“Harus berapakali sih aku bilang aku gak apa-apa! Ya mungkin hati aku belum sepenuhnya melepaskan mas Andreas. Tetapi ini yang terbaik untuk kita berdua dan aku pun akan belajar untuk membuka hatiku untuk orang lain!”Mendengar jawaban dari Riana barusan membuat Eligo langsung menoleh kearah Riana. “Lo seriusan?” tanya Eligo memastikan kalau pendengarannya tidak salah.Riana tersenyum, lalu menganggukkan kepalanya. “Hidup itu harus berlanjut bukan? Ada atau enggak adanya mas Andreas dalam hidup aku sekarang aku tetap harus melanjutkan hidup aku. Ya… walaupun aku sekarang menjadi janda yang ditinggal cerai dalam keadaan mengandung!” jelas Riana.Eligo langsung tidak bisa menahan senyumnya yang melebar, “Jadi maksudnya..” Eligo terdiam sejenak, dia terlalu bahagia sehingga Eligo kesusahan untuk mengeluarkan kata-katanya. “Maksudnya, ini jawaban dari pernyataan cinta gue gitu?” Riana mengalihkan pandangannya dari Eligo kearah depan. “Anggap saja begitu!” Riana berusaha untuk tetap terli
“Apa pun yang terjadi kamu emang harus bahagia mas, dan bahagiakan Kirana juga. Jangan sampai kejadian kemarin terulang lagi!” Riana menatap Andreas dengan senyuman yang sangat tulus, “Aku kesini bukan untuk menanyakan kamu bahagia atau tidak, tapi aku kesini untuk mengucapkan selamat tinggal sama kamu, karena ini adalah akhir dari kisah kita,” kemudian Riana menjabat tangan Andreas, “Selamat atas pernikahan kamu yah mas!” kemudian Riana pun menatap pada Kirana yang sedaritadi memperhatikannya, “Na, maafin aku yah. Tapi aku yakin kali ini kamu akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi begitu pun dengan aku. Kamu harus menjadi istri yang baik yah!”Lalu Kirana memeluk erat Riana, “Iya Ri! Maafin gue juga yah!” Riana menganggukkan kepalanya.“Yaelah lo bertiga kayak mau lebaran aja segala minta maaf!” gerutu Gibran yang sudah berada dibawah, “Buruan! Gak liat apa, antrian banyak gitu kayak mau ngantri sembako!”Riana hanya terkekeh mendengar gerutuan dari Gibran, “Aku ucapin selamat yah
“Maksud lo apa ngomong kayak gitu?” tanya Eligo. Eligo sedikit merasa aneh mendengar Riana menggunakan kata gue untuk penyebutan dirinya, tapi dia tidak mempermasalahkan hal itu. Mungkin itu ungkapan yang secara spontan Riana ucapkan ketika dirinya sedang merasakan sedih. “Lo gak mau jawab pertanyaan gue?” tanya Eligo.Riana keget memilihat kedatangan Eligo secara tiba-tiba. “Sejak kapan kamu ada disitu?” tanya Riana balik.Eligo mengangguk-anggukkan kepalanya, “Oh jadi itu jawaban dari lo. Gue baru tau kalau sebuah pertanyaan bisa dijawab dengan pertanyaan lagi,”Riana langsung menggelengkan kepalanya, “Bukan begitu maksud aku Go!”Merasa tidak harus berada diantara kedua orang yang sedang berbicara didepannya, Alisa pun pamit untuk keluar, “Gue keluar dulu yah, nanti kembaran gue nyariin lagi!”Riana mengangguk sambil tersenyum kepada Alisa, “Iya Al, makasih yah!”“Iya! Sama-sama.” Alisa pun pergi meninggalkan Riana dan Eligo.Eligo masih menatap Riana dengan tatapan penuh pertanyaa
Perjalanan dari Jakarta menuju Sukabumi menempuh waktu selama tiga jam. Terbilang cepat karena kalau jalanan macet bisa sampe empat atau bahkan lima jam. Namun, kali ini selama perjalanan semuanya sangat lancar seperti mendukung Riana untuk pergi ke Sukabumi. Riana dan Eligo menggunakan jalan tol sebagai akses tercepat mereka. Setelah keluar dari tol pertama Sukabumi yaitu tol Bocimi, Riana dan Eligo masih harus menempuh waktu kurang dari satu jam untuk menuju rumah nenek dan kakeknya, karena tol Bocimi baru selesai pada daerah Cibadak saja belum sampai Sukabumi.Setelah menempuh perjalanan kurang. Kini Riana sudah memasukki salah satu kampong yang ada di Sukabumi, untung saja akses menuju desa ini sudah bisa memakai mobil kalau tidak Riana harus berjalan kaki sekitar 750 meter yang akan cukup melelahkan setelah duduk selama tiga jam dan harus berjalan kaki 750 meter.Pemandangan di desa ini membuat Riana sangat senang dan tenang, dimana disisi kanan dan kirinya dia melihat pesawahan
Andreas sedang berjalan di halaman apartemennya karena dia dan Kirana tinggal disana. Andreas sengaja untuk tetap tinggal diapartemen ini karena ditempat ini dia dan Riana pernah bersama, bahkan pada saat ayah Kirana menyuruhnya untuk tinggal di rumah Kirana dia langsung menolak, selain karena alasan diatas dia juga sangat malu jika harus tinggal bersama dengan mertuanya.Saat Andreas membuka pintu apartemennya dia melihat Kirana yang sudah duduk disofa. Lalu Andreas duduk disofa itu lalu membuka dasi yang dia pakai dan langsung membuka laptopnya. Kirana sangat geram melihat Andreas yang tampak acuh kepadanya, “Dre!” panggil Kirana.“Hmm!” sahut Andreas tanpa melihat kearah Kirana dan fokus kepada laptopnya.“Dre! Aku mohon kita perlu berbicara sebentar saja!” ucap Kirana.Andreas yang masih kesal dengan Kirana pun langsung menutup laptonya lalu menatap Kirana dengan tatapan kesalnya, “Apa sih?”“Kamu kenapa memperlakukan aku seperti itu pada malam pertama kita Dre? Apa salah aku sama
Setelah selesai menelepon Riana, Andreas langsung pergi ke kamar mandi. Dia ingin membersihkan tubuhnya. Saat hendak membuka bajunya, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan memperlihatkan Kirana yang sudah memakai pakaian mandinya. “Mau apa kamu kesini?” tanya Andreas seraya membuka bajunya.Kirana semakin mendekatkan dirinya pada Andreas, “Mandi bareng! Emang gak boleh?” tanya Kirana.Andreas yang sedang malas untuk berdebat dengan Kirana pun tidak menjawab pertanyaan dari istrinya itu, dia memilih untuk masuk kedalam bathtub dengan masih menggunakan celana dalamnya.Lalu Kirana pun membuka pakaian mandinya dan menyusul Andreas untuk masuk kedalam bathtub tersebut. “Aku bakalan tetap berusaha untuk menjadi istri yang baik untuk kamu Dre! Walaupun kamu sudah tidak mencintai aku lagi, aku akan membuat kamu jatuh cinta lagi sama aku!” lalu Kirana menutup setengah badannya menggunakan sabun. Sedangkan Andreas, dia hanya memperhatikan saja tanpa membalas ucapan Kirana.Dua puluh menit pu
Kirana yang sedang berada diapartemen masih menunggu Andreas untuk pulang, tadi dia bilang akan keluar hanya sebentar saja. Namun, Kirana sudah menunggu Andreas lama sekali dan Andreas tidak kunjung datang. Dia terus-terusan melepon Andreas tapi sama sekali tidak tersambung. Kirana yang kesal pun membanting handphonenya ke atas kasur, lalu dia merebahkan dirinya. “Kamu kemana sih? Ditelepon gak nyambung ditungguin gak datang!” gerutu Kirana. Dia sangat khawatir kalau Andreas pergi meninggalkan dirinya.Lalu dia teringat untuk menghubungi orang tua Andreas. Tak lama kemudian teleponnya diangkat oleh mamah mertuanya. [Hallo mah!][Ada apa?] Kirana mendengar suara jutek dari mamah mertuanya. Namun, dia sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu.Kirana menarik nafasnya dalam-dalam, [Maaf mah! Aku mau nanya apa Andreas ada disana?] tanya Kirana.[Kamu itu gimana sih? Kamu kan istrinya, gimana bisa kamu gak tau keberadaan suami kamu sendiri? Kamu kok gak becus sih jadi istri?] mendengar o
“Bagaimana bisa dia ada disini?” Andreas langsung menarik tangan Kirana, dan menjauhi Riana dan Eligo.Kirana meringis kesakitan karena Andreas menarik tangannya terlalu kencang, “Dre! Lepasin tangan aku! Sakit!”Andreas tidak mengkubis ucapan Kirana tadi, dia terus berjalan sampai dia merasa kalau jaraknya sudah jauh dengan Riana dan Eligo. “Kamu ngapain kesini?” tanya Andreas namun Kirana hanya diam saja menatap Andreas, “Kirana! Aku tanya kamu kenapa kamu bisa ada disini, dan kamu gak jawab pertanyaan aku? Jawab Kirana!” bentak Andreas, “Kirana!”“APA?” Bentak balik Kirana, hal itu membuat Andreas kaget karena Kirana membentaknya balik. “Aku heran yah, tadi pas aku nyampe kesini mantan istri kamu kayak gak suka aku dateng kesini, terus sekarang kamu malah bentak aku?” tunjuk Kirana pada Riana yang berada dibelakang mereka. “Kenapa? Kalian takut kalau perselingkuhan kalian ketauan?” tanya Kirana.Mata Andreas memerah menahan amarahnya, dia tidak terima disebut selingkuh oleh Kirana
Dengan sangat perlahan Andreas memangku anaknya itu, dia tersenyum tipis melihat anaknya yang sudah lahir ini. Lalu Andreas mengalihkan pandangannya pada Riana, “Jadi gimana? Janji kamu bakalan kamu tepatin?” tanya Andreas.Riana terkekeh, “Kamu ngebet banget pengen nikah sama aku?” ledek Riana.Andreas berdecih saat Riana meledeknya, mau gimana lagi Andreas memang ingin buru-buru memiliki Riana kembali, apalagi sekarang ditambah dengan ada anaknya. “Tinggal jawab aja kamu nempatin janji kamu atau enggak, gitu aja susah ngomongnya!”Riana membenarkan posisinya, lalu dia mendekat pada Andreas yang masih menggendong anaknya yang sedang tertidur. “Aku udah janji sama kamu kan mas tidak mungkin aku ingkarin, tapi masa kamu mau nikah sekarang kan gak mungkin.”“Ya gak gitu juga, aku niatnya bakalan nikah sama kamu pada saat anak kita berumur 40 hari,” usul Andreas.Riana menganggukkan kepalanya, “Ya bagus kalau gitu!” kemudian Riana mengambil handphonenya dan memilih untuk bermain game. Me
Andreas baru saja keluar dari ruangan rapatnya, selama hampir tiga jam dia duduk didalam hanya untuk membahas pelaksanaan acara kampus saja. Hal itu membuat dirinya sangat pegal karena dia duduk selama rapat itu, walaupun Andreas adalah pemilik kampus, namun dalam hal ini dia tidak terlalu banyak ikut campur karena dia bukanlah rektor melainkan seorang dosen.Andreas merogoh ponselnya. Dia sangat terkejut ketika melihat beberapa panggilan dari mamah Riana. Andreas menggerutuki dirinya sendiri karena dia lupa tidak kalau handphonenya di silent. Andreas hendak menelepon mamah Riana kembali, namun Ranti kembali meneleponnya. Andreas segera mengangkat telepon dari Ranti karena dia takut terjadi apa-apa dengan Riana.[Assalamualaikum mah, ada apa? Apa terjadi sesuatu sama Riana?] tanya Andreas.[Dre, cepat sekarang kamu ke rumah sakit! Riana melahirkan!]Andreas sangat terkejut, dengan cepat dia menuju mobil dengan berlari. Dia tidak memperdulikan tatapan mahasiswanya yang menatapnya aneh
“Aku akan bersedia menikah dengan kamu kembali saat anak yang ada didalam perut aku lahir, apa kamu sanggup?”Andreas terdiam sebentar, dia menatap Riana dengan sangat serius. “Kenapa?” tanya Andreas. Sejujurnya Andreas sangat ingin untuk segera menikahi Riana kembali, dia tidak ingin menunda-nunda waktu.“Apa kata orang kalau kamu menikahi aku lagi dengan keadaan hamil seperti ini?” tanya Riana, “Lebih baik menikah saat aku sudah melahirkan anak kita saja, karena hal itu tidak akan menimbulkan omongan buruk dari orang lain, kamu tidak setuju yah?”Andreas menggelengkan kepalanya, “Aku bukannya tidak setuju, tapi kenapa kamu harus memikirkan omongan orang lain sih?”Riana tersenyum samar, “Aku bukan hanya memikirkan omongan orang lain yang pasti akan berdampak pada keluarga kita juga, tapi dalam agama pun tidak memperbolehkan seseorang menikah dalam keadaan hamil,”Andreas terdiam, dia lupa kalau agama pun melarang untuk menikah dalam keadaan hamil. Andreas menghela nafasnya sejenak
“Riana, maukah kamu menikah kembali denganku?” tanya Andreas.Riana termenung, seumur-umur dia tidak pernah membayangkan kejadian seperti ini akan terjadi padanya. Pada saat ini ditengah orang-orang yang sedang menikmati hidangan mereka, dia dilamar oleh Andreas yang notabenenya adalah mantan suami dan mantan dosennya sendiri. Karena hal yang Andreas lakukan membuat semua orang menatapnya. “Kamu mau yah kembali lagi bersamaku, dan melanjutkan pernikahan kita yang sempat terputus?” bujuk Andreas.“Ngah?” siapa yang tidak kaget dengan semuanya yang terjadi begitu cepat dan mendadak seperti ini. Hati Riana tiba-tiba berdegub sangat kencang sulit untuk dia atur kembali bahkan bibirnya pun terasa sangat sulit untuk berbicara. “Please, menikahlah denganku!” Bahkan sekarang para tamu undangan pun menyuruhnya untuk menerima lamaran Andreas. Riana sedikit melirik kearah pengantin yang ikut mengatakan hal yang sama. Seketika acara pernikahan Gibran dan Kirana berubah menjadi acara lamaran dada
Andreas yang melihat hal itu tepat didepan matanya, lalu berlari menghampiri Riana yang sudah tergeletak dijalanan.“Riana!” teriak Andreas.“Mas Andreas?” ucap Riana sambil melambai-lambaikan tangannya dihadapan wajah Andreas. Riana mengguncangkan bahu Andreas, “Mas kok ngelamun sih?”Andreas tersadar dari lamunannya, dia menghembuskan nafasnya lega karena itu suma khayalannya saja bukan kenyataan. “Riana?” untung saja itu cuma khayalan, kalau itu benar terjadi mungkin saat ini Andreas sudah menangisi Riana.“Kamu ngelamunin apa sih mas? Jadi gak nih periksa kandungannya?” tanya Riana.Andreas melebarkan senyumannya, “Tentu saja jadi, gak mungkin juga enggak sayang!”Riana mengerutkan keningnya, “Lagian kamu ngelamunin apa sih?” tanya Riana penasaran.“Ah enggak kok!” lalu Andreas segera membukakan pintu untuk Riana masuk ke dalam mobilnya. “Ayo masuk!”Riana pun masuk ke dalam mobil. Sebenarnya dia sangat penasaran apa yang membuat Andreas melamun, karena tidak biasanya lelaki itu s
Riana hari ini hanya menghabiskan waktunya di kamar dan memikirkan apa yang terjadi belakangan ini. Dia berfikir kalau hidupnya ternyata bisa dikatakan seperti sinetron dimana dia dijodohkan dengan pacar sahabatnya lalu sahabatnya balas dendam padanya dan berakhir dengan kepergian Eligo beberapa hari yang lalu. Kepergian Eligo membuat Riana sadar bahwa tidak semuanya dia harus miliki, termasuk dengan Eligo walaupun awalnya niat dia terkesan jahat namun lama kelamaan dia terjebak sendiri lalu dia memutuskan untuk pergi karena dia sadar kalau Riana tidak pernah memberikan hatinya untuk Eligo. Riana tentu saja sangat sedih ketika harus berpisah dengan salah satu teman yang selalu menemaninya itu, namun Riana tidak bisa berbuat apa-apa, karena itu adalah keputusan dari Eligo yang tidak bisa Riana ganggu, yang terpenting hubungannya dengan Eligo dan Kirana kini semakin membaik walaupun harus dengan jarak yang sangat jauh.Tadi pagi, Eligo sempat melakukan video call dengannya, hanya sekeda
“Eligo!” panggil Riana.Ketiga orang itu langsung menoleh saat Riana memanggil Eligo. Riana dan Andreas pun berjalan menghampiri Eligo.“Syukurlah kamu belum berangkat!” ujar Riana.Eligo sangat terkejut ketika Riana datang, “Ri lo..” Eligo awalnya berpikir bahwa dia tidak akan pernah melihat Riana kembali karena Eligo sangat sadar akan kesalahannya pada Rana. Namun, kini dia dapat melihat Riana kembali.“Iya aku datang, sama mas Andreas!”Eligo melirik kearah Andreas, “Lo, udah… maafin gue?” tanya Eligo terbata-bata.Kirana pun langsung menoleh pada Riana yang berada disampingnya itu, “Ri gue minta maaf sama lo!” ucap Kirana dengan mata yang berkaca-kaca, “Gue terlalu banyak salah sama lo Ri, sampe gue malu sama diri gue sendiri!” Gibran merangkul Kirana, dia memberikan dukungan moril pada Kirana karena dia sudah mau meminta maaf pada Riana. lalu Riana menatap Andreas, “Aku juga minta maaf sama kamu Dre, maaf karena aku udah bikin rumah tangga kalian jadi hancur.”Riana langsung meme
Gibran menatap ayah Kirana. Walaupun ragu, dia tetap harus terlihat bahwa dirinya layak untuk Kirana, “Kalau keluarga saya sudah merestui niat saya dengan Kirana. Mungkin mereka juga tidak ingin menanggung malu kembali karena saya tidak bertanggung jawab atas apa yang telah saya perbuat,” Gibran meneduhkan pandangannya, “Saya berharap, om bisa memberikan restu om untuk kami berdua!”Ayah Kirana merasakan kebingungan yang sangat besar, disatu sisi dia tidak ingin Kirana melahirkan tanpa adanya seorang suami, tapi disatu sisi dia pun kecewa atas apa yang telah mereka lakukan, terlebih ayah Kirana belum terlalu jauh mengenal Gibran. Ayah Kirana menghela nafasnya panjang, “Baiklah!”Mendengar perkataan yang ambigu dari ayah Kirana membuat Kirana dan Gibran kebingungan untuk mengartikan apa yang diucapkan oleh ayah Kirana, “Maksud om bagaimana?” tanya Gibran memastikan.Ayah Kirana kembali menghela nafasnya, keputusan ini sangat berat untuknya. Namun, ayah Kirana tidak ingin kembali egois
Riana menghentak-hentakkan kakinya kesal. Dengan seenaknya Andreas tetap membawanya ke tempat yang sudah Riana janji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan kembali ke tempat ini lagi. Tetapi dengan seenaknya Andreas tetap memaksa Riana untuk mengajaknya kesini walaupun sudah berapa kali dia menolak tetap saja kalah. “Dasar pemaksa! Apa-apa maksa, gak ngerti apa kalau aku udah gak mau lagi kesini.. Cih dasar!” gerutu Riana. Andreas menggelengkan kepalanya saat melihat perilaku Riana yang menurutnya kekanak-kanakan namun terlihat menggemaskan juga, “Cewek kalau lagi hamil emang kayak gitu yah? Ngambeknya kayak anak kecil!” ujar Andreas sambil terkekeh.Riana yang mendengar ucapan Andreas sekitika menghentikan langkahnya lalu berbalik pada Andreas yang ada dibelakangnya, “Apa yang kamu bilang barusan?” tanya Riana jengkel.Andreas langsung gelagapan, dia tidak menyangka kalau Riana masih bisa mendengar ucapannya tadi padahal dia sudah berbicara dengan suara yang pelan, “Ah.. enggak k