Share

29. Berlibur

Penulis: Skuka_V
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-19 23:50:51
Lampu yang temaram menyamarkan pandangan Arkan saat melihat ke trotoar.

Perlahan mobil yang di kemudikan Arkan menepi di jembatan tempatnya menurunkan Naura di sana.

"Ke mana dia pergi," gumam Arkan.

Perlahan ia membuka ponselnya lalu menghubungi nomor ponsel Naura, tapi panggilan selalu di alihkan.

"Argh, si bodoh itu cepat sekali jalannya. Apa dia naik taksi ya?"

Tak ingin berpikir yang bukan-bukan Arkan pun kembali mengemudikan mobilnya ke apartemen mereka.

Sementara itu, Naura tengah memandangi wajahnya di depan cermin.

"Aku ingin beli baju ini," tutur Naura.

Ya saat ini Naura sedang membeli pakaian untuk ia gunakan nge-camp bersama Lala.

"Jaketnya terlalu tebal. Pakai ini saja." Lala memberikan hoodie untuk Naura gunakan.

"Sepertinya bagus," ujar Naura memutar tubuhnya di depan cermin.

Melihat penampilan Naura yang rapih dengan mini dress yang menempel di tubuhnya membuat Lala penasaran.

"Sebenarnya kamu habis dari sama sama Arkan?"

Naura terdiam lalu mengambil celana
Skuka_V

Gara-gara Lala lupa membawa Snack akhirnya delivery makanan. Hayo, Lala beneran lupa atau emang sengaja di lupakan? Penasaran kelanjutannya baca di bab selanjutnya šŸ„°šŸ„°šŸ„°

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 30. Tenda Bergoyang

    Seperti nyamuk, Naura hanya melihat kemesraan Lala dan juga Rendy. Ada rasa iri di hati Naura saat melihat Rendy yang begitu perhatian kepada sahabatnya itu. "Menyebalkan, kenapa mataku harus di nodai seperti ini," gerutu Naura lalu mengalihkan pandangannya dari Lala dan Rendy. Tangan Naura merogoh saku celananya mencari ponselnya. Entah mengapa dari kemarin Arkan tak menghubunginya seolah masalah kemarin membuatnya begitu kesal padanya. "Ck, harusnya aku yang marah kenapa jadi dia yang marah sih!" gerutu Naura merasa begitu kesal dengan sikap pria egois itu. Namun, saat ia menoleh ke arah kerumunan, ia mendapati sebuah mobil yang tak asing di matanya. "Sepertinya aku kenal mobil itu. Tunggu, bukannya itu mobil Arkan?" batin Naura beranjak dari kurisnya. Benar saja, tak lama Arkan keluar dari dalam mobil dengan menggunakan celana pendek serta hoodie yang membalut tubuhnya. "Ke-kenapa dia ada di sini?" Naura masih mematung melihat kedatangan pria yang sama sekali tak diharapkan k

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 31. Berbaikan

    Kedua tangan Naura mendekap mulutnya saat melihat tendanya bergoyang. Bayang Lala dan Rendy sedang melakukan sesuatu hal di dalam tenda pun terlihat jelas dari luar tenda."Oh my God, apa yang mereka lakukan di sini?" gumam Naura."Bajingan ini enggak tau tempat," gerutu Arkan yang tak kalah syok dengan apa yang dia lihat.Namun, tak lama kepala Lala menyembul di balik tenda sembari membawa karpet diikuti Rendy di belakangnya."Apa yang kalian lakukan?" tanya Naura."Kenapa kamu diam aja, bantu aku," jawab Lala kesusahan membawa karpet.Naura pun membantu Lala dan juga Rendy membawa karpet sembari melihat ke dalam tenda memastikan apa yang dia liat tadi itu salah."Tadi kalian ngapain di tenda?" bisik Naura.Dengan polos Lala menjawab, "Gulung karpet, tadi aku gulung sendiri malah jatuh. Untung Rendy datang bantuin aku."Seketika pikiran kotor di otak Naura menghilang. Ia terlalu berpikir berlebihan hingga menganggap sahabatnya mesum di tempat umum.Keduanya pun duduk di karpet sembar

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 32. Tamu Tak Di Undang

    Tangan Arkan terus memegangi pipinya yang terasa ngilu saat kepala Naura dengan teganya mengenai wajahnya. "Sakit, lirih Arkan sembari mencebikkan bibirnya. Susut mata Naura terus menatap ke arah Arkan, ia sama sekali tak ingin membantu meski hal itu terjadi karena ulahnya. "Siapa suruh mau menciumku," ucap Naura mendengus kesal. "Hei, siapa yang mau menciummu. Aku hanya ingin mendekatkan wajahku karena mau berbisik," kilahnya. "Untuk apa berbisik, toh enggak ada orang di siniselan kita berdua. Tenda orang jah juga jaraknya jauh, mustahil mereka mendengar percakapan kita." Arkan menghela napasnya berat, ia tidak tahu lagi harus berkata apa agar Naura mengerti dengan tujuannya. "Lala ke mana lagi, beli bir satu jam enggak balik-balik!" kesal Naura dengan nada tinggi. Terdengar sambungan telepon yang tak juga di angkat. Naura kembali menghubungi Lala dan juga Rendy."Om telepon Rendy, di mana mereka sekarang?""Percuma, ponsel Rendy enggak aktif. Aku yakin mereka sengaja meningga

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 33. Istri vs Mantan Istri

    Wanita cantik itu terlihat sangat anggun membuat Naura seketika insecure membandingkan dirinya dengan wanita yang berada di depannya. Namun, saat menatap wajahnya Naura merasa pernah merasa melihatnya di suatu tempat. "Liona," desis Sinta lalu menoleh ke arah Arkan. "Liona, di mana Hadi?" tanya Teddi. "Maaf, Papah enggak bisa datang ke sini. Jadi aku mewakili Papah untuk mengucapkan selamat ulang tahun perusahaan." "Terima kasih, titip salah untuk Hadi." "Baik Pah, nanti aku sampaikan." Saat berbicara dengan Teddi mata Liona terus melirik ke arah Naura yang berdiri di samping Arkan. "Hai, Arkan. Lama kita enggak ketemu," tuturnya mengulurkan tangan. Namun, sayangnya Arkan hanya diam mengabaikan jabatan tangan Liona. "Sayang, kita ke meja kita." Arkan membawa Naura menjauh dari Liona menuju ke meja mereka. Ada rasa penasaran di benak Naura saat melihat interasi Arkan dan wanita yang baru pertama kali ialihat. "Siapa wanita itu?" tanya Naura saat Arkan menarik kursi untuknya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 34. Si Beban Keluarga

    Acara ulang tahun perusahaan berjalan dengan lancar. Namun, meninggalkan banyak luka bagi Arkan dan juga Liona.Ya, meski sudah bercerai tetapi hati mereka masih terikat satu sama lain."Om baru pulang?" tanya Naura saat ia berpapasan dengan suaminya itu."Hm ...." Naura hanya mendengar gumaman dari mulut Arkanā€” berjalan melewatinya."Aneh banget sih jadi manusia," gerutu Naura kemudian kembali ke sofa untuk mengerjakan tugas kampusnya.Untungnya acara di perusahaan Arkan hanya berlangsung tiga jam saja. Hal itu memberi ruang agar Naura bisa mengerjakan tugas dari kampus.Dengan cekatan Naura mengerjakan tugasnya dengan baik sembari di temani secangkir kopi agar ia tidak ngantuk.CeklekSudut mata Naura melirik ke arah pintu kamar Arkan. Pria itu berjalan ke dapur tanpa menyapa Naura yang masih terjaga."Kamu lagi apa?""Astaga, kenapa muncul tiba-tiba!" Betapa terkejutnya Naura saat Arkan duduk di sampingnya tanpa mendengar langkah kakinya."Ini sudah malam, cepat tidur," tutur Arkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 35. Keluarga Toxic

    Semua mata memandang melihat apa yang di lakukan oleh Adelia. Beberapa orang yang kenal akan mereka mencoba memisahkan, tapi sayangnya mata Adelia dipenuhi kebencian dan rasa iri kepada adiknya membuatnya gelap mata dan memperlakukan adiknya seperti binatang."Adelia, lepasin Naura, kasian dia."Beberapa pria yang sedang berada di dekat mereka pun berusaha untuk melerai. Bahkan diantara mereka mencoba menarik tangan Adelia dari rambut Naura.Setelah di paksa, akhirnya Adelia melepaskan tangannya dari rambut Adelia. Terlihat jelas kepuasan yang tercetak dari wajahnya saat melihat adiknya menderita."Kamu enggak apa-apa kan?" Bohong jika Naura menjawab tidak apa-apa sementara rambutnya sudah acak-acakan dan di permalukan di depan umum oleh kakaknya sendiri. Naura meraphkan ambutnya dan memilih pergi dari sana. "Aku benar-benar enggak mau lihat wajahmu lagi Adelia. Aku bersumpah hidupmu akan menderita selamanya, Adelia!" teriak Naura histeris di dalam mobilnya. Tak terasa mobil yang di

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 36. Ancaman Arkan Terhadap Adelia

    Suara video masak begitu terdengar mengiringi Naura yang sedang belajar memasak. Perlahan tapi pasti, Naura berusaha membuat makanan untuk Arkan. Hal itu Naura lakukan karena hanya dialah yang saat ini menjadi keluarga Naura. Meski entah kapan sebuah ikatan ini akan berakhir, yang pasti hanya Arkan yang saat ini Naura miliki. Ceklek Naura mendengar suara pintu ruang tamu terbuka. Ia bergegas menuangkan makanannya ke atas piring lalu menyajikannya di meja makan. "Om sudah pulang?" "Hm ... wah, apa yang sedang kamu lakukan? Ah, apa karena pujian Papah, kamu jadi rajin masak!" Naura memutar bola matanya jengah mendengar sindiran yang sering di lakukan oleh Arkan. Menyebalkan memang, tapi Naura sudah terbiasa dengan celetukan Arkan yang sering membuatnya ingin menghajar wajahnya. "Om mau makan dulu?" tanya Naura masih bersikap baik. Arkan mendekat dan melihat masakkan yang Naura buat. "Sepertinya enak. Aku ganti pakaian dulu." Sementara Arkan mengganti pakaian, Naura pun mengambil

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 37. Hamil?

    'Aku hanya membutuhkan seseorang yang bisa menjagaku, melindungiku dari orang-orang yang merundungku.' Naura terbangun dari tidurnya saat mendengar dentuman pintu yang terdengar jelas di telinganya. Ia pun menyibak selimutnya- berjalan ke kamar mandi. "Apa ini," gumam Naura saat melihat plester di pipinya. Perlahan Naura mendekat untuk melihat plester yang menempel di pipinya. Ia merasa tidak pernah menempelkan benda itu bahkan sebeleum tidur pun Naura tak pernah melihat plester itu. "Apa Om Arkan yang menempelkan ini?" Sudut bibir Naura terangkat, ia merasa bahagia karena Arkan perhatian kepadanya ya meski kadang menyebalkan. Naura keluar dari kamar melhat ke sisi kiri dan kanan, tidak ada penampakan Arkan padahal sudah jam delapan pagi. Ia lanjut berjalan ke dapur dan melihat makanan yang ada di atas meja serta secarik kertas yang tertinggal di sana. 'Makanlah lalu istirahat, enggak perlu ke kampus hari ini karena aku sudah meminta ijin ke kampusmu.' "Aku baik-baik saja kena

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-25

Bab terbaru

  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 157. Akhir Yang Bahagia

    Satu bulan berlalu hubungan Naura dan Arkan semakin erat. Meski harus menjalani hubungan long distance relationship, tak menghalangi rasa cinta Arkan untuk anak dan istrinya."Pagi, Sayang."Perlahan Naura membuka mata saat mendengar suara bariton berbisik di telinganya."Kapan kamu datang?""Lima menit yang lalu. Aku rindu memeluk tubuhmu, Sayang."Seketika Naura membuka matanya. "Axel, di mana dia?"Arkan mengeratkan pelukannya. "Dia di bawah sama Papah dan Bu Dila.""Oh." Naura hanya ber-oh-ria lalu menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. "Kamu mau ke mana?""Mau buat sarapan," jawab Naura mengikat rambutnya. Namun, Arkan menarik tubuh Naura hingga tergeletak di atas kasurnya. "Aku masih kangen, diam di sini sebentar saja."Naura lalu membiarkan Arkan untuk memeluknya beberapa saat sampai dia puas meluapkan rasa rindunya."PAPA ...." teriak Axel."Tuh anaknya manggil, sana samperin."Arkan menghela napasnya lalu mencium bibir Naura dengan lembut. "Ku menginginkanmu Sayang." Tanga

  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 156. Menikah Rasa Pacaran

    Suara gemercik air membangunkan Naura dari tidurnya. Dia lalu mengibas selimut yang menutupi tubuhnya danā€” "Argh." Naura berteriak histeris saat melihat tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun. "Apa yang terjadi, di mana bajuku?" gerutu Naura. Tak lama dia mendengar suara seseorang membuka pintu. Naura pun segera menutup tubuhnya dengan selimut berpura-pura tidur untuk melihat siapa orang yang keluar dari kamar mandi. Sedikit demi sedikit Naura membuka matanya dan mendapati Arkan yang sedang memakai pakaiannya setelah mandi. "Arkan, jadi aku tidur dengan dia. Tunggu, kenapa aku bisa bersama Arkan?" batinnya. Naura mencoba mengingat kembali apa yang terjadi di klub semalam. Ingatannya mulai berputar seperti sebuah rekaman dan berakhir saat dia mencium Arkan. Naura begitu menikmati ciuman itu hingga membuatnya tak ingin melepaskan sedetik pun kesempatan itu. "Aku mencintaimu, Naura." "Aku juga mencintaimu, Arkan," ucap Naura dengan sadar hingga membuat wajahnya bers

  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 155. Aku Mencintaimu, Arkan

    Dentuman musik mengalun begitu kencang hingga memekikkan telinga. Namun, hal itu malah menarik atmosfer di sekitar membuat orang-orang yang berada di dalam klub ikut terhanyut dengan irama musik yang dibawakan oleh seorang DJ. "Naura, ayo turun!" ajak Sela saat mereka memasuki klub malam. "Kamu aja aku tunggu di bar ya." "Jangan di bar kita cari meja saja," ujar Sela. Matanya melihat ke sekeliling mencari tempat yang kosong. Namun, sayang tidak ada tempat kosong. Hampir semua meja terisi penuh oleh orang-orang yang sedang menikmati malam panjang mereka. "Tunggu, bukankah itu Arkan. Kita ikut di meja dia saja." Naura mencekal tangan Sela, tapi wanita itu terus berjalan meninggalkannya begitu saja. Mau tidak mau Naura pun mengikuti Sela hingga berhenti tepat di depan meja Arkan. "Hai, Arkan. Sendiri aja nih, boleh gabung?" Arkan mendelik, tanpa bicara dia bergeser tanda jika dia mempersilahkan mereka untuk duduk bersama dengannya. "Terima kasih, aku titip Naura dulu ya. B

  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 154. Cemburu Buta

    Deburan ombak mengalihkan perhatian Naura dari Roni dan Sela yang sedang berbincang. Padahal meeting sudah berakhir dan mereka berdua masih asik bersama."Ini." Naura menoleh ke samping saat Raka memberikan kopi untuknya. "Makasih.""Sama-sama."Naura kembali menoleh ke arah Sela dan Roni, tapi mereka sudah tidak ada di sana. "Ke mana mereka pergi?""Siapa? Oh Pak Roni dan Bu Sela, paling ke hotel.""Hah, kok bisa secepat itu?"Raka tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi terkejut Naura. "Kamu tenang saja mereka sedang melihat lokasi untuk penempatan barang-barang.""Oh," ujar Naura bernapas lega. Naura pun memilih berteduh di bawah pohon yang rindang lalu menurunkan bokongnya di atas pasir. "Menurutmu bagaimana Bu Sela dan Pak Roni?""Maksudnya?"Raka tersenyum lalu menjawab, "Aku sudah lama ikut kerja dengan Pak Roni, aku tau dia tertarik pada Bosmu.""Oh, aku pikir Pak Roni bukan tipe pria idaman Bu Sela. Apa lagi usia mereka terpaut jauh, aku nggak yakin hubungan mereka akan b

  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 153. Kecemburuan Sela

    Setelah pertemuan Sela dan Arkan, wanita itu terus mendiamkan Naura seolah kesal kepada.Naura pun tidak tahu harus melakukan apa karena Sela terus memalingkan wajahnya."Sebentar lagi kita sampai, apa kamu akan terus bersikap seperti itu?"Sela mendelik dan hanya menggerakkan tubuhnya seolah tak memperdulikan Naura. Kesal, Naura pun menginjak rem hingga tubuh Sela terhuyung ke depan. "Argh ... Kamu gila, apa kamu ingin aku mati?""Lihat kamu masih hidup dan berteriak dengan kencang."Sela mendelik, dengan anggunnya dia merapihkan rambutnya. "Aku kesal karena kamu nggak ngasih tahu aku kalau Arkan ada di sini.""Aku juga nggak tahu kalau dia datang ke sini. Lagi pula baru tadi pagi aku ketemu sama dia. Tunggu, kenapa kamu sekesal ini sama aku. Apa kamu masih mengharapkan dia?""Hah, yang benar saja. Mana mungkin aku mau sama duda apa lagi bekas karyawanku," cibirnya.Naura berdecak kembali mengendarai mobilnya. "Berhenti berbohong buktinya kamu kesal saat melihat aku dan Arkan bersa

  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 152. Ciuman Membuat Hati Berdesir

    Deburan ombak mengalun indah menemani Naura yang sedang menikmati kopi di pagi buta. Dia sama sekali tak bisa tidur nyenyak saat berada jauh dari putra semata wayangnya.Tok,tok."Permisi, room service."Naura menoleh ke arah pintu lalu beranjak dari kursinya.CeklekNaura terkejut melihat staf hotel membawakan sarapan ke kamarnya. "Maaf aku nggak pesan, mungkin salah kamar."Staf tersebut melihat kartu untuk memastikan jika mereka tidak salah kamar. "Dengan Ibu Naura kamar 210""Iya aku Naura, tapi aku nggak pesan," tutur Naura mencoba menjelaskan. Tak lama ponsel Naura berdering terlihat nama Arkan di sana. "Halo."[Selamat menikmati sarapannya.]"Apa, jadi kamu yang kirim makanan ini. Dari mana kamu tahu aku ada di hotel ini?"[Selamat menikmati, Sayang.]Arkan mematikan panggilannya sepihak. Mau tidak mau Naura pun mempersilahkan staf untuk masuk dan menyajikan makanan pesanan Arkan.Sudut bibir Naura terangkat saat melihat makanan pesanan Arkan. Tak lupa dia mengabadikan momen

  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 151. Liburan Sambil Bekerja

    Naura merapihkan beberapa pakaian ke dalam koper. Tak lupa dia pun memasukkan beberapa berkas ke dalam tasnya."Sudah di masukkan semua? Awas nanti ada yang ketinggalan!" ucap Dila sambil mengajak Axel bermain."Sepertinya sudah beres semua. Bu, aku titip Axel beberapa hari ya.""Iya, kamu tenang saja. Ibu akan menjaga Axel dengan baik, lagi pula Pak Teddi juga ada pasti dia membantu Ibu menjaga Axel."Naura tersenyum lalu beranjak dari lantai. "Aku siap-siap dulu."Seolah mengerti, Dila mengajak Axel untuk keluar dari kamar Naura.Tok, tok."Permisi."Dila menuruni anak tangga lalu menghampiri tamu yang baru saja datang."Siapa Bi?" tanya Dila saat dia berjalan ke arahnya."Itu Bu, temennya Bu Naura," jawabnya."Oh Sela. Tolong buatkan minuman buat Sela ya." Dila pun menghampiri Sela yang sedang duduk di sofa. "Eh, Sela.""Tante, hai Axel," sapa Sela saat melihat Axel tersenyum menatapnya.Mereka pun duduk bersampingan sambil bermain dengan Axel. "Acaranya mendadak ya?" selidik Dila.

  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 150. Buket Bunga Untuk Naura

    Suara bising di sekitar tak mengalihkan perhatian Naura dari berkas yang ada di hadapannya. Brak!Hening seketika, semua yang ada di ruang meeting diam menatap ke arah Naura. "Ini kenapa bisa beda?"Naura menggeser berkas yang ada di depannya. "Laporan keuangan ganti, salah tuh! Teliti dulu sebelum di kirim. Ini lagi, bukannya klien kita minta ganti kursi, kenapa masih ditulis kursi dengan merek yang sama?""Ma-maaf Bu, tapi Bu Sela sudah setuju dengan merek itu," jelas Kevin.Seketika Naura menoleh ke arah Sela. "Apa, aku nggak tau ya. Kevin, kamu benar-benar ya, harusnya kamu bilang kalau barangnya di ganti, aku kan nggak tahu."Sela langsung menggeser kursinya mendekati Naura seolah menyerang Kevin."Ta-tapi Bu Seā€”"Mata Sela hampir saja keluar memelototi Kevin bahkan mulutnya berkomat-kamit seolah menyuruhnya tutup mulut."Bereskan semuanya, kerjakan dengan baik dan teliti. Baiklah, meeting kita tutup, selamat siang."Naura keluar dari ruang meeting di ikuti Sela di belakang. Wan

  • Istri Sewaan CEO DudaĀ Ā Ā 148. Berakhirnya Kesalahpahaman

    Hening, seketika Naura tak mendengar suara apapun kecuali detak jantungnya yang begitu cepat.Mata Naura terpaku pada wajah pria yang selalu membuat hatinya berdesir. "Papa," teriak Axel berjalan ke arah mereka.Refleks Arkan melepaskan tangannya dari pinggang Naura. "Sayang." Axel berlari memeluk Arkan dengan erat. "Ayo, kita cari makan," sambung Arkan meninggalkan Naura yang masih mematung. Sorak dari para tamu undangan pun kembali riuh saat Adelia bersiap melempar buket bunga yang dia pegang. "Naura, sini!" panggil Adelia. Dengan enggan Naura pun ikut ke kerumunan yang bersiap menerima buket bunga. Semua bersiap hanya Naura yang diam dan ikut berdiri dengan kerumunan."Satu, dua, tiga."Buket itu pun melayang ke arah Naura, tapi seketika tubuhnya terhuyung ke depan saat seseorang mendorongnya dari belakang. "Argh," ucap Naura terkejut. Namun, dengan cepat pria itu menarik tangan Naura hingga menyentuh tubuhnya. "Woa, selamat Bro!" teriak Reza mengalihkan perhatian semua yang

DMCA.com Protection Status