini serius. Aku tidak main-main. Dan stop memanggil lo dan gue! Di sini hanya ada kita, jadi cukup aku dan kamu saja. Aku tidak peduli mau kamu meminta mahar berupa perusahaanku juga tidak masalah. Jangankan hanya satu buah rumah yang harganya 1 miliar dengan satu mobil Alphard serta satu set berlian, bahkan semua akan ku berikan padamu sebagai tanda keseriusanku.""Tapi ..." Vita seakan ragu karena menurut dia mahar yang di
Kemudian Aisyah pun membisikkan sesuatu di telinga Vita, sehingga membuat wanita itu akhirnya manggut-manggut."Kalian ini bicara apa sih? Gue nggak dikasih tahu nih?" Ara menekuk wajahnya membuat Aisyah dan Vita seketika terkekeh."Lo nggak usah tahu!" Timpal Vita sambil mengaduk jus yang berada di hadapannya."Pelit banget sih lo. Udah cepetan gue penasaran nih!" desak Ara, kemudian Aisyah pun membisikan apa yang tadi dia katakan kepada Vita."Nah ... kalau itu gue setuju! Lo harus kasih syarat itu pada si playboy cap kakap kelas teri!" seru Ara dengan semangat.Vita tidak menanggapi, kemudian dia pun menegak minuman namun seketika wanita itu menyemburkannya tepat di wajah Ara, membuat wanita tersebut seketika menatapnya dengan tajam."Vita!" tekan Ara dengan mata melotot hampir keluar, seakan dia sedang menatap mangsa yang siap disantapnya. "Lo itu punya mata nggak sih? Ini wajah, bukannya meja. Lo kalau mau nyembur itu bilang dulu. Gue gak butuh Mbah dukun!" gerutu Ara, "gue ini u