Share

Bab 111

Penulis: Lee Sizunii
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-14 07:00:52

Giovani Ricci duduk di ruang tamu luas milik Salvatore, wajahnya menunjukkan kelelahan dan rasa putus asa yang mendalam. Pria itu, yang dulu memandang rendah siapa pun di luar lingkaran keluarganya, kini harus menelan harga dirinya dan meminta bantuan.

RC Group semakin menurun dan Giovani sudah kehabisan akal untuk membuatnya tetap berdiri. Tidak ada lagi yang bisa dia lakukan.

Salvatore, dengan sikap tenang dan dingin, duduk di hadapannya sambil menyesap anggur merah dari gelas kristalnya. "Giovani, aku paham situasimu. Tapi aku tidak yakin ada yang bisa kulakukan untuk menyelamatkan RC Group."

Giovani menggeleng lemah. "Salvatore, kau tahu aku tidak akan datang ke sini jika aku tidak benar-benar terdesak. Aku hanya butuh sedikit suntikan dana, agar kami bisa memulihkan sebagian bisnis dan membangun kembali reputasi kami. Kau tahu bahwa kita pernah bekerja sama dengan baik di masa lalu."

Salvatore menyandarkan tubuhnya di kursi, menatap Giovani dengan ta

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 112

    Malam itu, ballroom megah dipenuhi oleh deretan pengusaha dan kolega terkenal di Milan. Para tamu berbincang sambil menikmati anggur berkualitas dan hidangan mewah yang disajikan. Valeria hadir bersama keluarganya, mengenakan gaun hitam elegan yang membuat penampilannya terlihat luar biasa. Dia berjalan anggun di samping Lorenzo, Elena, Giulia, dan Roberto Morreti.Keberadaan Valeria menjadi sorotan malam itu. Para tamu terpesona oleh kecerdasannya yang membawa Morreti Club mencapai puncak kejayaan dalam waktu singkat. Beberapa pebisnis terkemuka bahkan tidak ragu memuji langsung."Nona Valeria, Anda sungguh luar biasa," salah satu tamu menyapa dengan ramah. "Morreti Club benar-benar beruntung memiliki Anda sebagai pemimpin.""Terima kasih," jawab Valeria sopan, meskipun dalam hati dia sedikit lelah dengan perhatian yang terus-menerus tertuju padanya."Ya, kita sendiri dangat bangga memilikinya," ucap Roberto lalu menepuk punggung Valeria."Keponakan kita memang tidak ada tandingannya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 113

    Valeria menatap layar ponselnya dengan ekspresi sedikit terkejut. Ia membuka tautan yang dikirim Mona, dan benar saja, ada artikel dengan judul mencolok: "CEO Cantik Morreti Club Bermesraan dengan Seorang Pebisnis di Depan Restoran Mewah!"Gambar dirinya bersama Salvatore terpampang jelas. Valeria merasa bingung, terutama saat dia menyadari bisik-bisik di sekitarnya semakin nyaring. Para tamu di pesta mulai saling berbisik sambil melirik ke arahnya. Beberapa bahkan tidak segan-segan menatapnya dengan ekspresi penasaran atau menghakimi.Apa yang membuat ini telihat serius? Dia dan Salvatore memang berpacaran meskipun banyak yang tidak tahu akan hal itu. Ternyata yang membuat topik itu menghangat adalah banyaknya komentar jahat yang mengatakan hal-hal buruk tentang Valeria. Sepertinya memang dirancang untuk menjatuhkan citra Valeria."Pekerjaan siapa lagi? Sofia? Julian? Atau Amara?" gumam Valeria menggeser layar ponselnya dengan malas.Hal itu tidak akan membuat dia jatuh. Mereka salah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 114

    Di tempat lain, Sofia Ricci sedang duduk di ruang kerjanya dengan ekspresi gelisah. Ponselnya di atas meja bergetar tanpa henti, menampilkan notifikasi berita yang terus bermunculan. Di sampingnya, Julian tampak gelisah sambil membaca artikel yang baru saja diunggah."Apa-apaan ini, Sofia?!" Julian melempar ponselnya ke sofa dengan wajah kesal. "Kita bayar mahal untuk artikel itu agar Valeria terlihat buruk, tapi lihat apa yang terjadi sekarang!"Sofia yang sedang meneguk segelas anggur menatap Julian dengan tajam. "Aku tidak tahu Salvatore akan bertindak sejauh ini. Dia melamarnya di depan semua orang! Itu membuat artikel kita jadi tak berarti sama sekali."Julian mendengus, lalu berjalan mondar-mandir di ruangan itu. "Kau tahu apa yang paling menjengkelkan? Selama ini aku berpikir dia hanya sedang bersenang-senang dengan Valeria. Ternyata mereka sudah lama bersama. Bahkan, dia melamarnya! Apa yang dilihat Salvatore dari dia? Valeria itu dulu hanya seorang janda gemuk yang ..., yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 115

    Setelah melamar Valeria di tengah pesta megah, Salvatore mendekati Lorenzo dan Elena untuk meminta izin membawa Valeria pergi. Dengan senyum lembut, Lorenzo menepuk pundak Salvatore. "Bawa dia pergi, Salvatore. Tapi jangan lupa, Valeria adalah permata keluarga kami. Jaga dia baik-baik."Salvatore tersenyum percaya diri dan menjawab, "Tentu saja, Tuan Morreti. Saya tidak akan pernah mengecewakan kalian."Valeria yang masih terkejut dan terharu dengan lamaran tadi hanya bisa mengangguk ketika Salvatore mengajaknya pergi. "Kemana kita?" tanyanya penasaran.Salvatore hanya tersenyum misterius. "Kau akan tahu nanti."Mobil hitam milik Salvatore sudah terparkir di halaman hotel. Mereka segera masuk ke mobil dan sang sopir langsung melajukan mobil ke jalan raya.Beberapa jam kemudian, Salvatore dan Valeria tiba di dermaga kecil yang menghadap ke Danau Como. Sebuah kapal mewah telah disiapkan di sana, dengan penerangan lembut dan suasana yang romantis. Valeria terkejut, matanya membelalak mel

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 116

    "Ungh! Dolcezza ...."Salvatore mengerang keras. Valeria sudah melucuti semua pakaian Salvatore dan kini mengikat kedua tangan Salvatore ke atas menggunakan dasi. Hanya sebuah dasi, Salvatore bisa saja dengan mudah melepaskannya tapi kali ini dia ingin mengikuti permainan Valeria."Kau membuatku tidak bisa menahannya, Dolcezza," erang Salvatore tertahan."Sstt!"Tubuh Valeria menunduk, menciumi seluruh kulit Salvatore. Dari lehernya, dada bidang Salvatore sampai ke perutnya."Ngh! Kau harus menghentikannya sekarang," ucap Salvatore.Valeria tak mengidahkan ucapan pria itu. Dia bahkan meremas perut Salvatore dan menciumi dadanya, membuat Salvatore meremang.Entah apa yang dipikirkan Valeria malam ini, dia menjadi sangat liar bersama Salvatore. Jantung Salvatore berpacu lebih cepat saat bibir basah Valeria menyentuh ujungnya di bawah sana yang sudah berdiri tegak."Oh shit! Nghh! Shh! Sebaiknya kau tidak melakukan itu," ancam Salvatore.Keberanian Valeria semakin bertambah dengan meluma

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 117

    Keesokan paginya, sinar matahari lembut yang masuk melalui jendela kapal membangunkan Salvatore. Dia membuka matanya dan mendapati Valeria masih terlelap di pelukannya, wajahnya terlihat damai, dengan rambut yang sedikit berantakan namun tetap mempesona. Salvatore menatapnya penuh kasih, mengusap pipinya perlahan, takut membangunkan wanita yang kini menjadi bagian penting dalam hidupnya.Namun, saat Salvatore mencoba bergerak, Valeria mengerang pelan, membuka matanya perlahan, dan menatapnya dengan mata yang masih mengantuk. Valeria mengeratkan pelukannya di bawah selimut. tubuh telanjang mereka berdua terasa hangat saat saling bersentuhan."Sudah bangun, hm?" Salvatore mengusap-usap kepala Valeria dengan lembut.Valeria mengangguk. "Aku ingin cuti hari ini, aku tidak mau pulang dulu," bisik Valeria hampir tak terdengar.Salvatore menyeringai. "Kenapa? Kau merasa tidak bisa berjalan, huh?" Suaranya terdengar sangat puas."Salvatore …, kau terlalu berlebihan semalam," gumamnya dengan s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 118

    Sore itu, langit di atas Milan tampak memerah, menandakan malam akan segera tiba. Salvatore memegang tangan Valeria dengan lembut, membantunya turun dari mobil sport hitamnya yang mengilap. Valeria tersenyum tipis, merasa hatinya masih hangat setelah semua kejutan romantis yang diberikan Salvatore di Danau Como.Namun, begitu ia melangkah masuk ke halaman rumahnya, langkah Valeria terhenti tiba-tiba. Di depan pintu berdiri seorang pria yang tidak asing baginya. Pria dengan setelan jas rapi, rambut cokelat gelap yang tersisir sempurna, dan ekspresi serius namun menenangkan."Morgan?" Valeria mengucapkan nama itu dengan nada penuh keheranan sekaligus keterkejutan. Dia merasa seperti melihat hantu. Sekretaris sekaligus asistennya yang sudah lama absen, akhirnya kembali.Morgan menoleh, dan wajahnya yang biasanya kaku berubah menjadi senyum hangat. "Valeria," sapanya formal namun penuh keakraban. "Aku sudah kembali."Mata Valeria membelalak, dan tanpa ragu, dia melangkah cepat mendekat, m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 119

    Keesokan paginya, suasana di kantor Morreti Club berubah menjadi kacau balau. Para karyawan saling berbisik di depan layar komputer mereka yang menampilkan grafik saham perusahaan yang anjlok tajam. Sebagian besar dari mereka terlihat panik karena nilai saham Morreti Club turun hingga 25% dalam waktu semalam, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.Valeria melangkah masuk ke kantor dengan anggun, mengenakan setelan krem formal yang memancarkan aura otoritas. Morgan, yang selalu berada di sisinya, membawa tablet berisi data terbaru mengenai situasi saham. Meskipun suasana di luar begitu tegang, Valeria tetap terlihat tenang.Di ruang rapat, para petinggi perusahaan sudah menunggu dengan wajah cemas. Mereka segera berdiri menyambut Valeria, tetapi rasa panik jelas terlihat dari bahasa tubuh mereka."Morgan, jelaskan," ucap Valeria dengan nada tegas begitu ia duduk di kursinya.Morgan segera menghubungkan tabletnya ke layar proyektor, menampilkan data yang dia kumpulkan sejak pagi.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22

Bab terbaru

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 131

    Malam itu, sebuah jamuan mewah diadakan di salah satu hotel bintang lima milik Morreti Club. Ruang makan pribadi di lantai tertinggi hotel itu didekorasi dengan elegan—lampu kristal yang menggantung di langit-langit, lilin-lilin kecil di atas meja panjang, serta alunan musik klasik yang mengalir lembut di latar belakang.Lorenzo Morreti, Elena, Roberto, Giulia, dan seluruh anggota keluarga Morreti hadir. Di antara mereka, Salvatore duduk di samping Valeria, tangannya memegang gelas anggur dengan ekspresi santai, tetapi tetap berwibawa.Pelayan datang membawa hidangan utama—steak wagyu dengan saus truffle, disajikan bersama kentang panggang dan asparagus. Saat makanan mulai disantap, percakapan ringan pun mengalir di antara mereka."Akhirnya, kita bisa duduk bersama seperti ini lagi," ujar Giulia, bibi Valeria, sambil tersenyum hangat. "Sudah lama sejak terakhir kali keluarga kita berkumpul tanpa ada tekanan bisnis atau masalah di luar.""Dan kali ini, dengan tambahan anggota baru," ta

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 130

    Di hari yang sama ketika Sofia Ricci ditangkap, sebuah kabar mengejutkan kembali mengguncang Milan. Morreti Club, yang selama ini dianggap di ambang kehancuran, tiba-tiba berbalik arah. Dalam kurun waktu yang sangat singkat, saham yang sebelumnya dikuasai Alessio telah berpindah tangan. Yang lebih mengejutkan, pemilik barunya bukan hanya Valeria Morreti—tapi juga Salvatore Marino.Tidak ada yang tahu bagaimana Salvatore bisa melakukannya. Milan mengenalnya sebagai pebisnis kecil, seorang pria yang tampaknya hanya pria biasa yang sedang berkembang. Namun, dalam hitungan hari, dia berhasil menumbangkan salah satu tokoh bisnis terbesar di kota itu.Di lobi utama Morreti Club, para karyawan dan pengunjung yang datang terdiam melihat pemandangan yang luar biasa. Valeria Morreti dan Salvatore Marino berjalan berdampingan, memasuki gedung utama dengan penuh percaya diri.Valeria mengenakan gaun hitam elegan, rambutnya tergerai dengan anggun, dan wajahnya menampilkan ekspresi dingin namun ber

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 129

    Di ruangan kantornya yang luas dan mewah, Julian Ricci duduk terpaku di kursinya. Ponsel di tangannya masih menampilkan berita yang baru saja ia baca: "Sofia Ricci Ditangkap atas Tuduhan Pembunuhan Nolen Ricci"Judul itu seakan menghantamnya lebih keras daripada pukulan mana pun yang pernah ia terima. Tangannya yang memegang ponsel mulai bergetar, dan dadanya terasa sesak.Sofia? Membunuh Nolen?Pikiran Julian berputar cepat, mencoba mencari celah yang mungkin membuktikan bahwa ini semua hanyalah kesalahpahaman. Namun, berita itu disertai bukti—rekaman CCTV, rekaman suara, dan keterangan saksi. Semua mengarah pada satu kenyataan yang tak bisa dibantah. Adiknya sendiri telah membunuh anaknya.Tangan Julian mengepal kuat, giginya mengertak. Dia merasa marah, tetapi lebih dari itu, dia diliputi rasa bersalah yang begitu dalam.Dia masih ingat dengan jelas hari di mana Nolen meninggal. Betapa hancurnya Valeria saat itu. Betapa sakitnya dia kehilangan putranya sendiri. Tapi yang lebih meny

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 128

    Hari berjalan dengan tenang tanpa ada keributan. Sofia sangat menikmati itu. Dia duduk santai di kursi eksekutifnya, jari-jarinya dengan anggun memegang secangkir teh hangat. Dari balik jendela luas kantornya, dia bisa melihat pemandangan kota yang ramai, namun pikirannya hanya terfokus pada satu hal—kehancuran Morreti Club.Setiap laporan yang masuk dari bawahannya semakin memperjelas betapa lambat namun pasti, Valeria kehilangan cengkeramannya atas perusahaan keluarga itu. Hal ini memberinya kepuasan yang luar biasa. Sejak dulu, dia tidak pernah menyukai Valeria, dan kini, melihat wanita itu jatuh perlahan membuatnya merasa menang. Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama.BRAK!Pintu kantor Sofia terbuka dengan kasar, membuatnya terlonjak. Seketika, beberapa pria berseragam polisi memasuki ruangan dengan wajah serius."Ny. Sofia Ricci," salah satu petugas berbicara dengan nada tegas, "Anda ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap Nolen Ricci, putra Valeria Morreti, dua tahun la

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 127

    Pagi itu, sinar matahari menembus jendela besar ruang makan keluarga Morreti. Aroma kopi yang baru diseduh menyebar ke seluruh ruangan, bercampur dengan wangi roti panggang dan hidangan sarapan lainnya. Valeria dan Salvatore baru saja tiba setelah jogging dan belanja di supermarket. Mereka duduk di meja makan bersama Lorenzo dan Elena."Bagaimana jogging kalian?" tanya Elena sambil menuangkan kopi untuk dirinya sendiri.Valeria tersenyum, mengambil potongan croissant dari piring tengah. "Menyenangkan. Cuacanya sangat bagus pagi ini."Salvatore yang duduk di samping Valeria ikut menambahkan, "Ya, dan kami bertemu seseorang yang cukup menarik."Lorenzo mengangkat alisnya. "Siapa?"Valeria terkekeh, menggigit roti di tangannya sebelum menjawab, "Isabella Ricci."Elena langsung menatapnya penuh perhatian. "Dan apa yang dia lakukan?""Memprovokasiku, tentu saja," jawab Valeria santai. "Tapi aku tidak peduli."Salvatore tersenyum kecil sambil mengaduk kopinya. "Dan aku membuatnya semakin ke

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 126

    Minggu Pagi yang Tenang. Matahari bersinar hangat di langit biru yang cerah, angin sepoi-sepoi menerpa dedaunan di taman kota yang cukup ramai dengan para pelari pagi dan keluarga yang berjalan santai. Valeria dan Salvatore berlari berdampingan di jalur jogging, langkah mereka ringan, seirama, seakan sudah terbiasa berlari bersama.Salvatore yang mengenakan kaos hitam ketat dan celana olahraga terlihat begitu gagah. Sementara Valeria, dengan legging hitam dan kaos tanpa lengan berwarna biru tua, tampak begitu anggun meski wajahnya sedikit berkeringat. Sesekali Salvatore menoleh ke arahnya, tersenyum penuh makna."Jangan bilang kau sudah lelah?" goda Salvatore sambil mengangkat sebelah alisnya.Valeria mendengus kecil, lalu mempercepat langkahnya. "Jangan meremehkanku. Aku bisa berlari lebih lama darimu."Salvatore tertawa pelan, lalu dengan mudah menyamakan langkahnya dengan Valeria. “Baiklah, kalau begitu kita lihat siapa yang lebih kuat.”Setelah sekitar tiga puluh menit berlari, me

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 125

    Marvelion terlihat masuk ke sebuah apartemen sederhana. Dia seperti tahu benar dengan kata sandi apartemen itu. Saat pintu itu terbuka, Marvelion langsung masuk ke dalam sana. Mona terkejut akan hal itu. Perempuan yang kini mengenakan celana pendek dan kaos oblong putih serta rambut di cepol asal ke atas itu sedang makan eskrim di atas sofa sambil menonton televisi."Kau- apa yang kau lakukan di sini malam-malam?"Marvelion tak menanggapi itu dan langkah kakinya semakin mendekat dengan cepat. Kini dia sudah menunduk dan mengungkungi Mona sangan kedua tangannya berada di sisi kepala Mona."Apa kau ..., butuh sesuatu?""Ya, aku membutuhkanmu."Marvelion mengambil eskrim di tangan Mona dan menaruhnya di atas meja. Dia langsung menarik tengkuk Mona dan langsung menciumnya. Mona terkejut beberapa saat tapi justru membalas ciuman itu.Dengan cepat dan buru-buru, Marvelion langsung menyingkap kaos Mona ke atas. Lekukkan tubuh indah itu langsung terpampang di depan Marvelion dengan dada yang

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 124

    Pagi itu, di ruang rapat keluarga Morreti yang megah namun tetap hangat, suasana terasa serius. Lorenzo Morreti, pendiri sekaligus kepala keluarga, duduk di ujung meja besar, didampingi oleh adiknya, Roberto Morreti, serta Giulia Morreti, istri Roberto. Valeria, yang duduk di samping ayahnya, terlihat tenang. Di ujung lain meja, Salvatore duduk dengan aura percaya diri yang begitu dominan, sementara Morgan berdiri tak jauh dari meja, siap memberikan dukungan kapan saja diperlukan.“Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk bertemu.”Salvatore membuka pembicaraan dengan suara tenang namun tegas. Pandangannya menyapu seluruh ruangan, memastikan bahwa setiap orang memperhatikan.“Saya meminta pertemuan ini bukan untuk mencampuri urusan internal keluarga Morreti, tapi karena saya memiliki rencana yang ingin saya sampaikan secara terbuka, terutama menyangkut situasi saham di Morreti Club.”Lorenzo mengangguk pelan, memberi isyarat agar Salvatore melanjutkan. “Kami semua sudah mendengar ten

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 123

    Sofia akhirnya kembali menduduki posisi CEO di RC Group, sementara Julian, yang selama ini berada di belakang layar, diangkat menjadi direktur utama. Perubahan besar ini tidak terlepas dari campur tangan Alessio, yang diam-diam memberikan dukungan penuh kepada kedua bersaudara itu. Dengan pengaruh dan sumber daya yang Alessio miliki, Sofia dan Julian berhasil merebut kembali kendali atas perusahaan yang hampir jatuh.Giovani Ricci, ayah mereka sekaligus pendiri RC Group, menyaksikan semua ini tanpa memberikan banyak penolakan. Meski dia tahu ada yang tidak beres dalam hubungan antara anak-anaknya dan Alessio, Giovani lebih memilih untuk menutup mata. Baginya, selama Ricci Group tetap bertahan dan tidak hancur, apa pun yang dilakukan Sofia dan Julian bisa dianggap sebagai pengorbanan demi keluarga.Namun, di balik layar, ada banyak yang dipertaruhkan. Alessio tidak membantu mereka secara cuma-cuma. Sebagai gantinya, Sofia dan Julian harus memberikan janji-janji yang besar, termasuk ber

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status