''Maaf lama," ucap Siska dan di balas anggukan Gadis.''Sebenarnya ada apa Dis kamu mengajak aku kesini?'' bingung Siska.''Selow Kaka Ipar. Aku cuma mau ngobrol sebelum kamu menikah sama Ka Bas. Emang gak boleh?'' Gadis mengangkat satu alisnya menatap Siska.''Ya-ya boleh sih?'' bingung Siska.''Ok gini ... aku mau kita adain permainan biar seru, gimana?'' tanya Gadis pada semua yang ada di situ.Semua mengangguk kecuali Siska, dia sangat bingung.Gadis membuka permainan ular tangga di hadapannya, Siska mengeryit heran melihat permainan anak kecil itu.''Ok, kita akan bermain permainan ini ya. Siapa yang kalah dalam artian turun ke awal kembali, maka dia harus mencium ketek pemain yang paling atas." Siska melotot mendengar ucapan Gadis.''Loh ... kok cium ketek? Gak pake bedak aja coret-coret mukanya gitu?'' protes Siska sambil menggaruk kepalanya.''Iya Sis, tapi itu tuh sudah biasa. So kita nyari yang beda, apa kamu keberatan? Atau kamu takut kalah?'' ledek Gadis.Siska pun menyetu
''Ya, hallo James."''Hallo Princes,. Aku sudah urus perusahaan KUSUMA COMPANY, dan aku juga tahu motif apa yan membuatnya membakar Mansion suami mu.''''Apa James?'' Gadis sangat penasaran dengan ucapan sahabatnya itu.''Yang ku dengar dari anak buahku, kalau Ibu nya Angga dulu pernah mencintai Papa mertuamu, Tuan Jhon. Dan ternyata Mama mertua kamu lah yang di pilih olehnya, dan karena Tuan Jhon tidak memilih Mamanya, itu membuat Mamanya Angga depresi. Dan 3 tahun yang lalu Mamanya meninggal karena depresi itu. Makanya dia dendam pada mertuamu, Princes. Dia ingin mertuamu mati seperti Mamanya, '' jelas James di sebrang sana.Gadis sangat syok mendengar penjelasan dari James, ternyata dugaannya benar jika ada dendam pribadi.''Lalu bagaimana? Apa dia kau bebaskan atau ...?"''Aku bebaskan. Tadinya aku mau habisi dia. Tapi tidak jadi. Tapi kau tenang saja Princess, aku sudah pasang bom di badannya, sehingga dia tidak bisa macam-macam. Lagi pun aku sudah menugaskan anak buahku untuk se
Gadis sedang berada di helikopter mengantar suami dan asisten nya ke bandara untuk pulang ke indonesia. Bahkan sejak dari rumah, wanita itu terus bergelayut manja pada lengan suaminya. Seakan-akan ia tak mau berpisah dari Alex.Saat helikopter mendarat di bandara, Asoka turun terlebih dahulu untuk memberikan ruang pada pengantin yang menempel terus seperti ulat.''Sayang, nanti kesininya jangan lama-lama ya! Kan nanti mau menghadiri pernikahan Kak Bas?'' rengek Gadis.''Iya sayangku. Udah dong jangan begini! Kamu tau gak? Kalau lihat kamu kayak gini tuh, rasanya aku pengennya menyelam ke lubang mu terus.'' goda Alex dan mendapat cubitan di pinggangnya.Gadis enggan melepaskan tangan suaminya, dia masih saja menempel di lengan kekar Alex.Melihat tingkah istrinya itu, membuat Alex merasa gemas, lalu mencium bibir sexy sang istri dengan rakus. Untungnya di halikopter itu sudah tidak ada orang lain selain mereka berdua.Setelah puas melepas pagutan itu, kemudian mereka turun dan melangka
Makan malam sudah siap tersaji di meja makan, semua sudah berada di kursi masing-masing, kecuali Gadis. Dia sedang menjemput Mamanya di kamar untuk makan malam.''Bas, resepsinya akan di adakan di mana?'' tanya Papa di sela-sela makannya.''Gak usah Pa, aku ijab aja. Gak usah pake resepsi segala.'' ''Why? Ini kan pernikahan pertama kamu Bas? Masa gak mau di rayakan?'' heran Papa.''Bukan gak mau Pa, aku sibuk. Lagian kemarin kan baru adain acaranya Gadis sama Alex, jadi aku mah nanti aja Pa.'' tolak Bas.''Kamu yakin?" tanya Papa memastikan.Bas mengangguk, dia memang gak mau merayakan pernikahannya bersama Siska. Dia ingin membuat wanita itu merasa terhina, dan setelah Siska menjadi istrinya dia akan membuat wanita itu bagaikan hidup di neraka.Cintanya telah hilang di tutupi rasa benci pada wanita yang akan di nikahinya itu. Bas sangat benci pada Siska sebab dia sudah berencana membuat adik satu-satunya hampir kehilangan nyawa.Gadis melihat raut kebencian di wajah Kakaknya itu, di
Malam ini Gadis tidak bisa tidur dengan nyenyak, dia ingin menelepon Alex tapi pasti suaminya itu masih ada di dalam pesawat. Karena perjalanan dari Swiss ke Indonesia itu 16 jam.Ia pun turun dari ranjang lalu melangkah keluar kamar menuju kamar sang kakak.Pintu kamar terbuka, Gadis segera masuk dan mendaratkan bokongnya di sofa. Matanya nyalang melihat tumpukan berkas di meja yang ada di hadapannya.''Kamu kok belum tidur sih? Ini udah jam 23:30 loh?'' tanya Bas.''Aku gak bisa tidur, Kak."''Pasti mikirin laki mu?'' tebak Bastian sambil mengutak ngatik laptop nya kembali.Gadis menanggapinya dengan senyuman tipis di bibir, dia melihat Kakaknya begitu sibuk mengecek semua berkas-berkas yang ada di meja.Dia tahu kalau itu sangat menguras otak dan tenaga, sebab dulu ia pun pernah merasakan ada di posisi Bas saat ini.''Kak, sebenarnya aku kesini mau nanya sesuatu sama Kakak?''''Apa?'' tanpa memalingkan wajahnya dari depan laptop.''Aku tahu kenapa Kakak gak mau di adain resepsi?''
Di meja makan tidak ada pembicaraan antara Gadis dengan Sandra. Mereka sama-sama diam dengan mulut mengerucut persis bebek kali, mereka masih menyimpan kekesalan karena tadi pagi.Semua yang ada di meja makan sangat heran melihat mereka berdua, kecuali Mama, karena dia tadi ada ti TKP.''Sayang, kamu sama Sandra kenapa? Kok bibir kalian maju 100cm begitu? Jelek tahu gak. Persis pantat ayam, hahaha!" tanya Mama Indah sambil terkekeh.Sedangkan Gadis dan Sandra membulatkan matanya mendengar ejekan wanita itu.''Apaan sih, Ma, kok pantat ayam.'' protes Gadis.''Makannya tuh bibir berdua jangan begitu, kalau gak mau di samain ma tuh ayam," ucap Bas menimpali.Gadis dan Sandra langsung menatap tajam Bas. Sedangkan yang di tatap menjadi salah tingkah dan cengengesan saja.''Kenapa sih Mam anaknya?'' tanya Papa.''Itu Pa, mereka seperti itu karena habis ciuman, ups!'' Mama menahan tawanya melihat sorot mata 2 gadis itu.Semua yang mendengar penjelasan Mama langsung menyemburkan nasi gorengny
''"Aaagh! Siapa lo, hah? Kenapa lo ada di atas tubuh gue baj*ng*n!'' teriak Farah saat membuka tutup mata nya.Dia sangat terkejut saat melihat pria asing yang sedang menikmati tubuh nya.''Diamlah sayang, aku belum selesai," ucap OB itu sambil terus mempercepat ritme nya''Pergi lo bre.ngsek! Minggir dari tubuh gue! Awaass!" teriak Farah sambil memukul dada bidang OB itu.Tapi dengan cepat pria itu memegang tangan Farah dan menguncinya. Dia melanjutkan pekerjaan nya dengan sangat cepat, karena sebentar lagi mencapai puncaknya.Sedangkan Farah hanya bisa menangis, air matanya terus mengalir saat mengetahui kalau pria yang menikmati tubuh nya saat ini bukanlah Alex. Dia merasa jijik pada dirinya sendiri.'Dimana kamu Lex? Kenapa Pria ini yang melakukannya? Kenapa bukan kamu? Hiiikss ... aku jijik pada tubuhku ini, sialnya kenapa aku tidak menyadarinya. Aku terlalu terlena oleh senjata nya yang besar dan nikmat, hiiikss ... apa Alex tau akan hal ini? Tapi kenapa dia melakukan ini padaku
Mobil melaju membelah jalan yang tidak begitu macet. Gadis baru saja selesai makan siang di sebuah Restoran ternama di Swiss.Dia melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang, membuka atap mobil dan menikmati udara dingin Swiss, angin sepoi-sepoi menerpa wajah cantik Gadis, membuat rambutnya bergerak seirama angin meniupnya.Kriiing! krriing!Dia segera mengambil hedset dan di taruh di telinganya.''Hallo Mam.''"Hallo sayang, kamu lagi dimana?'' suara Mama Intan di sebrang sana.''Aku lagi di jalan Mam, nih baru mau pulang! Emang kenapa Mam?''''?amu ke mall xxxx ya! Mama dan Mama mertuamu lagi di sini. Mau beli hantaran mahar juga buat Siska.''''Iya Mam, aku otw ke sana."Setelah telpon terputus, Gadis membelokan mobilnya menuju arah mall yang di maksud Mamanya.Setelah sampai, dia memarkirkan mobilnya di area parkir gedung itu, lalu mengirim pesan pada Mamanya. Setelah tahu keberadaan Mama dan Mertuanya, Gadis menaiki lift menuju lantai 3.Matanya menelisik ke segala arah mencari 2
.12 tahun sudah berlalu, kini keluarga Gadis dan Alex sudah bahagia bersama kedua anaknya, bahkan saat ini Gadis sedang mengandung anak ketiga dan baru menginjak 5 bulan.Gara saat ini sudah dewasa, dia sudah kuliah di salah satu Univercity di Amerika, yaitu UNSAN tempat Gadis kuliah dulu dan menimba ilmu di sana.Dan Cesa adik Gara, kini berusia 14 thun kelas 3 SMP. Dan sebentar lagi akan lulus dan masuk ke SMA.Semua sudah bahagia bersama pasangannya masing masing, begitu pun dengan Bas dan Vio, mereka juga sudah mempunyai 2 anak yang 1 sudah kelas 1 SMP dan yg kedua kelas 5 SD. Vio tinggal di rumah yang Bas pernah tempati Dulu bersama Siska.🍀🍀🍀🍀🍀🍀2 Tahun sudah Gara tak pulang ke indonesia, sebab kuliahnya dan pekerjaannya sangatlah membuat dia sibuk, hingga tak sempat untuk pulang ke rumah.Pesawat mendarat dengan mulus di bandara Soekarno Hatta. Seorang pria tampan yang menjadi idola banyak wanita turun dari pesawat dan langsung keluar bandara, dimana seorang supir sudah
Tidak terasa Vio sudah bekerja dengan Bas selama 3 bulan lamanya. Bahkan mereka semakin dekat, dan Bas juga mulai membuka hatinya kembali, hingga ia pun melamar Vio beberapa hari yang lalu . Bahkan Vio diminta Bas untuk menempati salah satu apartemennya...Pagi ini Vio sudah bangun dan menyiapkan sarapan yang akan dia bawa ke kantornya untuk Bas. Vio memasak nasi goreng dengan telur dadar. Setelah semua siap Vio pun berangkat, tapi baru saja ia sampai loby Apartemen, tiba-tiba Bas muncul di balik mobil mewahnya.Bas kemudian mengajak Vio untuk masuk kedalam mobil. ''Queen, itu apa?'' tunjuknya ke arah kotak yang di pegang Vio.''Ini aku buatin hubby sarapan. Sebagai ucapan terimakasih karena sudah ngizinin aku tinggal di apartemen.'' jelas Vio.''Wah kebetulan dong! Aku belum sarapan sayang.''''Yasudah, nanti makan di kantor ya," ujar Vio.Bas menggeleng dengan cepat. ''Aku mau di sini saja. Kamu suapi aku.'' Vio pun mengangguk, lalu membuka kotak itu dan mulai menyuapi Bas dengan
''Ma, aku mau nanya sesuatu deh sama Mama?'' tanya Gadis saat mereka berada di restoran ''Apa sayang?''''Itu Ma, kak Bas apa belum punya calon lagi ya?"''Eum, kayaknya sih belom. Soalnya dia gak pernah tuh bawa atau ngenalin ceweknya sama Papa Mama," jelas Mama Intan.Gadis manggut manggut. ''Emang kenapa sih sayang?'' heran Mama.''Nggak apa-apa sih Ma. Cuma penasaran aja sama percintaan kakak tersayang ku itu."Mama menggelengkan kepalanya dengan heran. Dari dulu Gadis selalu saja kepo dengan urusan percintaan Bas.Gadis mengedarkan pandangannya ke segala sisi restoran. Saat matanya tertuju ke pintu masuk, dia kaget sebab Kakaknya masuk dengan seorang perempuan cantik. Tapi melihat dari interaksi keduanya sepertinya mereka bukan sepasang kekasih, tapi lebih ke atasan dan bawahan.''Kak!'' teriaknya memanggil Bas.Bas menoleh ke sumber suara, soalnya dia seperti mengenali suara tersebut. Dan benar saja, saat Bas menengok ternyata ada Mama dan adiknya yang sedang berada di retoran
Malam ini semua sudah berkumpul di ruang tamu, bahkan Bas dan pak Hendrik, pengacara keluarga Bramantyo pun sudah hadir di sana. Sedangkan Gara dan Cesa sedang bermain di taman belakang bersama Mama dan Bik Irah.''Pa, ayo katakan ada apa?'' tanya Gadis dengan nada tak sabar.''Kamu ini Dek, gak sabaran sekali sih," ledek Bas sambil menggelengkan kepalanya.''Yeee Kakak. Bukannya gitu Kak, aku hanya penasaran saja."''Sudah, sudah. Papa akan bicara ... jadi begini, Papa kan sudah tua, umur Papa sudah tak muda lagi, dan cuma kalianlah anak anak Papa. Dan kalian tentu tahu kekayaan Papa seberapa banyak,'' ujar Papa.Gadis dan Bas mengerutkan dahinya bersamaan. ''Jadi, apa hubungannya dengan kami?'' tanya Bas dengan heran.''Papa akan membagi warisan untuk kalian. Itu sebabnya, Papa meminta Gadis untuk pulang ke Mansion.'' "Oooowwwhh," ucap Gadis dan Bas bersamaan.''Papa akan membagi adil bagian kalian! 50% untuk Gadis dan 50% untuk Bas."''Papa akan memberikan perusahaan BM Group pada
''Cucu Oma!" seru Mama Intan saat melihat Gara dan Cesa sampai di Swiss.Gadis mencium tangan kedua orang tuanya, lalu memeluk mereka. Dan Alex pun melakukan hal yg sama, setelah itu mereka ke ruang tamu.''Pa, sebenarnya ada apa? Kenapa Papa sampai nyuruh aku pulang?'' tanya Gadis dengan tak sabar.Papa terkekeh pelan mendengar pertanyaan putrinya. ''Kamu ini, gak sabaran amat sih? Baru aja dateng, masa udah nanya aja?'' heran Papa''Ya habis aku penasaran tahu Pa. Ayolah Pa, katakan saja.'' pinta Gadis sambil bergelayut manja di lengan Papanya.''Iya nanti ya. Kamu kan baru sampai. Sebaiknya istirahat dahulu," ujar Papa sambil mengecup kening putri kesayangan nya itu.''Momy kayak anak kecil deh? Masa manja banget sama Opa?'' ucap Gara dengan gelengan kepala, saat melihat Gadis begitu manja pada Papa.''Memangnya kenapa? Apa cuma kamu dan Cesa saja yang bisa manja Boy, sama Momy? Momy juga bisa dong," ledek Gadis.''Tapi, kenapa gak sama Dady?'' tanya Gara kembali dengan mata yg mas
Siang ini Gadis, Alex dan Gara bersama Cesa sudah berada di bandara. Mereka akan menjemput Mama yang baru saja pulang dari liburannya di rumah Rehan yang berada di jerman.''Oma!" seru Gara dan Cesa, saat Mama Indah masuk kedalam mobil.'' lHallo cucu-cucu kesayangan Oma. Bagaimana kabar kalian?'' tanya Oma sambil memangku Cesa di jok belakang.''Baik Oma, Gara kangen banget sama Oma.''''Oma juga sayang. Kamu gimana Baby, kangen gak sama Oma?'' tanya Oma menjawil pipi Cesa.Cesa mengangguk. ''Kangen Oma.''Mobil pun melaju meninggalkan bandara. Dan selama di dalam mobil, Gara dan Cesa selalu bertanya pada Mama Indah, sehingga membuat wanita itu sedikit pusing di buatnya.Sedangkan Gadis dan Alex tersenyum melihat kebahagiaan keluarga kecilnya. Mereka berharap kalau kebahagiaan itu, akan mereka rasakan selamanya.Tiba tiba ponsel Gadia berbunyi, dan ternyata dari Papa Wahyu.''Hallo, Pa.''''Emang ada apa, Pa?''''Eum, begitu ... Ya sudah, nanti aku usahakan secepatnya untuk pulang Pa
James memacu mobil menuju aprtemennya. Tapi di tengah jalan ada panggilan masuk dari Gara.''Hallo, bocah! Ada apa?'' tanya James.''Apa kau yakin?''''Hem, baiklah. Kita ketemu dimana?''''Okey, Om kesana.''Telpon pun terputus. James segera memutar balikan mobilnya, menuju tempat dimana ia dan Gara akan bertemu.Setelah 15 menempuh perjalanan, James pun sampai di sebuah restoran. Lalu ia masuk kedalam ruang VVIP yang sudah di sewa Gara.''Ada apa?'' tanya James, saat dia duduk di hadapan anak itu.Gara menyerahkan tabletnya pada James, lalu memutar rekaman video. James sangat terkejut, saat melihat pria yang ada di video itu. Wajahnya tiba-tiba tegang.''Om kenal dia?'' tanya Gara dengan mimik wajah penasaran.''Kau, dapat darimana video itu?'' tanya James.''Ck, bukannya jawab, malah balik nanya!'' gerutu Gara.''Sudah, kau jawab saja!"''Tadi waktu aku antar Momy ke Mall, aku tak sengaja melihat dia mengintai kami di balik pohon. Pas aku perhatikan, dia malah pergi.''James mengan
''Kalian darimana saja? Kenapa lama sekali?'' tanya Gadis dengan wajah galaknya, menatap Gara dan James yang baru saja sampai Mansion.''Hehe ... maaf Mom! Aku tadi terlalu seru sama Aldi, terus Om James juga ketemu klien nya.'' tutur Gara dengan bohong.James mengangguk, tanda iya dengan jawaban GaraGadis menghela napasnya. Kemudian ia menyuruh Gara untuk bersih bersih. Lalu makan siang, sedangkan James berlalu ke kamar tamu, untuk menemui istrinya.'Maaf Mom. Aku tak bermaksud bohong. Aku hanya tak mau, membuat Momy cemas.' batin Gara.Gara dan James memang sudah kongkalikong, saat di mobil tadi. Mereka sudah menyiapkan jawaban, untuk pertanyaan Gadid. Sebab mereka tahu, pasti Gadis akan bertanya kenapa mereka lama.**********''Bagaimana sayang? Apa sudah ada berita, jika pernikahan mereka hancur atau gedungnya roboh?'' tanya perempuan di sebelah seorang pria bule.Bule itu menggeleng. ''Belum Beib. Sepertinya, gagal," jawabnya.''Hah, gagal? Bagaimana bisa? Tak mungkin, jika ada
James dan Gara berlari cepat menaiki tangga ke lantai 2. Sebab lift sangat lama. Setelah sampai Gara mengarahkan jam tangannya ke segala arah dan bunyi di jam tangan Gara semakin keras.Gara dan James terus mengikuti arah titik di jam itu.Hingga mereka berhenti di toilet laki-laki. James dan Gara mencari sesuatu yang mereka sedang cari, dan Gara menemukannya.''Om, di sini.'' tunjuk Gara pada bawah westafel.James segera berlari ke arah Gara lalu mengecek bawah westacel. Dan ternyata benar, sebuah Bom berukuran kepalan tangan di pasang di bawah tempat pencuci tangan.''Bagaimana Om? Ini Bom yang mampu meledakan satu gedung dalam satu kali ledakan Om,'' cemas Gara.''Ya, Om tahu itu. Kita harus segera mematikannya sebelum meledak. Jika tidak, maka akan banyak korban jiwa.'' ''Om, waktunya 15 menit lagi!" panik GaraJames mencoba meneliti kabel bom itu, tapi sangat rumit. Dia tak mampu untuk mematikannya. Akhirnya James menelpon seseorang lalu melakukan video Call.''Hai Bro! Tumben ka