Share

Kabut Memudar

Author: Ajeng padmi
last update Last Updated: 2024-02-17 18:20:56

“Ibu... apa yang ibu lakukan di sini, ehm maksudku-“

“Apa ibu tak boleh berkunjung ke rumah anak ibu sendiri dan harus minta ijin padamu?”

“Ehm, maaf maksudku bukan begitu,” kata Ana dengan gugup, dia lalu bangkit dari posisi duudknya dan menghampiri sang ib mertua.

Pagi ini Ana sedang berdiam diri di atas matras menarik dan menghembuskan napas dengan teratur sesuai dengan arahan instruktur yoga yang pernah dia pelajari.

Olah raga ringan yang beberapa waktu ini telah dia lupakan, tapi sekarang sangat dia butuhkan , dia butuh tubuh dan otak yang rileks, rasa bersalah yang dia rasakan pada ibu mertuanya membuat Ana tak tenang, bahkan tadi malam ibu mertuanya itu menolak saat Ana berniat untuk menemaninya di rumah sakit.

Ibu Raffael lebih memilih ditemani asistennya itu, membuat Ana tak bisa berbuat banyak dan langsung mengekor saat Raffaelberpamitan pulang.

Akan menyenangkan memang kalau mereka berkendara berdua malam itu,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Tak Dianggap   Rahasia Kecil

    Seperti malam-malam sebelumnya, Raffael lebih memilih menginap di rumah mertuanya bersama Bella, enggan rasanya da bertemu muka dengan Ana, tanpa adanya Bella. Hukuman dari orang tuanya juga belum berakhir, tinggal tiga hari lagi yang menurut Raffael rasnya sangat lama. Berita baiknya lagi asisten ibunya tadi pagi sudah mengabarkan padanya kalau sang ibu sudah keluar dari rumah sakit, meski sekarang berita yang pagi tadi membuatnya senang itu tak memiliki efek yang sama saat ponselnya berdering dan menampilkan nama ibunya. Saat telepon diangkat ibunya tak mengatakan banyak hal hanya, “Pulang sekarang!” dan Raffael tak mungkin membantah kalimat sederhana itu. “Kamu yakin akan pulang, Raf?” tanya Bella setelah Raffael menutup ponselnya padahal baru saja mereka akan melakukan ritual malam yang menyenangkan seperti biasa. “Aku khawatir terjadi sesuatu dengan ibu,” kata Raffael“Bukankah di sana banyak pembantu juga, Ana tak mun

    Last Updated : 2024-02-17
  • Istri Tak Dianggap   Tak Terlupa

    Sepanjang sejaah hidupnya, ayah adalah sosok yang sangat dia idolakan, dia memang menyayangi ibunya dan selalu bisa jadi tempat untuk bermanja-manja, tapi tetap saja ketegasan dan ajaran sang ayah yang banyak meresap masuk dalam ingatannya, dan berhasil mempengaruhi setiap tindak tanduknya. Bahkan dulu waktu masih kecil dengan konyolnya Raffael meminjam baju dan asesoris sang ayah agar bisa seperti ayahnya. Saat ini sosok itu memang masih ada, tapi kekecewaan pada sikap sang ayah membuatnya menjadi curiga apa gerangan maksud pesan yang dikirim ayahnya, melihat sikap sang ayah yang memandang ibunya dengan hangat dan penuh cinta, kecurigaan Raffael kalau ada Affair di antara mereka langsung gugur sudah? Tapi bisa saja ayahnya bahkan melakukan hal yang lebih buruk dari itu, misalkan .... meminta Bella meninggalkannya.Raffael menggelengkan kepalanya, itu juga tak mungkin ayahnya pasti tahu kalau dia sangat mencintai Bella dan tak akan mungkin melakukan hal itu. Dan kesempatan untuk me

    Last Updated : 2024-02-18
  • Istri Tak Dianggap   Kesempatan Lain

    Setelah kejadian hari itu Adam sama sekali belum bertemu muka dengan Ana, hanya lewat telepon dan pesan singkat saja. Ana mengatakan ibu mertuanya sudah menerima penjelasan mereka waktu itu dan bebrapa hari ini akan tinggal di rumah Raffael, hal yang membuat Adam bahagia karena suara Ana juga terdengar bersemangat. Dia memang mencinatai Ana, cinta yang belum pernah dia rasakan pada perempuan mana pun, semenjak tumbuh dewasa, tapi dia sadar kalau dia tak bisa dengan semena-mena memaksakan perasaannya. Kali ini mobil yang dia kendarai mengambil jalur kiri, dia akan menyambangi salah satu artisnya yang lain, yang saat ini sedang melakukan syuting drama terbaru. “Wah Mas Adam, ini kejutan!” seru gadis yang belum genap berusia dua puluhan itu, menatap Adam dengan mata berbinar. Resti, gadis lain yang dia temukan memiliki bakat yang luar biasa, apalagi dia juga menguasai beberapa bela diri, dan sinetron laga anak SMA ini sangat cocok untu

    Last Updated : 2024-02-18
  • Istri Tak Dianggap   Tak Seperti Biasa

    Raffael dari tadi gelisah. Dipandangnya tumpukan dokumen yang harus dia tanda tangani itu, kenapa begitu banyak sekali seakan tak ada habisnya, padahal sedari tadi dia sangat ingin menyelesaikan semuanya dan pergi sebentar, tak mungkin juga dia harus meninggalkan semua ini, demi urusan pribadi. “Bapak sudah ditunggu di ruang meeting sekarang,” sekretarisnya memberitahukan jadwalnya setelah ini melalui telepon antar ruangan. “Apa tidak bisa ditunda, saya banyak pekerjaan.” kata Raffael. “Tidak bisa, Pak, Pak Adnan sudah datang.”Dia ingin bertemu dengan Bella kenapa sulit sekali. Himpitan pekerjaan ini hampir saja membuatnya gila, ditatapnya lagi layar ponselnya, ditekannya angka satu sebagai nomer darurat di ponselnya. “Kenapa juga tidak dijawab,” gerutunya kesal. Jika Bella memang sedang syuting biasanya ada asistennya yang menjawab telepon itu, tapi berkali-kali dia coba hubungi tak jua diangkat membu

    Last Updated : 2024-02-18
  • Istri Tak Dianggap   Perlukah Menyesal

    Setelah menyelesaikan serangkaian pertemuan penting yang tidak bisa ditunda lagi, Raffael kembali masuk ke dalam ruangannya. “Aku tidak ingin diganggu siapa pun, batalkan semua jadwalku hari ini,” kata Raffael saat melewati meja kerja sekretarisnya. “Tapi, Pak, ada-“ “Apa kata-kataku kurang jelas, bukankah kamu aku bayar untuk itu,” kata Raffael dingin. Hari ini memang bukan hari terbaiknya, mungkin juga tak akan pernah ada hari yang baik sejak dia menikahi Ana. Raffael begitu mengagumi orang di luar sana, bagaimana mereka bisa mendua dan terlihat baik-baik saja, bagaimana mereka bisa membagi hati dengan begitu enaknya? Sedangkan dia yang sudah punya dua istri sama sekali tidak menikmatinya. Raffael tidak pernah bermimpi untuk terperangkap dalam situasi seperti ini, sejak jatuh cinta pada Bella di masa remajanya, dia hanya berpikir untuk bersama Bella sampai akhir hidupnya. Kejadian hari ini juga merupakan rangkaian ketaku

    Last Updated : 2024-02-18
  • Istri Tak Dianggap   Bukan Perbandingan

    Raffael hari ini tidak akan pulang ke rumahnya, dia harus menemui Bella, dia tak mau ada kesalahpahaman lagi dan membuat hubungan mereka renggang, dia bahkan tak peduli kalau nanti ayah dan ibunya marah padanya, dia hanya ingin memperbaiki hubungannya dengan Bella. Raffael segera melajukan mobilnya ke rumah orang tua Bella, satpam dengan sigap membukakan pintu gerbang untuknya. “Ma, Pa,” sapa Raffael pada orang tua Bella yang sedang bercengkrama di ruang tengah. “Kamu pulang sendiri tidak bersama, Bella?” Raffael mengerutkan keningnya, jadi Bella belum pulang. “Saya dari kantor dan tidak bersama Bella, memangnya dia syuting sampai jam berapa?” “Entahlah dia tidak bilang mungkin sampai malam seperti biasa.” Tidak, Raffael tadi sempat bertanya pada asisten Bella, kapan akan selesai syuting, dia bilang hanya tinggal satu adegan, tak mungkin satu adegan memerlukan waktu sampai semalam ini, apa Bella sengaja menghindarinya.

    Last Updated : 2024-02-18
  • Istri Tak Dianggap   Kembali Pulang

    Raffael tersenyum senang saat ayahnya menghubungi dan mengatakan kalau Bella sudah boleh kembali ke rumahnya, asalkan Raffael bisa berlaku adil pada kedua istrinya, yang tentu saja itu disambut antusias olehnya. Dia tak sabar untuk mengatakan semua ini pada Bella, istrinya itu pasti sangat senang sekali, bagaimanapun di rumah itu Bella lah ratunya, dan ketikan dia kembali semuanya akan kembali seperti sedia kala. Tapi sayang sekretarisnya sudah masuk dan membacakan jadwal kerjanya hari ini yang sangat padat, oh dia tidak lupa dua hari melarikan diri seenaknya, kali ini semua sudah baik-baik saja, dan Raffael harus menahan diri dulu untuk memberi tahukan semuanya pada Bella. “Kamu yakin akan membiarkan mereka bersama lagi, Bella pasti akan membuat Ana stress dan tidak bisa segera hamil.” Sore itu pasangan Alexander senior itu sedang menikmati waktu santai mereka di taman belakang rumah, tak ada yang lebih indah selain duduk bercengkrama bersama orang terkasih di hari senja mereka,

    Last Updated : 2024-02-19
  • Istri Tak Dianggap   Kecelakaan atau?

    “Bukankah itu hal yang wajar setidaknya kamu ada gunanya di rumah ini, bukan hanya pajangan saja, dan aku juga tidak memperbolehkanmu pergi berdua dengan Adam.” Kalau Raffael ingin mengancam Ana dia perlu usaha yang keras, ibu mertuanya memang sudah memberinya seorang asisten dan tentu saja wanita yang akan mengantarkannya ke mana saja, hanya untuk menjaga agar dia tidak berduaan bersama Adam dan terjadi kesalah pahaman. Ana tak bisa menolak karena alasan itu cukup logiis. “Kenapa? Aku tidak tahu apa masalahmu sampai melarangku ini itu?” tanya Ana lebih pada tidak terima. “Itu hakku sebagai suamimu, kamu tidak perlu tahu alasannya.” Jika Ana orang yang culas dia bisa saja memanfaatkan hal ini untuk membuat Bella cemburu dan memperburuk hubungan keduanya, tapi sayangnya Ana tak seperti itu, dia hanya menatap Raffael datar dan berjalan cepat kembali ke kamarnya. Ana bersandar dengan lemah di pintu kamar yang sudah tertutup ra

    Last Updated : 2024-02-19

Latest chapter

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Indah pada Waktunya

    “Jangan cepat-cepat jalannya, asistenku sudah mengurus semuanya.” Sofi tidak pernah membayangkan akan berada di posisi ini, jika ada orang yang mengatakan hal ini satu tahun yang lalu Sofi pasti langsung mengatakan orang itu sedang mabuk. Operasi tangannya emang berhasil dengan baik, dia bisa bermain biola lagi dengan baik, beberapa event baik di dalam dan di luar negeri telah dia ikuti, seperti impiannya. Dan bagi Sofi itu sudah cukup, bahkan tidak ada penyesalan di hatinya saat tiga bulan yang lalu dia memutuskan pansiun dini dan hanya akan menerima permintaan bermain biola saat event itu tak jauh dari kediaman mereka. Dia memang memutuskan memberi kesempatan pada dirinya dan Romeo untuk bisa bersama. Laki-laki itu memang telah membuktikan ucapannya, perhatian yang Sofi inginkaan dari sang suami sekarang bukan hanya impian, bahkan Romeo sangat protektif padanya, apalagi sejak sebulan yang lalu Sofi dinyatakan hamil. Laki-laki itu bahkan mekad menyetir dari Bandung setelah syuti

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Kesempatan

    “Kamu apa kabar?” Deg. Rasanya seperti mimpi mereka jalan berdua melintasi pematang sawah dan Romeo berbicara lembut padanya. Ingat ya lembut bukan kasar seperti biasanya dan tanpa senyum sinis yang menghiasi bibirnya. Ah mungkin karena Ara sudah menjelaskan semuanya dan hubungan mereka toh akan berakhir setelah dia menandatangani surat cerai itu. “Ehm ba.. baik.” Sofi merutuki dirinya sendiri kenapa harus gagap sih. Mereka kembali diam menyusuri pematang sawah sambil sesekali Sofi membantu Romeo yang hampir jatuh karena tak biasa berjalan di sawah, sebelum sampai ke rumah orang tua Sofi Romeo mencekap tangan sang istri lalu berkata. “Kita harus bicara.” Inilah saatnya. Sofi mengangguk. “Iya, tapi ibu sudah memanggil, makanlah dulu meski menunya mungkin tak sesuai seleramu.” Sejujurnya Sofi belum siap mendengar kata cerai dari mulut Romeo, dia sudah berusaha menguatkan hati sejak kembali ke rumah orang tuanya tapi saat berhadapan dengan Romeo langsung nyalinya menjadi ciut.

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Kunjungan

    Sudah satu bulan Sofi tinggal di rumah orang tuanya. Kota kecil yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Dan Sofi merasa hidupnya lebih tentram dan damai meski rasa rindu pada sosok sang suami yang tak pernah mengharapkannya kian meninggi. Romeo sudah sadar dan sudah kembali beraktifitas. Dari mana Sofi tahu tentu saja mama mertunya yang setiap hari menghubunginya, dan mengatakan kabar Romeo pada Sofi, beliau bukannya tidak meminta Sofi untuk kembali tapi dengan halus Sofi menolak apalagi saat infoteiment mengabarkan kalau Ara sudah ditemukan dan beberapa kali Ara juga terlihat bersama Romeo. Sofi ikut bahagia jika mereka bersama, bukankah itu yang seharusnya terjadi, sejak awal dia hanya orang luar yang sama sekali tidak diharapkan kehadirannya, meski tak bisa dipungkiri hatinya begitu sakit. Dia hanya harus lebih menguatkan hati jika sewaktu-waktu menerima kiriman surat cerai dari Romeo. “Bagaimana persiapan penampilan anak-anak bu Sofi... b

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Pergi

    Hal pertama yang dilihat Sofi saat membuka mata adalah semua putih dan bau tajam obat-obatan menusuk hidungnya. “Kamu sudah sadar, Nak?” Sofi menoleh dan mendapati mama Ara ada di sana, Sofi berusaha bangun tapi saat tak sengaja dia bertumpu pada tangannya dia mengernyit kesakitan. “Hati-hati tanganmu terluka parah.” Sofi ingat tusukan itu dan darah yang merembes keluar, begitu deras bercampur dengan ... darah Romeo. “Romeo bagaimana dia tante?” tanya Sofi begitu ingat kejadian malam itu, Romeo yang tak bergerak meski dia berteriak memanggil namanya. “Dia baik-baik saja kan?” “Tenanglah, dia sudah ditangani dokter, sekarang operasinya masih berlangsung,” kata wanita itu dengan senyum menenangkan. “Dimana?” Mama Ara langsung menggeleng dan menatap luka di tangan Sofi. Sofi mengikuti pandangan itu dan tangannya berdenyut begitu sakit sampai dia menyadari sesuatu... tapi sebelum dia bertanya pintu ruangan terbuka dan beberapa orang berpakaian dokter melangkah masuk. “Apa yang terj

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Awas

    Ternyata ke pesta bersama Romeo tak sehoror yang Sofi bayangkan. Paling tidak laki-laki itu memperlakukannya dengan baik meski Sofi tahu kalau itu hanya pencitraan saja. Yup tentu saja Romeo sang bintang yang tengah bersinar tidak akan sudi kalau nama baiknya akan tercemar lagi, apalagi perusahaan papanya juga pasti terkena dampaknya. “Jangan salah paham aku hanya tidak ingin nama baikku dan keluargaku hancur.” Tuhkan benar dugaan Sofi. Saat ini mereka memang sudah kembali berkendara meninggalkan pesta, dengan Romeo sendiri yang menyetir mobilnya, tanpa didampingi asisten atau bodyguard seperti b iasanya. Hal yang tadi sempat menjadi perdebatan dengan orang tua laki-laki itu di telepon. Sofi baru menyadari kalau menjadi orang kaya itu tidak selalu menyenangkan, bayangkan saja kalau hanya ingin pergi sebentar harus dikawal beberapa orang. Hah! “Aku tahu,” jawab Sofi sambil menunduk menatap kuku jarinya yang entah kenapa jadi lebih menarik. Tak dipungkiri ada sedikit rasa bahag

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Puas

    “Siapkan dirimu untuk menghadiri undangan ini besok.” Sofi menatap kertas undangan mewah yang dilemparkan Romeo padanya, dia baru saja mandi dan akan naik ke tempat tidur saat tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan sosok Romeo masuk tanpa perlu repot-repot mengetuk pintu atau mengucap salam. Untung saja aku tidak sedang ganti baju, batin Sofi. Status mereka memang suami istri tapi Sofi seperti masih berada di kamar kosnya yang dulu, serba tak peduli. “Apa aku harus ikut?” tanya Sofi nekad saar Romeo sudah membalikkan badannya, bukan apa-apa sih dia sangat mau memang untuk mendampingi laki-laki itu ke sebuah pesta, tapi masalahnya Romeo terlihat sangat membencinya, dan terlihat tak sudi bercakap-cakap dengannya bisa mati gaya dia datang terus dicuekin semua orang. “Mama yang minta,” kata Romeo seolah menjelaskan segalanya. “Apa beliau juga datang?” Mata Romeo langsung menyipit curiga membuat Sofi kesal. Segitunya dia hanya memastikan nanti ada orang yang dia kenal. “Aku tidak tah

  • Istri Tak Dianggap   Sesi2: Talak?

    “Kemasi semua barang-barangmu.” Mata Sofi langsung melebar saat mendengar perintah Romeo, dia hanya menatap laki-laki itu dengan pias. Apa lagi salahnya sekarang? Apa Romeo akan menceraikannya sekarang? Padahal baru saja dia berniat mengikuti saran mama mertuanya. “Kenapa? Apa Ara sudah kamu temukan?” tanya Sofi dengan dada bergemuruh kencang. “Bukan urusanmu.” Dan laki-laki itu langsung keluar kamar, Sofi terdiam ditempat benarkah ini akhir dari pernikahan mereka, dan sebentar lagi dia akan menyandang predikat janda. Sofi sudah memegang handle pintu, apa dia harus bercerita pada mama mertuanya? Tapi... Sofi menggeleng pelan, apa enaknya memiliki orang yang jelas-jelas tak mau kita miliki apalagi alasan pernikahan mereka sudah tidak ada lagi jika Ara sudah kembali. Dia bukan Ana yang mau saja menjadi istri kedua meski bukan keinginannya. Sofi menghela napas panjang dan membuka lemari pakaian, mengambil baju-bajunya yang beberapa hari lalu baru saja menjadi penghuni lemari ini d

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Pergi

    “Dimana?” Mata Sofi membulat saar mendengar suara di ujung sana, tentu saja dia mengenali suara Romeo dengan baik, dia tadi sempat tak percaya nomer Romeo yang sudah lama dia simpan tiba-tiba menghubunginya. “Ehm.... ini siapa?” rasa marah membuat Sofi tidak ingin langsung menjawab. “Kamu tahu siapa aku,” kata orang diujung sana. Sofi menghela napas. “Baiklah aku matikan jika bukan hal penting.” Sofi menatap ponselnya, ada godaan untuk menonaktifkan ponselnya, tapi ada juga rasa penasaran kenapa laki-laki itu tiba-tiba mencarinya, apakah dia sedang ada masalah? Ah sial kenapa dia masih peduli padanya? Bukankah Romeo sama sekali tidak menginginkannya, bahkan laki-laki itu juga menghinanya padahal dia hanya berniat membantu. Tak lama ponselnya kembali berdering dan nomer yang sama kembali menghubungi, Sofi hanya menatap layar ponselnya, hatinya masih bimbang lalu meletakkan ponsel itu lagi, tak lama panggilan itu berhenti. Sofi menghela napas panjang dan merebahkan tubuhnya di r

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Kecewa

    Air mata Sofi menetes membasahi pipinya. Bukan hanya karena dagunya yang dicengkeram erat oleh Romeo tapi juga kata-kata kasar penuh hinaan dari laki-laki itu. Sampai kapan dia harus seperti ini. “Sudah aku bilang bukan jangan pedulikan aku, jangan pernah berharap menjadi istriku yang sebenarnya.” Setelah berkata begitu Romeo menyambar kemeja yang tadi malam dia pakai dan memakainya dengan cepat sebelum pergi dari kamar itu tak lupa membanting pintu kamar. Sofi langsung tersenyum begitu pintu kamar dibanting, meski air matanya menetes dengan deras. “Memangnya apa yang kamu harapkan, Sof. Menoleh padamu saja dia tidak sudi,” gumam Sofi.Dengan kasar Sofi mengusap air matanya, dia lalu beranjak dari atas ranjang. Sudah tak ada gunanya di sini. Orang yang ingin dia lindungi malah menuduhnya dengan keji. Sejenak Sofi menatap bayangan wajahnya di dalam cermin dan yang menatap balik di sana hanya wanita menyediihkan dengan mata bengkak dan dagu memerah juga rambut yang awut-awutan

DMCA.com Protection Status