Dokter keluar dari ruang darurat itu dengan wajah takut, dan gugup.''Bagaimana keadaannya, Dok?'' tanya Papa dengan cemas.''Benturan di kepala Nyonya Intan begitu kuat, sehingga menyebabkan pendarahan. Dan sampai saat ini, keadaan lnya belum sadarkan diri Tuan. Kami akan terus memantau kondisi dan perkembangan Nyonya Intan, dan untuk sementara Nyonya akan di pindahkan ke ruang ICU,'' jelas dokter berusia 35 tahun itu.''Baik, lakukan yang terbaik untuk istri saya!'' pinta Papa.''Baik Tuan Besar.''Papa dan Bas masuk kedalam ruang icu. Setelah Mama di pindahkan. Mereka berdua berdiri di samping Mama dengan wajah sedih.Papa menggenggam tangan Mama dan beberapa kali menciumnya. Bahkan air mata lolos dari kedua mata tegasnya. Pria yang selalu terlihat tegar dalam keadaan apapun, kini untuk pertama kali nya meneteskan air mata di hadapan sang anak.Selama ini Papa selalu tegar dan tegas, di hadapan kedua anaknya. Tak pernah dia memperlihatkan kesedihan bahkan air matanya pada kedua ana
Pagi ini aku bangun dengan hari yang baru. Tapi seketika senyumku hilang saat mengingat pertengkaran ku dengan Asoka. Aku mencoba untuk tegar tapi nyata lnya aku tak mampu.Hatiku sakit setiap kali mengingat bagaimana marah dan kecewanya Asok padaku. Bahkan masih jelas teringat dalam benaku saat tamparan yang menyakitkan itu membekas di pipi kanan ku, bagaimana orang yang amat ku cintai. Menamparku untuk pertama kalinya.Aku tahu aku salah. Aku sadar, jika semua karena keteledoranku, hingga menyebabkan anak yang ku impikan bersama Asoka di ambil kembali oleh sang pencipta.Jika saja aku tahu, kalau aku bakalan kehilangannya. Mungkin aku tak akan pernah menerima tawaran sesi foto itu. Aku tahu, aku ini egois. Aku melalaikan pesan suamiku hingga membuat anaku pergi untuk selamanya.Aku juga menyesali semuanya. Tapi apalah daya. Benar kata pepatah, jika penyesalan itu akan datang belakangan. Dan itu yang kurasakan saat ini.Sudah 3 bulan lama nya aku berada di London. Aku sengaja mengamb
Di cafe.''Vin aku hamil!'' Aku menyerahkan alat tes kehamilan yang tertera garis merah 2. Tanda jika saat ini aku sedang hamil.Dapat ku lihat wajah Kevin sangat terkejut saat melihat alat kecil itu. Aku sudah pasrah jika Kevin tak mau mengakui benih yang di rahim ku ini. Aku akan membesarkan anak ini sendirian.Aku tak akan menggugurkan kandungan ini. Sebab itu adalah hal yang ku inginkan. Setelah kehilangan anakku beberapa bulan yang lalu, dan kini saat aku mengetahui jika saat ini di rahimku sedang tumbuh seorang anak, membuat ku merasa bahagia. Walaupun aku tahu jika benih itu bukan dari suamiku.''Kenapa kamu memberitahu ku? Apa kau ingin aku bertanggung jawab?'' heran Kevin.Aku menggeleng. ''Tidak. Aku hanya ingin kamu tahu saja, sudah itu saja.'' jelas kuAku pikir jika Kevin akan meninggalkan ku dan tak mau mengakui benih dalam perut ku saat ini. Tapi ternyata aku salah. Aku sedikit terkejut dengan tanggapan Kevin.''Aku akan bertanggung jawab San. Aku gak mau kamu gugurin a
''Pa, bagaimana bisa Mama kecelakaan? Sedangkan penjagaan di rumah itu amat ketat? Bahkan ada 200 cctv, kenapa masih bisa kecolongan?'' tanya Gadis heran.Papa menarik napas dengan berat, lalu menceritakan awal mulanya, sampai Mama kecelakaan. Bahkan Papa juga memberitahu soal salah satu karyawan yang bunuh diri di Mansion.Gadis mengepalkan tanganbya matanya menacarkan kilat kemarahan. Dia berjanji tak akan mengampuni siapapun yang sudah berani mencelakai keluarganya.''Kamu tenang saja Princess, aku akan buat perhitungan padanya! Aku akan menangkap pelakunya dalam waktu 24 jam! Sebab akan sedikit alot, soalnya tersangka sudah bunuh diri.'' ujar James''Ya James, aku percayakan ini padamu!'' James mengangguk paham.Setelah puas melihat keadaan Mamanya, Gadis pulang ke Mansion bersama James. Walaupun awalnya dia menolak, tapi Papa menyuruhnya untuk pulang. Sebab Gadis lagi hamil, dan Papa tidak mau jika Mawar kelelahan.Pagi pun tiba.Gadis dan yang lain sedang sarapan di meja makan.
Gadis terus menggenggam tangan sang Mama yang masih tak sadarkan diri. Dia sudah berada di rumah sakit bersama anak dan mertuanya.''Mom, Oma kapan bangun?'' tanya polos Gara.''Kita do'a kan saja ya sayang, supaya Oma cepet sadar," kata Gadis.Gara mengangguk, lalu kembali duduk di sofa bersama Mama dan Papa dan Feli. James datang dengan makanan di tangannya, dia tadi pergi ke kantin karena dia tahu jika Gadis akan datang.James menaruh makanan dan cemilan itu di meja. Kemudian melangkah ke arah Gadis. James sakit, saat melihat sahabat sekaligus orang spesial yang masih ada di hati nya menangis.Dulu sewaktu Gadis belum menikah, dan masih kuliah bersama James. Dialah yang selalu menghapus air matanya jika Gadis sedang bersedih. Tapi sekarang, James tak berani. Karena Gadis sudah mempunyai suami, dan juga sekarang tidak seterbuka dulu pada dirinya.Kemudian James memberikan tisu pada Gadis. Walaupun dirinya ingin sekali mengusap air mata itu dengan tangannya sendiri, tapi James cukup
Hari kian sore, Gadis mengajak teman-temannya untuk tidur di Mansion. Sedangkan Papa dan Bas menjaga Mama di Rumah sakit.Gadis tidur di temani oleh Angel. Sedangkan Gara di temani Mama di kamarnya. Memang dari dulu kalau sahabat-sahabat Gadis menginap, pasti Angel selalu tidur bersama dengan dia.Sedangkan Karen bersama Katty. Dan cowo-cowo yang lain pisah kamar, mereka tak mau tidur berdua duaan.Malam ini seperti biasa, Gadis dan teman-temannya ada di atap. Ada Gara juga di sana. Mereka sedang bakar bakar sosis, Slsedangkan Gara bermain game bersama James dan yang lain.Feli banyak diam semenjak datang ke Swiss. Dia bingung, harus bicara apa. Dan Feli juga diam karena sedikit cemburu. Sebab waktu James terlalu banyak untuk Gadis.''Oh ya Ngel, Karen, Katty. Kenalin, ini Feli pacarnya James," ucap Gadis memperkenalkan Feli.''Hai, Fel,'' sapa 3 wanita sahabat Princess itu.''Kamu harus kuat kalau sama James, dia itu sedikit kaku dan dingin kayak es balok. Bener gak guys?'' ujar Ange
Hari ini Alex akan datang ke Swiss. Dia akan menyusul anak dan istrinya itu.''James, bagaimana urusan Dion? Aku baru ingat, maaf tak terpikir soal dia!l,'' tanya Gadis pada James di sela-sela sarapannya.''Kau tenang saja. Dion sudah meninggalkan dunia ini untuk selamanya,'' ucap James, dengan santai.Uuhuuk! Uhuuk!Feli seketika tersedak makanannya saat mendengar James menghabisi orang.''Nih minum sayang. Makanya makan itu pelan-pelan," ujar James sambil memberikan air putih pada kekasihnya itu.''Kau menghabisi dia dengan cara apa?'' tanya Boy penasaran.''Bukan aku yang menghabisinya, tapi anak buahku,'' tukas James.''Sama saja paijo! Kan dia anak buahmu, lalu kau bosnya. Mereka pasti mendengarkan mu. So, kesimpulannya kau yang membun*h.'' jelas Boy.''Ya, aku gak neko-neko sih. Aku cuma nyuruh mereka menikmati tubuhnya dulu, sebelum seluruh tubuh itu di kuliti. Apalagi, sebelum senjatanya putus," terang JamesSemua mata yang ada di meja makan itu melotot menatap James. Lebih te
"Terima kasih sudah mengantar saya,"ucap Melati saat mobil sampai di depan rumahnya.Dia kemudian membuka pintu mobil lalu keluar dari mobil Asok. ''Apa tak mau menawari ku masuk?'' tanya AsokMelati sempat tertegun dengan pertanyaan pria itu, tapi kemudian dia menggeleng.''Maaf Tuan, ini sudah malam. Tak enak pada tetangga. Sekali lagi terima kasih dan maaf.''Pintu mobil di tutup oleh Melati. Lalu dia pun masuk kedalam rumah tanpa menengok kembali ke arah mobil Asoka. Sedangkan Asok menatap Melati yang hilang di balik pintu.Entah kenapa dia merasa kecewa saat Melati menolaknya untuk singgah. ''Bodoh. Kenapa gue tadi bisa bicara kayak gitu? Nanti tuh cewe ngiranya gue naksir lagi," gerutunya pada diri sendiri.******Di sebuah negara di Jerman, sepasang suami istri saat ini sedang duduk di sofa dan memantau sang anak yang sedang main masak masakan.''Pi, kita jadi kan ke Swiss nengok Mamanya Gadis?'' tanya Siska.''Iya, jadi kok Mih Besok kita berangkat ya," ujar Rehan.Rehan dan