Mata Regina membelalak ngeri merasakan tubuhnya berputar, punggungnya menghantam permukaan kayu dan tubuh kekar menekannya ke pintu. “Aaaaa ... lepaskan!” Regina menjerit panik mendorong dada bidang Dixon. Dixon mendesis mencengkeram lengannya dengan tangan satunya sebelum menekan kedua tangan Regina di atas kepalanya. “Diam,” desisnya dingin. Regina meronta panik menendang kakinya, ketakutan dan kepanikan memenuhi dirinya. “Lepaskan aku! lepaskan aku!” “Kubilang diam!” Salah satu tangan Dixon meninju daun pintu di sebelah kepala Regina dan menekan tubuhnya dengan kuat tubuh wanita itu. Regina berhenti meronta, tubuhnya gemetar. Mata-matanya berkaca-kaca mendongak menatap pria di depannya dengan takut. Pria itu sangat tinggi tampak mengintimidasi baginya. matanya yang gelap menusuknya dengan tatapan tajam. Regina menundukkan kepalanya takut. Matanya terpejam berusaha menahan kecemasan dan air matanya. “A-apa yang kamu inginkan? Kumohon lepaskan aku,” bisik Regina lirih. Sudu
Malam belum berakhir. Tempat tidur tampak berantakan. Beberapa potongan baju berserakan di lantai. Aktivitas di atas ranjang telah berhenti sejam yang lalu menyisakan dua orang dengan perasaan berkecamuk. Regina menarik selimut menutupi tubuh menatap kosong dinding di depannya. Jejak air mata membasahi pipinya. Bercak merah menyebar di kulit leher dan pundaknya menunjukkan tanda kepolosannya telah hilang.Pada saat itu pintu kamar mandi terbuka dan sosok pria keluar dengan handuk menutupi pinggangnya. Tubuh Regina sesaat menegang, tanpa berbalik untuk melihat pria itu dia mencengkeram erat selimut di depan dadanya. Matanya bengkak dan memerah berusaha untuk tidak menangis lagi.Dixon mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kering. Dia sesaat melirik punggung Regina yang memunggunginya. Dari tubuhnya yang tegang, dia dapat mengetahui bahwa gadis itu tidak tidur. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun atas tindakannya yang memperkosa gadis malang itu.Suasana sangat hening, tida
PLAKK!!!Bunyi tamparan keras bergema di ruang tamu keluarga Hadley.“Apa kamu sudah tidak waras?!” Harion mengamuk menampar sang putri dan melempar sebuah majalah koran ke wajah Regina. Majalah itu meluncur jatuh di bawah kakinya.Di belakang, Georgina tidak berani menyela kemarahan suaminya dan menonton bagaimana dia memarahi Regina.Wajah Regina miring ke samping dengan bekas tanpa merah di pipinya akibat tamparan sang ayahnya. Matanya menatap kosong majalah yang jatuh di kakinya.Majalah itu memuat foto-foto dirinya bersama Dixon tampak intim di luar kamar hotel dan sampai kemudian foto dirinya mereka masuk ke dalam kamar. Majalah itu memuat berita skandal dirinya dan Dixon yang menghabiskan cinta satu malam.Setelah sang Kakak yang melarikan diri, Regina Hadley mengambil kesempatan untuk merayu calon ipar miliarder yang terpuruk. Isinya penuh dengan penghinaan dan cemooh pada Regina alih-alih Dixon.Regina tak menyangka seseorang mengambil foto dirinya bersama Dixon menjadikannya
Dia menatap orang tuanya dengan mata memerah menahan tangis. Kejadian semalam sungguh menimbulkan trauma baginya dan mengungkap traumanya pada orang tua yang tak pernah perhatian dan peduli padanya hanya membuatnya putus asa.Menahan tangis di tenggorokannya, dia berbisik lirih.“Dixon memperkosaku. Malam itu dia mabuk dan aku kebetulan lewat karena harus mengambil dokumen ayah.” Regina menunduk mati-matian menahan tangisannya agar tidak pecah. Bayangan dilanggar oleh calon kakak iparnya bergema di kepalanya.Georgina dan Harion saling pandang, tidak berbicara selama beberapa saat.Regina tetap menundukkan kepalanya, dia terlalu takut untuk melihat kekecewaan dan kemarahan di mata orang tuanya.Georgina menatap suaminya sambil meremas tangannya.“Sayang, ini tidak sepenuhnya salah Regina. Dixon yang lebih dulu melanggarnya. Bagaimana kalau meminta tanggung jawabnya dan membiarkannya melupakan masalah Freya? Jika Dixon melupakan masalah Freya melarikan diri dengan pria lain, putri kita
Satu tahun berlalu sejak Regina tinggal di Inggris—lebih tepatnya dibuang oleh ayahnya— untuk menghindari dipermalukan lebih lanjut jika masih tinggal di Capital. Sejak skandal dia tidur Dixon, Regina menjadi bahan lelucon di masyarakat kelas atas Capital dan membuat malu nama keluarga Hadley.Pada awal tinggal di Inggris, Regina tidak bisa beradaptasi dan sangat kesepian. Dia tidak memiliki teman atau kenalan di Inggris. Kepribadiannya yang pendiam tidak memungkinkannya untuk bergaulHidupnya di Inggris sangat monoton. Orang tuanya jarang menanyakan kabarnya dan hanya mengirim uang setiap bulan. Hati Regina mati rasa untuk mengharapkan kepedulian dari orang tuanya. Dia berusaha melupakan masa lalunya di Capital dan pria itu .... Dixon yang telah melanggarnya.Dia sangat kesepian dan ... terbuang. Kadang-kadang di malam dingin, dia mengkhayalkan sebuah kehidupan yang lebih baik dari kepribadiannya yang lemah dan pengecut.Puk.Regina tersentak tersadar dari lamunannya merasakan tepuka
“A ... aku ....” Dia terbata-bata dan gugup. Dia sangat membenci penyakit gagap dan pemalunya.“Nona entah harus membayar belanjaan Anda atau kembali ke tempat Anda mengambilnya.” Kata-kata kasir itu semakin membuat Regina malu.Dia meremas tangannya panik, merasa sangat malu dan tak berdaya.“Tolong minggir, Antrean sangat panjang di belakangmu,” usir kasir itu sebelum melanjutkan kalimatnya dengan kasar.“Dan jangan lupa kembalikan tempat di mana Anda mengambil barang-barang itu. lain kali sebelum belanja cek kembali apa kamu punya uang atau tidak.” Kasir itu berkata dengan kasar sebelum mengembalikan kartu kredit Regina ke tangannya.Mata Regina memanas melihat ke sekelilingnya melihat orang-orang melihatnya dengan tatapan mencemooh dan kasihan.Regina sungguh merasa sangat malu. Dia adalah Nona Muda dari keluarga yang lumayan kaya. Namun di sini dia, di Negara asing seperti orang miskin.“Maaf,” bisik Regina mencicit keluar dari barisan antrean.“Tunggu sebentar.” Pria di belakan
Regina seketika menatapnya waspada. Kata-kata pria itu sering digunakan untuk menggoda seorang wanita. Regina tidak memiliki kenalan dan sangat waspada karena dia tinggal sendiri di negara asing, apalagi berkenalan dengan pria asing yang tak dikenalkan.Regina buru-buru mengeluarkan gelang di tangannya dan menyerahkan pada pria itu. gelang itu sangat mahal karena dari brand terkenal. Meski Regina tidak terlalu menonjolkan kehidupan orang kaya dengan memakai barang-barang mewah, dia cukup menghargai gelang ini karena pemberian dari ibunya untuk pertama kalinya dan selalu mengenakannya.Regina enggan berpisah dengan gelang berharganya. Namun dia tidak punya pilihan lain.“Ini adalah gelang berharga yang diberikan ibuku. Anggap sebagai ganti bayaran belanjaanku,” ujarnya menyerahkan gelang itu ke tangan pria itu sebelum kemudian meninggalkannya dengan tergesa-gesa.Pria itu agak terkejut dan tidak bisa mencegah Regina karena itu pergi dengan cepat meninggalkannya.Dia menatap punggung Re
Regina diam dan memilih tidak menyahut ucapan ayahnya. Sejak masalah Freya melarikan diri dari pernikahan dan Regina terlibat skandal memalukan, Harion selalu menyesal memiliki anak perempuan dan mencaci dirinya dan Freya ketika dia menelepon.Regina bertanya-tanya apa orang tuanya sudah menemukan Freya ketika dia meninggalkan rumah karena tampaknya dia tidak pernah mendengar kabar Freya. Ayahnya selalu marah-marah dan selalu mengungkit masalah satu tahun yang lalu setiap kali mereka berkomunikasi.“Lupakan saja masalah ini. ayah akan mengirim uang dan tiket pulang ke Capital.”Mata Regina mengerjap terkejut.“Ayah ... kamu ingin aku pulang ke Capital?” bisiknya dengan penuh harap. Satu tahun sudah cukup menenggelamkan skandal memalukan dua putri dari keluarga Hadley.“Tapi untuk apa Ayah?” Regina bertanya dengan hati-hati. Orang tuanya tidak pernah peduli padanya dan tiba-tiba ingin dia pulang.“Karena skandal memalukan yang kamu buat, keluarga kita sudah menderita rasa malu dan dice