“Hahaha, rasain kamu. Lagian, punya mulut gak disekolahin. Mantu aja belagu. Tak doakan semoga adikku yang ganteng paripurna itu banting setir cari istri lagi yang lebih baik dari kamu.”Kinan tak marah. Dia berdiri, menaikkan tangannya di pinggang, mengacak dan melotot dengan senyum sinisnya.“Yakin, istri baru Mas Aldo akan betah punya Kakak Ipar matre, reseh, cerewet dan hobi julid kayak situ? Kalau kata Kinan sih, mustahil. Tapi kalau mau coba, silahkan. Tapi sesuatu yang Mbak ucap tadi, Kinan harap sih nggak terjadi sama bapaknya si Iki. Kasihan soalnya, bininya hanya hobi cari masalah, tentunya pasti Mbak nggak akan kasih ampun itu suaminya. Bukan cari uang lagi di luar kota, tapi cari bini lagi.”“Berani kamu …!”"Maaf, dengan Bu Rini?" tanya seorang lelaki yang baru saja turun dari motor menghampiri Kinan dan Rini."Iya, kenapa, Mas?""Maaf, ini ada surat dari koperasi. Harap dibayar tepat waktu ya, Bu. Jangan sampai telat seperti kemarin." Ucapan lelaki yang Kinan yakin itu
“Ada tugas lagi, Bro?” tanya Anwar yang melihat Aldo baru keluar ruangan saat jam makan siang hampir selesai.“Iya. Tugas gue semakin hari semakin bikin pusing kepala. Mana Bu Hana maunya dikasih sekarang,” ucap Aldo dengan nada frustasi.“Ya itu kamu yang pilih terima jadi Sekretaris pribadi si Bos kemarin. Seharusnya biar kita-kita aja yang jomblo. Kan bebas waktu luangnya,” ucap Iwan menasehati.Beberapa hari yang lalu Hana memang meminta ALdo menjadi asisten pribadinya. Tentu bukan tanpa alasan Hana meminta Aldo, tetapi karena kinerja Aldo yang bagus dan berkompeten saat bekerja. Semua harapan proyeknya berhasil dan Hana memberi reward dengan naik jabatan sebagai asisten pribadi.“Lu bakalan sibuk 24 jam setelah ini, Al. Bahaya ini kalau istri tahu, bisa ngamuk ntar.” Anwar mengompori.“Nggak lah. Dia tahu aku butuh uang banyak buat semua anggota keluarga. Dia tahu aku sering di luar karena kerja, bukan yang lain. Dia cukup penertian kok,” puji ALdo.“Yakin? Emang dia pernah ngg
Pekerjaan Aldo yang semakin banyak setiap harinya, membuat Aldo tidak ada waktu untuk hal hal yang remeh. Mendengarkan ucapan Kinan atau menanggapi ucapan orang lain. “Mas, sibuk juga di rumah? Mas kan pulang malam terus, apa nggak bisa dai hari libur kita keluar? Bete di rumah,” ajak Kinan.“Dalam kamus pekerjaan kini, nggak ada hari libur, Ki. Ada banyak pekerjaan membebani di jam libur sekalipun. ""Kalau aku pergi sendiri ke luar, boleh?" tanya Kinan mencoba untuk memancing suaminya maka dia memperbolehkan pergi tanpa dirinya atau tidak."Pergilah!" jawab Aldo dengan entengnya.Tentu saja Kinan tidak akan melakukannya karena dia malas jika harus pergi seorang diri tanpa suaminya. Dia bisa saja bertemu dengan orang-orang yang mengenalnya dan pasti akan bertanya mengapa pergi seorang diri.Terdengar suara berisik dari luar dan Kinan yang sedang melakukan hobinya menulis di ponsel,merasa penasaran dengan suara itu. Dia keluar dan melihat kakak iparnya sedang berkelahi dengan suaminya
Aldo langsung menyusul Kinan ke kamarnya setelah kesalahpahaman ini terjadi. Dalam benaknya tidak ada niat sedikitpun untuk menceraikan Kinan. Saat dia masuk ke dalam kamar, Kinan sedang duduk sambil memegangi kedua tangannya. Dia sangat terpukul dengan ucapan Rini yang meminta Aldo akan menceraikan dirinya Jika Hadi menceraikan Rini."Ki."Kinan tidak menengok ke arah Aldo dan dia Justru malah bersedih mendengar suara suaminya sendiri."Ki, tolong tidak usah dengarkan kata-kata dari Mbak Rini. Dia sedang kacau dan semua ucapannya tidak ada yang benar-benar. Ya?"Aldo memegang Kinan dengan hati-hati kamu satu tangannya yang tergores hidup pasti sakit jika tersentuh."Ki, mas memang belum bisa menjadi suami yang membanggakan dan tegas terhadap ibu dan Mbak Rini. Namun, tidak terbesit sedikitpun untuk menceraikan kamu. Mas sangat mencintai kamu, meskipun kamu tidak begitu diharapkan di rumah ini. Kamu tetap istriku satu-satunya dan Mas janjinya akan menikah lagi.""Mas nggak usah janji
Puas berbincang dengan Sarah di telepon membuat Kinan merasa lebih baik. Dia seperti ada tempat sampah yang bisa membuang keluh kesahnya dan membuang hormon negatif yang bersarang di dalam otaknya. Dia dan Sarah ada dalam satu server sehingga apapun yang diperbincangkan pasti akan berbuah pada ide yang akan dituangkan pada tulisan yang sedang digarap.Daripada tidak ada pekerjaan yang berfaedah, Kinan memilih untuk merangkai kata-kata. Mengungkapkan semua unek uneknya di dalam tulisan. Dia benar-benar sangat marah dan kecewa dan semua itu benar-benar menjadi sebuah narasi yang indah ketika dia merangkum menjadi sebuah cerita."Tahu nggak, Aku lebih suka diriku yang seperti ini daripada dipaksa menjadi orang lain," gumam Kinan tersenyum sendiri saat melihat karyanya sudah tertulis dan mengungkapkan semua isi hatinya dalam beberapa jam.Lelah menulis berjam-jam, Kinan memutuskan untuk beristirahat. Dia memilih melupakan apa yang sudah terjadi Dan menganggap semua itu hanyalah sebuah mim
"Bu, Mas Aldo mana?" tanya Kinan."Makanya jadi istri itu yang pengertian dikit. Sudah tahu suami itu pekerjaannya itu harus berangkat jam setengah 7 tetapi, ini malah jam 07.00 baru bangun.""Loh, Kinan pikir Mas Aldo akan libur. Soalnya Kinan udah dia janjikan mau nganterin Kinan ke rumah sakit," ucap Kinan kecewa."Alah, luka begitu saja lebay. Nggak usah pakai ke rumah sakit nanti juga pasti sembuh," ucap Tini. Tini berlalu meninggalkan Kinan yang masih berdiri tercenung dengan kepergian suaminya itu. Dia memilih duduk di kursi dapur lalu mengambil air putih. Setetes air mata meluncur. Suaminya itu pasti sudah dihasut untuk memilih pekerjaan daripada mengantarnya ke rumah sakit. Dia juga tidak bisa bekerja jika dalam kondisi seperti ini, ia pun mau tidak mau harus berobat sendiri.Kinan memutuskan untuk pergi ke rumah sakit sendiri. Meskipun dia tidak punya uang banyak tetapi dia akan mencoba untuk menggunakan kartu BPJS yang dia punya. Setelah bersiap tanpa mandi, Kinan pergi me
"Yang sakit itu tanganku. Aku semalam tidak bisa tidur karena sakitnya luar biasa. Siapa tahu teman masa kecilku ini bisa mengecekkan kondisinya," ucap Kinan seraya tersenyum."Kenapa emangnya?""Diamuk macan.""Kasihan sekali macannya," kekeh Sammy."Ish, bisa bantu gak nih?""Tentu. Saya lihat dulu." Sammy menggulung lengan yang menutupi tangan Kinan lalu melihat bercak darah yang sudah mengubah warna kasa yang putih menjadi merah."Ssh, pantas tidak bisa tidur. Seharusnya sudah dari semalam ini ditangani. Darahnya sampai kering di kasa. Pasti rasanya sakit sekali ini." Sammy melihatnya ngeri sendiri.Kinan tersenyum. Dia membiarkan Sammi untuk membantunya melepaskan perban. Meski rasanya agak perih tetapi dengan pelan Sami membantunya agar tidak sakit. Memang rasa sakitnya itu terasa jika malam hari. Jika saja dia mengingat perjuangan sang suami menemaninya, tentu dia merasa senang. Namun, jika teringat bahwa suaminya itu lebih memilih bekerja daripada menemaninya ke rumah sakit
"Sarah, sibuk nggak?" Kinan memutuskan untuk menghubungi sahabatnya dan memikirkan untuk menginap di rumah nya. Dia tidak ingin membuat ibunya khawatir Jika dia pulang ke rumah dan dia juga tidak ingin pulang kembali ke rumah mertuanya karena tak diperbolehkan bergerak banyak untuk beberapa hari ini."Sibuk-sibuknya seorang penulis pasti ada waktu untuk sahabat. Kenapa? Kamu cukup mengalami buntu ide atau writer's block?" cecarnya."Enggak. Lagi nggak konsen untuk menulis. Aku niatnya mau ke rumah kamu. Boleh?""Menginap di rumahku? Tumben sekali apakah ada masalah?""Nanti aku ceritakan di sana. Bolehkah menginap dalam beberapa hari ini?""Tentu. Masih ingat alamat rumahku kan? Jauh loh, Ki.""Nggak apa. Aku mau nginap di rumah kamu.""Kenapa? Kamu lagi berantem sama suami kamu?" Sungguh Sarah penasaran dengan alasan Kinan yang tiba-tiba menelponnya hanya untuk menginap."Enggak. Tapi aku lagi sakit, ini baru selesai berobat. Niatnya, aku mau istirahat di rumah kamu dalam beberapa ha
Sammi sudah berusaha untuk mencari di manapun keberadaan Kinan, tetapi wanita itu sama sekali tidak bisa di cari. Bahkan dia minta bantuan Sarah agar mau mencari keberadaan Kinan. "Masih nggak ada kabar?"Sarah terdiam dan menatap iba pada Sammy. Dia sudah mendapatkan Kabar dari Kinan dan kenyataan yang menyedihkan membuat Sarah harus mengatakan hal ini."Sam, Aku nggak tahu mau ngomong apa nggak sama kamu tentang rahasia pencarian kita selama ini. Sepertinya kita harus menghentikan pencarian yang tidak mungkin akan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang kita inginkan karena Kinan … Kinan udah gak ada.""Maksudnya?" tanya Sammy kaget."Kita tidak usah mencarinya lagi karena Kinan sudah tenang berada di alam sana. Aku sudah mendatangi rumah kedua orang tuanya dan dia meminta maaf atas semua kesalahan Kinan selama ini kepadaku. Ibunya bilang, Kinan sakit dan pergi satu bulan pasca kita tak bertemu dengannya. Dia, dia ternyata selama ini menyembunyikan rasa sakitnya sendirian. Dia men
Sammmy akhirnya berangkat setelah mendapatkan imboost dari Ibunya. Jelas hatinya galau karena Sarah adalah teman Kinan dan ia tak bisa semudah itu menikahi Kinan jika masih ada keterlibatan perasaan Sarah,Saat baru sampai di rumah sakit, dia justru mendapati pemandangan yang tidak enak. Sarah sudah ada di ruangannya dan lagi lagi dia tersenyum tanpa dosa ke arahnya.“Sam.”“Kenapa datang lagi? Aku sudah bilang, beri aku waktu.”“Aku … aku ingin kamu tak usah pikirkan semua ini. Aku pasrah saja sudah, nggak usah kamu mikirin nasib pernikahanku.”“Maksudnya?”Sarah tahu diri. Di dalam hati Kinan dan Sammy, ada perasaan cinta yang tak bisa digambarkan. Bahkan, Sammy juga tak pernah terlihat tak peduli jika berkaitan dengan Kinan. “Aku minta maaf padamu. Aku sudah merenungkan ini dan aku pikir, aku salah. Aku sudah melibatkanmu dalam masalahku dan menjadikan kamu dilema dengan permintaan tiba-tibaku. Tadi pagi aku hanya panik. Aku hanya bingung dan aku mencoba meresapi kesalahanku.”S
Hati Sarah merasa tidak karuan sekarang ini. Dia sudah menyeret semi untuk masuk ke dalam masalahnya. mau tidak mau dia harus terus membujuk seni agar mau membantunya dalam hal ini."Kamu sudah memberikan surat yang aku titipkan kepada mu untuk Kinan?""Ya. Maaf, Sam. Aku sudah membuat semuanya menjadi kacau. Aku janji setelah ini nggak akan ganggu kamu lagi.""Buat janji jangan semudah membuat kopi. Kamu sudah membawaku jauh ke dalam masalah dan bahkan kamu mengakui aku sebagai calon suami kamu. Tahukah kamu, itu sangat membuat aku kecewa. Apalagi kamu memaksa untuk aku menikahimu. Mustahil!"Sammy memang tidak benar-benar pergi ke rumah sakit. Dia pergi pulang ke rumahnya untuk berkonsultasi kepada sang Ibu mengenai masalahnya ini. Dia termasuk anak yang tidak pernah menutupi segala masalahnya, apalagi terkait masalah perasaan. Maharani bahkan tidak pernah memarahi anaknya jika anaknya mencintai wanita yang lebih rendah darinya. Wanita yang selalu membuat hati Sammy tenang dengan s
“Tidur yuk!” ajak Sammy.“Kamu tidur di kamar, aku mau ke kamar Sarah.”“Bantuin!” Dengan manjanya Sammy meminta KInan membantu ia berdiri masuk kamar dan tidur di sana. Beruntung apartemen ini memiliki dua kamar sehingga Kinan bisa dengan mudah memilih tempat istirahat untuk kedua sahabatnya itu.“Jangan usil!” omel Kinan saat Sammy dengan sengaja mencegahnya pergi.“Kamu tidur di mana?” tanya Semmi lagi.“Di kamar Sarah lah. Aku takut dia masih sedih dengan insiden tadi.”“Hm, Ki, kamu denger percakapan tadi?” tanya Sammy khawatir jika Kinan mendengar ucapan Sarah yang mengaku dia sebagai pasangannya.“Percakapan apa?”“Aku, Sarah dan suaminya. Kamu dengar?”“Enggak. Aku kan jagaian Tiara. Lagian, bagaimana pun ini semua nggak ada hubungannya sama kita, Sam. Kita hanya menemani saja dan apa yang mereka ucapkan, kita anggap angin lalu saja.” Kinan mengatakan itu agar tidak terjadi masalah antara mereka bertiga, meskipun tadi dia sedikit mendengarkan.“Syukurlah kalau kamu nggak deng
“Kamu?!”Kinan cukup shock dengan kejadian kali ini. Dia tak menyangka ada pertikaian hebat yang terjadi antara Sarah dan juga madunya itu. Hingga tubuh basah kuyup Sammy akibat madu Sarah pun membuat Kinan heran. Mau tanya di sana pun nampaknya tidak etis dan juga tidak mungkin, mengingat wajah mereka nampak serius.Tak mau membuat Tiara sedih, Kinan langsung menggendong Tiara dan membawanya menjauh mengikuti arahan Sarah. Ketegangan sempat terjadi di dalam lantaran sikap mantan suami Sarah dan istri barunya tak terima dengan kedatangan Sammy dan Kinan di sana.“Kamu yang membuat semuanya kacau!” Restu melayangkan pukulan pada Sammy. Keduanya adu kekuatan, meski Sammy hanya mencoba untuk melindungi diri dan tak ada niatan melawan. Sammy sempat terkena puluan di hidung dan membuat Sarah murka.“Awalnya aku antusias dan menghormati adanya kamu, tapi makin ke sini kamu menguras emosiku, Mas. Mulai detik ini, jangan hubungi aku.”Dengan emosi menggebu, Sarah menarik Sammi dari sana. Dia
Mereka berdua sampai di hotel Star di mana keduanya melakukan janji temu. Saat baru turun dari kendaraan, Kinan menggenggam tangan Sarah untuk menguatkan. Tarikan napas terdengar berat, tapi Sarah terlihat menghiraukan.“Itu?” tanya Kinan menunjuk meja yang tentunya ada suami dan calon istri baru suami Sarah.Sarah mengangguk dan mendatangi meja yang sudah dipesankan untuk pertemuan itu. “Mama.”Tiara berlari ke arah Sarah dan keduanya berpelukan bak bertahun tahun tak bertemu. Kinan tersenyum dan menyapa istri baru Restu.“Aku pikir kamu datang sendiri, Ki.” Restu menjabat tangan Sarah dan Sarah membalasnya dengan senyum.“Kinan akan membantu untuk menjaga Tiara saat kita bicara. Ya kan, Ki?” Sarah tentu tak mengatakan ini sebelumnya. Namun, Kinan langsung paham jika semua ini adalah cara Sarah meminta bantuannya untuk bisa membuat Tiara tidak mengetahui semua hal yang terjadi pada orangtua dia.“Iya, Mas. Biar lebih baik Tiara sama saya aja, kalian bertiga silahkan berbincang.”Kin
Akhirnya Kinan pulang tanpa menunggu Sammy. Perlakuan teman-temannya yang selalu saja membuat masalah dengannya terpaksa membuat Kinan harus terpaksa membuat dia harus memperbanyak stok sabar.Kinan memutuskan untuk pergi ke rumah Sarah. Dia ingin berbincang dengannya sebelum sore nanti pergi ke rumah orang tua Sammi. Meskipun Sarah sudah sering bercerita mengenai masalahnya yang benar-benar tidak ingin diceritakan tetapi Kinan selalu mencoba untuk selalu berada di dekatnya dan memberikan support agar tetap semangat menjalani hidup."Kamu datang-datang nggak ngomong dulu sama aku. Untung Aku belum pergi." Sarah mengajak Kinan masuk ke dalam rumahnya."Memangnya mau pergi ke mana? Soalnya tadi aku juga bingung mau kembali ke apartemen atau ke rumah kamu. Bajuku basah semua dan jarak yang paling dekat dengan rumah sakit adalah rumah kamu.""Hm, Aku mau ada urusan dengan ayahnya Tiara.""Mau bahas apa lagi? Bukankah kalian sudah resmi bercerai?""Dia mau memperkenalkan Ibu sambung Tiara
"Bagaimana?" tanya Ratna."Mbak Kinan tidak tidak merespon tetapi yang saya tangkap dari percakapan keduanya, nampak ada keraguan yang tergambar dari wajah Mbak Kinan.""Keraguan bagaimana maksudnya?" Tanya Sammi yang kebetulan sedang berada di sana."Pak Aldo meminta untuk Mbak Kinan kembali rujuk Karena dia sudah menganggap bahwa keluarganya tidak berpihak dengan kebahagiaan Pak Aldo dan Mbak Kinan. Pak Aldo siap meninggalkan keluarganya jika Mbak Kinan mau kembali dan bahkan Pak Aldo menjanjikan janji-janji manis yang tentu saja membuat Mbak Kinan sepertinya menjadi ragu.""Dia nggak berkenan untuk mengikuti sidang besok?" tanya Sammy mulai mengkhawatirkan perasaan Kinan."Kalau mbak Kinan nya sih jawabnya semuanya tidak akan berubah. Hanya saya menangkap wajah ragu sebab Pak Aldo menjanjikan banyak sekali perubahan terhadap dirinya setelah ini. kalau untuk hal yang berkaitan dengan mau kembali, saya kurang paham.'Sammy mendesah pelan. Tidak semudah itu membuat hati tetap berada d
"Percayalah, Ki. Aku benar-benar sangat mencintaimu dan aku janji akan berubah demi kamu dan akan hidup berdua saja dengan kamu. Aku sadar jika selama ini hanya kamu yang sayang dan tulus sama aku. Gak wanita lain yang menerima segala kekurangan. Aku mohon, kembalilah," ucap Aldo lagi."Aku masih nggak habis pikir sama Mas Kenapa dengan mudahnya mengatakan hal itu sedangkan dulu, dulu permintaan dan tangisanku tidak pernah Mas dengarkan. Sekarang, semuanya sudah seperti ini dan Mas meminta aku kembali menjadi istri mas. Maaf, nggak bisa. Kita jalani saja hidup kita sendiri-sendiri dan aku yakin Mas bisa bahagia setelah kini tanpa aku. Jika ingin bahagia, Mas harus merubah sikap Mas yang plin-plan dan tidak punya pendirian itu. Tentu agar istri mas yang baru nanti tidak kecewa dan kembali meninggalkan Mas. Aku ikhlas menjadi contoh Bagaimana Mas berperilaku buruk selama ini dan aku yakin jika Mas mau merubah sikap dan tabiat buruk itu, akan ada banyak wanita baik yang menerima Mas ap