Share

Bab 227

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kiara pun akhirnya terlelap dalam pelukan Chandra.

Chandra pun tersenyum sambil mengingat kembali seperti apa konyolnya Kiara.

Perlahan Chandra pun mulai turun dari ranjang kemudian segera menghubungi Dimas.

*

Dimas tampak begitu bahagia karena kini telah menjadi seorang ayah.

Kali ini kebahagiaannya tentunya lebih dari sebelumnya karena mendapat 2 anak sekaligus.

Ditambah lagi benar-benar darah dagingnya.

Sempurna sudah hidupnya.

Tentunya itu karena istri tercintanya.

"Anak kita lucu ya, sayang," kata Dimas yang tak hentinya mengagumi anak-anaknya.

"Hu'um," jawab Dinda yang juga tidak pernah bosan untuk memandangi wajah putra-putranya yang lucu.

"Jadi pengen nambah lagi," celetuk Dimas.

Dengan refleks Dinda pun menatap wajah Dimas.

"Kenapa? Setuju dong dengan usul, Mas," seloroh Dimas lagi.

"Mas, pikir gampang hamil dan melahirkan?!" omel Dinda.

Tapi Dimas hanya bercanda saja karena baginya keselamatan Dinda jauh lebih utama.

Bahkan Dimas sudah cukup dengan kedua putranya saja.

Untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Ipak Munthe
siap Kakak......
goodnovel comment avatar
Ipak Munthe
Maaf ya Kak
goodnovel comment avatar
Ipak Munthe
maaf ya Kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 228

    "Mami," seru Moza. Dinda pun segera menoleh pada Moza, tentunya dengan perasaan semakin kesal tak terkira karena panggilan "mami" yang disebutkan oleh Moza. Sedangkan Moza hanya ingin mengejek Dinda saja. Benar saja wajah Dinda seketika itu memerah menahan kesal, tepatnya rasa kesalnya semakin menjadi-jadi setelah sebelumnya Dimas juga membuatnya kesal. "Moza!" geram Dinda. "Hehe," Moza pun cengengesan karena tahu seperti apa kesalnya Moza, "bercanda, aku cuman mau ngajak kamu ngerujak doang." Moza pun tersenyum sambil melihat wajah Dinda yang kini perlahan mulai kembali membaik. "Ngerujak?" "Iya, temenin aku yuk." "Ya, kayaknya enak juga ngerujak pas panas gini," Dinda pun seketika menyetujuinya. "Papi nggak diajak?" tanya Dimas. Sebab, Moza hanya berbicara pada Dinda saja. Padahal jelas Dimas juga ada diantara mereka. Moza pun menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Ini khusus untuk perempuan!" terang Moza. "Memangnya kalau laki-laki tidak boleh ikut ngeru

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 229

    "Kamu bisa-bisanya ngomong ke suami mu tentang apa yang aku katakan, itukan kamu yang tanya ke aku!" omel Dinda. Dinda langsung menghubungi Kiara, karena ulah sahabatnya itu kini dirinya pusing tujuh keliling dibuat oleh Dimas yang terus saja mengejeknya. Sedangkan Kiara yang mendapat omelan dari Dinda kebingungan. Sebelah tangannya tampak menggaruk kepalanya. Sedangkan satunya lagi memegang ponsel dengan menempelkan pada daun telinga. "Gara-gara kamu sekarang Mas Dimas ngejek aku terus!" lanjut Dinda lagi. "Dinda, sebenarnya kamu ngomong apa sih? Aku nggak ngerti?" tanya Kiara. Karena tidak ada basa basi sama sekali sudah marah-marah membuat Kiara kebingungan setelah mati. "Aku pernah bilang ke kamu tentang cara menjadi istri yang baik kan?" "Iya." Jawab Kiara dengan santainya karena itu memang benar, "lalu?" tanya Kiara lagi dengan santainya. "Terus aku bilang bisa coba gaya kupu-kupu terbang, cicak di dinding kan?" "Iya." "Terus ngapain kamu ngomong ke suam

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 230

    Kiara mulai merasa bosan karena hanya berbaring di atas ranjang bersama dengan Chandra yang terus saja memeluknya. Tidak mengantuk dan juga tidak bisa tidur juga jika terus di peluk. Hingga tiba-tiba saja terlintas wajah ibu dan ayahnya di benaknya. "Mas, kapan ya ibu sama ayah pulang?" "Tidak akan lama lagi, kamu rindu pada mereka?" "Iya," Kiara pun mulai murung kala membayangkan wajah kedua orang tuanya. Membuat Chandra pun merasa kasihan. "Nanti kalau mereka sudah pulang, segera temui mereka." Kiara hanya diam sambil melihat wajah Kiara, tampak ada beban yang berat yang tak dapat terlupakan olehnya. "Kamu kenapa?" tanya Chandra yang menebak ada hal yang mengganjal di pikiran Kiara. "Ibu nggak akan mau ketemu Kia," lirih Kiara. Chandra pun semakin mempererat pelukannya karena tak tega melihat kesedihan Kiara. Chandra juga bingung harus bagaimana, tapi dia harus bertanggung jawab atas kehancuran keluarga Kiara. Bagaimanapun Chandra adalah penyebabnya hingg

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 231

    Beberapa hari kemudian.... Kiara pun segera mandi kemudian dia pun memakai wewangian. Kemudian menunggu Chandra di depan pintu, untuk apa? Tentunya untuk melakukan yang katanya malam pertama. Setelah beberapa hari yang lalu menikah keduanya tidak pernah melakukannya. Sedangkan Kiara sudah berjanji akan berusaha untuk menjadi seorang istri yang baik. Karena Chandra pun begitu menyayangi dirinya dan juga begitu banyak membantunya. Tentunya juga lebih memilih menikah dengan Chandra dari pada bandot tua pemilik kontrakan. Menjijikkan! Hingga tak lama berselang kini pintu pun mulai terlihat bergerak. Tentu saja Chandra yang pulang. "Door!" seru Kiara yang tiba-tiba saja muncul. Tentunya membuat Chandra terkejut bukan main. Tidak mengira jika Kiara akan bertingkah begitu konyol. Tapi Kiara malah tertawa terbahak-bahak melihat wajah terkejut Chandra. "Ahahahhaha." Kiara tak menyangka jika saja Chandra bisa begitu terkejut. "Dasar kamu ya!" kesal Chandra samb

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 232

    "Hiks hiks hiks hiks," Kiara menangis keras karena merasa dibohongi oleh Dinda. Sedangkan Chandra tentu saja bingung melihat keadaan Kiara saat ini. Membuatnya jadi bertanya-tanya apakah saat ini Kiara telah sadar tentang apa yang barusan mereka lakukan? Jika demikian artinya Kiara sejak beberapa hari ini benar-benar terkena gangguan mental!? Kemudian, kini sudah kembali pulih dan telah menyadari bahwa dirinya sudah tidak suci? Wah, ini masalah! Chandra terus saja berdebat dengan pikirannya sendiri karena bingung dengan Kiara yang tiba-tiba menangis. "Kenapa menangis? Kamu menyesal?" tanya Chandra. Kiara pun sejenak menghentikan tangisannya sambil melihat Chandra. Tetapi sesaat kemudian malah kembali menangis histeris. "Kiara, kamu baik-baik saja?" Chandra makin panik karena Kiara malah semakin menangis keras. Bahkan Chandra sendiri bingung apa yang bisa dia lakukan agar bisa membuat Kiara meredakan tangisnya. "Kamu menyesal?" tanya Chandra menebak penyebab Kiara menangis,

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 233

    Saat pagi harinya Kiara pun terbangun dengan tubuh yang letih dan rambut yang acak-acakan. Kamar terlihat sangat berantakan tapi dimana keberadaan Chandra? "Kemana dia?" gumam Kiara. Kiara pun kini mendudukkan tubuhnya dengan susah payahnya. Rasanya remuk dan sangat tidak nyaman bahkan tidur juga saat hari hampir menjelang pagi. Kemudian dia pun mulai berpikir sesuatu yang mengejutkan. "Apa jangan-jangan dia udah pergi? Dia pergi nggak tanggung jawab!" gumam Kiara lagi dengan segala pikirannya yang penuh dengan kecurigaan-kecurigaan yang tidak jelas. Ah, iya. "Iya, mungkin aja. Buktinya kenapa dia tidak ada di sini? Kemana dia perginya? Aku sudah ternoda." Kiara pun mengacak rambutnya sesaat kemudian mulai menangis keras dengan pikirannya yang benar-benar kacau. "Aaaaaa! Hiks hiks hiks!" Kiara pun menangis histeris seperti sedang berada pada sebuah kondisi yang sangat mengerikan. "Kamu kenapa?" tanya Chandra yang ke luar dari kamar mandi merasa bingung dengan Kia

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 234

    Hati Kiara mendadak jadi berbunga-bunga karena mendapatkan bunga dari Chandra. Meskipun bukan Chandra yang memberikan secara langsung tetapi cukup membuatnya bahagia. Ting! Ponsel Kiara pun berbunyi ternyata sebuah pesan dari Chandra. [Udah nggak marah lagi kan?] Chandra. Kiara pun segera menuliskan pesan balasan. [Makasih, Kia suka] Kiara. Kiara pun kembali melihat bunga yang begitu indah dan wangi di tangannya. Kemudian menghirup aroma wangi yang menyeruak. Ting! Kiara kembali mendapatkan pesan dan dia pun segera melihatnya. [Suka apanya?] Chandra. [Bunganya Kia suka. Terima kasih, Mas] Kiara. [Mas pikir kamu suka yang semalam] Chandra. Kiara memilih untuk tidak membalasnya lagi, karena dirinya malu jika membahasnya. "Mau tidur ah, ngantuk," gumam Kiara. Tapi belum juga bergerak menuju kamar lagi-lagi terdengar suara bell yang berbunyi. Kiara pun segera membukanya, ternyata seorang wanita yang berusia mungkin sekitar 35 tahun. Tidak dikatakan muda

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 245

    "Bukan aneh, itu nyata," terang Chandra. Kiara pun tersenyum mengejek mendengar jawaban Chandra. Tetapi, mendadak perasaanya semakin tidak karuan karenanya. Entah penyebabnya adalah ucapan Chandra atau bagaimana, Kiara sendiri tidak bisa menyimpulkan dengan pasti. Hingga terasa ada tangan yang mulai melingkar di pinggangnya. Tentu saja itu tangan Chandra hingga membuat Kiara merasa sangat nyaman. Nyaman? Entahlah. Semakin lama semakin sulit untuk menyimpulkan sendiri tentang apa yang sebenarnya dia rasakan saat-saat sedekat ini dengan Chandra.Kiara baru merasakan kehangatan pelukan ini. "Kamu nggak kangen sama, Mas," bisik Chandra. Kiara pun hanya bisa menelan ludah pahit sambil melepaskan diri. Berusaha untuk menjauh agar perasaan aneh itu tidak terus menguasai dirinya. Ini mengerikan dan sulit rasanya untuk mengkondisikan keadaan yang seharusnya baik-baik saja seperti dulunya. "Kiara, masak dulu ya, Mas," kata Kiara. "Nanti saja," Chandra pun langsung saja menahan Kia

Bab terbaru

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 267

    Kadang kala mendengar kebagian orang lain kita juga ingin merasakan seperti mereka. Namun, saat bahagia itu tiba tentu saja ada perjalanan yang penuh kerikil yang harus dilewati. Begitu pun juga dengan Dinda, awalnya dia juga menolak pernikahan paksa ini. Tapi takdir tetap saja membawanya untuk menjalaninya. Pernikahan yang tidak dia inginkan itu pula yang membawanya bertemu pada kedua orang tuanya. Hingga sadar bahwa dia tak lagi sendirian melewati semuanya. Belum lagi cinta dan kasih sayang yang diberikan oleh Dimas begitu besar. Meskipun perbedaan usia yang terbilang cukup jauh tapi bukan menjadi masalah untuk hidup terus berdampingan. Hingga kini mereka memiliki anak kembar yang lucu dan menggemaskan. Meskipun Dinda adalah ibu tiri untuk sahabatnya sendiri, tapi tidak membuat kedua merasa canggung. Moza yang awalnya menentang pernikahan ayahnya dan sahabatnya memilih untuk berdamai dengan keadaan. Apa lagi kenyataan pahit yang harus dia terima, bukan anak kan

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 266

    Tuuut!!! Terdengar suara kentut yang cukup keras dan berasal dari Dinda. Membuat baby twins D seketika terjaga dan menangis keras. Padahal sudah payah Dinda menidurkan kedua bayinya itu. Tapi karena perkara kentut yang tak bisa dikondisikan malah membuat kedua bayi itu terusik. "Sayang," Dimas yang telah menunggunya sejak tadi di kamar pun memilih untuk segera menyusul ke kamar anaknya. Ternyata kedua anaknya tengah menangis keras. "Ada apa? Apa anak-anak rewel?" tanya Dimas. "Ini gara-gara kentut, tadi mereka udah tidur. Tapi Dinda malah kentut, mana suaranya keras banget. Bikin anak-anak kebangun," kesal Dinda. "Ahahahhaha," Dinda pun tertawa lucu mendengar ucapan Dinda, "kamu ini ada-ada saja, ayo tidurkan anak-anak dengan cepat, apa iya kita kalah sama pengantin baru itu," ujar Dimas. "Pengantin anak itu?" Dinda sepertinya bingung dengan maksud Dimas. "Sahabat mu itu dan Chandra, itu saja tidak tau!" "O, kirain tadi siapa. Ya, biarin aja mereka kan udah lam

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 265

    "Baiklah, kamu tidur duluan, Mas mandi dulu, gerah," kata Chandra. Kiara mendengar suara gemerincing air dari kamar mandi. Saat itu Kiara pun segera keluar dari kamar. Dia pun pergi ke kamar Ibunya yang bersebelahan dengan kamarnya. "Ada apa?" tanya Diana. Awalnya Diana mengira jika saja Kiara sudah tidur. Ataupun mungkin saja terjadi hubungan antara suami dan istri dan rasanya itu sangat wajar. "Apa Mikayla rewel, Bu?" tanya Kiara yang hanya ingin membuat sebuah pertanyaan asal. Padahal dia sudah melihat sendiri jika saat ini anaknya tengah begitu terlelap dalam tidur di atas ranjang dengan Farhan yang juga berbaring di sampingnya. "Cucu Ibu baik-baik saja, kamu mendingan balik ke kamar mu, biasanya juga cucu Ibu tidurnya sama, Ibu," ujarnya. Karena Mikayla tidak minum asi, sehingga tidak sulit jika pun terus bersama dengan dirinya. "Oh," Kiara bingung harus beralasan apa lagi agar tetap berada di sana. Tapi jika bisa dia ingin tidur di kamar ini saja bersama

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 264

    Kiara pun kini sudah berada di dalam kamar setelah pesta selesai. Malam ini semua keluarga menginap di hotel milik keluarga Chandra. Dimana pesta pun dilangsungkan di hotel tersebut. Kiara tidak tau apa yang terjadi padanya hari ini akan membawa kebahagiaan atau tidak nantinya Dia hanya sedang berjuang untuk putrinya, untuk terus bersama. Kini dia sedang berada di dalam kamar mandi, setelah selesai segera keluar dengan memakai piyama dan handuk putih yang membalut rambutnya. Saat itu matanya pun tertuju pada sebuah kado milik Dinda yang ada di sudut kamar. Dia sudah penasaran sejak tadi, apa lagi kini hanya sendiri saja di kamar. Membuatnya pun segera mengambilnya dan membawanya ke atas ranjang agar dia bisa duduk dengan nyaman. Tangan Kiara tampak bergerak melepaskan pita kado, kemudian bergerak membuka kotaknya. Mata Kiara pun melebar sempurna setelah melihat apa yang ada di hadapannya. "Tisu ajaib?!" tanya Kiara yang bingung. Meskipun sebelumnya sudah pernah

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 263

    "Kamu masih ragu?" "Aku nggak tau, soalnya kamu aneh." "Kenapa begitu?" "Entahlah, tapi Mas boleh ngomong langsung ke Ibu dan Ayah. Kalau mereka setuju, Kiara juga setuju." *** Seperti yang dikatakan oleh Kiara, Chandra pun langsung berbicara pada kedua orang tua Kiara mengenai keinginan untuk rujuk kembali dengan Kiara. Dengan cara baik-baik tanpa ada beban yang tersimpan. "Diana, Farhan, terlepas dari masa lalu kita. Kini Kiara adalah ibu dari anak ku. Aku ingin anak ku dibesarkan di lingkungan yang baik-baik, memiliki orang tua yang lengkap." "Untuk itu aku mohon dengan sangat untuk mengijinkan aku dan Kiara menikah lagi, aku pun akan membahagiakannya," pinta Chandra. Farhan dan Diana pun tidak dapat lagi berkata-kata, sebab sudah menyaksikan sendiri seperti apa menderitanya Kiara selama beberapa bulan ini hamil tanpa suami. Mana mungkin dia kembali membiarkan putrinya kehilangan bayinya yang dibawa oleh Chandra. Sebab, kembali bersama adalah cara satu-satunya untuk men

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 262

    "Boleh saya masuk?" tanya Chandra yang kini berdiri di depan pintu kamar. Kiara pun bingung harus menjawab apa. Iya atau tidak? Apa lagi kini keduanya hanya orang asing, bagaimana mungkin hanya berdua saja di dalam kamar tersebut. "Masuk saja," sahut Diana yang muncul dari arah belakang dan kini dia telah masuk terlebih dahulu dengan membawa makanan hangat untuk putrinya, Kiara. Sesaat kemudian Diana pun segera keluar dan kini Chandra pun mulai melangkah masuk. Kedua tangannya tampak memegang paper bag berisi perlengkapan bayi. Mulai dari susu, diapers, tisu, pakaian bayi dan lainnya. Kiara juga merasa tidak mampu untuk membeli susu formula dengan harga yang begitu mahal. Karena anaknya tidak tidak bisa minum susu formula sembarangan. Selain untuk perkembangan juga karena alergi. Kiara semakin stres memikirkan uang untuk bisa membeli susu formula untuk anaknya sendiri. "Boleh saya menggendongnya?" tanya Chandra lagi. Kiara pun perlahan memberikan pada Chandra

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 261

    "Hay," Dinda dan Moza pun menjenguk Kiara dan bayinya yang sudah dibawa pulang ke rumah. Tentunya perasaan Kiara kini begitu bahagia melihat wajah bayi mungilnya yang sangat menggemaskan. "Kamu kapan hamilnya?" tanya Moza yang begitu penasaran. "Tau-tau udah lahiran aja," Dinda pun ikut menimpali. Kiara pun tersenyum mendengar ucapan kedua sahabatnya itu. Dia juga menyadarinya tapi selama hamil dia hanya di rumah saja menikmati kesendiriannya. Sedangkan dua sahabatnya juga sibuk dengan mengurus bayi mereka, bahkan sambil kuliah juga. Kegiatan yang begitu padat membuat mereka benar-benar hanya fokus pada kesibukan masing-masing. Berbeda dengan Kiara yang hanya di rumah saja hingga mereka tidak pernah bertemu. Apa lagi rumah mereka yang cukup berjauhan. "Pantesan waktu aku lahiran kamu gemukan, taunya isi," Moza pun mengingatkan kembali saat itu. Begitu juga dengan Dinda yang tidak lupa saat itu sempat berkomentar tentang penampilan Kiara dan bentuk tubuh yang berbed

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 260

    Chandra tidak lagi peduli akan status perceraian mereka berdua. Kini dia harus melihat keadaan putrinya, menjaganya hingga nanti akhirnya dokter mengatakan sudah bisa dibawa pulang. Bahkan Chandra pun tidak peduli pada Diana dan Farhan yang selama ini menentang hubungan antara dirinya dan juga Kiara. Sebab, Chandra sudah terlalu merasa bersalah pada bayinya. Bayi yang lucu itu dia beri nama Mikayla Chandra Winata. Bahkan Chandra tidak mempertanyakan sama sekali kebenaran tentang dirinya yang ayah kandung bayi itu atau bukan. Karena Chandra bisa melihat wajahnya dalam wajah bayi itu. Jika pun Kiara yang tiba-tiba mengatakan bahwa itu bukan bayinya nanti, justru Chandra yang tidak percaya. "Kiara, biarkan bayi itu bersama ku saja, aku yang akan merawatnya, dan membesarkannya," pinta Chandra. Chandra akan melakukan segala cara untuk bisa menebus kesalahannya terhadap bayinya. Sebab, baru mengetahui saat bayi itu lahir. Bahkan setiap kali melihat bayi Mikayla seketik

  • Istri Tangguh Tuan Angkuh    Bab 259

    Chandra tidak ingin banyak bertanya untuk apa uang yang diminta oleh Kiara. Bahkan dia juga cukup terkejut melihat nama Kiara yang muncul dilayar ponselnya. Awalnya Chandra tak percaya, tapi begitulah adanya. Bahkan saat sedang rapat pun dia tetap menerima panggilan telepon. Mungkin jika bukan Kiara yang menghubungi dia tak akan menjawab karena masih dalam rapat penting. Dan untuk mendengar suara Kiara saja rasanya sangat dirindukannya. Walaupun hanya sebentar saja mendengarnya. Bahkan dia langsung mengirimkan uang tanpa tau sebenarnya berapa banyak uang yang dibutuhkan oleh Kiara. Apakah uang itu cukup atau tidak. Chandra tidak tau. Hingga akhirnya kini Chandra selesai rapat. Dia duduk di ruangannya dengan perasaan yang penuh tanya. Dia ingin menghubungi Kiara kembali, tetapi ragu. Akhirnya dia pun hanya diam sambil terus memikirkan tentang Kiara. Bahkan kini sudah malam tapi dia masih saja berada di kantor dengan perasaan yang tidak tenang tanpa sebab yang

DMCA.com Protection Status