Aria mengepalkan tangannya mendengar penghinaan Dario. Dia mencoba terlihat tenang dan berkata acuh tak acuh.
“Lebih baik daripada memberikan anakku pada orang ini.”
Ekspresi Dario gelap. Sudut bibirnya melengkung dengan ekspresi mencemooh.
“Kamu lebih memilih menderita untuk anak yang belum lahir? Apa kamu yakin dia akan lahir dengan aman dengan kondisimu finansialmu yang buruk dan bekerja di tempat seperti ini?”
“Kamu bisa menolak Barry hari ini, tapi tidak dengan orang lain,” ujarnya dingin.
Hati Aria bergetar mengingat kelakuan Barry yang melecehkannya dan memaksanya minum. Jika Allen tidak menghentikannya, konsekuensi akan lebih buruk dia kehilangan anak di perutnya.
Seperti kata Dario, bekerja di tempat ini bukan hal baik untuk Aria. Ada banyak tipe orang seperti Barry mendatangi tempat ini untuk kesenangan.
Meski Aria bukan wanita panggilan, pekerjaannya akan mengharuskannya mendapat perlakuan tidak senonoh seperti halny
Maaf pendek, author lagi moodboster dan writer block. gak bisa nulis panjang2🙏🥺 Yuk komen dan vote, beri author semangat
“Hmp—“Mata Aria melebar menatap wajah Dario yang menempel di wajahnya. Sementara bibir pria itu mengunci bibirnya dalam ciuman panas dan mendominasi hingga Aria tidak kesulitan bernapas. Tangan pria itu meremas dadanya, lebih tepatnya dicengkeram kuat membuat Aria meringis kesakitan.Dia memukul dan mendorong dada Dario marah.“Bajingan lepaskan ak—“Dario memanfaatkan celah itu memasukkan lidahnya dan melumat bibir Aria seolah dia ingin memakannya.Aria menangis merasa sakit dan terhina dilecehkan oleh pria itu . Dia tidak menikmati ciuman pria itu. ini pelecehan.Dia membencinya.Tubuh besar Dario menekan tubuh mungil Aria di bawah, membuatnya tidak bisa melarikan diri.Sementara bibirnya mencium Aria dengan mendominasi. Sementara tangannya meremas payudara Aria kuat-kuat membuat gadis itu menangis kesakitan dan mengumpatinya dalam mulutnya.Dario tidak merasa kasihan, dia ingin men
Wajah Aria pucat pasi mendengar penjelasan pihak rumah sakit tentang kondisi Ramus menjadi kritis.“Nona, kamu harus segera datang ke rumah sakit untuk penjelasan lebih lanjut.”“Baik, aku akan segera ke sana.” Aria menutup panggilan dengan panik. Dan mengganti pakaiannya dengan tergesa-gesa sebelum berlari keluar dari ruang ganti.Dia bertemu dengan Cindy di koridor yang memegang nampan berisi botol-botol minuman. Dia berhenti hendak menghentikan Aria.“Aria kamu mau ke mana? Manajer tadi mencarimu ... hey!”Aria melewati Cindy tanpa peduli.Cindy memandang punggung Aria yang berlari terheran-heran.“Aria!”Aria tidak berhenti dan terus berlari keluar dari klub.Hatinya penuh dengan kecemasan mengkhawatir adiknya. Seketika kesedihan yang dia rasakan beberapa saat yang lalu lenyap digantikan kecemasan dan ketakutan akan kehilangan adik satu-satunya..Kumohon ... Ramu
Aria berlari keluar dari gedung apartemen Hanna dan menghapus air matanya kasar. Dia berhenti sejenak untuk menarik napasnya yang terengah-engah.Namun rasa sakit di dadanya masih ada. Aria menepuk-nepuk dadanya berharap rasa sakit di hatinya menghilang. Namun rasa sakit itu semakin menjadi-jadi saat bayang-bayang sosok Dario terjerat di tempat tidur bersama sang sahabat.“Kumohon ... rasanya sangat sakit ....” isaknya mencengkeram erat dadanya, di mana sumber rasa sakitnya. Air matanya tak henti-hentinya mengalir di pipinya.Mengapa Tuhan tidak mengasihinya. Dia sangat lelah.Sungguh. Ini sangat sakit.Aria mendongak memandang langit, gugusan bintang yang bertabur di indah di langit malam. Keindahan langit berbintang sama sekali tidak menghibur hatinya yang lara.Ibu ... apa kamu melihatku?“Mengapa kamu meninggalkanku dan Ramus,” bisiknya lirih, tubuhnya merosot berjongkok sambil meringkuk memeluk lutut.
Aria keluar dari ruangan itu setelah diceramahi dokter tentang kesehatan janin dan lain-lain.Sepasang suami istri masuk ke ruangan kandungan setelah di panggil memasuki ruangan.Aria melirik mereka dengan ekspresi iri. Sang suami dengan penuh perhatian membimbing istrinya yang hamil besar ke dalam ruangan. Wajah mereka penuh dengan senyum kebahagiaan.Dia menunduk sambil mengelus perutnya. Dia dengan lesu berjalan meninggalkan tempat itu.Saat berada di tempat sepi, dia berhenti sejenak dan mengeluarkan ponselnya. Dia hanya menatap layar ponselnya cukup lama.Aria hafal dengan nomor Dario, tapi ragu-ragu menghubunginya terutama setelah apa yang dia lihat di kamar Hanna.Aria mencengkeram ponselnya dan tersenyum pahit.Mungkin saat ini Dario masih bercinta dengan Hanna di apartemen.Aria buru-buru menghapus air matanya yang akan mengalir. Dia sudah cukup menangis hari ini. Dia sangat lelah dan tidak ingin menangis lagi.
Ayahnya bahkan tidak mengatakan memutuskan hubungan ayah dan anak mereka, namun orang-orang dari rumah itu membuat Stefan hanya memiliki satu putri yaitu Melissa, dan Aria bukan siapa-siapa.Hati Aria dingin. Jika bukan karena Ramus dia juga akan tidak akan pernah datang ke rumah ini.“Siapa yang bilang hanya Melissa Nona Muda dari keluarga ini?! Aku juga nona Muda dari keluarga ini! Jika kamu tidak percaya panggilkan ayahku!” Aria ingin membuka pintu gerbang dengan paksa.Namun pintu gerbang di tutup dari dalam, dia tidak bisa membuka gerbang tanpa bantuan satpam.Satpam itu menatapnya jengkel.“Nona, Tuan dan Nyonya tidak pernah bilang mereka punya putri lain. Kamu tiba-tiba datang dan mengaku-ngaku putri Tuan Stefan. Mangkinkah kamu adalah penipu atau anak haram Tuan Stefan?” Satpam menatap Aria dengan pandangan meremehkan.Dia pernah mendengar salah satu keluarga kaya lain memiliki anak haram dan muncul di depan r
Melissa melihat tatapan Aria tertuju pada gaunnya, berpikir dia iri dan mengangkat dagunya dengan seringai sombong.Dia berhenti di depan Aria dan memandang penampilannya dengan ekspresi meremehkan.“Aria, lama tidak melihatmu, kamu terlihat begitu kuyu dan menyedihkan,” ujarnya berpura-pura prihatin, namun sorot matanya memandang Aria merendahkan.“Nona Melissa, apa kamu mengenal gadis ini?” Satpam itu bertanya ragu-ragu.“Nona ini mengaku dia adalah Nona Muda tertua dari keluarga ini dan ingin bertemu dengan Tuan Stefan. Tapi saya tidak pernah mendengar tentang Nona Aria, yang saya tahu putri Tuan Stephan hanya Nona Melissa saja. Saya tidak berani membiarkannya masuk tanpa izin dari Nyonya,” lanjut satpam itu hati-hati sambil mengamati reaksi Melissa.Dia takut bahwa Aria benaran putri Tuan Stefan dan dia sudah menyinggungnya dengan tidak membiarkannya masuk.Sudut bibir Melissa terangkat saat dia
Melissa menyeringai. Dia tidak melepaskan cengkeramannya dari rambut Aria dan menghinanya.“Kamu pikir kamu masih Nona Muda keluarga Crowen, hah??! Ayah sudah membuangmu dan mengusirmu! Bahkan jika kamu mengemis pada kami, kami tidak akan memberikan saru sen pun padamu! Dasar pengemis! Kamu seharusnya sadar diri dan enyah dari sini. Kamu membuatmu jijik setiap melihat wajahmu!”Aria menahan air matanya agar tidak mengalir karena rasa sakit di kepalanya akibat jambakan Melissa.Dia dengan paksa dan susah payah melepaskan cengkeraman Melissa dari rambutnya. Tangannya terangkat menampar wajah Melissa.Plak!Dia sangat muak dengan kesombongan Melissa.Satpam tercengang melihat Aria berani menampar Melissa.“Apa ayah mengatakan itu padamu bahwa dia membuangku?” ujar Aria dingin.“Kamu dan ibumu yang seharusnya sadar diri. Kalian hidup mewah dengan uang ibuku dan sangat sombong! Kamu yang membuatku
Ketika Stefan mendengar kata-kata Aria, ekspresi tampak cemberut bukan khawatir mendengar putranya sekarat.Dia mengerut keningnya dengan ekspresi tidak senang.“Dokter sudah bilang adikmu tidak bisa bertahan hidup, mengapa kamu keras kepala ingin mempertahan hidupnya! Ramus bahkan tidak pernah sadar dari komanya, sia-sia saja membiarkannya hidup dan membuang uang.”Kata-kata Stefan sangat kejam untuk didengar Aria.Mata Aria membelalak menatap ayahnya tidak percaya.Benarkah orang di depannya adalah seorang ayah? Begitu teganya seorang ayah mengucapkan kata-kata kejam itu tentang putranya.Hati Aria menggigil melihat Stefan begitu berdarah dingin terhadap anak kandungnya sendiri.“A ... ayah ... mengapa kamu begitu tega mengatakan kata-kata kejam itu tentang Ramus. Ramus adalah putra ayah ....”Ekspresi Stefan sangat acuh tak acuh meliriknya. Dia benar-benar berdarah dingin mengabaikan kehidupan p
Regina tersenyum melihat mereka selalu bertengkar. Seluruh anggota keluarga Clark berkumpul di kamar rawatnya untuk menyambut anggota baru keluarga Clark.Delin dan Aria menggoda bayi di pelukannya, sementara ayah mertuanya duduk santai di sofa mengupas apel.“Apa kamu sudah memikirkan anak untuk bayinya?” Aria bertanya dengan lembut menatap cucunya penuh cinta.Dixon dan Regina saling pandang tersenyum mengalihkan pandangannya pada Dario yang menyendiri di sofa.“Kami belum memikirkannya, tapi bagaimana kalau ayah yang memberi nama?” kata Regina.Dia mendengar dari Dixon ayah mertuanya tidak pernah membesarkan Dixon dan Delin sejak bayi. Dia bahkan tidak memberi mereka nama karena masalah hubungan orang dewasa. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyaksikan pertumbuhan dan memberi nama bayi yang hilang setelah dilahirkan Aria.Suasana menjadi sunyi. Aria tersenyum menatap suaminya lembut.“Sayang, bagaimana menurutmu?”Dario kaku duduk di sofa dan menatap bayi di pelukan Regin
“Aku tahu sayang, aku tahu kamu kuat. Kita harus berjuang demi anak kita.”“Aku tidak memiliki anak lagi ....” Regina mendesis kesakitan meremas kuat tangan Dixon.“Iya, kita tidak akan memiliki anak lagi. Kamu sangat penting bagiku.” Dixon akan menyetujui apa pun yang minta Regina. dia mengusap wajahnya yang berkeringat memberinya kekuatan dan dukungan.Mereka cukup memiliki satu saja. Dia hanya membutuhkan Regina.“Nyonya, ayo dorong lagi. Kepala bayinya mulai kelihatan ....” Dokter yang menangani persalinan Regina memberitahu mereka.Dixon gembira dan mencium pipi istrinya.“Sayang, kamu dengar itu? Bayi kita akan segera keluar. Aku akan menemanimu di sini, ayo berjuang sayang dan mendengar tangisan bayi kita,” Dixon memberi istrinya semangat sambil melap keringat di wajahnya.“Nyonya Regina, mari ambil napas dalam-dalam sekarang. Bernapaslah, hembuskan dan dorong ,...” Dokter membimbingnya.Regina menarik napas dalam-dalam mengumpul tenaganya yang tersisa. Kehadiran Dixon di sisin
Delapan bulan kemudian, Regina di dorong ke ruang bersalin. Dia akan melahirkan sebelum perkiraan jatuh tempo. Seluruh anggota keluarga Clark sudah menunggu di depan ruang operasi dengan cemas, hanya satu orang yang kurang, yaitu Dixon.Teriakan Regina terdengar dari ruang bersalin hampir setengah jam. Aria berjalan bolak-balik di depan ruang bersalin cemas, sementara Dario menatap istrinya dengan tegang. Kedua pasangan itu sangat cemas. Aria mengkhawatirkan Aria sementara Dario tegang karena memikirkan insiden istrinya melahirkan anak mereka yang ketiga meninggal saat setelah dilahirkan.Dario yang biasa tenang mau tak mau menjadi gugup dan takut. Mereka sangat menantikan bayi lahir di keluarga Clark setelah dua puluhan tahun.“Delin, apa kamu sudah menghubungi Dixon?” Aria bertanya cemas karena belum juga melihat putra datang. Aria berjuang di dalam untuk melahirkan keturunan keluarga Clark, tapi sang suami tidak ada untuk menemaninya.“Tenang, Bu. Aku sudah memberitahu Dixon
Dixon memelototinya dan berkata dengan dingin. “Ibu tidak perlu repot. Aku akan sendiri akan melakukannya.”“Oh benarkah? Apa hatimu tidak sakit?” Delin terlihat tidak percaya.Regina juga menatapnya namun tidak mengatakan apa pun. Namun sorot matanya memiliki arti yang dengan ucapan Delin.“Aku bilang akan mengurusnya. Aku tidak ada hubungan apa pun lagi dengan Freya!” balas Dixon menggertakkan gigi.“Sudah cukup, jangan bertengkar.” Aria melerai pertengkaran putra putrinya.Dia meraih tangan Regina dan bertanya khawatir. “Regina, bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka?” Dia bertanya cemas dan menatap perut Regina.Dia mengingat Georgina mendorong Regina ke lantai. Regina mengandung cucu keluarga Clark dan takut dia mengalami keguguran.“Dixon, cepat bawa istrimu periksa ke dokter!” Aria panik. Bagaimana ini bayi keluarga Clark yang paling dinantikan.“Ibu, jangan khawatir, aku baik-baik saja.” Aria menenangkan ibu mertuanya. Dia tidak merasa perutnya sakit atau berdarah di area bawah
“Hari ini kamu menjambak Regina, aku akan membuat rambut Freya dicukur habis. Kamu menampar Regina, akan menampar Freya ratusan kali. Kamu mendorong dan menendang Regina, aku akan menyuruh sekelompok orang memukul Freya sampai babak belur!” Ini pertama kalinya Aria sangat marah dan sakit hati atas penderitaan Regina karena memiliki ibu berdarah dingin seperti Georgina mengingatkannya pada saat dia di keluarga Crowen.Karena Georgina adalah ibu kandungnya, Regina dipaksa diam oleh keadaan dan tidak bisa melawan Georgina saat ditindas.Raut wajah Georgina berubah pucat dan ketakutan.“Ka ... kamu! Kamu tidak bisa menyakiti Freya!” serunya marah dan panik.Aria tersenyum dingin mendekatinya dengan langkah mengancam.“Aku bisa melakukannya! Aku akan melakukannya sekarang!”Tubuh Aria mungil hingga bisa dibandingkan dengan tubuh Georgina yang tinggi dan montok. Namun Georgina yang gemetar ketakutan mundur.“Aku tidak akan mengganggu Regina lagi! Jadi jangan mengganggu Freya!” Georgina han
Tapi melihat bagaimana Georgina memperlakukan Regina sangat jahat, sikapnya pada Regina berubah dan dia membela kakak iparnya.Georgina mengangkat dagunya angkuh dan tidak takut menghadapi keluarga Clark. dia bukan suaminya yang menjilat keluarga Clark. Dia sudah tidak peduli lagi dengan Harion jika dia menyinggung keluarga Clark. suaminya hanya peduli dengan keluarga Hadley dan menjual putrinya. Dia memiliki simpanan di luar dan anak laki-laki yang dia sembunyikan.Maka dia tidak akan menjaga keluarga Hadley dan tidak takut menyinggung keluarga besannya yang kuat.“Memang begini cara kami mendisiplinkan anak-anak di keluarga Hadley yang berbuat salah. kalian orang luar tidak usah ikut campur!”“Oh, begitu. Terus kenapa kamu tidak membawa Freya ke sini dan mendisiplinkannya dengan cara yang sama karena dia sudah membuat masalah dan mempermalukan Dixon! Kudengar dia dirawat di rumah sakit, aku akan menyeretnya ke sini dan melihat bagaimana kamu akan mendisiplinkannya!” cibir Delin.R
“Aku sudah pernah di posisiku. Aku tidak peduli apa yang terjadi dengan Freya. Dia menjebak suamiku di kamar hotel dan masih ingin aku menyerahkan suamiku padanya? Dialah yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia kawin lari dengan pria lain dan menyebabkan keluarga Hadley jatuh. Dia harus menanggung konsekuensinya,” ujarnya tersenyum dingin.“Ibu bahkan jika kamu memaksaku meninggalkan Dixon dan menyerahkan suamiku pada kakakku demi membayar jasa melahirkanku, keluarga Clark tidak akan sudi menikahi Freya.”“Tidak ada gunanya kamu membuat keributan di sini dan mempermalukan keluarga Hadley. Jika ayah mendengar ini, ayah tidak hanya berurusan denganmu, tapi juga Freya.”Georgina menggertakkan gigi tidak bisa membantah ucapan Regina. dia sangat tidak menyukai putri ini dan semakin membencinya karena dia tidak berperasaan pada Freya. Dia tidak pernah memberi keuntungan apa pun pada keluarga Hadley tetapi juga menghancurkan hidup Freya. dia sangat berdarah dingin pada saudara perempuannya
Apa yang terjadi pada Freya sampai Georgina bersikeras agar dia bercerai dengan Dixon dan memberikan suaminya pada kakaknya.“Ibu, kamu konyol dan menggelikan. Kenapa aku harus memberikan suamiku pada kakakku? Bahkan jika aku bercerai, memangnya ibu pikir bisa memaksa Dixon menikahi kakakku?” cibirnya mencela.“Ibu tidak peduli! Kamu harus bercerai dengan Dixon dan membuat Dixon menikahi Freya!” Georgina tetap ngotot.Regina tertawa dan ingin menangis. Hanya ibu kandungnya yang bisa melakukan hal yang paling tak tertahankan dan tidak masuk akal.“Bu, kamu sangat tidak waras dan konyol. Atas dasar apa aku harus memberikan suamiku pada kakakku?!”Georgina mengangkat tanyanya memukul wajah Regina.“Aku yang melahirkanmu dan membesarkanmu! Kamu harus menurutiku! Bahkan jika aku menyuruhmu mati, kamu harus mati!”Regina menggertakkan gigi merasa sangat perih di pipinya. Di banyak penonton, dia tidak bisa membalas Georgina seperti yang dia lakukan pada Freya.Dia mengepalkan tangannya menat
“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Freya. aku di rumah sakit untuk pemeriksaan!”“Pemeriksaan? Kamu akhirnya punya penyakit?!” Georgina berharap Regina benar-benar punya penyakit dan dicampakkan keluarga Clark agar putri sulungnya bisa menggantikan dia sebagai istri Dixon.Apa itu sesuatu yang dikatakan ibu kandung pada anaknya? Georgina terlalu tak berperasaan.Ekspresi Regina tidak bahagia. Dia tahu ibunya sangat bias dan tidak menyayanginya sebagai ibu kandung. Tapi sebagai ibu kandungnya, dia sangat tidak berperasaan mengharapkan Regina punya penyakit.Setelah lama tidak bertemu dengan ibunya, ketidaksukaan ibunya menjadi lebih parah dan dia terlihat sangat membenci Regina.“Aku tidak akan memberitahumu,” balas Regina dingin tidak ingin membagi momen bahagia kehamilannya dengan ibu kandungnya.Dia meraih map cokelat besar yang ditinggal Aria di atas meja dan ingin meninggalkan kantin menghindari perkelahian dengan Georgina di depan banyak orang.“Siapa yang mengizinkan kamu per