Share

Bab 109

"Masih jam tujuh pagi ini. Bukannya katanya dari sana ke sini, 5 sampai 6 jam? Jadi, jam berapa Bang Ardian berangkat dari sana?" Kedua alis tebal pria tampan itu bertautan satu sama lain.

Naura seakan baru tersadar ketika Arya menanyakan tentang hal itu. 'Eh, iya juga ya.' "Hmm ... Bang Ar nggak ada bilang tadi," jawabnya lirih.

"Kasihan Ardian. Artinya dini hari dia berangkat dari sana. Jangan-jangan nggak tidur dia semalaman," sela Sufia menebak.

"Ini katanya masih di rumah sakit kota, ngurusin karyawannya itu," imbuh Naura.

Mereka pun kembali menikmati sarapan di meja restoran tersebut. Belum lama ketiga orang dewasa itu menghabiskan makanannya, tiba-tiba terdengar suara dering ponsel lagi.

"Siapa?" tanya Sufia kepada Naura.

Ya, itu gawai Naura yang kembali berbunyi.

"Kak Tasya," jawab Naura. Wanita itu pun mengangkat panggilan dari rivalnya. "Assalamualaikum, Kak."

Arya hanya melirik sesekali ke arah Naura yang sedang bercakap dengan Natasya di sana. Ia juga sudah selesai denga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status