Home / Rumah Tangga / Istri Tak Dianggap / Teruslah Berpura-pura 2

Share

Teruslah Berpura-pura 2

Author: Ajeng padmi
last update Last Updated: 2024-02-12 13:00:59

Malam ini untuk pertama kalinya, Raffael tidur di kamar Ana, bukan karena ini  ‘menghukum’ istrinya itu, tapi benar-benar tidur dalam satu ranjang, bahkan dia sendiri yang tadi membimbing Ana untuk berbaring dan menyelimuti tubuh mereka.

“Tidurlah malam ini aku akan tidur di sampingmu.”

“Terima kasih, Raf,” kata Ana dengan senyum di bibir pucatnya.

Raffael tak menjawab dia hanya mencoba memejamkan matanya, harum tubuh Ana yang tercium hidungnya seperti aroma terapi yang mampu membuatnya terlelap dengan tenang.

Ana membolak-balik undangan yang baru saja dia terima, sebuah pesta akan diadakan untuk merayakan kesuksesan fikm yang dia bintangi, dan sebagai pemeran utama tentu saja Ana harus hadir di sana, akan tetapi orang-orang di sana akan berharap Raffael untuk ikut serta, apalagi setelah foto-foto Raffael dna Bella di Bali waktu itu.

Masalah terbesar Ana adalah apa Raffael mau untuk menemaninya pergi ke pesta
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Tak Dianggap   Hanya Kamu 1

    “Saya kira bapak mempercepat bulan madu karena gosip itu, ternyata memang bapak dan Mbak Ana sama-sama sibuk.” Raffael menoleh pada Aris, Asistennya sekaligus orang kepercayaannya. Pernikahannya dengan Bella memang hanya diketahui oleh pihak keluarga dan orang-orang yang bekerja di rumah keluarga mereka, orang-orang di sekitar mereka hanya tahu kalau Raffael dan Bella memang dekat sejak dulu, tapi hubungan mereka hanya sebatas sahabat baik dan bahkan cenderung seperti kakak adik, jadi meski Bella sering mengunjungi Raffael semua orang merasa itu hal yang biasa. Pernah memang orang-orang mengira kalau mereka ada hubungan asmara, tapi dengan tegas Raffael dan Bella membantahnya, yah tentu saja itu semua mereka lakukan atas permintaan Bella, wanita itu tak mau pamornya turun karena sudah terikat pernikahan. Kejadian Ana dan Raffael memang membuat petinggi manajeman Ana mengetahui pernikahan Bella dan Raffael, tapi dengan keku

    Last Updated : 2024-02-12
  • Istri Tak Dianggap   Hanya Kamu 2

    Raffael memang melarang Adam untuk masuk ke dalam rumahnya, dia tak mau laki-laki itu mengetahui semuanya, dan membuat rumit keadaan. “Mas Adam terlihat bahagia?” tanya Ana yang langsung masuk ke dalam mobil setelah menaruh barang-barangnya di jok belakang. “Lihat, kamu semakin bersinar, kalau begini terus tahun depan kamu sudah bisa beli pulau pribadi,” goda Adam. “Wow,  kupikir mereka hanya iseng saat menawariku peran utama tadi malam.” “No... no... buktinya mereka menghubungiku jadi ini bukan iseng, ini rejeki namanya.” Keduanya tertawa bahagia, seolah tak ada beban. “Jadi setelah pemotretan aku harus casting ke sana.” “Yup, benar sekali tuan putri.” Ternyata bukan hanya satu casting yang harus di datangi Ana, ada dua buah film dna drama menginginkannya sebagai pemeran utama. Ini seperti mimpi, tawaran pekerjaan yang datang padanya tentu saja akan

    Last Updated : 2024-02-12
  • Istri Tak Dianggap   Adakah Bahagia Untukku 1

    “Sialan! Apa hebatnya perempuan itu, dia bahkan tak becus untuk berakting!” Sita hanya meringis ngeri menerima lemparan ponsel itu, dia sudah bekerja selama lima tahun pada Bella sebagai manager pribadi sekaligus asisten yang mengurusi semua kebutuhannya sebagai artis, tentunya sikapnya yang temperamen dan meledak-ledak, ini sudah sangat sering dia saksiakan, meski dulu dia sangat ketakutan dan hampir saja mengundurkan diri, tapi iming-iming gaji yang sangat tinggi yang diberikan padanya membuat Sita tetap bertahan. “Saya keluar dulu!” “Kamu Sialan hanya bisa melarikan diri, kapan kamu becus untuk bekerja!” Sita memilih diam dan menulikan telinganya, dia lalu beranjak pergi dan menutup pintu kamar Bella, tak dipedulikannya Bella yang masih saja berteriak-teriak tak jelas. Suara barang pecah memenuhi ruangan itu, Bella memporak-porandakan isi kamar yang dia tempati, lpecahan kaca dan juga kursi dan meja tergul

    Last Updated : 2024-02-13
  • Istri Tak Dianggap   Adakah Bahagia Untukku 2

    “Tentu saja,,” kata Bella terlalu bersemangat, tapi untunglah dia segera sadar. “Maksudku, kamu tahu bukan kalau aku sangat menyukai ceritanya, akan sangat menyenangkan kalau aku bisa berperan sebagai tokoh utamanya.” “Baiklah, menurutku memang hanya kamu yang pantas mendapatkan peran itu, aku akan bicara dengan sutradaranya.” “Terima kasih, Raf, aku sungguh mencintaimu.” Bella menutup ponselnya dengan senyum lebar, dia tahu bagaimana kekutan yang dimiliki suaminya itu, jika Raffael sudah bilang begitu, artinya dia akan mendapatkannya dan bisa dipastikan Raffael akan membatalkan semua kontrak kerja Ana. Bella tersenyum sinis, dia tak sabar untuk melihat kehancuran Ana, selama ini Ana adalah rival yang sulit untuk dia taklukkan, dan itu membuatnya benci pada perempuan itu. Siang pun berganti malam, Ana berjalan mondar-mandir dengan tidak sabar, dia juga sudah memasak dan menyiapkan makan malam untuknya dan jug

    Last Updated : 2024-02-13
  • Istri Tak Dianggap   Apa Artinya Diriku 1

    Ana merasa dia pasti sedang tidur dan saat ini sedang bermimpi buruk, ya sangat buruk sampai dia ingin cepat-cepat bangun dan mencuci muka supaya mimpi ini cepat hilang dari ingatannya dan tak pernah menjadi kenyataan. Tapi teriakan khawatir Adam di ujung sana membuatnya sadar, ini bukan mimpi. “Mas Adam bercandanya nggak lucu tahu, Aku tahu Mas Adam pasti masih tak percaya dengan keberuntungan kita,” kata Ana mencoba mengelak, meyakinkan hatinya bahwa semuanya baik-baik saja, meski hati kecilnya sudah sangat khawatir. Terdengar hembusan napas berat di seberang sana. “Aku tidak sedang bercanda Ana, aku juga sangat kecewa dengan ini semua.” “Tapi kenapa, Mas, bukankah kemarin mereka juga memuji aktingku sangat baik dan hari ini kita akan menandatangani kontrak?” “Karena kamu harus istirahat dan tidak boleh terlalu lelah,” jawab Adam lemah. “Eh? Apa maksudnya dengan ini, aku tidak sedang sakit parah.” 

    Last Updated : 2024-02-13
  • Istri Tak Dianggap   Apa Artinya Diriku 2

    Ana memang baik, tapi bagaimanapun posisinya di rumah ini adalah sebagai istri Raffael, tidak pantas rasanya kalau dia yang mengantar kopi untuk satpam. “Sudah, Bi, saya sedang nganggur dari pada bengong, bibi juga tak mau saya bantuin tadi,” kata Ana pura-pura cemberut. Akhirnya bibi mengalah dan memberikan nampan di tangannya pada Ana. “Eh, kok Mbak Ana  yang membawa kemari,” kata satpam agak sungkan. “Nggk papa, Pak, bibi sedang sibuk di dapur.” Sang satpam terlihat tak enak hati, dia lalu mengambil nampan di tangan Ana dan mengucapkan terima kasih, saat itulah mata Ana menangkap sebuah kejanggalan. “Jam tangan bapak bagus,” kata Ana ringan. “Oh, ini saya tadi lihat Tuan mau membuang jam tangan, saat saya mau buang sampah, saat saya tanya jam tangannya apa rusak, dia hanya bilang tak suka modelnya, padahal ini bagus sekali, tapi mungkin selera saya dan tuan berbeda, eh, maaf M

    Last Updated : 2024-02-13
  • Istri Tak Dianggap   Program Hamil 1

    Ana memang sudah lama tahu dengan istilah sudah jatuh tertimpa tangga, tapi dia tidak tahu kalau hari ini dia akan mengalami itu semua. Bukan dalam artinya nyata memang, karena dia memang tidak tertimpa tangga, tapi tetap saja dia terjatuh, jatuh terpuruk dengan pembatalan kontrak yang tiba-tiba lalu tangga yang diharapkan dapat menolongnya untuk naik ke atas malah menimpanya, yah jam tangan itu, hal yang sukses membuat Ana bersedih hati. “Kamu baik-baik saja, Ana?” tanya Adam  saat mereka sudah duduk di dalam sebuah cafe yang cozy, Adam sengaja memilih cafe ini karena suasananya yang nyaman juga full musik, dia berharap Ana sedikit bisa melupakan rasa sedihnya. “Tentu,” sahut Ana datar, tapi Adam yang memang sangat mengenal karakter Ana memandang wanita di depannya dengan kening berkerut, Ana terpaksa mengangkat sudut bibirnya semoga dengan begitu dia jadi lebih tampak manis dan meyakinkan di mata Adam. Sebenarnya Ana ingi

    Last Updated : 2024-02-13
  • Istri Tak Dianggap   Program Hamil 2

    “Jangan menangis karena kontrak itu, setelah ini aku yakin akan banyak lagi tawaran yang lain, sebaiknya sekarang kamu konsentrasi saja supaya bisa cepat hamil, kita bisa mengambil beberapa job yang tidak membuatmu lelah.” Andai saja masalahnya semudah itu. “Aku tidak menangis.” Entah mengapa malah kalimat itu yang muncul di otaknya. “Benarkah? Matamu terlihat bengkak dan hidungmu memerah, apa itu bukan tanda orang yang habis menangis semalam penuh,” kata Adam sedikit mengejek Ana yang tak juga mau mengaku. “Ternyata aku tak pandai bermake up,” kata Ana dengan sedih. “Karena kamu memang  tidak membutuhkannya, kamu sudah cantik alami, bahkan para MUA itu bilang tak perlu banyak memoleskan make up ke wajahmu, make up fungsinya bukan menutupi tangis, tapi cobalah jangan bersedih, kamu wanita yang kuat.” “Apa menurut Mas Adam aku wanita lemah dan cengeng?” tanya AnaAdam terdiam, dia terlihat berpik

    Last Updated : 2024-02-13

Latest chapter

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Indah pada Waktunya

    “Jangan cepat-cepat jalannya, asistenku sudah mengurus semuanya.” Sofi tidak pernah membayangkan akan berada di posisi ini, jika ada orang yang mengatakan hal ini satu tahun yang lalu Sofi pasti langsung mengatakan orang itu sedang mabuk. Operasi tangannya emang berhasil dengan baik, dia bisa bermain biola lagi dengan baik, beberapa event baik di dalam dan di luar negeri telah dia ikuti, seperti impiannya. Dan bagi Sofi itu sudah cukup, bahkan tidak ada penyesalan di hatinya saat tiga bulan yang lalu dia memutuskan pansiun dini dan hanya akan menerima permintaan bermain biola saat event itu tak jauh dari kediaman mereka. Dia memang memutuskan memberi kesempatan pada dirinya dan Romeo untuk bisa bersama. Laki-laki itu memang telah membuktikan ucapannya, perhatian yang Sofi inginkaan dari sang suami sekarang bukan hanya impian, bahkan Romeo sangat protektif padanya, apalagi sejak sebulan yang lalu Sofi dinyatakan hamil. Laki-laki itu bahkan mekad menyetir dari Bandung setelah syuti

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Kesempatan

    “Kamu apa kabar?” Deg. Rasanya seperti mimpi mereka jalan berdua melintasi pematang sawah dan Romeo berbicara lembut padanya. Ingat ya lembut bukan kasar seperti biasanya dan tanpa senyum sinis yang menghiasi bibirnya. Ah mungkin karena Ara sudah menjelaskan semuanya dan hubungan mereka toh akan berakhir setelah dia menandatangani surat cerai itu. “Ehm ba.. baik.” Sofi merutuki dirinya sendiri kenapa harus gagap sih. Mereka kembali diam menyusuri pematang sawah sambil sesekali Sofi membantu Romeo yang hampir jatuh karena tak biasa berjalan di sawah, sebelum sampai ke rumah orang tua Sofi Romeo mencekap tangan sang istri lalu berkata. “Kita harus bicara.” Inilah saatnya. Sofi mengangguk. “Iya, tapi ibu sudah memanggil, makanlah dulu meski menunya mungkin tak sesuai seleramu.” Sejujurnya Sofi belum siap mendengar kata cerai dari mulut Romeo, dia sudah berusaha menguatkan hati sejak kembali ke rumah orang tuanya tapi saat berhadapan dengan Romeo langsung nyalinya menjadi ciut.

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Kunjungan

    Sudah satu bulan Sofi tinggal di rumah orang tuanya. Kota kecil yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Dan Sofi merasa hidupnya lebih tentram dan damai meski rasa rindu pada sosok sang suami yang tak pernah mengharapkannya kian meninggi. Romeo sudah sadar dan sudah kembali beraktifitas. Dari mana Sofi tahu tentu saja mama mertunya yang setiap hari menghubunginya, dan mengatakan kabar Romeo pada Sofi, beliau bukannya tidak meminta Sofi untuk kembali tapi dengan halus Sofi menolak apalagi saat infoteiment mengabarkan kalau Ara sudah ditemukan dan beberapa kali Ara juga terlihat bersama Romeo. Sofi ikut bahagia jika mereka bersama, bukankah itu yang seharusnya terjadi, sejak awal dia hanya orang luar yang sama sekali tidak diharapkan kehadirannya, meski tak bisa dipungkiri hatinya begitu sakit. Dia hanya harus lebih menguatkan hati jika sewaktu-waktu menerima kiriman surat cerai dari Romeo. “Bagaimana persiapan penampilan anak-anak bu Sofi... b

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Pergi

    Hal pertama yang dilihat Sofi saat membuka mata adalah semua putih dan bau tajam obat-obatan menusuk hidungnya. “Kamu sudah sadar, Nak?” Sofi menoleh dan mendapati mama Ara ada di sana, Sofi berusaha bangun tapi saat tak sengaja dia bertumpu pada tangannya dia mengernyit kesakitan. “Hati-hati tanganmu terluka parah.” Sofi ingat tusukan itu dan darah yang merembes keluar, begitu deras bercampur dengan ... darah Romeo. “Romeo bagaimana dia tante?” tanya Sofi begitu ingat kejadian malam itu, Romeo yang tak bergerak meski dia berteriak memanggil namanya. “Dia baik-baik saja kan?” “Tenanglah, dia sudah ditangani dokter, sekarang operasinya masih berlangsung,” kata wanita itu dengan senyum menenangkan. “Dimana?” Mama Ara langsung menggeleng dan menatap luka di tangan Sofi. Sofi mengikuti pandangan itu dan tangannya berdenyut begitu sakit sampai dia menyadari sesuatu... tapi sebelum dia bertanya pintu ruangan terbuka dan beberapa orang berpakaian dokter melangkah masuk. “Apa yang terj

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Awas

    Ternyata ke pesta bersama Romeo tak sehoror yang Sofi bayangkan. Paling tidak laki-laki itu memperlakukannya dengan baik meski Sofi tahu kalau itu hanya pencitraan saja. Yup tentu saja Romeo sang bintang yang tengah bersinar tidak akan sudi kalau nama baiknya akan tercemar lagi, apalagi perusahaan papanya juga pasti terkena dampaknya. “Jangan salah paham aku hanya tidak ingin nama baikku dan keluargaku hancur.” Tuhkan benar dugaan Sofi. Saat ini mereka memang sudah kembali berkendara meninggalkan pesta, dengan Romeo sendiri yang menyetir mobilnya, tanpa didampingi asisten atau bodyguard seperti b iasanya. Hal yang tadi sempat menjadi perdebatan dengan orang tua laki-laki itu di telepon. Sofi baru menyadari kalau menjadi orang kaya itu tidak selalu menyenangkan, bayangkan saja kalau hanya ingin pergi sebentar harus dikawal beberapa orang. Hah! “Aku tahu,” jawab Sofi sambil menunduk menatap kuku jarinya yang entah kenapa jadi lebih menarik. Tak dipungkiri ada sedikit rasa bahag

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Puas

    “Siapkan dirimu untuk menghadiri undangan ini besok.” Sofi menatap kertas undangan mewah yang dilemparkan Romeo padanya, dia baru saja mandi dan akan naik ke tempat tidur saat tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan sosok Romeo masuk tanpa perlu repot-repot mengetuk pintu atau mengucap salam. Untung saja aku tidak sedang ganti baju, batin Sofi. Status mereka memang suami istri tapi Sofi seperti masih berada di kamar kosnya yang dulu, serba tak peduli. “Apa aku harus ikut?” tanya Sofi nekad saar Romeo sudah membalikkan badannya, bukan apa-apa sih dia sangat mau memang untuk mendampingi laki-laki itu ke sebuah pesta, tapi masalahnya Romeo terlihat sangat membencinya, dan terlihat tak sudi bercakap-cakap dengannya bisa mati gaya dia datang terus dicuekin semua orang. “Mama yang minta,” kata Romeo seolah menjelaskan segalanya. “Apa beliau juga datang?” Mata Romeo langsung menyipit curiga membuat Sofi kesal. Segitunya dia hanya memastikan nanti ada orang yang dia kenal. “Aku tidak tah

  • Istri Tak Dianggap   Sesi2: Talak?

    “Kemasi semua barang-barangmu.” Mata Sofi langsung melebar saat mendengar perintah Romeo, dia hanya menatap laki-laki itu dengan pias. Apa lagi salahnya sekarang? Apa Romeo akan menceraikannya sekarang? Padahal baru saja dia berniat mengikuti saran mama mertuanya. “Kenapa? Apa Ara sudah kamu temukan?” tanya Sofi dengan dada bergemuruh kencang. “Bukan urusanmu.” Dan laki-laki itu langsung keluar kamar, Sofi terdiam ditempat benarkah ini akhir dari pernikahan mereka, dan sebentar lagi dia akan menyandang predikat janda. Sofi sudah memegang handle pintu, apa dia harus bercerita pada mama mertuanya? Tapi... Sofi menggeleng pelan, apa enaknya memiliki orang yang jelas-jelas tak mau kita miliki apalagi alasan pernikahan mereka sudah tidak ada lagi jika Ara sudah kembali. Dia bukan Ana yang mau saja menjadi istri kedua meski bukan keinginannya. Sofi menghela napas panjang dan membuka lemari pakaian, mengambil baju-bajunya yang beberapa hari lalu baru saja menjadi penghuni lemari ini d

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Pergi

    “Dimana?” Mata Sofi membulat saar mendengar suara di ujung sana, tentu saja dia mengenali suara Romeo dengan baik, dia tadi sempat tak percaya nomer Romeo yang sudah lama dia simpan tiba-tiba menghubunginya. “Ehm.... ini siapa?” rasa marah membuat Sofi tidak ingin langsung menjawab. “Kamu tahu siapa aku,” kata orang diujung sana. Sofi menghela napas. “Baiklah aku matikan jika bukan hal penting.” Sofi menatap ponselnya, ada godaan untuk menonaktifkan ponselnya, tapi ada juga rasa penasaran kenapa laki-laki itu tiba-tiba mencarinya, apakah dia sedang ada masalah? Ah sial kenapa dia masih peduli padanya? Bukankah Romeo sama sekali tidak menginginkannya, bahkan laki-laki itu juga menghinanya padahal dia hanya berniat membantu. Tak lama ponselnya kembali berdering dan nomer yang sama kembali menghubungi, Sofi hanya menatap layar ponselnya, hatinya masih bimbang lalu meletakkan ponsel itu lagi, tak lama panggilan itu berhenti. Sofi menghela napas panjang dan merebahkan tubuhnya di r

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Kecewa

    Air mata Sofi menetes membasahi pipinya. Bukan hanya karena dagunya yang dicengkeram erat oleh Romeo tapi juga kata-kata kasar penuh hinaan dari laki-laki itu. Sampai kapan dia harus seperti ini. “Sudah aku bilang bukan jangan pedulikan aku, jangan pernah berharap menjadi istriku yang sebenarnya.” Setelah berkata begitu Romeo menyambar kemeja yang tadi malam dia pakai dan memakainya dengan cepat sebelum pergi dari kamar itu tak lupa membanting pintu kamar. Sofi langsung tersenyum begitu pintu kamar dibanting, meski air matanya menetes dengan deras. “Memangnya apa yang kamu harapkan, Sof. Menoleh padamu saja dia tidak sudi,” gumam Sofi.Dengan kasar Sofi mengusap air matanya, dia lalu beranjak dari atas ranjang. Sudah tak ada gunanya di sini. Orang yang ingin dia lindungi malah menuduhnya dengan keji. Sejenak Sofi menatap bayangan wajahnya di dalam cermin dan yang menatap balik di sana hanya wanita menyediihkan dengan mata bengkak dan dagu memerah juga rambut yang awut-awutan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status