“Kalau kamu masih mencintai aku, tapi kenapa kamu malah menikahi Riana?” tanya Kirana pada Andreas.Andreas masih mempertahankan senyuman miringnya, “Tentu saja itu karena harta, aku menikahinya lalu aku mendapatkan harta yang banyak. Lalu aku akan kembali sama kamu, bukankah kamu senang?” Andreas melihat Kirana yang sedang bingung, “Kalau kamu bingung mengapa aku seolah terlihat mencintainya karena aku sedang berekting, bahkan didepan kamu!”Kirana tersenyum lega, “Kamu emang berbakat Dre!” lalu Kiran mengusap pipi Andreas yang tadi ditampar oleh ayahnya, “Apakah ini sakit?”Andreas meringis kesakitan, itu bertambah sakit karena Disa. “Tentu saja sakit sayang!”Kirana sangat senang kalau Andreas memanggilnya seperti itu, “Kalau begitu kita pulang, kita obatin luka kamu dan kita bicarakan soal pernikahan kita sama ayah.”Andreas mengangguk, ini semua bagian dari rencananya. “Ayo kita bicarakan semuanya!” Andreas sangat menanti hal ini.“Aku sangat mencintai kamu Andreas!” lalu Kirana
Kirana mengembangkan senyumannya, “Aku bawa kabar gembira ayah!”Ayah Kirana mengerutkan keningnya, “Apa?”“Saya akan menikahi Kirana!” ayah Kirana langsung tertawa mendengarnya, hal itu membuat Andreas mengerutkan keningnya, tidak tau apa yang membuat ayah Kirana tertawa. “Ayah tidak percaya dengan apa yang saya ucapkan?”Ayah Kirana membungkukkan badannya dengan satu tangan di meja menahan tubuhnya, ayah Kirana menatap Andreas dengan senyumannya dia sangat tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Andreas, “Kamu serius mau menikahi anak saya?” tanya ayah Kirana. “Tadi saja kamu sudah bersikap kurang ajar sama saya, bagaimana kamu jadi menantu saya?” ayah Kirana menggelengkan kepalanya, “Tidak! Saya tidak akan pernah menerima kamu sebagai suami dari anak saya!” tolak ayah Kirana, “Walaupun anak yang Kirana kandung itu anak kamu, saya tidak akan pernah menerima kamu sebagai menantu saya!” tentu saja ayah Kirana menolak keras Andreas, karena hal yang tadi dilakukan oleh Andreas begi
Riana tersenyum sebentar, mengingat kejadian mengharukan tadi akhirnya papahnya menyetujui keinginannya dan bahkan dia membantunya untuk memenui salah satu temannya yang menjadi pengacara, Riana sangat senang. Dia pergi sendiri ke teman papahnya itu karena Disa mendadak ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan, Riana tidak mempermasalahkan hal itu karena ketika papahnya mau membantunya saja itu sudah membuat dirinya begitu senang.Kini Riana sedang berada di salah satu mall di Jakarta, dia melihat ke bawah banyak sekali orang yang berbelanja walaupun bukan hari libur, Riana memutuskan pergi kesini karena dia sangat membutuhkan liburan, walaupun hanya mengunjungi mall sendiri itu sudah membuat hatinya terasa sedikit menyenangkan. Dia memilih beberapa baju untuk dirinya sendiri dan kedua orang tuanya, entah kenapa Riana ingin melakukan hal itu.“Sibuk amat liatin orang neng!”Riana langsung menoleh, ternyata ada Eligo yang berada disampingnya. Riana mengerutkan keningnya, “Kenapa kamu di
“Mau apa dia kesini?” gumam Riana. Tak lama kemudian, Andreas berjalan mendekati mobil milik Eligo dan mengetuk-ngertuk kaca pintu mobil, “Suami lo mau ngapain sih?” tanya Eligo.Riana hanya diam saja, dia melihat dari gerakan mulut Andreas untuk membuka pintu mobil. Awalnya Riana tidak mau membukanya, namun setelah dipikirkan kembali dia juga perlu berbicara dengan Andreas tentang perceraian mereka berdua. Riana menyuruh Eligo untuk tetap diam didalam mobil saja, lalu dia keluar menemui Andreas. “Ada apa mas?” tanya Riana.Andreas menatap Riana yang enggan menatapnya, “Kamu bolos kuliah?” tanya Andreas, “Kenapa?”Riana memandang lelaki didepannya, dia tidak habis pikir apa yang ada dikepala laki-laki ini sehingga dia menghalangi jalan Riana hanya untuk menanyakan hal yang menurut Riana tidak terlalu penting untuk sekarang. “Untuk apa kamu bertanya aku bolos atau tidak, itu sudah bukan urusan kamu!” Andreas menempatkan dua tangannya dipinggang lalu sebentar dia melihat kearah Eligo.
Semua orang menatap kearah Riana dan Eligo. “Eh ada tamu juga ternyata, ayo duduk,” ucap Ranti mempersilahkan duduk pada Eligo.“Tidak usah tante,” tolak Eligo, “Saya hanya mengantarkan Riana saja!” jawab Eligo, dia tidak ingin berada diantara orang-orang yang sedang tegang seperti ini, hal itu akan membuatnya tidak enak hati.“Loh mau langsung pulang?” tanya Ranti. Dia berusaha bersikap ramah pada teman Riana.Eligo menganggukkan kepalanya, “Kalau begitu saya pamit dulu, om tante!” lalu Eligo mencium kedua tangan orang tua Riana. “Gue pulang dulu yah! Gak enak kalau gue disini!” bisik Eligo.Riana langsung mengangguk mengerti, “Iya! Hati-hati!” lalu Eligo pun keluar dari rumah Riana.Riana berusaha untuk tidak nangis dan marah pada saat ini, dia mengepalkan tangannya untuk menyalurkan emosinya sendiri. “Ri, duduk dulu!” suruh Ranti kepada Riana.“Gak mau mah!” Riana hendak menuju kamar.“Kalau kamu ingin segera selesai, kita selesaikan semuanya disini sekarang Riana!” ucapan Bram mem
“Riana!” teriak semua orang kecuali Kirana yang malah tersenyum melihat Riana pingsan didepannya.Andreas ingin menggendong Riana, namun tangannya langsung ditepis oleh Bram. “Jangan sentuh anak saya!” ucap Bram dingin.“Tapi pah…”“SAYA BILANG JANGAN SENTUH ANAK SAYA!” Bentak Bram.Andreas masih berusaha untuk mengangkat tubuh Riana, “Riana masih menjadi istri saya, jadi saya yang berhak atas Riana!” dengan cepat Andreas membawa Riana keluar.“Ih kenapa sih selalu dia yang dapet perhatian, sedangkan gue sama sekali gak ada yang nanya perasaaan gue kayak gimana!” gerutu Kirana, namun dia juga mau tidak mau harus mengikuti kemanapun Andreas pergi, dia tidak ingin kalau Riana dan Andreas kembali bersama lagi. “Dre, tunggu aku!”Andreas sama sekali tidak memperdulikan Kirana, dia hanya khawatir dengan Riana dan calon anaknya sekarang. Dengan cepat dia memasukkan Riana ke dalam mobil, Andreas hendak masuk namun Kirana menghadangnya. “Kamu jangan pergi, kalau kamu pergi aku gimana?” tanya
Andreas berdecak kesal, Kirana terus saja membuatnya penasaran apa yang ingin Kirana berikan kepada Andreas. “Apa?”Kirana tersenyum sambil mengeluarkan handphonenya, “Coba liat aja!” lalu dia memberikannya kepada Andreas.Andreas pun segera mengambil handphone yang Kirana berikan. Handphone itu terkunci tetapi Andreas mengetahui password handphone milik Kirana. Lalu dia membuka galeri, karena Andreas yakin apa yang Kirana ingin perlihatkan ada disana. Andreas melihat ada banyak foto Riana dan Eligo sedang berjalan, lalu Andreas melihat pada tanggal yang tertera disana. Dia masih ingat sekali pada waktu itu Riana berkata kalau dia pergi kerja kelompok dengan teman kampusnya, tetapi didalam foto ini Riana berasama dengan Eligo didekat taman. Hati Andreas terasa sakit melihat foto itu dan Riana sudah berbohong kepadanya.Melihat ekspresi kesal dari wajah Andreas membuat Kirana sangat senang. “Gimana? Mengejutkan bukan?” tanya Kirana, lalu Kirana duduk dikursi didepannya, “Gak nyangka ba
“Apa waktu itu kamu berbohong saat kamu bilang kamu mau kerja kelompok dengan teman kamu tapi ternyata kamu bertemu dengan Eligo? Apa kamu berpacaran dengan Eligo dibelakang aku?” tanya Andreas dengan hati-hati.“Kalau iya kenapa emangnya?”Andreas berusaha untuk menahan sakit hatinya dengan cara tersenyum tipis, “Ternyata benar yah?” Andreas sungguh-sungguh tidak menyangka kalau Riana pernah berbohong kepadanya.“Kenapa? Merasa tersakiti yah?” tanya Riana lalu tak lama kemudian dia tertawa pelan, “Lalu bagaimana dengan kamu yang berbohong katanya kamu mutusin Kirana, terus Kirana hamil anak kamu. Apa kamu masih merasa tersakiti juga?” tanya Riana, “Yang tersakiti disini adalah aku mas! Aku berbohong sama kamu pada saat itu karena aku benar-benar membutuhkan Eligo untuk membuat aku merasa senang tanpa memikirkan permasalahan kita, aku salah juga kalau aku ingin sejenak saja aku tidak memikirkan masalah ini. Apa aku salah?”Andreas menggelengkan kepalanya, “Tidak! Kamu sama sekali tida
Dengan sangat perlahan Andreas memangku anaknya itu, dia tersenyum tipis melihat anaknya yang sudah lahir ini. Lalu Andreas mengalihkan pandangannya pada Riana, “Jadi gimana? Janji kamu bakalan kamu tepatin?” tanya Andreas.Riana terkekeh, “Kamu ngebet banget pengen nikah sama aku?” ledek Riana.Andreas berdecih saat Riana meledeknya, mau gimana lagi Andreas memang ingin buru-buru memiliki Riana kembali, apalagi sekarang ditambah dengan ada anaknya. “Tinggal jawab aja kamu nempatin janji kamu atau enggak, gitu aja susah ngomongnya!”Riana membenarkan posisinya, lalu dia mendekat pada Andreas yang masih menggendong anaknya yang sedang tertidur. “Aku udah janji sama kamu kan mas tidak mungkin aku ingkarin, tapi masa kamu mau nikah sekarang kan gak mungkin.”“Ya gak gitu juga, aku niatnya bakalan nikah sama kamu pada saat anak kita berumur 40 hari,” usul Andreas.Riana menganggukkan kepalanya, “Ya bagus kalau gitu!” kemudian Riana mengambil handphonenya dan memilih untuk bermain game. Me
Andreas baru saja keluar dari ruangan rapatnya, selama hampir tiga jam dia duduk didalam hanya untuk membahas pelaksanaan acara kampus saja. Hal itu membuat dirinya sangat pegal karena dia duduk selama rapat itu, walaupun Andreas adalah pemilik kampus, namun dalam hal ini dia tidak terlalu banyak ikut campur karena dia bukanlah rektor melainkan seorang dosen.Andreas merogoh ponselnya. Dia sangat terkejut ketika melihat beberapa panggilan dari mamah Riana. Andreas menggerutuki dirinya sendiri karena dia lupa tidak kalau handphonenya di silent. Andreas hendak menelepon mamah Riana kembali, namun Ranti kembali meneleponnya. Andreas segera mengangkat telepon dari Ranti karena dia takut terjadi apa-apa dengan Riana.[Assalamualaikum mah, ada apa? Apa terjadi sesuatu sama Riana?] tanya Andreas.[Dre, cepat sekarang kamu ke rumah sakit! Riana melahirkan!]Andreas sangat terkejut, dengan cepat dia menuju mobil dengan berlari. Dia tidak memperdulikan tatapan mahasiswanya yang menatapnya aneh
“Aku akan bersedia menikah dengan kamu kembali saat anak yang ada didalam perut aku lahir, apa kamu sanggup?”Andreas terdiam sebentar, dia menatap Riana dengan sangat serius. “Kenapa?” tanya Andreas. Sejujurnya Andreas sangat ingin untuk segera menikahi Riana kembali, dia tidak ingin menunda-nunda waktu.“Apa kata orang kalau kamu menikahi aku lagi dengan keadaan hamil seperti ini?” tanya Riana, “Lebih baik menikah saat aku sudah melahirkan anak kita saja, karena hal itu tidak akan menimbulkan omongan buruk dari orang lain, kamu tidak setuju yah?”Andreas menggelengkan kepalanya, “Aku bukannya tidak setuju, tapi kenapa kamu harus memikirkan omongan orang lain sih?”Riana tersenyum samar, “Aku bukan hanya memikirkan omongan orang lain yang pasti akan berdampak pada keluarga kita juga, tapi dalam agama pun tidak memperbolehkan seseorang menikah dalam keadaan hamil,”Andreas terdiam, dia lupa kalau agama pun melarang untuk menikah dalam keadaan hamil. Andreas menghela nafasnya sejenak
“Riana, maukah kamu menikah kembali denganku?” tanya Andreas.Riana termenung, seumur-umur dia tidak pernah membayangkan kejadian seperti ini akan terjadi padanya. Pada saat ini ditengah orang-orang yang sedang menikmati hidangan mereka, dia dilamar oleh Andreas yang notabenenya adalah mantan suami dan mantan dosennya sendiri. Karena hal yang Andreas lakukan membuat semua orang menatapnya. “Kamu mau yah kembali lagi bersamaku, dan melanjutkan pernikahan kita yang sempat terputus?” bujuk Andreas.“Ngah?” siapa yang tidak kaget dengan semuanya yang terjadi begitu cepat dan mendadak seperti ini. Hati Riana tiba-tiba berdegub sangat kencang sulit untuk dia atur kembali bahkan bibirnya pun terasa sangat sulit untuk berbicara. “Please, menikahlah denganku!” Bahkan sekarang para tamu undangan pun menyuruhnya untuk menerima lamaran Andreas. Riana sedikit melirik kearah pengantin yang ikut mengatakan hal yang sama. Seketika acara pernikahan Gibran dan Kirana berubah menjadi acara lamaran dada
Andreas yang melihat hal itu tepat didepan matanya, lalu berlari menghampiri Riana yang sudah tergeletak dijalanan.“Riana!” teriak Andreas.“Mas Andreas?” ucap Riana sambil melambai-lambaikan tangannya dihadapan wajah Andreas. Riana mengguncangkan bahu Andreas, “Mas kok ngelamun sih?”Andreas tersadar dari lamunannya, dia menghembuskan nafasnya lega karena itu suma khayalannya saja bukan kenyataan. “Riana?” untung saja itu cuma khayalan, kalau itu benar terjadi mungkin saat ini Andreas sudah menangisi Riana.“Kamu ngelamunin apa sih mas? Jadi gak nih periksa kandungannya?” tanya Riana.Andreas melebarkan senyumannya, “Tentu saja jadi, gak mungkin juga enggak sayang!”Riana mengerutkan keningnya, “Lagian kamu ngelamunin apa sih?” tanya Riana penasaran.“Ah enggak kok!” lalu Andreas segera membukakan pintu untuk Riana masuk ke dalam mobilnya. “Ayo masuk!”Riana pun masuk ke dalam mobil. Sebenarnya dia sangat penasaran apa yang membuat Andreas melamun, karena tidak biasanya lelaki itu s
Riana hari ini hanya menghabiskan waktunya di kamar dan memikirkan apa yang terjadi belakangan ini. Dia berfikir kalau hidupnya ternyata bisa dikatakan seperti sinetron dimana dia dijodohkan dengan pacar sahabatnya lalu sahabatnya balas dendam padanya dan berakhir dengan kepergian Eligo beberapa hari yang lalu. Kepergian Eligo membuat Riana sadar bahwa tidak semuanya dia harus miliki, termasuk dengan Eligo walaupun awalnya niat dia terkesan jahat namun lama kelamaan dia terjebak sendiri lalu dia memutuskan untuk pergi karena dia sadar kalau Riana tidak pernah memberikan hatinya untuk Eligo. Riana tentu saja sangat sedih ketika harus berpisah dengan salah satu teman yang selalu menemaninya itu, namun Riana tidak bisa berbuat apa-apa, karena itu adalah keputusan dari Eligo yang tidak bisa Riana ganggu, yang terpenting hubungannya dengan Eligo dan Kirana kini semakin membaik walaupun harus dengan jarak yang sangat jauh.Tadi pagi, Eligo sempat melakukan video call dengannya, hanya sekeda
“Eligo!” panggil Riana.Ketiga orang itu langsung menoleh saat Riana memanggil Eligo. Riana dan Andreas pun berjalan menghampiri Eligo.“Syukurlah kamu belum berangkat!” ujar Riana.Eligo sangat terkejut ketika Riana datang, “Ri lo..” Eligo awalnya berpikir bahwa dia tidak akan pernah melihat Riana kembali karena Eligo sangat sadar akan kesalahannya pada Rana. Namun, kini dia dapat melihat Riana kembali.“Iya aku datang, sama mas Andreas!”Eligo melirik kearah Andreas, “Lo, udah… maafin gue?” tanya Eligo terbata-bata.Kirana pun langsung menoleh pada Riana yang berada disampingnya itu, “Ri gue minta maaf sama lo!” ucap Kirana dengan mata yang berkaca-kaca, “Gue terlalu banyak salah sama lo Ri, sampe gue malu sama diri gue sendiri!” Gibran merangkul Kirana, dia memberikan dukungan moril pada Kirana karena dia sudah mau meminta maaf pada Riana. lalu Riana menatap Andreas, “Aku juga minta maaf sama kamu Dre, maaf karena aku udah bikin rumah tangga kalian jadi hancur.”Riana langsung meme
Gibran menatap ayah Kirana. Walaupun ragu, dia tetap harus terlihat bahwa dirinya layak untuk Kirana, “Kalau keluarga saya sudah merestui niat saya dengan Kirana. Mungkin mereka juga tidak ingin menanggung malu kembali karena saya tidak bertanggung jawab atas apa yang telah saya perbuat,” Gibran meneduhkan pandangannya, “Saya berharap, om bisa memberikan restu om untuk kami berdua!”Ayah Kirana merasakan kebingungan yang sangat besar, disatu sisi dia tidak ingin Kirana melahirkan tanpa adanya seorang suami, tapi disatu sisi dia pun kecewa atas apa yang telah mereka lakukan, terlebih ayah Kirana belum terlalu jauh mengenal Gibran. Ayah Kirana menghela nafasnya panjang, “Baiklah!”Mendengar perkataan yang ambigu dari ayah Kirana membuat Kirana dan Gibran kebingungan untuk mengartikan apa yang diucapkan oleh ayah Kirana, “Maksud om bagaimana?” tanya Gibran memastikan.Ayah Kirana kembali menghela nafasnya, keputusan ini sangat berat untuknya. Namun, ayah Kirana tidak ingin kembali egois
Riana menghentak-hentakkan kakinya kesal. Dengan seenaknya Andreas tetap membawanya ke tempat yang sudah Riana janji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan kembali ke tempat ini lagi. Tetapi dengan seenaknya Andreas tetap memaksa Riana untuk mengajaknya kesini walaupun sudah berapa kali dia menolak tetap saja kalah. “Dasar pemaksa! Apa-apa maksa, gak ngerti apa kalau aku udah gak mau lagi kesini.. Cih dasar!” gerutu Riana. Andreas menggelengkan kepalanya saat melihat perilaku Riana yang menurutnya kekanak-kanakan namun terlihat menggemaskan juga, “Cewek kalau lagi hamil emang kayak gitu yah? Ngambeknya kayak anak kecil!” ujar Andreas sambil terkekeh.Riana yang mendengar ucapan Andreas sekitika menghentikan langkahnya lalu berbalik pada Andreas yang ada dibelakangnya, “Apa yang kamu bilang barusan?” tanya Riana jengkel.Andreas langsung gelagapan, dia tidak menyangka kalau Riana masih bisa mendengar ucapannya tadi padahal dia sudah berbicara dengan suara yang pelan, “Ah.. enggak k