“A ... aku ....” Dia terbata-bata dan gugup. Dia sangat membenci penyakit gagap dan pemalunya.“Nona entah harus membayar belanjaan Anda atau kembali ke tempat Anda mengambilnya.” Kata-kata kasir itu semakin membuat Regina malu.Dia meremas tangannya panik, merasa sangat malu dan tak berdaya.“Tolong minggir, Antrean sangat panjang di belakangmu,” usir kasir itu sebelum melanjutkan kalimatnya dengan kasar.“Dan jangan lupa kembalikan tempat di mana Anda mengambil barang-barang itu. lain kali sebelum belanja cek kembali apa kamu punya uang atau tidak.” Kasir itu berkata dengan kasar sebelum mengembalikan kartu kredit Regina ke tangannya.Mata Regina memanas melihat ke sekelilingnya melihat orang-orang melihatnya dengan tatapan mencemooh dan kasihan.Regina sungguh merasa sangat malu. Dia adalah Nona Muda dari keluarga yang lumayan kaya. Namun di sini dia, di Negara asing seperti orang miskin.“Maaf,” bisik Regina mencicit keluar dari barisan antrean.“Tunggu sebentar.” Pria di belakan
Regina seketika menatapnya waspada. Kata-kata pria itu sering digunakan untuk menggoda seorang wanita. Regina tidak memiliki kenalan dan sangat waspada karena dia tinggal sendiri di negara asing, apalagi berkenalan dengan pria asing yang tak dikenalkan.Regina buru-buru mengeluarkan gelang di tangannya dan menyerahkan pada pria itu. gelang itu sangat mahal karena dari brand terkenal. Meski Regina tidak terlalu menonjolkan kehidupan orang kaya dengan memakai barang-barang mewah, dia cukup menghargai gelang ini karena pemberian dari ibunya untuk pertama kalinya dan selalu mengenakannya.Regina enggan berpisah dengan gelang berharganya. Namun dia tidak punya pilihan lain.“Ini adalah gelang berharga yang diberikan ibuku. Anggap sebagai ganti bayaran belanjaanku,” ujarnya menyerahkan gelang itu ke tangan pria itu sebelum kemudian meninggalkannya dengan tergesa-gesa.Pria itu agak terkejut dan tidak bisa mencegah Regina karena itu pergi dengan cepat meninggalkannya.Dia menatap punggung Re
Regina diam dan memilih tidak menyahut ucapan ayahnya. Sejak masalah Freya melarikan diri dari pernikahan dan Regina terlibat skandal memalukan, Harion selalu menyesal memiliki anak perempuan dan mencaci dirinya dan Freya ketika dia menelepon.Regina bertanya-tanya apa orang tuanya sudah menemukan Freya ketika dia meninggalkan rumah karena tampaknya dia tidak pernah mendengar kabar Freya. Ayahnya selalu marah-marah dan selalu mengungkit masalah satu tahun yang lalu setiap kali mereka berkomunikasi.“Lupakan saja masalah ini. ayah akan mengirim uang dan tiket pulang ke Capital.”Mata Regina mengerjap terkejut.“Ayah ... kamu ingin aku pulang ke Capital?” bisiknya dengan penuh harap. Satu tahun sudah cukup menenggelamkan skandal memalukan dua putri dari keluarga Hadley.“Tapi untuk apa Ayah?” Regina bertanya dengan hati-hati. Orang tuanya tidak pernah peduli padanya dan tiba-tiba ingin dia pulang.“Karena skandal memalukan yang kamu buat, keluarga kita sudah menderita rasa malu dan dice
Regina tersenyum mengerti dan tidak mengucapkan sepatah kata pun ke ruang keluarga.“Bibi, ambilkan obat sakit kepalaku.” Terdengar suara Georgina turun dari tangga.“Baik Nyonya.” Bibi Jane meninggalkan koper Regina di lantai ruang tamu dan ke dapur untuk mengambil obat Georgina.Regina dengan cepat menoleh melihat ke arah ibunya yang turun dari lantai dua. Dia mengepalkan tangannya mencoba senyum lebar di wajahnya. Dia sangat merindukan ibunya.“Ibu, bagaimana kabarmu?”Georgina berhenti di undakan terakhir anak tangga dan bertatapan dengan wajah putri keduanya. Dia sesaat membeku.Regina tersenyum berharap ibunya memeluknya untuk menyambutnya.“Ibu, aku pulang.”Ekspresi di wajah Georgina berubah kecewa.“Oh, ternyata kamu. Ibu pikir Freya yang pulang. Wajah kalian mirip,” ujarnya memijat pangkal hidung.Regina menggigit bibir bawahnya dan mencoba tersenyum meski hatinya serasa berdenyut.“Kak Freya masih belum pulang?”Georgina menghela napas melewati Regina dan duduk si sofa samb
Harion pulang lebih awal sore itu dan meminta Regina menemuinya di ruang tamu.Ketika Regina turun dari ruang tamu dia melihat ayahnya duduk di sofa sambil melepaskan dasinya. Georgina duduk di seberangnya.“Ayah, kamu mencariku?” Regina menuruni tangga menemui Harion di ruang tamu.Harion menoleh dan mengerutkan keningnya menatap penampilannya dengan tatapan tidak setuju melihat dia hanya mengenakan celana pendek dan tank top yang ditutupi jaket sweater.“Kamu baru bangun tidur?”Regina mengangguk dan duduk di salah satu sofa dan menyapa ibunya di sofa lain.Georgina membuat ekspresi yang sama seperti Harion ketika melihat penampilannya.“Aku ingat kakakmu selalu berpakaian sopan bahkan jika dia rumah. Jangan biarkan kebiasaanmu di luar negeri mempengaruhi gaya berpakaianmu. Kamu itu dari keluarga kaya yang terdidik, bukan dari keluarga biasa. Berpakaian sopan ketika bertemu ayahmu,” Georgina berkata dingin menegur Regina.Harion mengangguk setuju dengan teguran istrinya.“Benar, apa
“Aku tidak mau tahu, kamu harus mengurus Regina. Jika dia sampai muncul di pesta dengan penampilan kacau, aku akan membuat perhitungan denganmu.” Setelah mengatakan itu dia berdiri dan meninggalkan ruang tamu dengan kesal.Regina memperhatikan hubungan orang tuanya tampak tidak harmonis lagi. Ayahnya selalu memasang tampang masam, sementara Georgina selalu acuh tak acuh. Sejak kepergian Freya, keluarga Hadley sudah tidak harmonis seperti dulu.Georgina mengumpat dengan marah dan mengalihkan pandangannya pada Regina.“Sudah berapa umurmu masih harus diurus oleh orang tua?! Kenapa kamu tidak bisa mandiri seperti kakakmu!” Geramnya kesal sebelum berdiri dari sofa.“Pergi urus dirimu sendiri. Aku akan memberimu kartu kredit belanja sendiri. Temui aku di butik Blossoms nanti jam 6.” Dia mengambil dompetnya dan melemparkan kartu kredit di atas meja, sebelum mengambil tasnya dan berjalan meninggalkan rumah dengan acuh tak acuh.Regina menarik napas dalam dengan ekspresi muram. Saat ada Freya
Harion terlihat bangga melihat perhatian para tamu tertuju pada mereka. Dia menggandeng istri dan putranya menghampiri rekan-rekannya. Rekan-rekan bisnis menyapanya dan menanyakan Regina karena ini pertama kalinya Regina muncul di pesta eselon kelas atas. Biasanya hanya Freya yang selalu diajak ke pesta dansa hingga keberadaan nona muda kedua dari keluarga Hadley hampir dilupakan.Regina harus menahan malu dan perasaan tidak nyaman ketika beberapa pasang mata menatap dada dan punggung dengan pandangan bernafsu. Harion dengan bangga memperkenalkan Regina dan tanpa basa-basi memberitahu tujuannya membawa putrinya ke pesta untuk mencari calon suami yang potensial.Para pria muda yang tertarik pada Regina, merasa sangat sayang tidak memiliki minat untuk menjadikannya calon istri. Bagaimana pun keluarga Hadley hanya keluarga kaya biasa dan perusahaannya hampir tenggelam.Tujuan Harion jelas untuk menjual putrinya untuk mendapat investasi untuk menyelamatkan perusahaan Hadley Corporation ya
Tuan Smith menatap Regina dengan pandangan berkilau di matanya. Matanya berlama-lama di belahan dadanya yang terbuka. Senyumnya tampak mesum ketika dia menyambut uluran tangan Regina.“Ah, terima kasih. Kamu sangat cantik seperti kakakmu. Tidak heran Harion menyembunyikan permata seperti kamu.” Dia mengedipkan sebelah matanya pada Harion sambil meremas tangan Regina. Dia sedikit meremas dan mengusap punggung tangannya yang halus.Regina merasa merinding dan jijik. Dia ingin menarik menariknya, namun Tuan Smith mencengkeram tangannya erat sambil tersenyum mesum.Perasaan mual mengancam keluar. Regina mengepalkan tangan satunya menahan rasa jijiknya.Harion tersenyum bangga, sementara Georgina terlihat cemberut ketika nama putri kesayangannya disebutkan oleh pria tua mesum itu.“Tuan Smith, putriku sangat lajang dan dia memasuki usia yang tetap untuk menikah. Sayang aku belum menemukan pasangan yang cocok dengannya.” Harion dengan sengaja membahas ini di depan Tuan Smith berharap pria i