“Untuk kalian berdua jangan pergi dulu!” ucap Andreas saat kelasnya sudah selesai.Beberapa mahasiswa langsung meninggalkan tempat itu, kecuali Riana dan Kirana, “Jangan lupakan kalau saya belum memberikan kalian berdua hukuman atas apa yang kalian lakukan tadi!”Riana menatap suaminya itu dengan malas, “Apa yang harus saya lakukan, pak?” tanya Riana.“Untuk kamu Riana, kamu harus membersihkan ruangan perpustakaan sampai bersih, dan untuk kamu Kirana, kamu boleh pulang sekarang!”Kirana menatap Andreas kebingungan, “Loh kok gitu, Dre?” tanya Kirana, dia menghilangkan kata “pak” kepada Andreas, karena sebutan itu dia ucapkan saat Andreas mengajar saja.“Lakukan saja apa yang aku katakan!”Kirana langsung memeluk Andreas lalu dia mengalungkan tangannya pada leher Andreas. “Ah… Kamu emang terbaik,” Kirana lalu mengecup bibir Andreas dengan cepat.Riana melihat hal itu langsung memalingkan wajahnya, dia sangat berusaha untuk menahan rasa perih dan tangisnya. Sangat menyakitkan saat Riana
Riana berlari ke kamar, tak lupa dia mengunci kamar itu lalu dia menangis sejadi-jadinya. Hatinya sangat sakit, Andreas selalu berkata bahwa dia mencintainya. Namun hari ini Andreas membuat Riana ragu akan kata cinta yang Andreas katakana.Riana mendengar beberapa kali ketukan dari Andreas, namun dia sama sekali tidak membuka pintu. Untuk saat ini dia hanya ingin menenangkan dirinya dan tidak meliaht wajah Andreas.Sudah setengah jam dia menangis dan dia juga tidak mendengar ketukan pintu dari luar lagi, walaupun dia sedang marah kepada Andreas. Tapi dia tetap mengkhawatirkan laki-laki itu. Riana sedikit membuka pintu dan mengintip disana.Dia sangat terkejut, melihat Andreas sedang berpelukan dengan seorang wanita yang sudah dia pastikan itu adalah Kirana. Hatinya kembali berdenyut melihat hal itu, setelah membuatnya menangis, Riana juga harus melihat Andreas memeluk wanita lain.“Kenapa kamu setega ini, Mas?” lirih Riana, kalau Andreas masih menyukai Kirana, kenapa dia mau menikahin
Sinar matahari mulai menerangi kamar dengan melewati tirai yang tipis, cahayanya menyinari dua insan yang masih terlelap dengan posisi yang sangat berdekatan. Tubuh mereka tertutup selimut hangat hingga ke batas dagu.Riana mendesah pelan, membuka matanya dengan perlahan. Menatap beberapa saat kea rah jendela, baru kemudian beralih ke arah Andreas yang masih tertidur sambil memeluknya erat.Riana tersenyum malu kala mengingat bagaimana sisa-sisa malam yang mereka lewati berdua. Melihat wajah damai Andreas saat tertidur membuatnya merasa nyaman, karena dengan begini dia bisa melihat wajah suaminya itu sepuasnya.Tiba-tiba dia mendengar suara handphonenya, dia mengambil benda yang dia simpan diatas meja disamping ranjangnya.[Halo,Ri!]Mendengar suara Kirana yang sepertinya sedang menangis membuat Riana sedikit khawatir padanya, [Na, kamu kenapa?] Riana tidak mendapatkan jawaban, dia hanya mendengarkan suara tangisan dari Kirana, [Na, kamu kenapa sih?] tanya Riana kembali.[Ibu.. Aku, R
“Lo suka yah sama dosen itu?” Pertanyaan yang dilontarkan oleh Eligo kepadanya sugguh mengejutkan.Riana kembali menatap Eligo, bagaimana bisa laki-laki ini mengeluarkan pertanyaan yang seperti itu?. “Maksud kamu?”Eligo terkekeh melihat wajah Riana yang sangat terkejut, itu sangat lucu sekali. “Daritadi gue liatin lo, penglihatan lo gak lepas dari dosen itu!”“Apakah aku terlalu memperlihatkan bahwa aku cemburu?” pikir Riana.Melihat Riana yang terdiam membuat Eligo menyimpulkan bahwa perkataan dirinya memanglah benar adanya, “Benarkan apa yang gue katakana?” tanya Eligo.Riana menggelengkan kepalanya, tidak mungkin bukan dia berkata jujur kepada Eligo yang notabenenya adalah sodar Kirana dan mengatakan bahwa dirinya mencintai Andreas?. “Enggak kok! Aku gak menyukai pak Andreas! Mungkin itu cuma asumsi kamu saja, daritadi aku memperhatikan Kirana mungkin memang terlihat seperti melihat pak Andreas, karena kan dia berada disamping Kirana,” Elak Riana.Eligo menganggukkan kepalanya, me
Andreas sangat kesal melihat Riana memilih untuk pulang bersama laki-laki itu yang dia ketahui adalah sodara dari Kirana sendiri. Kirana pernah mengatakannya kalau dia mempunya sodara yang satu kampus dengan dirinya, namun dia tidak mengetahui bagimana rupa dari sodara Kirana itu.Dia baru menyadari tadi, saat dia tidak sengaja mendengar pembicaraan Riana dan Eligo yang mengatakan bahwa dia adalah sodara yang pernah Kirana ceritakan.Bagaimana bisa kebetulan seperti ini? Kirana dan Riana bersahabat, lalu Riana kenal dengan sodara Kirana. Andreas sangat tidak menyukai hal itu. Dia bisa melihat ada ketertarikan dari Eligo kepada Riana, dia tau karena insting lelakinya mengatakan bahwa dia menyukai Riana, bahkan cara Eligo menatap Riana pun sangat jelas dia ingin mendekati Riana.Kini dia harus menerima kalau Riana lebih memilih untuk pulang dengan Eligo dibandingkan dengannya. Andreas memang marah pada Riana, namun dia tidak bisa meluapkannya disini, tidak mungkin sekali kalau dia tiba-
“Mamah!” panggil Riana.Ranti kaget melihat kedatangan Riana. “Loh? Riana?” Ranti memastikan bahwa yang sekarang berada didepannya adalah putri kesayangannya. Semenjak Riana menikah, Ranti merasakan kehilangan yang begitu besar saat anak perempuan satu-satunya ini pergi meninggalkan rumah karena kewajibannya sebagai seorang istri untuk mengikuti suaminya.“Kamu sehat, nak?” Ranti memeluk Riana.“Sehat, Ma. Riana mau nginep mala mini disini, boleh yah?”Riana memang sengaja datang kesini, setelah diantarkan oleh Eligo ke apartemen, dia memutuskan untuk menginap di rumah orang tuanya saja. Karena Riana berfikir bahwa Andreas akan menemari Kirana sampai larut malam.Ranti tidak bisa menutupi rasa kebahagiaannya. “Boleh kok, sayang. Masa gak boleh! Kamar kamu selalu mamah rapihin dan mamah bersihin setiap hari. Kamu mandi dulu yah, nanti kita makan malam bersama. Papah kamu juga kayaknya udah kanget banget sama kamu, Ri,” Ranti yang sedari tadi penasaran melihat penampilan Riana yang serb
Riana buru-buru mengambil bandal dan selimutnya. Malam ini, dia akan tidur di kamar sebelah yang kosong, memang kamar itu khusus untuk tamu yang akan menginap dirumahnya, dia melakukan itu karena dia tau akan menjadi korban suaminya sendiri.“Apa yan kamu lakukan?” tanya Andreas tidak mengerti dengan sikap Riana.“Ngungsi!” ucap Riana tanpa menoleh pada Andreas.“Aku hampir kebingungan mencari kamu sampai kesini, terus sampai disini kamu malah menghindariku?” ucapan Andreas terdengar seperti orang yang sedang menahan emosinya. Apalagi Riana tidak memperdulikan ucapannya sama sekali.Riana berjalan semakin cepat, dia menyadari ada sinyal bahaya dalam otaknya. Dia harus segera untuk pergi dari kamarnya. Baru saja Riana memengang gagang pintu namun dia baru sadar saat dia terus mencoba untuk membuka pintunya sudah terkunci, tangan kokoh milik Andreas sudah melingkar dari pinggangnya. Andreas memeluk Riana dengan sangat erat dan tidak ada jarak yang memisahkan mereka.“Aku sudah tau kamu
Kini Riana dan Andreas berada di dalam mobil berdua, Riana terus saja diam membuat Andreas kebingungan bagaimana caranya agar mau membuat wanita itu bersuara.“Kamu masih memikirkan apa yang diucapkan oleh mamahmu?” tanya Andreas.Riana berdeham, “Iya!”Dengan tangannya yang masih mengendalikan mobil, tangan Andreas yang satunya lagi menggemgam tangan Riana, “Tidak usah dipikirkan, aku mengerti kalau kamu memang belum siap untuk mempunyai anak, dan kamu harus kehilangan semuanya,”Riana tersenyum mendengar hal itu, hatinya kembali tenang karena Andreas mengerti akan posisinya, “Makasih yah, Mas!” Riana menggemgam erat tangan Andreas.Andreas mengangguk, “Tapi kamu harus tau, semakin kamu menyembunyikannya semakin bom waktu itu akan membesar. Kamu mengertikan apa yang aku maksud?” “Aku tau, Mas! Tapi bukan dalam waktu yang sangat dekat!”“Iya, aku tau,” Andreas tersenyum melihat Riana.Riana melihat ke bawah, dia baru sadar kalau sekarang dia sedang memakai sandal rumahan saja. “Mas!”
Dengan sangat perlahan Andreas memangku anaknya itu, dia tersenyum tipis melihat anaknya yang sudah lahir ini. Lalu Andreas mengalihkan pandangannya pada Riana, “Jadi gimana? Janji kamu bakalan kamu tepatin?” tanya Andreas.Riana terkekeh, “Kamu ngebet banget pengen nikah sama aku?” ledek Riana.Andreas berdecih saat Riana meledeknya, mau gimana lagi Andreas memang ingin buru-buru memiliki Riana kembali, apalagi sekarang ditambah dengan ada anaknya. “Tinggal jawab aja kamu nempatin janji kamu atau enggak, gitu aja susah ngomongnya!”Riana membenarkan posisinya, lalu dia mendekat pada Andreas yang masih menggendong anaknya yang sedang tertidur. “Aku udah janji sama kamu kan mas tidak mungkin aku ingkarin, tapi masa kamu mau nikah sekarang kan gak mungkin.”“Ya gak gitu juga, aku niatnya bakalan nikah sama kamu pada saat anak kita berumur 40 hari,” usul Andreas.Riana menganggukkan kepalanya, “Ya bagus kalau gitu!” kemudian Riana mengambil handphonenya dan memilih untuk bermain game. Me
Andreas baru saja keluar dari ruangan rapatnya, selama hampir tiga jam dia duduk didalam hanya untuk membahas pelaksanaan acara kampus saja. Hal itu membuat dirinya sangat pegal karena dia duduk selama rapat itu, walaupun Andreas adalah pemilik kampus, namun dalam hal ini dia tidak terlalu banyak ikut campur karena dia bukanlah rektor melainkan seorang dosen.Andreas merogoh ponselnya. Dia sangat terkejut ketika melihat beberapa panggilan dari mamah Riana. Andreas menggerutuki dirinya sendiri karena dia lupa tidak kalau handphonenya di silent. Andreas hendak menelepon mamah Riana kembali, namun Ranti kembali meneleponnya. Andreas segera mengangkat telepon dari Ranti karena dia takut terjadi apa-apa dengan Riana.[Assalamualaikum mah, ada apa? Apa terjadi sesuatu sama Riana?] tanya Andreas.[Dre, cepat sekarang kamu ke rumah sakit! Riana melahirkan!]Andreas sangat terkejut, dengan cepat dia menuju mobil dengan berlari. Dia tidak memperdulikan tatapan mahasiswanya yang menatapnya aneh
“Aku akan bersedia menikah dengan kamu kembali saat anak yang ada didalam perut aku lahir, apa kamu sanggup?”Andreas terdiam sebentar, dia menatap Riana dengan sangat serius. “Kenapa?” tanya Andreas. Sejujurnya Andreas sangat ingin untuk segera menikahi Riana kembali, dia tidak ingin menunda-nunda waktu.“Apa kata orang kalau kamu menikahi aku lagi dengan keadaan hamil seperti ini?” tanya Riana, “Lebih baik menikah saat aku sudah melahirkan anak kita saja, karena hal itu tidak akan menimbulkan omongan buruk dari orang lain, kamu tidak setuju yah?”Andreas menggelengkan kepalanya, “Aku bukannya tidak setuju, tapi kenapa kamu harus memikirkan omongan orang lain sih?”Riana tersenyum samar, “Aku bukan hanya memikirkan omongan orang lain yang pasti akan berdampak pada keluarga kita juga, tapi dalam agama pun tidak memperbolehkan seseorang menikah dalam keadaan hamil,”Andreas terdiam, dia lupa kalau agama pun melarang untuk menikah dalam keadaan hamil. Andreas menghela nafasnya sejenak
“Riana, maukah kamu menikah kembali denganku?” tanya Andreas.Riana termenung, seumur-umur dia tidak pernah membayangkan kejadian seperti ini akan terjadi padanya. Pada saat ini ditengah orang-orang yang sedang menikmati hidangan mereka, dia dilamar oleh Andreas yang notabenenya adalah mantan suami dan mantan dosennya sendiri. Karena hal yang Andreas lakukan membuat semua orang menatapnya. “Kamu mau yah kembali lagi bersamaku, dan melanjutkan pernikahan kita yang sempat terputus?” bujuk Andreas.“Ngah?” siapa yang tidak kaget dengan semuanya yang terjadi begitu cepat dan mendadak seperti ini. Hati Riana tiba-tiba berdegub sangat kencang sulit untuk dia atur kembali bahkan bibirnya pun terasa sangat sulit untuk berbicara. “Please, menikahlah denganku!” Bahkan sekarang para tamu undangan pun menyuruhnya untuk menerima lamaran Andreas. Riana sedikit melirik kearah pengantin yang ikut mengatakan hal yang sama. Seketika acara pernikahan Gibran dan Kirana berubah menjadi acara lamaran dada
Andreas yang melihat hal itu tepat didepan matanya, lalu berlari menghampiri Riana yang sudah tergeletak dijalanan.“Riana!” teriak Andreas.“Mas Andreas?” ucap Riana sambil melambai-lambaikan tangannya dihadapan wajah Andreas. Riana mengguncangkan bahu Andreas, “Mas kok ngelamun sih?”Andreas tersadar dari lamunannya, dia menghembuskan nafasnya lega karena itu suma khayalannya saja bukan kenyataan. “Riana?” untung saja itu cuma khayalan, kalau itu benar terjadi mungkin saat ini Andreas sudah menangisi Riana.“Kamu ngelamunin apa sih mas? Jadi gak nih periksa kandungannya?” tanya Riana.Andreas melebarkan senyumannya, “Tentu saja jadi, gak mungkin juga enggak sayang!”Riana mengerutkan keningnya, “Lagian kamu ngelamunin apa sih?” tanya Riana penasaran.“Ah enggak kok!” lalu Andreas segera membukakan pintu untuk Riana masuk ke dalam mobilnya. “Ayo masuk!”Riana pun masuk ke dalam mobil. Sebenarnya dia sangat penasaran apa yang membuat Andreas melamun, karena tidak biasanya lelaki itu s
Riana hari ini hanya menghabiskan waktunya di kamar dan memikirkan apa yang terjadi belakangan ini. Dia berfikir kalau hidupnya ternyata bisa dikatakan seperti sinetron dimana dia dijodohkan dengan pacar sahabatnya lalu sahabatnya balas dendam padanya dan berakhir dengan kepergian Eligo beberapa hari yang lalu. Kepergian Eligo membuat Riana sadar bahwa tidak semuanya dia harus miliki, termasuk dengan Eligo walaupun awalnya niat dia terkesan jahat namun lama kelamaan dia terjebak sendiri lalu dia memutuskan untuk pergi karena dia sadar kalau Riana tidak pernah memberikan hatinya untuk Eligo. Riana tentu saja sangat sedih ketika harus berpisah dengan salah satu teman yang selalu menemaninya itu, namun Riana tidak bisa berbuat apa-apa, karena itu adalah keputusan dari Eligo yang tidak bisa Riana ganggu, yang terpenting hubungannya dengan Eligo dan Kirana kini semakin membaik walaupun harus dengan jarak yang sangat jauh.Tadi pagi, Eligo sempat melakukan video call dengannya, hanya sekeda
“Eligo!” panggil Riana.Ketiga orang itu langsung menoleh saat Riana memanggil Eligo. Riana dan Andreas pun berjalan menghampiri Eligo.“Syukurlah kamu belum berangkat!” ujar Riana.Eligo sangat terkejut ketika Riana datang, “Ri lo..” Eligo awalnya berpikir bahwa dia tidak akan pernah melihat Riana kembali karena Eligo sangat sadar akan kesalahannya pada Rana. Namun, kini dia dapat melihat Riana kembali.“Iya aku datang, sama mas Andreas!”Eligo melirik kearah Andreas, “Lo, udah… maafin gue?” tanya Eligo terbata-bata.Kirana pun langsung menoleh pada Riana yang berada disampingnya itu, “Ri gue minta maaf sama lo!” ucap Kirana dengan mata yang berkaca-kaca, “Gue terlalu banyak salah sama lo Ri, sampe gue malu sama diri gue sendiri!” Gibran merangkul Kirana, dia memberikan dukungan moril pada Kirana karena dia sudah mau meminta maaf pada Riana. lalu Riana menatap Andreas, “Aku juga minta maaf sama kamu Dre, maaf karena aku udah bikin rumah tangga kalian jadi hancur.”Riana langsung meme
Gibran menatap ayah Kirana. Walaupun ragu, dia tetap harus terlihat bahwa dirinya layak untuk Kirana, “Kalau keluarga saya sudah merestui niat saya dengan Kirana. Mungkin mereka juga tidak ingin menanggung malu kembali karena saya tidak bertanggung jawab atas apa yang telah saya perbuat,” Gibran meneduhkan pandangannya, “Saya berharap, om bisa memberikan restu om untuk kami berdua!”Ayah Kirana merasakan kebingungan yang sangat besar, disatu sisi dia tidak ingin Kirana melahirkan tanpa adanya seorang suami, tapi disatu sisi dia pun kecewa atas apa yang telah mereka lakukan, terlebih ayah Kirana belum terlalu jauh mengenal Gibran. Ayah Kirana menghela nafasnya panjang, “Baiklah!”Mendengar perkataan yang ambigu dari ayah Kirana membuat Kirana dan Gibran kebingungan untuk mengartikan apa yang diucapkan oleh ayah Kirana, “Maksud om bagaimana?” tanya Gibran memastikan.Ayah Kirana kembali menghela nafasnya, keputusan ini sangat berat untuknya. Namun, ayah Kirana tidak ingin kembali egois
Riana menghentak-hentakkan kakinya kesal. Dengan seenaknya Andreas tetap membawanya ke tempat yang sudah Riana janji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan kembali ke tempat ini lagi. Tetapi dengan seenaknya Andreas tetap memaksa Riana untuk mengajaknya kesini walaupun sudah berapa kali dia menolak tetap saja kalah. “Dasar pemaksa! Apa-apa maksa, gak ngerti apa kalau aku udah gak mau lagi kesini.. Cih dasar!” gerutu Riana. Andreas menggelengkan kepalanya saat melihat perilaku Riana yang menurutnya kekanak-kanakan namun terlihat menggemaskan juga, “Cewek kalau lagi hamil emang kayak gitu yah? Ngambeknya kayak anak kecil!” ujar Andreas sambil terkekeh.Riana yang mendengar ucapan Andreas sekitika menghentikan langkahnya lalu berbalik pada Andreas yang ada dibelakangnya, “Apa yang kamu bilang barusan?” tanya Riana jengkel.Andreas langsung gelagapan, dia tidak menyangka kalau Riana masih bisa mendengar ucapannya tadi padahal dia sudah berbicara dengan suara yang pelan, “Ah.. enggak k