Brian segera terbang ke Malta dengan pesawat pribadinya."Bos, sebentar lagi kita akan mendarat di Malta," lapor Carl kepada Brian.Brian kemudian menegakkan sandaran kursinya.Matanya kelelahan menyelesaikan beberapa pekerjaan melalui perangkat lunak berjam-jam sambil di perjalanan."Apakah orang-orang kita tidak menemukan apapun di Himalaya?""Mereka tidak dapat menemukan tanaman itu Bos, berkali-kali mereka mengelilingi pegunungan dengan teliti mencari.""Artinya sekarang nasib Aiden tergantung kepada kita," ujar Brian."Andai saja aku tega, aku akan membalaskan kekejaman yang dilakukannya dahulu kepada Alena sekarang.""Hmmm, bagaimana jika kita berpura-pura tidak menemukan obat itu saja? Bagaimana menurutmu Carl? Hehehe.""Bos tidak mungkin tega," ujar Carl."Aku tega, hanya saja dunia tidak akan seru lagi tanpa kehadirannya. Hanya dia yang mampu menyeimbangi aku. Betul tidak Carl?""Ya, sepertinya begitu Bos," jawab Carl terpaksa menyetujuinya. Karena dia tahu, Brian bukan seseo
Saat ini di rumah sakit Alena sedang berusaha menyembuhkan Aiden dengan metode-metode yang dia bisa.Meskipun Aiden sudah sadar di hari kelima setelah operasi donor hati itu, namun sudah hampir dua minggu Aiden dirawat di rumah sakit.Dia tidak tampak membaik. Kondisinya melemah dari waktu ke waktu. Kulit dan matanya menguning, menandakan hatinya sedang tidak baik-baik saja.Alena melakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi, organ hati Aiden mengalami penyusutan.Bagi pendonor biasa, pada umumnya hati akan mengalami regenerasi dan membesar perlahan ke ukuran semula setelah beberapa minggu dengan meminum obat-obatan dan vitamin liver.Alena merasa sedih dari waktu ke waktu melihat kondisi Aiden yang tidak juga membaik."Aiden, maafkan aku. Seandainya waktu itu aku memilih untuk tidak memintamu mendonorkan sebagian hatimu kepada James, kamu tidak akan sampai seperti ini. Bertahanlah sedikit lagi. Kakak pasti akan segera menemukan tanaman penyembuh itu."Alena menangis sambil memegang ta
Aiden kembali pulang ke rumah dan beristirahat total selama beberapa hari. Adam dan Marta tidak mengizinkan dia pulang ke apartemennya sementara waktu ini."Ma, Pa, kenapa aku tidak kembali ke apartemen saja. Aku sudah cukup sehat sekarang," keluh Aiden."Tidak, kamu lebih baik di sini, banyak yang akan merawat dan memperhatikan kondisimu. Jika kamu di apartemen, Hanna akan terjaga terus menerus untuk merawat kamu. Dia sudah cukup kelelahan beberapa hari ini, kondisinya tidak terlihat baik," ujar Adam kepada putranya itu."Benar, Aiden. Lagipula Hanna saat ini sedang mengandung. Mama lihat, karena belakangan dia sibuk merawat kamu, dia menjadi semakin kurus dan tidak memikirkan dirinya dan kandungannya," timpal Marta."Iya, Mama Papa ada benarnya. Aku akan beristirahat dan memulihkan diri di sini saja," Aiden juga tidak ingin Alena kelelahan karena turun tangan sendiri merawat dia terus menerus."Hmmm, sebenarnya aku belum memberitahukan sesuatu kepada kalian, Ma, Pa. Tentang siapa Ha
Mia kini tinggal bersama di apartemen milik Alena. Alena melarang Mia untuk pergi dan menyewa apartemen lain, karena salah satu kamar di apartemen miliknya itu juga kosong.Mia dan Alena baru saja selesai mandi setelah seharian bekerja di rumah sakit dan di Institut Penelitian AS.Saat ini mereka saling bergantian menyisir dan mengeringkan rambut mereka."Alena, perutmu sudah semakin membesar, apa kamu yakin tidak ingin melaksanakan pernikahan secepatnya?""Tidak, aku ingin menyelesaikan proyek penelitian kita terlebih dahulu. Dengan begitu, semua beban pekerjaanku tidak begitu banyak setelah menikah. Setelah menikah, aku ingin pergi ke Valletta bersama Aiden. Lagipula itu adalah negara kelahiranku.""Ya, dengan gaun yang lebar, kamu bisa menutupi perutmu. Lagipula, secara keseluruhan, kamu masih terlihat ramping untuk wanita yang sedang hamil 5 bulan lebih. Hehehe.""Mia, kemari berikan tanganmu," Alena menarik tangan Mia yang sedang mengeringkan rambutnya, perlahan memegang perutnya
Hari yang dinanti-nanti telah tiba bagi sekelompok ilmuwan yang telah berbulan-bulan bekerja di Institut Penelitian AS.Hari ini adalah pemaparan tentang hasil penelitian. Seluruh petinggi dan investor pun turut hadir untuk mendengarkan dengan seksama hasil perkembangan dari proyek penelitian yang telah diperoleh.Alena yang merupakan ketua tim peneliti, kini berdiri di depan mimbar. Dia menjelaskan dengan mahir sambil menampilkan gambar-gambar proses penelitian mereka selama ini."Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teknik valvuloplasti yang sudah ada. Valvuloplasti atau valvotomy merupakan prosesur nonbedah yang bertujuan untuk memperbaiki katup jantung yang berlubang dan menyempit. Hal ini disebabkan kondisi penutup katup menjadi lebih tebal, kaku dan menyatu. Akibatnya, aliran darah yang melalui katup menjadi tidak lancar. Teknik valvuloplasti ini sendiri merupakan prosedur yang bertujuan untuk meningkatkan kembali aliran darah."
Seperti yang diharapkan, penjualan sangat sukses setelah peluncuran perdana produk Balon Valvuloplasti terbaru, yang merupakan hasil penelitian Institut Penelitian AS.Hanya dalam kurun waktu satu bulan, produk penelitian tersebut terjual dan dibeli oleh perusahaan-perusahaan farmasi, rumah sakit dan bahkan pemerintah.Mereka menuai uang yang sangat banyak. Selain itu, kesuksesan ini juga turut menyeret nama-nama peneliti yang bergabung dalam penelitian tersebut menjadi terkenal.Alena dan Aiden telah mengatur rencana pernikahan yang sederhana di Valletta dan berencana menetap di sana. Keluarga Bradley memiliki rumah sakit besar dan ternama di Valletta, dan Alena akan kembali bergabung di sana.Sebelum mereka kembali ke Valletta, mereka ingin berpamitan secara resmi dengan para kerabat dan koleganya di Amerika.Aiden dan Alena mengadakan acara pesta perpisahan di hotel berbintang milik Brian Hart.Aiden dan Alena berdandan dengan pakaian yang dirancang serasi.Brian memberi instruksi
Pagi hari sebelumnya..Seorang pria yang terikat di ruang rahasia bawah tanah, tampak berusaha keras mencari cara melepaskan borgol tangan dan rantai pada kakinya."Aku harus pergi dari sini, sebelum Brian menyerahkan aku kepada Aiden. Dia akan membunuhku."Dia bergidik ngeri membayangkan apa yang akan dilakukan Aiden jika dia menemukannya. Pria itu sangat kejam dan sadis kepada musuh-musuhnya.Jake menjadi asisten pribadi Aiden selama bertahun-tahun dan dia sudah melihat bagaimana cara pria itu menghabisi musuh-musuhnya.Dia telah memperhatikan, bahwa yang memegang kunci ruang yang hampir tanpa cahaya itu, adalah para penjaga yang secara bergantian setiap hari masuk dan mengantarkan makanan dan minuman untuknya.Ketika saatnya tiba untuk Jake mendapatkan makanannya, dia berpura-pura memegang dadanya dengan kesakitan.Penjaga itu berlari untuk melihat keadaannya dan mendekat padanya.Tidak disangka, ketika mendekat Jake menghantamkan kepalanya sendiri ke kepala penjaga itu hingga penj
Brian dan Aiden hendak berlari mendatangi Alena yang nampak kesakitan. Namun Jake dengan gesit mengalungkan tangannya pada leher Alena dan mengarahkan sebuah pisau pada lehernya."Hei, siapa bilang kalian boleh mendekat kemari?"Jake tersenyum sinis ke arah dua pria di depannya itu. Keduanya nampak khawatir dan tidak berdaya."Kenapa kalian begitu pengecut? Apa takut aku akan menyakiti wanita ini? Hahaha."Jake menempelkan ujung pisaunya yang tajam pada leher Alena, dan terlihat kulit lehernya perlahan terluka dan berdarah."Hentikan Jake!" ujar Aiden."Kemari, lakukan apa saja padaku, jangan sakiti dia," sambung Aiden lagi sambil perlahan berjongkok, kemudian berlutut."Jika saja aku membiarkan kamu mati waktu itu!" ujar Brian penuh penyesalan."Aku? Aku siap mati sekarang. Aku akan merobek perut wanita ini di depan kalian, agar kalian menangisi kematiannya seumur hidup. Hahaha.""Jangan, Jake! Aku bersumpah akan memotong tubuhmu sedikit demi sedikit setiap hari sampai kamu perlahan
"Siapkan ruang operasi!" Ujar Alena memerintahkan perawat yang bertugas. Kemudian Alena mengeluarkan jarum perak dari dalam tasnya. Dia menusukkan jarum-jarum itu di beberapa titik di tubuh Aiden. Alena berbisik ke telinga Aiden, "Bertahanlah, Aiden. Kumohon." Tit tit tit tit Pada layar monitor alat pengukur detak jantung, terlihat jantung Aiden kembali bereaksi. "Persiapkan pasien, aku akan mensterilkan diri." Alena bergegas membersihkan dirinya di ruang steril. Sekitar setengah jam kemudian Alena masuk kembali ke ruang operasi. Aiden telah dipersiapkan dan juga telah diberi anestesi. Alena membelah bagian dada Aiden dan membuka tulang bagian dadanya. "Benar dugaanku, tulang rusuknya patah dan mengenai paru-paru dan jantungnya." Gumamnya. Alena menusukkan lagi beberapa jarum akupuntur di beberapa titik yang mengalami pendarahan. Tangannya dengan terampil dan dia segera menemukan bagian-bagian vital Aiden yang terluka. Tiiiiiiittttt "Dokter, pasien kritis." Dokte
"Hari ini, Elsa Burch putri dari Tony Burch, pesaing ketat Eddy Caleman dalam pemilihan calon perdana menteri ditangkap atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap dokter Bianca Hart dan putranya. Selain itu juga diadakan penyelidikan atas tuntutan 'penyalahgunaan kekuasaan' yang dilayangkan Bianca Hart terhadap Tony Burch. Jika Tony Burch terbukti bersalah, kemungkinan besar dia akan ditangkap dan masuk ke dalam tahanan menyusul putrinya. Dengan demikian, Eddy Caleman akan melenggang dengan pasti memjadi calon terpilih perdana menteri berikutnya." Berita ini ditayangkan di layar gedung tertinggi di pusat kota. Hampir setiap pejalan kaki yang lewat melihat dan mendengar pemberitaan itu. "Cih, dia layak mendapatkannya. Dia dan putrinya adalah orang yang sangat sombong. Mentang-mentang anggota parlemen, lalu seenaknya saja memaki dan menghina orang lain." "Benar, dia selalu berlagak setiap kali berbelanja di tokoku. Elsa selalu merasa seolah dia adalah orang paling hebat dari orang
Bianca pagi ini tiba di depan kliniknya untuk bekerja seperti biasa, namun sayang sekali pintu kliniknya disegel. "Dokter, Anda akhirnya tiba?" Dona terlihat agak panik."Ada apa ini Dona?" Bianca sedikit bingung melihat kliniknya yang diberi garis polisi."Tony Burch melaporkan kita ke polisi, katanya Anda melakukan malapraktik sehingga Elsa Burch cacat. Anda diduga melakukan metode kecantikan yang tidak seharusnya."Bianca tersenyum sinis di wajahnya, "Benarkah?""Bagaimana ini Dokter?" tanya Dona."Aku akan mengatasinya, kalian bersantailah hari ini. Anggap ini sebagai hari libur. Oke?" Bianca tidak ingin Dona dan stafnya yang lain berdiri dengan sia-sia disini."Baiklah, Dokter."Kemudian para stafnya memilih pergi dan membubarkan diri di sana.Bianca mengambil ponselnya menekan tuts di layarnya.Tidak lama terdengar suara tawa dari seberang telepon, "Hahaha, Ayahku benar. Dia berkata kamu akan segera menghubungi dan memohon. Kenapa? Kamu takut dipenjara dan klinik kecantikan mil
"Dimana Bianca?!" Tony masuk ke dalam klinik kecantikan milik Bianca dengan wajah yang terangkat tinggi, seolah setiap orang harus tunduk dan hormat padanya. "Tuan, Anda tidak boleh masuk ke ruang praktek dokter begitu saja. Dokter Bianca sedang ada pasien!" Dona mencoba menghalangi Tony Burch yang memaksa masuk ke ruang praktek Bianca. Tony Burch merasa kesal karena wanita yang sepertinya adalah asisten pribadi Bianca, terus berusaha menghalanginya. "Minggir kamu!" Dia sudah tidak sabar dan mendorong tubuh Dona hingga terhuyung. Ceklek Sosok Tony Burch yang angkuh terlihat di pintu ruang praktek yang terbuka. Dan dia masuk begitu saja ke dalam ruang praktek Bianca. Bianca saat ini sedang melakukan metode perawatan laser pada pasiennya. Dan dia tidak dapat meninggalkan pekerjaannya hanya untuk menemui Tony Burch yang lancang. "Maafkan aku Dokter, Tuan ini memaksa masuk." Dona merasa tidak enak karena Bianca mengalami gangguan saat bekerja. "Tidak mengapa Dona, tolong arahka
Aiden segera menuju ke titik lokasi tanda SOS yang dikirim oleh Vince melalui jam tangannya. Dia sampai pada sebuah gudang barang yang tidak dipergunakan lagi. Beberapa pria lari terbirit-birit dari dalam gudang, seperti sangat takut akan sesuatu. Aiden menghalangi salah satu dari pria itu. "Mengapa kalian begitu terburu-buru? Ada apa?" "Minggir, jangan halangi jalanku!" pria itu melotot kepada Aiden. "Apa kamu melihat anak ini?" Aiden menunjukkan sebuah foto di layar ponselnya. "Apa kamu tidak mengerti? MINGGIR!" pria itu berteriak kepada Aiden yang bersikeras menghalangi jalannya. "Baiklah, jika kamu tidak ingin dengan cara yang baik-baik!" Aiden mengekang tangan pria itu dibelakang punggungnya dan mendorong wajahnya ke tembok dalam sekejap. "Aku akan menelepon polisi, dan pasti kamu lah orang yang akan dicurigai pertama kali!" Aiden mengancam. Tentu saja pria itu takut dan gemetar. Jika dilaporkan ke polisi, dia pasti akan ditangkap atas percobaan penculikan seorang
"Halo, putraku yang tampan. Mengapa wajahmu cemberut?" Bianca menjemput putranya di taman kanak-kanak. "Mama, mulai besok aku tidak mau masuk ke sekolah. Kecuali Mama memindahkan aku ke sekolah dasar." "Apa kamu yakin mau lompat kelas Vince?" "Iya Ma. Pleaseeeee!" Bianca membukakan pintu mobil untuk Vince, agar dia masuk ke dalam mobil. "Baiklah, nanti mama urus ya Vince. Sudah, jangan cemberut lagi Sayang. Sekarang kita mau kema_ hmmmfff!" Mulut Bianca tiba-tiba dibekap, sama halnya dengan Vince. Mereka dipaksa masuk ke dalam sebuah mobil Van oleh tiga orang pria asing. Bianca bersikeras memberontak, namun tangannya dipegang dengan kuat oleh dua orang pria tersebut, dan seorang lagi terlihat memegang Vince. "Siapa yang menyuruh kalian menculik kami?" tanya Bianca. "Nanti kamu akan bertemu dengan Bos kami ketika ajalmu akan menjemput. Tenang saja, kami tidak akan membuat kalian berdua mati penasaran." "Benarkah?" Bak Buk Bak Buk "Hei, ada apa dengan kalian? Men
"Alena, kamu sudah sadar?" Bianca terlihat membuka matanya perlahan sambil menyesuaikan cahaya di dalam ruangan yang semua dekorasinya serba berwarna putih. "Dimana ini?" tanyanya bingung. "Ini di rumah sakit. Kamu tadi jatuh pingsan. Kamu sepertinya terkena flu dan demam tinggi. Sekarang demammu sudah menurun." "Sekarang sudah pukul berapa?" Bianca teringat Vince di rumah. "Sekarang sudah lewat tengah malam." "Apa? Aku harus pulang." Bianca bangun dari ranjang perawatan dan akan menarik jarum infus yang menempel di tangannya. Aiden cukup gesit, dia tepat waktu mencegah tangan Bianca sehingga dia gagal menarik jarum infus itu keluar. "Aiden, aku harus cepat pulang. Kasian Vince sendirian dirumah. Dia pasti khawatir karena aku belum pulang sampai sekarang." "Vince anak yang cerdas. Dia pasti memahami kondisimu. Aku sudah menelepon dan memberitahunya tadi." "Tapi_" "Tenang saja, besok pagi kalau kondisimu sudah membaik sepenuhnya, kamu sudah boleh pulang dan beristirahat di
"Dona, apa masih ada pasien lagi?" tanya Bianca yang saat ini sedang mencuci tangannya setelah melakukan prosedur tarik benang di wajah pasien. "Ada satu pasien lagi, Dok." Jawab asisten Bianca. "Syukurlah, aku mau cepat pulang hari ini." Bianca hari ini sedang merasa tidak enak badan, dia ingin segera pulang. Lagipula, Vince hanya bersama pengasuh di rumah. Dante dan Clara telah kembali ke Amerika. Sedangkan Brian dan Mia masih sibuk berbulan madu. "Apa pasiennya dipersilahkan masuk kemari sekarang, Dok?" tanya Dona. "Ya, persilahkan saja." Bianca tengah mencatat riwayat pemeriksaan pasiennya, dia masih sibuk menunduk ketika pasien sudah duduk di hadapannya. "Halo, ada yang bisa saya_ hmmhh, Aiden." Bianca mengangkat wajahnya untuk melihat pasiennya dan kalimatnya berubah seketika. "Kenapa kamu tidak ramah terhadap pasienmu?" protes Aiden. "Emm, yah. Kamu mau perawatan?" tanya Bianca. Dia mengubah nadanya lebih ramah. "Tidak, aku hanya ingin melihatmu." "Kalau begitu lebih
"Bian, ada apa? Kamu mengenalnya?" bisik Daniel kepada Bianca yang memberikan tatapan kesal kepada pria di sebelahnya."Tidak, aku tidak mengenalnya!" jawab Bianca dengan nada dingin."Bagaimana mungkin seorang istri tidak mengenali suaminya?" jawab Aiden dengan nada sedikit nyaring, membuat semua mata yang mendengar menatap ke arah Bianca dengan tatapan aneh."Suami? Jika kamu pernah melihatnya di televisi bertunangan dengan seseorang baru-baru ini, mungkinkah dia mengakui istrinya?"Ya, orang-orang kemudian menatap ke arah Aiden. Beberapa orang langsung mengenalinya dan berbisik, "Iya benar, dia bertunangan dengan Elsa Burch beberapa bulan yang lalu, dan baru-baru ini membatalkan pertunangan.""Benar, aku melihat dia di televisi bersama Elsa Burch," terdengar suara bisikkan orang di sekitar mereka."Aku tidak akan melakukannya, jika istriku tidak berpura-pura mati dan mengoperasi wajahnya." Aiden berkata sambil menatap sinis ke arah Bianca.Daniel memegang tangan Bianca, dan berkata