Riana buru-buru mengambil bandal dan selimutnya. Malam ini, dia akan tidur di kamar sebelah yang kosong, memang kamar itu khusus untuk tamu yang akan menginap dirumahnya, dia melakukan itu karena dia tau akan menjadi korban suaminya sendiri.“Apa yan kamu lakukan?” tanya Andreas tidak mengerti dengan sikap Riana.“Ngungsi!” ucap Riana tanpa menoleh pada Andreas.“Aku hampir kebingungan mencari kamu sampai kesini, terus sampai disini kamu malah menghindariku?” ucapan Andreas terdengar seperti orang yang sedang menahan emosinya. Apalagi Riana tidak memperdulikan ucapannya sama sekali.Riana berjalan semakin cepat, dia menyadari ada sinyal bahaya dalam otaknya. Dia harus segera untuk pergi dari kamarnya. Baru saja Riana memengang gagang pintu namun dia baru sadar saat dia terus mencoba untuk membuka pintunya sudah terkunci, tangan kokoh milik Andreas sudah melingkar dari pinggangnya. Andreas memeluk Riana dengan sangat erat dan tidak ada jarak yang memisahkan mereka.“Aku sudah tau kamu
Kini Riana dan Andreas berada di dalam mobil berdua, Riana terus saja diam membuat Andreas kebingungan bagaimana caranya agar mau membuat wanita itu bersuara.“Kamu masih memikirkan apa yang diucapkan oleh mamahmu?” tanya Andreas.Riana berdeham, “Iya!”Dengan tangannya yang masih mengendalikan mobil, tangan Andreas yang satunya lagi menggemgam tangan Riana, “Tidak usah dipikirkan, aku mengerti kalau kamu memang belum siap untuk mempunyai anak, dan kamu harus kehilangan semuanya,”Riana tersenyum mendengar hal itu, hatinya kembali tenang karena Andreas mengerti akan posisinya, “Makasih yah, Mas!” Riana menggemgam erat tangan Andreas.Andreas mengangguk, “Tapi kamu harus tau, semakin kamu menyembunyikannya semakin bom waktu itu akan membesar. Kamu mengertikan apa yang aku maksud?” “Aku tau, Mas! Tapi bukan dalam waktu yang sangat dekat!”“Iya, aku tau,” Andreas tersenyum melihat Riana.Riana melihat ke bawah, dia baru sadar kalau sekarang dia sedang memakai sandal rumahan saja. “Mas!”
Suasana kelas sudah mulai ramai, banyak mahasiswa yang mulai memasukki kelasnya karena sebentar lagi pembelajaran akan segera dimulai. Kirana dan Riana sudah berada di kelas mereka dan teman-temannya pun sudah pada masuk walaupun ada beberapa waktu yang kosong, mungkin masih pada diluar, karena ada juga yang selalu masuk berbarengan dengan dosen.“Eh, Ri. Menurut lo Eligo itu gimana sih?” tanya Kirana.“Kan kamu sodaranya, masa kamu gak tau gimana sifat Eligo,” jawab Riana sambil mengeluaran buku dan alat tulis yang akan digunakannya.“Gue kan nanya menurut pendapat lo,” Kirana geram, “Menurut lo Eligo itu gimana orangnya?” tanya Kirana kembali.Riana sedikit berfikir, “Menurut aku sih, Eligo itu selain tampan dia juga baik karena dia mau membantuku waktu itu, padahal dia sama sekali belum kenal sama aku.”“Menurut lo dia termasuk dalam salah satu tipe cowok idaman lo gak sih?”Rian terkejut dengan pertanyaan yang Kirana lontarkan, “Kok kamu malah nanya gitu sih?”“Ya, gue penasaran a
Kini Andreas sedang duduk di meja kerjanya, ditemani dengan laptop dan beberapa bahan untuk menginput nilai mahasiswa, sebentar lagi akan diadakan ujian semester akhri membuat Andreas harus mencicil menginput nilai, agar nanti dia tidak keteteran dan setelah nilai hasil ujian semester akhir keluar, dia tidak perlu repot untuk menginput semua dari awal.Andreas yang sedang sibuk, tak lama dia mendengar suara ketokan pintu dari depan. Andreas tersenyum, sudah dia pastikan kalau orang yang sedang mengetok pintu di depan ruangannya itu adalah istrinya. Andreas menyuruhnya untuk masuk, dan benar saja dia melihat Riana. Sebelum menutup pintu, Riana memastikan bahwa tidak ada orang yang ada disekitar sini. Lalu Riana berjalan mendekati Andreas. “Ada apa bapak memanggil saya kesini?” tanya Riana dengan nada formal seraya duduk di kursi panjang yang tersedia disana, Andreas memang menyediakan kursi itu supaya kalau ada tamu yang datang bisa duduk disana.Andreas berpindah posisi duduk disampi
Andreas mendorong tubuh Kirana, sehingga membuat Kirana hampir saja terjatuh kebelakang. Namun Andreas tatap menahannya, di hanya berusaha untuk melepaskan ciuman Kirana, “Apa yang kamu lakukan?” ucap Andreas sambil membersihkan sisa air liur Kirana yang masih ada di bibirnya dengan ibu jarinya.Kirana tertegun melihat tindakan Andreas, tidak biasanya Andreas melakukan hal itu. “Memangnya kenapa kalau aku mencium kamu?”Andreas menurunkan Kirana dari pangkuannya, lalu menatap Kirana dengan mata yang merah. Mungkin masih ada sisa akibat pertengkarannya dengan Riana tadi. “Setidaknya kamu harus melihat situasi dan kondisi Kirana. Kita sedang berada di area kampus kalau kamu lupa,”Kirana mengangguk, “Aku tau, tapi kan kita berdua sedang berada di ruangan tidak di tengah lapangan. Jadi menurutku itu hal yang bisa saja dilakukan, lagian jarang sekali orang datang kesini kecuali kalau emang ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan kamu,” jawab Kirana dengan santai.“Tapi tetap saja, a
“Gimana kalian mau ikut gak? Double date gitu ceritanya, mau dong?” bujuk Kirana. Riana sangat bingung, dia tidak tau harus mengatakan apa, apalagi sekarang Andreas sedang menanti jawabannya dengan tatapan mata yang menyeramkan.“Kalau gue sih, terserah Riana. Kan gak lucu kalau gue ikut lo berdua, yang ada gue jadi nyamuk disana!” Eligo menatap Riana, “Lo mau ikut?”“Ayolah, Ri. Andreas juga ikut, masa lo gak kasian gitu liat sodara gue yang jomblo ini jadi nyamuk!” bujuk Kirana kembali.Riana terkejut saat mendengar Andreas akan ikut bersama Kirana ke Bali untuk jalan-jalan?. Tapi kenapa dia tidak memberitahunya tadi? Apakah dia berniat untuk berjalan-jalan berdua saja dengan Kirana dan membiarkannya sedirian di apartemen?. Riana kemudian tersenyum, “Iya, aku ikut!” Riana tidak akan membiarkan Andreas bersenang-senang sedangkan dirinya tidak dan hanya menunggu di rumah saja. Riana tidak memperdulikan lagi Andreas yang terus menatapnya tajam.Kirana memegang tangan Andreas, “Sayang
Andreas mengikuti Riana yang keluar dari kamarnya, dengan sigap Andreas langsung memagang tangan Riana, “Kamu mau kemana?” tanya Andreas.“Aku mau minum, pembicaraan tadi membuat tenggorokanku terasa kering,” Andreas tersenyum, kegugupan Riana membuatnya semakin terlihat lucu dan menggemaskan, “Kenapa kamu ketawa?” Riana sangat tidak suka ketika Andreas tertawa seperti sedang menjeknya.“Ah, enggak kok.” Andreas berusaha untuk meredam tawanya. Walaupun susah, dia tidak ingin Riana merasa ditertawakan olehnya. “Kamu lucu sekali,”“Gak ada yang lucu, Mas!” Riana kembali melanjutkan jalannya. Namun, karena Andreas sama sekali belum melepaskan tangannya membuat Riana kembali terhenti. “Kenapa kamu gak lepasin tanganku?”Andreas tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, “Tidak semudah itu untuk aku melepaskan kamu sayang!” Andreas mendekatkan wajahnya kepada wajah Riana, membuat Riana harus menahan nafasnya, “Urusanku dengan kamu belum selesai, sayang!”Riana sedikit mendorong tubuh Andrea
Eligo datang bersama temannya yang Riana ketahui dia bernama Gibran dan salah satunya lagi Riana tidak tau namanya. Riana pernah melihatnya mungkin saat ospek dulu, namun dia tidak terlalu mengingat siapa nama wanita itu.“Hai, lo berdua mau masuk kelas?” tanya Eligo.“Menurut lo?” Wanita itu terus saja menatap Rina, “Lo bukannya yang waktu ospek pernah nolongin gue kan? Dari presma yang nyebelin itu?” tanya wanita itu.Ah iya, Riana baru mengingatnya. Dia pernah menolong wanita ini saat sedang disuruh oleh presma melakukan hukuman karena telat dan Riana yang membantunya untuk kabur dari hukuman itu dengan cara belari dan langsung masuk ke barisan mahasiswa. Namun, mereka berpisah karena mereka memang beda jurusan, dan belum sempat untuk berkenalan, Riana sudah ditarik oleh Kirana untuk segera masuk ke barisannya, “Ah iya, aku baru inget.” Riana menjulurkan tangannya, “Aku Riana!”Wanita itu pun membalas tangan Riana, “Gue Alisa satu kelas sama dua curut ini juga,” ucap Alisa sambil
Dengan sangat perlahan Andreas memangku anaknya itu, dia tersenyum tipis melihat anaknya yang sudah lahir ini. Lalu Andreas mengalihkan pandangannya pada Riana, “Jadi gimana? Janji kamu bakalan kamu tepatin?” tanya Andreas.Riana terkekeh, “Kamu ngebet banget pengen nikah sama aku?” ledek Riana.Andreas berdecih saat Riana meledeknya, mau gimana lagi Andreas memang ingin buru-buru memiliki Riana kembali, apalagi sekarang ditambah dengan ada anaknya. “Tinggal jawab aja kamu nempatin janji kamu atau enggak, gitu aja susah ngomongnya!”Riana membenarkan posisinya, lalu dia mendekat pada Andreas yang masih menggendong anaknya yang sedang tertidur. “Aku udah janji sama kamu kan mas tidak mungkin aku ingkarin, tapi masa kamu mau nikah sekarang kan gak mungkin.”“Ya gak gitu juga, aku niatnya bakalan nikah sama kamu pada saat anak kita berumur 40 hari,” usul Andreas.Riana menganggukkan kepalanya, “Ya bagus kalau gitu!” kemudian Riana mengambil handphonenya dan memilih untuk bermain game. Me
Andreas baru saja keluar dari ruangan rapatnya, selama hampir tiga jam dia duduk didalam hanya untuk membahas pelaksanaan acara kampus saja. Hal itu membuat dirinya sangat pegal karena dia duduk selama rapat itu, walaupun Andreas adalah pemilik kampus, namun dalam hal ini dia tidak terlalu banyak ikut campur karena dia bukanlah rektor melainkan seorang dosen.Andreas merogoh ponselnya. Dia sangat terkejut ketika melihat beberapa panggilan dari mamah Riana. Andreas menggerutuki dirinya sendiri karena dia lupa tidak kalau handphonenya di silent. Andreas hendak menelepon mamah Riana kembali, namun Ranti kembali meneleponnya. Andreas segera mengangkat telepon dari Ranti karena dia takut terjadi apa-apa dengan Riana.[Assalamualaikum mah, ada apa? Apa terjadi sesuatu sama Riana?] tanya Andreas.[Dre, cepat sekarang kamu ke rumah sakit! Riana melahirkan!]Andreas sangat terkejut, dengan cepat dia menuju mobil dengan berlari. Dia tidak memperdulikan tatapan mahasiswanya yang menatapnya aneh
“Aku akan bersedia menikah dengan kamu kembali saat anak yang ada didalam perut aku lahir, apa kamu sanggup?”Andreas terdiam sebentar, dia menatap Riana dengan sangat serius. “Kenapa?” tanya Andreas. Sejujurnya Andreas sangat ingin untuk segera menikahi Riana kembali, dia tidak ingin menunda-nunda waktu.“Apa kata orang kalau kamu menikahi aku lagi dengan keadaan hamil seperti ini?” tanya Riana, “Lebih baik menikah saat aku sudah melahirkan anak kita saja, karena hal itu tidak akan menimbulkan omongan buruk dari orang lain, kamu tidak setuju yah?”Andreas menggelengkan kepalanya, “Aku bukannya tidak setuju, tapi kenapa kamu harus memikirkan omongan orang lain sih?”Riana tersenyum samar, “Aku bukan hanya memikirkan omongan orang lain yang pasti akan berdampak pada keluarga kita juga, tapi dalam agama pun tidak memperbolehkan seseorang menikah dalam keadaan hamil,”Andreas terdiam, dia lupa kalau agama pun melarang untuk menikah dalam keadaan hamil. Andreas menghela nafasnya sejenak
“Riana, maukah kamu menikah kembali denganku?” tanya Andreas.Riana termenung, seumur-umur dia tidak pernah membayangkan kejadian seperti ini akan terjadi padanya. Pada saat ini ditengah orang-orang yang sedang menikmati hidangan mereka, dia dilamar oleh Andreas yang notabenenya adalah mantan suami dan mantan dosennya sendiri. Karena hal yang Andreas lakukan membuat semua orang menatapnya. “Kamu mau yah kembali lagi bersamaku, dan melanjutkan pernikahan kita yang sempat terputus?” bujuk Andreas.“Ngah?” siapa yang tidak kaget dengan semuanya yang terjadi begitu cepat dan mendadak seperti ini. Hati Riana tiba-tiba berdegub sangat kencang sulit untuk dia atur kembali bahkan bibirnya pun terasa sangat sulit untuk berbicara. “Please, menikahlah denganku!” Bahkan sekarang para tamu undangan pun menyuruhnya untuk menerima lamaran Andreas. Riana sedikit melirik kearah pengantin yang ikut mengatakan hal yang sama. Seketika acara pernikahan Gibran dan Kirana berubah menjadi acara lamaran dada
Andreas yang melihat hal itu tepat didepan matanya, lalu berlari menghampiri Riana yang sudah tergeletak dijalanan.“Riana!” teriak Andreas.“Mas Andreas?” ucap Riana sambil melambai-lambaikan tangannya dihadapan wajah Andreas. Riana mengguncangkan bahu Andreas, “Mas kok ngelamun sih?”Andreas tersadar dari lamunannya, dia menghembuskan nafasnya lega karena itu suma khayalannya saja bukan kenyataan. “Riana?” untung saja itu cuma khayalan, kalau itu benar terjadi mungkin saat ini Andreas sudah menangisi Riana.“Kamu ngelamunin apa sih mas? Jadi gak nih periksa kandungannya?” tanya Riana.Andreas melebarkan senyumannya, “Tentu saja jadi, gak mungkin juga enggak sayang!”Riana mengerutkan keningnya, “Lagian kamu ngelamunin apa sih?” tanya Riana penasaran.“Ah enggak kok!” lalu Andreas segera membukakan pintu untuk Riana masuk ke dalam mobilnya. “Ayo masuk!”Riana pun masuk ke dalam mobil. Sebenarnya dia sangat penasaran apa yang membuat Andreas melamun, karena tidak biasanya lelaki itu s
Riana hari ini hanya menghabiskan waktunya di kamar dan memikirkan apa yang terjadi belakangan ini. Dia berfikir kalau hidupnya ternyata bisa dikatakan seperti sinetron dimana dia dijodohkan dengan pacar sahabatnya lalu sahabatnya balas dendam padanya dan berakhir dengan kepergian Eligo beberapa hari yang lalu. Kepergian Eligo membuat Riana sadar bahwa tidak semuanya dia harus miliki, termasuk dengan Eligo walaupun awalnya niat dia terkesan jahat namun lama kelamaan dia terjebak sendiri lalu dia memutuskan untuk pergi karena dia sadar kalau Riana tidak pernah memberikan hatinya untuk Eligo. Riana tentu saja sangat sedih ketika harus berpisah dengan salah satu teman yang selalu menemaninya itu, namun Riana tidak bisa berbuat apa-apa, karena itu adalah keputusan dari Eligo yang tidak bisa Riana ganggu, yang terpenting hubungannya dengan Eligo dan Kirana kini semakin membaik walaupun harus dengan jarak yang sangat jauh.Tadi pagi, Eligo sempat melakukan video call dengannya, hanya sekeda
“Eligo!” panggil Riana.Ketiga orang itu langsung menoleh saat Riana memanggil Eligo. Riana dan Andreas pun berjalan menghampiri Eligo.“Syukurlah kamu belum berangkat!” ujar Riana.Eligo sangat terkejut ketika Riana datang, “Ri lo..” Eligo awalnya berpikir bahwa dia tidak akan pernah melihat Riana kembali karena Eligo sangat sadar akan kesalahannya pada Rana. Namun, kini dia dapat melihat Riana kembali.“Iya aku datang, sama mas Andreas!”Eligo melirik kearah Andreas, “Lo, udah… maafin gue?” tanya Eligo terbata-bata.Kirana pun langsung menoleh pada Riana yang berada disampingnya itu, “Ri gue minta maaf sama lo!” ucap Kirana dengan mata yang berkaca-kaca, “Gue terlalu banyak salah sama lo Ri, sampe gue malu sama diri gue sendiri!” Gibran merangkul Kirana, dia memberikan dukungan moril pada Kirana karena dia sudah mau meminta maaf pada Riana. lalu Riana menatap Andreas, “Aku juga minta maaf sama kamu Dre, maaf karena aku udah bikin rumah tangga kalian jadi hancur.”Riana langsung meme
Gibran menatap ayah Kirana. Walaupun ragu, dia tetap harus terlihat bahwa dirinya layak untuk Kirana, “Kalau keluarga saya sudah merestui niat saya dengan Kirana. Mungkin mereka juga tidak ingin menanggung malu kembali karena saya tidak bertanggung jawab atas apa yang telah saya perbuat,” Gibran meneduhkan pandangannya, “Saya berharap, om bisa memberikan restu om untuk kami berdua!”Ayah Kirana merasakan kebingungan yang sangat besar, disatu sisi dia tidak ingin Kirana melahirkan tanpa adanya seorang suami, tapi disatu sisi dia pun kecewa atas apa yang telah mereka lakukan, terlebih ayah Kirana belum terlalu jauh mengenal Gibran. Ayah Kirana menghela nafasnya panjang, “Baiklah!”Mendengar perkataan yang ambigu dari ayah Kirana membuat Kirana dan Gibran kebingungan untuk mengartikan apa yang diucapkan oleh ayah Kirana, “Maksud om bagaimana?” tanya Gibran memastikan.Ayah Kirana kembali menghela nafasnya, keputusan ini sangat berat untuknya. Namun, ayah Kirana tidak ingin kembali egois
Riana menghentak-hentakkan kakinya kesal. Dengan seenaknya Andreas tetap membawanya ke tempat yang sudah Riana janji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan kembali ke tempat ini lagi. Tetapi dengan seenaknya Andreas tetap memaksa Riana untuk mengajaknya kesini walaupun sudah berapa kali dia menolak tetap saja kalah. “Dasar pemaksa! Apa-apa maksa, gak ngerti apa kalau aku udah gak mau lagi kesini.. Cih dasar!” gerutu Riana. Andreas menggelengkan kepalanya saat melihat perilaku Riana yang menurutnya kekanak-kanakan namun terlihat menggemaskan juga, “Cewek kalau lagi hamil emang kayak gitu yah? Ngambeknya kayak anak kecil!” ujar Andreas sambil terkekeh.Riana yang mendengar ucapan Andreas sekitika menghentikan langkahnya lalu berbalik pada Andreas yang ada dibelakangnya, “Apa yang kamu bilang barusan?” tanya Riana jengkel.Andreas langsung gelagapan, dia tidak menyangka kalau Riana masih bisa mendengar ucapannya tadi padahal dia sudah berbicara dengan suara yang pelan, “Ah.. enggak k