Asoka memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Saat ini, di pikirannya hanya ingin cepat sampai di tempat dimana Sandra dan pria itu tinggal. Dia saat ini benar-benar di kuasai api amarah. Bahkan beberapa kali Asoka menerobos lampu merah.Dia tak terima jika Sandra menduakannya. Asoka selama ini selalu setia walaupun hubungannya dan Sandra sedang tak harmonis. Tapi dia tak pernah mengingkari atau mengotori janji suci pernikahan.Bagi Asok pernikahan itu sakral dan suci. Tapi jika di antara mereka berani mengotori janji suci itu, maka Asoka tak akan tinggal diam.''Kurang apa aku padamu, Sandra? Apa kurangku selama ini? Aku selalu menuruti apa yang kau mau. Aku selalu mengalah untukmu. Bahkan aku kehilangan anaku karena mu. Tapi kenapa kau tega mendua? Kenapa kau tega menghianatiku? Apa kurangnya aku, wanita sial*n!'' teriak nha dengan geram sambil memukul setir mobil.Mobil sampai di apartemen yang Sandra tempati. Asoka langsung melangkah dengan cepat ke lantai 15. Sebab alamat yang G
Asoka mengerjapkan matanya berkali-kali. Mencoba menetralkan cahaya yang masuk pada kedua mata tegasnya. Dia mencoba untuk bangun, tapi kepalanya begitu terasa pusing hingga kembali ambruk.Asoka memandang ruangan kecil itu. Dia heran, sebab tak tahu sekarang ada dimana. Tapi dari setiap barang barang yang di lihatnya di sebuah kamar kecil itu, ua tahu, jika itu adalah kamar seorang wanita.Bingung dengan apa yang terjadi semalam. Yang Asok ingat adalah penghianatan Sandra dan pria bule itu. Tapi setelah beberapa saat berpikir, akhirnya iabingat jika dia hampir menabrak seorang wanita, tapi tak ingat lagi setelah itu.'Apa aku berada di tempat wanita yang hampir ku tabrak? Apa yang sudah ku lakukan padanya? Apa aku dan dia ....'Saat Asoka sedang sibuk dengan dugaannya. Tiba-tiba pintu kamar terbuka, nampaklah seorang gadis cantik nan imut dengan badan langsing, kulit putih bersih. Membawa sebuah nampan yang berisi makanan dan minuman.''Anda sudah bangun, Tuan?'' tanya Gadis itu deng
Siang ini Gadis dan Mama Indah sedang membuat kue di dapur. Mereka sedang membuat kue khas kota ambon. Yaitu bika ambon, kue kesukaan Mama dan Alex. Sedangkan Gara sedang tidur siang di kamarnya.Saat mereka sedang sibuk dengan tepung di mana mana. Tiba tiba, dari arah ruang tamu datanglah sepasang kekasih. Yaitu, James dan Feli.Feli sebenarnya rada sungkan menginjakan kakinya kembali ke Mansion itu. Tapi James terus memaksanya. Dan pada akhirnya dia mau. Tapi selama dari gerbang Feli terus menunduk.''Waah! Ternyata lagi pada sibuk,'' ujar James saat melihat dapur yang begitu berantakan.''Tau nih James, Mama tiba-tiba mau bika ambon. Kayak lagi ngidam," ucap Gadis sambil mencuci tangannya.Mama Indah melihat mantan babysitter cucunya itu duduk di sebelah James. Dahinya mengkerut heran saat tangan James menggenggam tangan Feli.''Kalian pacaran?'' tebak Mama.James langsung mengangguk, sementara Feli semakin menunduk.''Iya Tante. Bahkan kami akan menikah," jelas James.''Wooow! sec
Malam ini Alex pulang agak telat. Karena banyak berkas yang harus dia cek akhir-akhir ini. Sebab kerja samanya dengan sebuah perusahaan ternama di negara A, membuat diq sangat sibuk.Alex melangkahkan kakinya menuju kamar, tapi saat membuka pintu kamar tak mendapati sosok sang istri. Dan ternyata Gadis sedang ada di balkon kamarnya.''Kamu sudah pulang, Mas?'' ''Ck, kalau aku belum pulang, lalu siapa yang memelukmu hm?'' decak Alex.''Ya, siapa tahu saja pangeran arjuna dari pandawa!''''Mimpi," ledek Alex terkekeh kecil.Tapi Gadis tak menjawabnya, dan itu membuat Alex merasa heran. Biasanya Gadis akan menjawab ledekannya sampai mereka adu mulut. Tapi ini malah diam saja.''Ada apa sayang?''Gadis menghela napasnya dengan kasar. ''Mas, apa kamu sedang sibuk akhir-akhir ini?''Alex berpikir jika Gadis menanyakan itu karena dia rindu dengan dirinya. Dan akhirnya Alex menganggukan kepala.''Iya sayang, kerjasama ku dengan perusahaan dari negara A membuatku sangat sibuk akhir-akhir ini.
Mama jatuh ke pinggir jalan. Dan naas kepalanya terbentur batu hingga mengeluarkan darah yang lumayan banyak.Dua bodyguard yang melihat itu segera menghampiri Mama. Mereka terlihat panik saat melihat darah keluar deras dari kepala Nyonya besarnya. Mereka segera mengangkat tubuh Mama, dan segera membawanya kedalam mobil untuk di bawa ke rumah sakit.Sementara itu supir yang masih di dalam mobil, melajukan mobilnya ke dalam jurang. Dia membuka pintu mobil, tapi naas kakinya nyangkut hingga mobil tak bisa berhenti dan mobil pun masuk kedalam jurang bersama sang sopir di dalamnya.''Jika akhir ku sampai di sini. Aku pasrah ya Tuhan, semoga Nyonya baik-baik saja,'' gumamnya sebelum mobil meledak.Duaarr!Mobil meledak di dasar jurang, menimbulkan dentuman yang sangat keras.Di sisi lain, Mama yang baru saja sampai rumah sakit segera di bawa ke UGD. Dokter segera memberikan pertolongan pada istri pemilik rumah sakit itu.Papa jalan tergopoh gopoh. Setelah mendapat kabar jika Mama di larika
Dokter keluar dari ruang darurat itu dengan wajah takut, dan gugup.''Bagaimana keadaannya, Dok?'' tanya Papa dengan cemas.''Benturan di kepala Nyonya Intan begitu kuat, sehingga menyebabkan pendarahan. Dan sampai saat ini, keadaan lnya belum sadarkan diri Tuan. Kami akan terus memantau kondisi dan perkembangan Nyonya Intan, dan untuk sementara Nyonya akan di pindahkan ke ruang ICU,'' jelas dokter berusia 35 tahun itu.''Baik, lakukan yang terbaik untuk istri saya!'' pinta Papa.''Baik Tuan Besar.''Papa dan Bas masuk kedalam ruang icu. Setelah Mama di pindahkan. Mereka berdua berdiri di samping Mama dengan wajah sedih.Papa menggenggam tangan Mama dan beberapa kali menciumnya. Bahkan air mata lolos dari kedua mata tegasnya. Pria yang selalu terlihat tegar dalam keadaan apapun, kini untuk pertama kali nya meneteskan air mata di hadapan sang anak.Selama ini Papa selalu tegar dan tegas, di hadapan kedua anaknya. Tak pernah dia memperlihatkan kesedihan bahkan air matanya pada kedua ana
Pagi ini aku bangun dengan hari yang baru. Tapi seketika senyumku hilang saat mengingat pertengkaran ku dengan Asoka. Aku mencoba untuk tegar tapi nyata lnya aku tak mampu.Hatiku sakit setiap kali mengingat bagaimana marah dan kecewanya Asok padaku. Bahkan masih jelas teringat dalam benaku saat tamparan yang menyakitkan itu membekas di pipi kanan ku, bagaimana orang yang amat ku cintai. Menamparku untuk pertama kalinya.Aku tahu aku salah. Aku sadar, jika semua karena keteledoranku, hingga menyebabkan anak yang ku impikan bersama Asoka di ambil kembali oleh sang pencipta.Jika saja aku tahu, kalau aku bakalan kehilangannya. Mungkin aku tak akan pernah menerima tawaran sesi foto itu. Aku tahu, aku ini egois. Aku melalaikan pesan suamiku hingga membuat anaku pergi untuk selamanya.Aku juga menyesali semuanya. Tapi apalah daya. Benar kata pepatah, jika penyesalan itu akan datang belakangan. Dan itu yang kurasakan saat ini.Sudah 3 bulan lama nya aku berada di London. Aku sengaja mengamb
Di cafe.''Vin aku hamil!'' Aku menyerahkan alat tes kehamilan yang tertera garis merah 2. Tanda jika saat ini aku sedang hamil.Dapat ku lihat wajah Kevin sangat terkejut saat melihat alat kecil itu. Aku sudah pasrah jika Kevin tak mau mengakui benih yang di rahim ku ini. Aku akan membesarkan anak ini sendirian.Aku tak akan menggugurkan kandungan ini. Sebab itu adalah hal yang ku inginkan. Setelah kehilangan anakku beberapa bulan yang lalu, dan kini saat aku mengetahui jika saat ini di rahimku sedang tumbuh seorang anak, membuat ku merasa bahagia. Walaupun aku tahu jika benih itu bukan dari suamiku.''Kenapa kamu memberitahu ku? Apa kau ingin aku bertanggung jawab?'' heran Kevin.Aku menggeleng. ''Tidak. Aku hanya ingin kamu tahu saja, sudah itu saja.'' jelas kuAku pikir jika Kevin akan meninggalkan ku dan tak mau mengakui benih dalam perut ku saat ini. Tapi ternyata aku salah. Aku sedikit terkejut dengan tanggapan Kevin.''Aku akan bertanggung jawab San. Aku gak mau kamu gugurin a