Share

Bab 97

Leonardo memasuki rumah dengan hati yang jauh lebih baik, para pelayan bahkan penjaga dibuat heran karena tuan mereka diam-diam terdengar bersenandung. Aura dingin yang biasa terpancar kini terasa lebih hangat.

“Di mana ibuku?” tanya Leonardo pada pelayan yang kebetulan lewat di hadapannya.

“Nyonya berada di kamarnya, Tuan,” jawabnya sopan.

Leonardo mengangguk. “Makan malamku bawa saja ke kamar.”

“Baik Tuan,” jawabnya kembali.

Leonardo melangkah naik ke kamarnya, masih dengan bibir yang terus terukir dengan senyuman. Seharian di kantor pun ia tak pernah memasang wajah masam seperti sebelumnya.

“Hanya seminggu saja, Leon. Setelah itu, ayo membuat buah hati lagi,” gumamnya dengan hati yang berdebar, menyadari jika hatinya menginginkan Alice setiap saat membuatnya berbunga. Alice merubah hidupnya sudah lama tetapi tak pernah ia akui dengan benar.

Sementara itu, Alice pun merasakan hal yang sama. Ia tak henti menyebut nama suaminya di depan sang ayah, menyebut semua kebaikan Leobardo pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status