''Tuan, kita mau kemana?'' tanya Feli saat mobil melaju membelah jalanan yang lumayan ramai. Tapi pria di sebelah Feli tak menjawab nya sama sekali. Dia terus fokus menyetir membuat Feli berdecak sebal.''Tuan, kalau Anda mau nyulik saya. Percuma saja. Saya bukan orang kaya.'' ketus FeliPria itu menarik tipis sudut bibirnya. "Saya gak minat buat nyulik kamu."''... Lah, terus kita mau kemana?'' tanya Feli lagi.Tapi pria itu malah kembali terdiam, membuat Feli semakin kesal dan menghentakan kakinya. Dia pun diam saja pada akhirnya, membiarkan pria di sampingnya memberhentikan mobil mewah itu di sebuah apartemen.'Dia mau apa ya bawa aku ke apartemen? Jangan-jangan dia ...?'Feli berpikir kalau pria itu membawanya ke apartemen karena ingin melecehkan dirinya. Seketika wajah Feli ketakutan, keringat dingin mulai menetes di dahinya.Pria itu melihat ke arah Feli dan mengeryit heran saat melihat wajah ketakutan nya.''Kau kenapa?''''Tu-tuan, Anda mau apa bawa saya kesini? Anda gak berma
4 tahun sudah berlalu. Kini Gadis tengah megandung anak kedua. Semua berjalan normal selama 4 tahun ini, membuat dia dan keluarga kecilnya bahagia.''Momy, oma nakal. Dia malahin Gala, Mom," adu anak kecil dengan suara cadel nya.''Oma marahin kamu, karena kamu nakal, Gara,"' ujar Mama Indah.Ya, anak itu adalah Sagara Gent Delamo. Dia kini berusia empat tahun. Dan Gara tumbuh menjadi anak yang tampan dan juga genius. Kepintaran dan ke geniusan nya, menurun dari Momynya, yaitu Gadis.''Memang Gara nakal kenapa sama Oma?'' tanya Gadis dengan lembut.''Gala gak sengaja Mom jatuhin keleleng, telus Oma jatuh deh. Noh, pinggangnya patah kata Oma,'' jelas Gara dengan suara cadel nya.''Benar Mam?''Mama mengangguk cepat.''Ya sudah, Gara minta maaf gih sama Oma! Ingat pesan Momy, kalau salah itu harus ....''''Minta maaf Mom," sambung Gara.''Anak pintar." Gadis mengusap rambut putranya dengan gemas.''Oma, Gala minta maaf ya! Janji deh, Gala akan hati-hati lagix,'' ucap Gara sambil menunju
Di sebuah restoran mewah, seorang gadis sedang mengantarkan minuman kepada salah satu meja di sana. Dan saat minuman itu di taruh di meja gadis itu sangat terkejut melihat perempuan yang duduk di hadapan nya.''No-na!"''Hai Fel. Apa kabar?'' sapa GadisYa, gadis yang mengantarkan minuman tadi adalah Feli. Mantan pekerja GadisGadis memang sengaja mau mampir ke restoran sahabatnya dan dia juga mau bertemu dengan Feli. Dia hanya ingin tahu kabar gadis yang pernah berniat menghancurkan kebahagiaan nya itu.''Ba-baik Nona. Maaf Nona, makanan nya akan segera datang," ucap Feli dengan sedikit gugup.Feli sangat gugup ketika melihat Gadis di hadapannya. Dia takut jika nanti akan di pecat dari restoran yang sudah 4 tahun ini dia jadikan sandaran untuk bertahan hidup. Sebab Feli tahu jika Gadis adalah sahabat dari pemilik restoran tempat dia bekerja.''Tak perlu gugup. Santai saja Fel! sini duduk dulu, temani saya!'' ajak Gadis sambil menepuk kursi sebelahnya.Feli terlihat ragu, dengan ajaka
Feli saat ini sedang membantu temannya untuk membersihkan meja. Dia bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 20.00malam. Feli tak pernah mengeluhkan hal itu, karena menurutnya pekerjaan ini sudah jauh membantu keuangan orang tuanya.Setiap bulan James akan mentransfer uang ke ATM Feli sebesan 3 juta. Dan uang itu selalu Feli kirimkan ke kampung guna kebutuhan ibu dan ayahnya. Dan tentunya untuk berobat sang Ayah tercinta.''Fel, kamu di panggil ke ruangan Bos tuh,'' ucap salah satu teman Feli.''Hah? mau apa?'' Tapi temannya hanya mengedipkan bahunya. Tanda tak tahu.Feli segera menaruh lap kain di dapur dan berjalan ke ruangan Bos nya dengan hati berdebar. Dia takut jika di panggil karena akan di pecat. Karena tadi James melihat Feli mengobrol dengan teman Gadis, apalagi James selalu memperhatikan dirinya.'Ya Tuhan, tolong aku. Semoga Tuan James tak memecatku.'Pintu di buka secara perlahan. Feli memasukan kepalanya mengintip keadaan di dalam, dan ternyata James sedang duduk di kursi kebe
Gas BeracunSetelah melakukan pemanasan pada bibir mereka, Feli segera melepas dan mendorong tubuh James, hingga membuat James terdorong beberapa langkah.Feli menatap pria tampan di hadapannya. Rasanya masih tak percaya saat mendengar pria itu melamar dirinya. Rasa, masih tak mungkin bila di pikir secara logika.''Kenapa Anda mau saya menikah dengan Anda?'' heran Feli.''Karena aku jatuh cinta padamu. Aku tak pernah merasakan perasaan ini, pada siapapun. Kecuali satu orang,'' jujur James.Feli mengerutkan keningnya saat mendengarJames pernah merasakan nya pada seseorang selain dirinya. Ada rasa penasaran di hati Feli.''Siapa?'' tanya Feli dengan ragu.''Ada. Aku tak mau membahasnya. Yang pasti sekarang apa jawaban mu?'' James melipat tangannya di dada, lalu tatapan matanya memandang gadis yang sedang bingung di hadapan nya itu. Membuat James tak sabar dengan jawaban gadis itu.''Huuuhh ... mau ku tolak juga percuma. Kau akan memaksa," ujar Feli tak punya pilihan.''Anak pintar.'' Ja
Siapa Pria Itu''Dad, aku ikut lagi ya ke kantol,'' pinta Gara saat sudah selesai sarapan.''No! Gak boleh. Kemarin juga kan kamu bete disana?'' tolak Alex dengan tegas.''Tapi Dad ....''''Sayang, kamu sama Momy saja ya! Momy sama Oma mau jalan-jalan nanti ke Mall,'' bujuk Gadis agar anaknya tak ikut bersama Alex, sebab ia tahu jika saat ini Alex sedang bad-mood.''Benelan Mom? Kita jalan-jalan ke Mall.''''Iya sayang."Jam menunjukan pukul 10.00 pagi, Gadis, Mama dan Gara sudah siap ke Mall. Mereka berjalan kearah mobil, namun baru saja mereka akan masuk mobil tiba-tiba ada sebuah mobil masuk kedalam Mansion.Keluarlah pasangan suami istri dan seorang anak perempuan umur 3 tahun turun dari dalam mobil mewah berwarna putih itu. Mereka lalu menghampiri ketiganya.''Siska. Hey, apa kabar?'' Gadis memeluknya.''Kabar baik. Gimana kandungan kamu?'' tanya Siska sambil mengelus perut Gadis.'' Alhamdulillah baik juga.''''Hallo Keyla! Apa kabar?'' Gadis berjongkok di hadapan anak perempuan
Alex dan Asoka sangat bingung dengan pertanyaan Gadis. Mereka melihatnya menarik napas dengan wajah sendu.''Maaf Nona, apa maksud pertanyaan dan ucapan Nona barusan?" bingung Asok.''Hem, tidak papa Tuan Asok. Aku hanya ingin memastikan sesuatu,'' ujar nya lalu berdiri dan melangkah ke arah meja Gara.Namun Asoka memegang lengan Gadis dan menghentikan langkahnya. Dia benar-benar penasaran dengan pertanyaan wanita itu barusan. Asok yakin jika Gadis menyembunyikan sesuatu.Bughh!Alex menonjok pipi asistennya. Dia tak terima Asoka memegang tangan istrinya, membuat ia marah dan cemburu.''Bos, apa apaan sih! Kenapa nonjok saya.'' kesal Asok sambil memegang pipinya yang terasa sakit karena bogeman dari bosnya.''Salah sendiri, kenapa kamu megang tangan istri saya, hah!" marah Alex.Asoka menggaruk kepalanya. ''Maaf Bos, saya refleks tadi, sebab saya penasaran dengan pertanyaan Nona. Saya yakin jika Nona Gadis menyembunyikan sesuatu," ujar Asok sambil melirik Gadis.''Sudah, sudah. Kita m
Asoka memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Saat ini, di pikirannya hanya ingin cepat sampai di tempat dimana Sandra dan pria itu tinggal. Dia saat ini benar-benar di kuasai api amarah. Bahkan beberapa kali Asoka menerobos lampu merah.Dia tak terima jika Sandra menduakannya. Asoka selama ini selalu setia walaupun hubungannya dan Sandra sedang tak harmonis. Tapi dia tak pernah mengingkari atau mengotori janji suci pernikahan.Bagi Asok pernikahan itu sakral dan suci. Tapi jika di antara mereka berani mengotori janji suci itu, maka Asoka tak akan tinggal diam.''Kurang apa aku padamu, Sandra? Apa kurangku selama ini? Aku selalu menuruti apa yang kau mau. Aku selalu mengalah untukmu. Bahkan aku kehilangan anaku karena mu. Tapi kenapa kau tega mendua? Kenapa kau tega menghianatiku? Apa kurangnya aku, wanita sial*n!'' teriak nha dengan geram sambil memukul setir mobil.Mobil sampai di apartemen yang Sandra tempati. Asoka langsung melangkah dengan cepat ke lantai 15. Sebab alamat yang G
.12 tahun sudah berlalu, kini keluarga Gadis dan Alex sudah bahagia bersama kedua anaknya, bahkan saat ini Gadis sedang mengandung anak ketiga dan baru menginjak 5 bulan.Gara saat ini sudah dewasa, dia sudah kuliah di salah satu Univercity di Amerika, yaitu UNSAN tempat Gadis kuliah dulu dan menimba ilmu di sana.Dan Cesa adik Gara, kini berusia 14 thun kelas 3 SMP. Dan sebentar lagi akan lulus dan masuk ke SMA.Semua sudah bahagia bersama pasangannya masing masing, begitu pun dengan Bas dan Vio, mereka juga sudah mempunyai 2 anak yang 1 sudah kelas 1 SMP dan yg kedua kelas 5 SD. Vio tinggal di rumah yang Bas pernah tempati Dulu bersama Siska.🍀🍀🍀🍀🍀🍀2 Tahun sudah Gara tak pulang ke indonesia, sebab kuliahnya dan pekerjaannya sangatlah membuat dia sibuk, hingga tak sempat untuk pulang ke rumah.Pesawat mendarat dengan mulus di bandara Soekarno Hatta. Seorang pria tampan yang menjadi idola banyak wanita turun dari pesawat dan langsung keluar bandara, dimana seorang supir sudah
Tidak terasa Vio sudah bekerja dengan Bas selama 3 bulan lamanya. Bahkan mereka semakin dekat, dan Bas juga mulai membuka hatinya kembali, hingga ia pun melamar Vio beberapa hari yang lalu . Bahkan Vio diminta Bas untuk menempati salah satu apartemennya...Pagi ini Vio sudah bangun dan menyiapkan sarapan yang akan dia bawa ke kantornya untuk Bas. Vio memasak nasi goreng dengan telur dadar. Setelah semua siap Vio pun berangkat, tapi baru saja ia sampai loby Apartemen, tiba-tiba Bas muncul di balik mobil mewahnya.Bas kemudian mengajak Vio untuk masuk kedalam mobil. ''Queen, itu apa?'' tunjuknya ke arah kotak yang di pegang Vio.''Ini aku buatin hubby sarapan. Sebagai ucapan terimakasih karena sudah ngizinin aku tinggal di apartemen.'' jelas Vio.''Wah kebetulan dong! Aku belum sarapan sayang.''''Yasudah, nanti makan di kantor ya," ujar Vio.Bas menggeleng dengan cepat. ''Aku mau di sini saja. Kamu suapi aku.'' Vio pun mengangguk, lalu membuka kotak itu dan mulai menyuapi Bas dengan
''Ma, aku mau nanya sesuatu deh sama Mama?'' tanya Gadis saat mereka berada di restoran ''Apa sayang?''''Itu Ma, kak Bas apa belum punya calon lagi ya?"''Eum, kayaknya sih belom. Soalnya dia gak pernah tuh bawa atau ngenalin ceweknya sama Papa Mama," jelas Mama Intan.Gadis manggut manggut. ''Emang kenapa sih sayang?'' heran Mama.''Nggak apa-apa sih Ma. Cuma penasaran aja sama percintaan kakak tersayang ku itu."Mama menggelengkan kepalanya dengan heran. Dari dulu Gadis selalu saja kepo dengan urusan percintaan Bas.Gadis mengedarkan pandangannya ke segala sisi restoran. Saat matanya tertuju ke pintu masuk, dia kaget sebab Kakaknya masuk dengan seorang perempuan cantik. Tapi melihat dari interaksi keduanya sepertinya mereka bukan sepasang kekasih, tapi lebih ke atasan dan bawahan.''Kak!'' teriaknya memanggil Bas.Bas menoleh ke sumber suara, soalnya dia seperti mengenali suara tersebut. Dan benar saja, saat Bas menengok ternyata ada Mama dan adiknya yang sedang berada di retoran
Malam ini semua sudah berkumpul di ruang tamu, bahkan Bas dan pak Hendrik, pengacara keluarga Bramantyo pun sudah hadir di sana. Sedangkan Gara dan Cesa sedang bermain di taman belakang bersama Mama dan Bik Irah.''Pa, ayo katakan ada apa?'' tanya Gadis dengan nada tak sabar.''Kamu ini Dek, gak sabaran sekali sih," ledek Bas sambil menggelengkan kepalanya.''Yeee Kakak. Bukannya gitu Kak, aku hanya penasaran saja."''Sudah, sudah. Papa akan bicara ... jadi begini, Papa kan sudah tua, umur Papa sudah tak muda lagi, dan cuma kalianlah anak anak Papa. Dan kalian tentu tahu kekayaan Papa seberapa banyak,'' ujar Papa.Gadis dan Bas mengerutkan dahinya bersamaan. ''Jadi, apa hubungannya dengan kami?'' tanya Bas dengan heran.''Papa akan membagi warisan untuk kalian. Itu sebabnya, Papa meminta Gadis untuk pulang ke Mansion.'' "Oooowwwhh," ucap Gadis dan Bas bersamaan.''Papa akan membagi adil bagian kalian! 50% untuk Gadis dan 50% untuk Bas."''Papa akan memberikan perusahaan BM Group pada
''Cucu Oma!" seru Mama Intan saat melihat Gara dan Cesa sampai di Swiss.Gadis mencium tangan kedua orang tuanya, lalu memeluk mereka. Dan Alex pun melakukan hal yg sama, setelah itu mereka ke ruang tamu.''Pa, sebenarnya ada apa? Kenapa Papa sampai nyuruh aku pulang?'' tanya Gadis dengan tak sabar.Papa terkekeh pelan mendengar pertanyaan putrinya. ''Kamu ini, gak sabaran amat sih? Baru aja dateng, masa udah nanya aja?'' heran Papa''Ya habis aku penasaran tahu Pa. Ayolah Pa, katakan saja.'' pinta Gadis sambil bergelayut manja di lengan Papanya.''Iya nanti ya. Kamu kan baru sampai. Sebaiknya istirahat dahulu," ujar Papa sambil mengecup kening putri kesayangan nya itu.''Momy kayak anak kecil deh? Masa manja banget sama Opa?'' ucap Gara dengan gelengan kepala, saat melihat Gadis begitu manja pada Papa.''Memangnya kenapa? Apa cuma kamu dan Cesa saja yang bisa manja Boy, sama Momy? Momy juga bisa dong," ledek Gadis.''Tapi, kenapa gak sama Dady?'' tanya Gara kembali dengan mata yg mas
Siang ini Gadis, Alex dan Gara bersama Cesa sudah berada di bandara. Mereka akan menjemput Mama yang baru saja pulang dari liburannya di rumah Rehan yang berada di jerman.''Oma!" seru Gara dan Cesa, saat Mama Indah masuk kedalam mobil.'' lHallo cucu-cucu kesayangan Oma. Bagaimana kabar kalian?'' tanya Oma sambil memangku Cesa di jok belakang.''Baik Oma, Gara kangen banget sama Oma.''''Oma juga sayang. Kamu gimana Baby, kangen gak sama Oma?'' tanya Oma menjawil pipi Cesa.Cesa mengangguk. ''Kangen Oma.''Mobil pun melaju meninggalkan bandara. Dan selama di dalam mobil, Gara dan Cesa selalu bertanya pada Mama Indah, sehingga membuat wanita itu sedikit pusing di buatnya.Sedangkan Gadis dan Alex tersenyum melihat kebahagiaan keluarga kecilnya. Mereka berharap kalau kebahagiaan itu, akan mereka rasakan selamanya.Tiba tiba ponsel Gadia berbunyi, dan ternyata dari Papa Wahyu.''Hallo, Pa.''''Emang ada apa, Pa?''''Eum, begitu ... Ya sudah, nanti aku usahakan secepatnya untuk pulang Pa
James memacu mobil menuju aprtemennya. Tapi di tengah jalan ada panggilan masuk dari Gara.''Hallo, bocah! Ada apa?'' tanya James.''Apa kau yakin?''''Hem, baiklah. Kita ketemu dimana?''''Okey, Om kesana.''Telpon pun terputus. James segera memutar balikan mobilnya, menuju tempat dimana ia dan Gara akan bertemu.Setelah 15 menempuh perjalanan, James pun sampai di sebuah restoran. Lalu ia masuk kedalam ruang VVIP yang sudah di sewa Gara.''Ada apa?'' tanya James, saat dia duduk di hadapan anak itu.Gara menyerahkan tabletnya pada James, lalu memutar rekaman video. James sangat terkejut, saat melihat pria yang ada di video itu. Wajahnya tiba-tiba tegang.''Om kenal dia?'' tanya Gara dengan mimik wajah penasaran.''Kau, dapat darimana video itu?'' tanya James.''Ck, bukannya jawab, malah balik nanya!'' gerutu Gara.''Sudah, kau jawab saja!"''Tadi waktu aku antar Momy ke Mall, aku tak sengaja melihat dia mengintai kami di balik pohon. Pas aku perhatikan, dia malah pergi.''James mengan
''Kalian darimana saja? Kenapa lama sekali?'' tanya Gadis dengan wajah galaknya, menatap Gara dan James yang baru saja sampai Mansion.''Hehe ... maaf Mom! Aku tadi terlalu seru sama Aldi, terus Om James juga ketemu klien nya.'' tutur Gara dengan bohong.James mengangguk, tanda iya dengan jawaban GaraGadis menghela napasnya. Kemudian ia menyuruh Gara untuk bersih bersih. Lalu makan siang, sedangkan James berlalu ke kamar tamu, untuk menemui istrinya.'Maaf Mom. Aku tak bermaksud bohong. Aku hanya tak mau, membuat Momy cemas.' batin Gara.Gara dan James memang sudah kongkalikong, saat di mobil tadi. Mereka sudah menyiapkan jawaban, untuk pertanyaan Gadid. Sebab mereka tahu, pasti Gadis akan bertanya kenapa mereka lama.**********''Bagaimana sayang? Apa sudah ada berita, jika pernikahan mereka hancur atau gedungnya roboh?'' tanya perempuan di sebelah seorang pria bule.Bule itu menggeleng. ''Belum Beib. Sepertinya, gagal," jawabnya.''Hah, gagal? Bagaimana bisa? Tak mungkin, jika ada
James dan Gara berlari cepat menaiki tangga ke lantai 2. Sebab lift sangat lama. Setelah sampai Gara mengarahkan jam tangannya ke segala arah dan bunyi di jam tangan Gara semakin keras.Gara dan James terus mengikuti arah titik di jam itu.Hingga mereka berhenti di toilet laki-laki. James dan Gara mencari sesuatu yang mereka sedang cari, dan Gara menemukannya.''Om, di sini.'' tunjuk Gara pada bawah westafel.James segera berlari ke arah Gara lalu mengecek bawah westacel. Dan ternyata benar, sebuah Bom berukuran kepalan tangan di pasang di bawah tempat pencuci tangan.''Bagaimana Om? Ini Bom yang mampu meledakan satu gedung dalam satu kali ledakan Om,'' cemas Gara.''Ya, Om tahu itu. Kita harus segera mematikannya sebelum meledak. Jika tidak, maka akan banyak korban jiwa.'' ''Om, waktunya 15 menit lagi!" panik GaraJames mencoba meneliti kabel bom itu, tapi sangat rumit. Dia tak mampu untuk mematikannya. Akhirnya James menelpon seseorang lalu melakukan video Call.''Hai Bro! Tumben ka