Orang itu pun keluar dari balik pohon, berjalan menghampiri Gadia dengan bingung.''Bagaimana Anda tahu kalau saya mengikuti Anda, Nona?"''Haha! Kau pikir aku bodoh? Aku tau kalau kau mengikutiku dari seminggu yang lalu.''Orang itu hanya bisa diam sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.''Diamana dia?'' tanya Gadis to the point.''Maksud Anda Nona?'' bingung orang itu.''Aku tak menyangka jika ka Bastian mempekerjakan orang lemot sepertimu.'' ketus Gadis.Orang itu paham dengan ucapannya, lalu dia mngajak Gadis menuju tempat dimana Bosnya tinggal.Setelah menempuh 40 menit, mobil pun sampai di sebuah hotel bintang lima. Orang itu membawa Gadis ke sebuah kamar VVIP. Setelah memencet bel pintu pun di buka dari dalam, dan keluarlah seorang pria tampan dari balik pintu. Pria itu langsung memeluk Gadis saat melihatnya di depan mata, lalu dia mengajak Gadis masuk kedalam sedangkan orang yang membawa Gadis tadi pamit undur diri.Di kediaman Delamo, Alex baru saja bangun. Dia melihat
Di sebuah hotel bintang lima, Gadis selesai memakan sarapannya.''Kaka senang Dek, akhirnya kamu mau mengakui Kaka. Walaupun Kaka sempat sedih saat kamu tak mengakui Kaka," ucap pria tampan di hadapan Gadis.''Gak usah lebay, Kak. Lagian kan aku bukan bagian dari kalian lagi. So, untuk apa Kaka mencariku selama ini?" sindirnya.''Dek ... kamu kan tahu kalau Papa itu marahnya cuma bentaran aja. Lalu kenapa kamu sampai menghilang, bahkan memutus koneksi sampai Kaka dan orang-orang Papa gak bisa nemuin kamu," jelas Bastian.Pria yang saat ini bersama Gadis adalah Bastian Bramatyo Ternyata Bas adalah Kaka kandung Gadis, karena suatu hal membuat Gadis di usir dari rumahnya di Swiss.''Ya, aku tahu itu Kak, tapi apa Kaka dan Papa tahu setelah aku di usir dan pasilitas ku semua di cabut. Apa kalian tahu keadaan aku bagaimana, hah?" kesal Gadis.''Dek, Papa sakit-sakitan memikirkan kamu. Bahkan Papa setiap hari selalu sibuk dengan pencarian kamu. Dia sangat menyesal karena terbawa emosinya
Alex terlihat gelisah di kantornya, dia meminta Asoka menyewa orang untuk mencari istrinya.Saat Alex sedang prustasi karena memikirkan Gadis tiba-tiba pintu ruangannya terbuka. Ternyata dia adalah Farah.''Mau apa kau kesini," ucap Alex malas.''Ya ampun sayang, kamu kok jutek amat sih. Pacar kesini harusnya di sambut dong,'' manja Farah sambil mencoba mencium Alex, tapi malah tubuhnya di dorong oleh pria itu.Farah kesal melihat sikap Alex yang kasar padanya. Untung Farah pegangan meja kalau tidak dia sudah terjungkal ke belakang gara-gara dorongan itu.''Sebaiknya kau pergi dari sini! Aku sedang tak ingin di ganggu!'' tegasnya.Tapi Farah malah mendekat kearahnya. "Sayang, ada apa? Apa ada masalah?''''Gadis pergi dari rumah, dan dia pergi karena hubungan kita," sesal Alex.''Bagus dong, sayang. Jadi kita bebas donk untuk bersatu," kata Farah dengan senang sambil menyeringai jahat.''Apa kau bilang, hah? Kau dengar ya! Aku mau berpacaran denganmu karena penyakitmu itu, kau paham! A
Alex pulang kerumahnya dengan wajah kusut. Jam menunjukan pukul 22:00 tapi dia belum juga menemukan Gadis. Dia seharian berkeliling kota bahkan sampai gang-gang kecil pun dia susuri tapi tak menemukan Istrinya.Saat Alex masuk, kedua orang tuanya mencegah pria itu saat melewati ruang tamu.''Lex, katakan dimana Gadis berada, hah! Kenapa dari tadi pagi kamu Mama telpon gak di angkat-angkat?'' curiga mama Indah.Alex diam tak menjawab, dia bingung harus menjelaskan apa pada mamanya. Dia yakin jika kedua orang tuamya tahu Gadis pergi dari rumah karena ulahnya, pasti dia kena omel dan amarah.'Lex, kenapa diam saja? Jawab Mama!" bentak Mama Indah dengan geram."Ma ... Gadis ... dia ... dia pergi dari rumah," ucapnya dengan lirih.Mama Indah dan Papa Jhon sangat kaget, bahkan mama Indah hampir ambruk ke lantai, kalau saja suaminya tidak menahan tubuhnya.''Bagaimana bisa, Lex? Bagaimana bisa Gadis pergi? Pasti kamu sudah membuatnya pergi kan? Jawab!" bentak papa Jhon tak habis pikir.Alex
Hm ... aku pikir kau tau Lex, tidak usah ku jelaskan bukan? Sudahlah aku akan bantu kau untuk mencari dia,'' ucap Asoka memberi semangat.''Terimakasih."Setelah mengatakan itu Alex melanjutkan langkahnya kembali. Membuka pintu kamar dengan lesu, menatap setiap sudut kamar dimana Gadis biasa beraktifitas.Dia menatap siluet tubuh istrinya di luar balkon, seketika dia berlari menuju balkon membuka pintu kaca itu dengan senyum lebarnya.''Sayang kamu su--''Ternyata dia hanya berhalusinasi saja, dia tidak menemukan istrinya disana. Alex pun keluar ke arah balkon menatap langit gelap yang biasa Gadis lihat setiap malam.'Sayang, kamu diamana? Jangan menyiksa Mas seperti ini sayang. Aku gak sanggup hidup tanpamu. Kemana aku harus mencarimu lagi? Apa kamu gak kasihan pada Mama, Sayang? Dia sangat terpukul atas kehilangan kamu. Harusnya aku tidak menerima Farah saat itu, mungkin saat ini kamu masih ada di sini dan aku masih bisa memasuki lubang belutmu itu.'Setelah dia puas menatap langit
Senyum Asoka menyeringai melihat mobil Sandra yang mulai menjauh, saat dia berjalan ke arah mobilnya dengan kaki sedikit pincang tiba-tiba Hp nya berbunyi.Kriiiing!''Halo Bos.''''Iya Bos, saya kembali ke kantor sekarang.''Asoka pun masuk kedalam mobilnya, pergi meninggalkan Cafe itu.''Sial banget dah gue hari ini. Udah ketemu sama Nenek lampir jadul? Terus si bos marah-marah pula. Lagian sih suruh siapa main belakang sama cewek lain, udah tau punya istri malah coba-coba main belakang. Sekarang istrinya kabur baru nyaho kan!" gerutu Asoka.Alex sudah satu minggu ini mencari Gadis tapi masih belum menemukan titik keberadaannya. Bahkan mamanya pun masih marah padanya, dan selama satu minggu ini pula Mama Indah dan papa Jhon tidak berbicar padanya. Mereka mendiamkan anaknya sampai Gadis ketemu dan kembali.Itu malah membuat Akex semakin frustasi saja, bahkan sudah seminggu ini dia tidak menjaga pola makannya. Sehingga badannya turun 2 kilo.Alex sudah menyewa seorang detektif handal
Hari ini Gadis sudah siap dengan rok selutut di padu baju lengan panjang, membuat kecantikannya terpancar. Dia turun menaiki lift di Mansion itu, saat dia sampai di bawah Gadis langsung menuju meja makan.Bik Irah sudah menyiapkan susu kacang hijau hangat dan sebuah roti panggang. Gadis kemudian duduk di kursi dan mulai meminum susunya.''Dek, kamu mau bareng Kakak atau nggak?'' tanya Bastian.''Nggak Kak. Aku naik mobil ku saja. Lagian kita beda arah Kak.''Bas mengangguk lalu melanjutkan makannya dengan sedikit tergesa-gesa. '' Bas, kamu kalau makan pelan-pelan sih," ucap Mama Intan.''Duh Mah, aku buru-buru ada meeting penting pagi ini,'' jawab Bas.''Tapi kan bukannya sudah di handle adik kamu meeting-nya?'' timpal Papa Wahyu.''Iya kan ada dua Pah, aku yang di luar kotanya, sedangkan Gadis yang satu lagi, Pah.''''Iya Pah, lagian aku free time. Jadi gak apa kalau aku bantu Kakak,'' ucap Gadis.Setelah sarapan selesai kakak beradik itu melangkah menuju halaman depan dimana mobil
''Soalnya apa, Kak?''''Soalnya siapa yang tidak kenal dengan putri dari keluarga Bramantyo. Dia terkenal dengan kecantikannya, kepintarannya, ke geniusan-nya, beladirinya, bahkan dia terkenal dengan penakluk para pria, hehe ..." jelas Rehan.''Haha! Kakak nih ada-ada saja. Aku tidak pernah merasa seperti itu, Kak.'' rendahnya.''Ternyata benar ya. Kalau kamu itu pribadi yang baik dan tidak sombong. Pantas saja semua pria tergila-gila sama kamu."Gadis hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.''Tapi Di, kenapa di media cetak atau di berita tak pernah muncul wajah kamu ya? Aku sampai penasaran loh sama princes si primadona UNSAN?'' heran Rehan.''Itu ... aku memang sengaja Kak, aku gak mau media memunculkan wajahku."''But why?''''Tanpa aku kasih tahu pasti Kak Rehan paham kan? Kalau orang seperti Papa itu sangat berpengaruh, dan pastinya ada saja orang yang tak suka.'' ''Ya, ya ... aku paham.''''Dan aku dengar kamu itu kuliah cuma 1 tahun saja? Dan sudah lulus benarkah?''Gad