“Maksud lo apa ngomong kayak gitu?” tanya Eligo. Eligo sedikit merasa aneh mendengar Riana menggunakan kata gue untuk penyebutan dirinya, tapi dia tidak mempermasalahkan hal itu. Mungkin itu ungkapan yang secara spontan Riana ucapkan ketika dirinya sedang merasakan sedih. “Lo gak mau jawab pertanyaan gue?” tanya Eligo.Riana keget memilihat kedatangan Eligo secara tiba-tiba. “Sejak kapan kamu ada disitu?” tanya Riana balik.Eligo mengangguk-anggukkan kepalanya, “Oh jadi itu jawaban dari lo. Gue baru tau kalau sebuah pertanyaan bisa dijawab dengan pertanyaan lagi,”Riana langsung menggelengkan kepalanya, “Bukan begitu maksud aku Go!”Merasa tidak harus berada diantara kedua orang yang sedang berbicara didepannya, Alisa pun pamit untuk keluar, “Gue keluar dulu yah, nanti kembaran gue nyariin lagi!”Riana mengangguk sambil tersenyum kepada Alisa, “Iya Al, makasih yah!”“Iya! Sama-sama.” Alisa pun pergi meninggalkan Riana dan Eligo.Eligo masih menatap Riana dengan tatapan penuh pertanyaa
Perjalanan dari Jakarta menuju Sukabumi menempuh waktu selama tiga jam. Terbilang cepat karena kalau jalanan macet bisa sampe empat atau bahkan lima jam. Namun, kali ini selama perjalanan semuanya sangat lancar seperti mendukung Riana untuk pergi ke Sukabumi. Riana dan Eligo menggunakan jalan tol sebagai akses tercepat mereka. Setelah keluar dari tol pertama Sukabumi yaitu tol Bocimi, Riana dan Eligo masih harus menempuh waktu kurang dari satu jam untuk menuju rumah nenek dan kakeknya, karena tol Bocimi baru selesai pada daerah Cibadak saja belum sampai Sukabumi.Setelah menempuh perjalanan kurang. Kini Riana sudah memasukki salah satu kampong yang ada di Sukabumi, untung saja akses menuju desa ini sudah bisa memakai mobil kalau tidak Riana harus berjalan kaki sekitar 750 meter yang akan cukup melelahkan setelah duduk selama tiga jam dan harus berjalan kaki 750 meter.Pemandangan di desa ini membuat Riana sangat senang dan tenang, dimana disisi kanan dan kirinya dia melihat pesawahan
Andreas sedang berjalan di halaman apartemennya karena dia dan Kirana tinggal disana. Andreas sengaja untuk tetap tinggal diapartemen ini karena ditempat ini dia dan Riana pernah bersama, bahkan pada saat ayah Kirana menyuruhnya untuk tinggal di rumah Kirana dia langsung menolak, selain karena alasan diatas dia juga sangat malu jika harus tinggal bersama dengan mertuanya.Saat Andreas membuka pintu apartemennya dia melihat Kirana yang sudah duduk disofa. Lalu Andreas duduk disofa itu lalu membuka dasi yang dia pakai dan langsung membuka laptopnya. Kirana sangat geram melihat Andreas yang tampak acuh kepadanya, “Dre!” panggil Kirana.“Hmm!” sahut Andreas tanpa melihat kearah Kirana dan fokus kepada laptopnya.“Dre! Aku mohon kita perlu berbicara sebentar saja!” ucap Kirana.Andreas yang masih kesal dengan Kirana pun langsung menutup laptonya lalu menatap Kirana dengan tatapan kesalnya, “Apa sih?”“Kamu kenapa memperlakukan aku seperti itu pada malam pertama kita Dre? Apa salah aku sama
Setelah selesai menelepon Riana, Andreas langsung pergi ke kamar mandi. Dia ingin membersihkan tubuhnya. Saat hendak membuka bajunya, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan memperlihatkan Kirana yang sudah memakai pakaian mandinya. “Mau apa kamu kesini?” tanya Andreas seraya membuka bajunya.Kirana semakin mendekatkan dirinya pada Andreas, “Mandi bareng! Emang gak boleh?” tanya Kirana.Andreas yang sedang malas untuk berdebat dengan Kirana pun tidak menjawab pertanyaan dari istrinya itu, dia memilih untuk masuk kedalam bathtub dengan masih menggunakan celana dalamnya.Lalu Kirana pun membuka pakaian mandinya dan menyusul Andreas untuk masuk kedalam bathtub tersebut. “Aku bakalan tetap berusaha untuk menjadi istri yang baik untuk kamu Dre! Walaupun kamu sudah tidak mencintai aku lagi, aku akan membuat kamu jatuh cinta lagi sama aku!” lalu Kirana menutup setengah badannya menggunakan sabun. Sedangkan Andreas, dia hanya memperhatikan saja tanpa membalas ucapan Kirana.Dua puluh menit pu
Kirana yang sedang berada diapartemen masih menunggu Andreas untuk pulang, tadi dia bilang akan keluar hanya sebentar saja. Namun, Kirana sudah menunggu Andreas lama sekali dan Andreas tidak kunjung datang. Dia terus-terusan melepon Andreas tapi sama sekali tidak tersambung. Kirana yang kesal pun membanting handphonenya ke atas kasur, lalu dia merebahkan dirinya. “Kamu kemana sih? Ditelepon gak nyambung ditungguin gak datang!” gerutu Kirana. Dia sangat khawatir kalau Andreas pergi meninggalkan dirinya.Lalu dia teringat untuk menghubungi orang tua Andreas. Tak lama kemudian teleponnya diangkat oleh mamah mertuanya. [Hallo mah!][Ada apa?] Kirana mendengar suara jutek dari mamah mertuanya. Namun, dia sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu.Kirana menarik nafasnya dalam-dalam, [Maaf mah! Aku mau nanya apa Andreas ada disana?] tanya Kirana.[Kamu itu gimana sih? Kamu kan istrinya, gimana bisa kamu gak tau keberadaan suami kamu sendiri? Kamu kok gak becus sih jadi istri?] mendengar o
“Bagaimana bisa dia ada disini?” Andreas langsung menarik tangan Kirana, dan menjauhi Riana dan Eligo.Kirana meringis kesakitan karena Andreas menarik tangannya terlalu kencang, “Dre! Lepasin tangan aku! Sakit!”Andreas tidak mengkubis ucapan Kirana tadi, dia terus berjalan sampai dia merasa kalau jaraknya sudah jauh dengan Riana dan Eligo. “Kamu ngapain kesini?” tanya Andreas namun Kirana hanya diam saja menatap Andreas, “Kirana! Aku tanya kamu kenapa kamu bisa ada disini, dan kamu gak jawab pertanyaan aku? Jawab Kirana!” bentak Andreas, “Kirana!”“APA?” Bentak balik Kirana, hal itu membuat Andreas kaget karena Kirana membentaknya balik. “Aku heran yah, tadi pas aku nyampe kesini mantan istri kamu kayak gak suka aku dateng kesini, terus sekarang kamu malah bentak aku?” tunjuk Kirana pada Riana yang berada dibelakang mereka. “Kenapa? Kalian takut kalau perselingkuhan kalian ketauan?” tanya Kirana.Mata Andreas memerah menahan amarahnya, dia tidak terima disebut selingkuh oleh Kirana
“Kenapa lo kecewa? Karena gue nelepon Kirana? Atau karena lo gak suka kalau Kirana datang dan ganggu lo sama Andreas? Sebesar itu rasa cinta lo sama lelaki itu sampe lo bersikap seperti ini sama gue?” tanya Eligo dengan nada kecewa.“Maksud kamu apa ngomong kayak gitu Go?” tanya Riana tidak percaya.Eligo menundukkan kepalanya lalu tersenyum sinis, “Lo bilang lo kecewa sama gue? Lalu apa kabar gue. Gue liat lo sama sekali gak ngusir Andreas pas dia datang ke kampung nenek kakek lo, terus sekarang lo kecewa sama gue karena gue nelepon Kirana yang dimana dia adalah istrinya Andreas?” Eligo menatap Riana dengan tatapan penuh kekecewaan, “Tadinya gue berfikir setelah pergi, keadaannya bakalan baik-baik aja. Tapi ternyata enggak, lo masih punya perasaan sama mantan suami lo itu!”Riana menggelengkan kepalanya, “Go! Bukan begitu maksud aku!”Eligo menggelengkan kepalanya, “Engga Ri, lo emang masih mencintai mantan suami lo, tapi lo hanya berusaha untuk membohongi diri lo sendiri. Gue kecewa
Andreas langsung memacu laju mobilnya, tidak perduli dengan beberapa mobil yang memberikan tanda klakson beberapa kali kepadanya karena Andreas membawa mobilnya dengan sangat cepat, bahkan dia tidak memperdulikan keselamatannya sendiri, yang dia pikirkan adalah sekarang Riana dan anaknya. Andreas sangat tidak ingin terjadi sesuatu dengan Riana dan anaknya.Andreas memasukki rumah sakit yang telah diberitahu oleh mamahnya itu, dia berlari sangat kencang dan ugal-ugalan tidak perduli dia sudah menabrak berapa kali orang yang sedang berjalan. Andreas melihat seorang suster yang ada disana.“Sus, dimana kamar milik pastien bernama Riana Bramastian?” tanya Andreas kepada seorang suster dengan nafas yang terengah-engah.Suster tersebut langsung memanggil salah satu temannya yang tidak jauh berada didepan mereka. Tampaknya dia tidak tau, lalu temannya itu pun mendekat kearah Andreas. “Sus, kalau pasien bernama Riana Bramastian dirawat dimana?” tanya suster itu.Kemudian suster itu menatap An