“Riana!” teriak semua orang kecuali Kirana yang malah tersenyum melihat Riana pingsan didepannya.Andreas ingin menggendong Riana, namun tangannya langsung ditepis oleh Bram. “Jangan sentuh anak saya!” ucap Bram dingin.“Tapi pah…”“SAYA BILANG JANGAN SENTUH ANAK SAYA!” Bentak Bram.Andreas masih berusaha untuk mengangkat tubuh Riana, “Riana masih menjadi istri saya, jadi saya yang berhak atas Riana!” dengan cepat Andreas membawa Riana keluar.“Ih kenapa sih selalu dia yang dapet perhatian, sedangkan gue sama sekali gak ada yang nanya perasaaan gue kayak gimana!” gerutu Kirana, namun dia juga mau tidak mau harus mengikuti kemanapun Andreas pergi, dia tidak ingin kalau Riana dan Andreas kembali bersama lagi. “Dre, tunggu aku!”Andreas sama sekali tidak memperdulikan Kirana, dia hanya khawatir dengan Riana dan calon anaknya sekarang. Dengan cepat dia memasukkan Riana ke dalam mobil, Andreas hendak masuk namun Kirana menghadangnya. “Kamu jangan pergi, kalau kamu pergi aku gimana?” tanya
Andreas berdecak kesal, Kirana terus saja membuatnya penasaran apa yang ingin Kirana berikan kepada Andreas. “Apa?”Kirana tersenyum sambil mengeluarkan handphonenya, “Coba liat aja!” lalu dia memberikannya kepada Andreas.Andreas pun segera mengambil handphone yang Kirana berikan. Handphone itu terkunci tetapi Andreas mengetahui password handphone milik Kirana. Lalu dia membuka galeri, karena Andreas yakin apa yang Kirana ingin perlihatkan ada disana. Andreas melihat ada banyak foto Riana dan Eligo sedang berjalan, lalu Andreas melihat pada tanggal yang tertera disana. Dia masih ingat sekali pada waktu itu Riana berkata kalau dia pergi kerja kelompok dengan teman kampusnya, tetapi didalam foto ini Riana berasama dengan Eligo didekat taman. Hati Andreas terasa sakit melihat foto itu dan Riana sudah berbohong kepadanya.Melihat ekspresi kesal dari wajah Andreas membuat Kirana sangat senang. “Gimana? Mengejutkan bukan?” tanya Kirana, lalu Kirana duduk dikursi didepannya, “Gak nyangka ba
“Apa waktu itu kamu berbohong saat kamu bilang kamu mau kerja kelompok dengan teman kamu tapi ternyata kamu bertemu dengan Eligo? Apa kamu berpacaran dengan Eligo dibelakang aku?” tanya Andreas dengan hati-hati.“Kalau iya kenapa emangnya?”Andreas berusaha untuk menahan sakit hatinya dengan cara tersenyum tipis, “Ternyata benar yah?” Andreas sungguh-sungguh tidak menyangka kalau Riana pernah berbohong kepadanya.“Kenapa? Merasa tersakiti yah?” tanya Riana lalu tak lama kemudian dia tertawa pelan, “Lalu bagaimana dengan kamu yang berbohong katanya kamu mutusin Kirana, terus Kirana hamil anak kamu. Apa kamu masih merasa tersakiti juga?” tanya Riana, “Yang tersakiti disini adalah aku mas! Aku berbohong sama kamu pada saat itu karena aku benar-benar membutuhkan Eligo untuk membuat aku merasa senang tanpa memikirkan permasalahan kita, aku salah juga kalau aku ingin sejenak saja aku tidak memikirkan masalah ini. Apa aku salah?”Andreas menggelengkan kepalanya, “Tidak! Kamu sama sekali tida
Andreas menatap Kirana dengan tajam, “Aku memang sudah bercerai dengan Riana dan pernikahan kita akan diadakan seminggu lagi. Tapi bukan berarti aku melupakan kalau aku masih meragukan anak yang ada didalam kandungan kamu itu!”“Maksud kamu apa berbicara seperti itu Dre?” Kirana sangat terkejut sehingga dia tidak bisa mengartikan apa yang dibicarakan oleh Andreas.“Kamu sama sekali tidak mengerti apa yang aku bicarakan?” tanya Andreas yang langsung dijawab gelengan kepala oleh Kirana, “Aku akan membuktikan kalau anak yang kamu kandung itu bukanlah anak aku! Kalau itu anak aku, aku akan segera menceraikan kamu ketika kita sudah menikah nanti!”Kirana langsung menampar Andreas begitu dia mendengar perkataan dari Andreas, “Aku ini memanglah bukan wanita yang baik seperti mantan istrimu itu. Tapi aku tidak pernah bermain dengan laki-laki lain seperti tuduhan kamu itu!” “Terserah!” jawab Andreas.Mirna yang baru saja keluar dari toilet dia langsung menemui suaminya yang menunggunya didepa
“Harus berapakali sih aku bilang aku gak apa-apa! Ya mungkin hati aku belum sepenuhnya melepaskan mas Andreas. Tetapi ini yang terbaik untuk kita berdua dan aku pun akan belajar untuk membuka hatiku untuk orang lain!”Mendengar jawaban dari Riana barusan membuat Eligo langsung menoleh kearah Riana. “Lo seriusan?” tanya Eligo memastikan kalau pendengarannya tidak salah.Riana tersenyum, lalu menganggukkan kepalanya. “Hidup itu harus berlanjut bukan? Ada atau enggak adanya mas Andreas dalam hidup aku sekarang aku tetap harus melanjutkan hidup aku. Ya… walaupun aku sekarang menjadi janda yang ditinggal cerai dalam keadaan mengandung!” jelas Riana.Eligo langsung tidak bisa menahan senyumnya yang melebar, “Jadi maksudnya..” Eligo terdiam sejenak, dia terlalu bahagia sehingga Eligo kesusahan untuk mengeluarkan kata-katanya. “Maksudnya, ini jawaban dari pernyataan cinta gue gitu?” Riana mengalihkan pandangannya dari Eligo kearah depan. “Anggap saja begitu!” Riana berusaha untuk tetap terli
“Apa pun yang terjadi kamu emang harus bahagia mas, dan bahagiakan Kirana juga. Jangan sampai kejadian kemarin terulang lagi!” Riana menatap Andreas dengan senyuman yang sangat tulus, “Aku kesini bukan untuk menanyakan kamu bahagia atau tidak, tapi aku kesini untuk mengucapkan selamat tinggal sama kamu, karena ini adalah akhir dari kisah kita,” kemudian Riana menjabat tangan Andreas, “Selamat atas pernikahan kamu yah mas!” kemudian Riana pun menatap pada Kirana yang sedaritadi memperhatikannya, “Na, maafin aku yah. Tapi aku yakin kali ini kamu akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi begitu pun dengan aku. Kamu harus menjadi istri yang baik yah!”Lalu Kirana memeluk erat Riana, “Iya Ri! Maafin gue juga yah!” Riana menganggukkan kepalanya.“Yaelah lo bertiga kayak mau lebaran aja segala minta maaf!” gerutu Gibran yang sudah berada dibawah, “Buruan! Gak liat apa, antrian banyak gitu kayak mau ngantri sembako!”Riana hanya terkekeh mendengar gerutuan dari Gibran, “Aku ucapin selamat yah
“Maksud lo apa ngomong kayak gitu?” tanya Eligo. Eligo sedikit merasa aneh mendengar Riana menggunakan kata gue untuk penyebutan dirinya, tapi dia tidak mempermasalahkan hal itu. Mungkin itu ungkapan yang secara spontan Riana ucapkan ketika dirinya sedang merasakan sedih. “Lo gak mau jawab pertanyaan gue?” tanya Eligo.Riana keget memilihat kedatangan Eligo secara tiba-tiba. “Sejak kapan kamu ada disitu?” tanya Riana balik.Eligo mengangguk-anggukkan kepalanya, “Oh jadi itu jawaban dari lo. Gue baru tau kalau sebuah pertanyaan bisa dijawab dengan pertanyaan lagi,”Riana langsung menggelengkan kepalanya, “Bukan begitu maksud aku Go!”Merasa tidak harus berada diantara kedua orang yang sedang berbicara didepannya, Alisa pun pamit untuk keluar, “Gue keluar dulu yah, nanti kembaran gue nyariin lagi!”Riana mengangguk sambil tersenyum kepada Alisa, “Iya Al, makasih yah!”“Iya! Sama-sama.” Alisa pun pergi meninggalkan Riana dan Eligo.Eligo masih menatap Riana dengan tatapan penuh pertanyaa
Perjalanan dari Jakarta menuju Sukabumi menempuh waktu selama tiga jam. Terbilang cepat karena kalau jalanan macet bisa sampe empat atau bahkan lima jam. Namun, kali ini selama perjalanan semuanya sangat lancar seperti mendukung Riana untuk pergi ke Sukabumi. Riana dan Eligo menggunakan jalan tol sebagai akses tercepat mereka. Setelah keluar dari tol pertama Sukabumi yaitu tol Bocimi, Riana dan Eligo masih harus menempuh waktu kurang dari satu jam untuk menuju rumah nenek dan kakeknya, karena tol Bocimi baru selesai pada daerah Cibadak saja belum sampai Sukabumi.Setelah menempuh perjalanan kurang. Kini Riana sudah memasukki salah satu kampong yang ada di Sukabumi, untung saja akses menuju desa ini sudah bisa memakai mobil kalau tidak Riana harus berjalan kaki sekitar 750 meter yang akan cukup melelahkan setelah duduk selama tiga jam dan harus berjalan kaki 750 meter.Pemandangan di desa ini membuat Riana sangat senang dan tenang, dimana disisi kanan dan kirinya dia melihat pesawahan