Share

Bab 5

Author: Senchaaa
last update Last Updated: 2023-04-29 10:36:59

"Kamu memang sependiam ini, ya?" Aya memecah keheningan setelah hampir setengah jam Alister mendiamkannya.

Mereka tidak sedang perang dingin atau marahan, memang dasar Alisternya saja yang terlalu kaku dalam membuka obrolan. Sudah mengenal Aya selama dua pekan dan bertemu beberapa kali, tapi keduanya masih terasa asing. Lebih tepatnya, Aya masih segan untuk mengakrabkan diri dengan pria itu. Alister tampak memberikan jarak yang cukup tegas di antara mereka.

Mau inisiatif memulai keakraban lebih dulu namun Aya takut dia salah langkah. Gadis itu memang agak ceroboh, makanya Vincent bingung kenapa Aya bisa jadi dokter. Otaknya memang lumayan encer tapi sikap gegabahnya itu loh yang membuat Vincent angkat tangan. Sejujurnya Vincent tidak kaget mendengar Aya melakukan malpraktek. Kejadian itu sangat cocok dengan kebiasaan kawan gilanya.

"Tidak juga," jawab Alister datar.

Dia berkata jujur, Vincent saksinya, saat bersama orang yang dekat dengannya tentu saja Alister tidak sependiam ini. Begitu pun ketika Alister bersama Vincent, sejak masa kuliah bisa dibilang Vincent ini satu-satunya sahabat pria yang dekat dengan Alister. Mereka kuliah di kampus yang sama namun mengambil jurusan berbeda. Vincent mengambil jurusan hukum sedangkan Alister manajemen dan bisnis.

Saat Alister tidak sedang bersama dua sahabat perempuannya, maka orang yang setia menemani pria itu ya Vincent. Sebenarnya banyak yang mau berteman dengan Alister, hanya saja pria itu membatasi diri. Katanya, Alister tidak suka punya banyak teman karena itu sangat merepotkan. Apalagi punya teman tipikal beban yang apa-apa hobi merepotkan temannya. Secara, semua orang di kampus tahu bahwa Alister adalah pewaris takhta dari konglomerat terkaya di Asia.

"Kalau tidak, seharusnya kamu bisa mencairkan suasana dari tadi. Enggak enak tahu, diem-dieman kayak gini."

Alister masih sibuk menyetir, hari ini dia sengaja membawa mobil sendiri tanpa sopir agar bisa bebas berinteraksi dengan Aya tanpa ada yang menguping pembicaraan mereka.

"Kamu mau aku melakukan apa? Koprol sambil nyetir?”

"Dih, lawak, ya enggak gitu juga, aku cuma minta kamu ngajakin aku ngobrol apa kek gitu. Katanya kita harus terlihat akrab dan romantis kalau di depan umum. Kalau sikap kamu terus kaku kayak gini, aku jadi canggung tahu!"

"Inisiatiflah, kamu yang mulai percakapan."

"Bisa-bisanya nyuruh cewek maju duluan, enggak peka banget."

Aya melipat kedua tangannya di atas perut kemudian membuang pandangan ke luar jendela mobil. Dia memperhatikan hiruk pikuk jalanan Ibu Kota di sore hari. Alister menoleh ke arah gadis itu sesekali, dia mengela napas berat sebentar.

"Kamu sudah punya kekasih?" tanya Alister tiba-tiba, Aya mengerutkan kening lalu menoleh cepat ke arah pria itu.

"Kenapa baru tanya?"

"Jawab saja."

"Udah."

"Oh, siapa?"

Aya menunjuk Alister dengan dagunya, pria itu mengerutkan kening—bingung.

"Apa?" tanya Alister lagi memastikan. Aya terus saja melakukan sesuatu yang tidak Alister pahami, pria itu jadi kesal sendiri.

"Bicara yang jelas tidak usah pakai isyarat!"

"Kamu!" sentak Aya, "dasar enggak peka," omelnya.

"Aku pacar kamu?"

"Mm, kamu sendiri kan yang bilang di hadapan orang tua kamu kalau kita pacaran."

Alister mendengus sebal, "Maksudku kekasih sungguhan. Pacar real kamu!"

"Emang kamu enggak real, ya?"

"Aku serius, Rayasa."

"Kamu pikir aku bakalan melakukan kegilaan ini kalau aku punya pacar?"

"Enggak punya, tinggal jawab gitu, susah banget pakai muter-muter dulu."

"Emosian nih Masnya, aku kan cuma bercanda."

"Bener kata Vincent, kamu emang ngeselin," ujar Alister.

"Dih, bawa-bawa Vincent. Kata Vincent juga kamu resek, super duper resek dan ngebosenin. Ternyata emang bener!"

Mereka saling melempar tatapan tajam, keduanya tidak mau saling mengalah sampai mereka lelah sendiri dan memutuskan untuk kembali fokus pada kegiatannya masing-masing. Beberapa saat kemudian, Aya dan Alister tiba di butik untuk fitting baju pengantin. Walau Aya selalu melabeli ini pernikahan settingan nyatanya semua persiapan dilakukan secara matang dan sungguh-sungguh.

Alister bahkan sampai meluangkan waktu untuk fitting baju dan memilihkan cincin pernikahannya dengan Aya, selayaknya pasangan pengantin pada umumnya. Sesekali mereka cekcok masalah selera dalam memilih cincin. Membuat para petugas yang melihat perdebatan keduanya terkekeh geli. Fenomena itu memang kerap dialami oleh para calon pengantin. Mendebatkan hal-hal kecil sampai berujung kesal dan saling melempar kemarahan. Sangat wajar, mungkin itu salah satu ujian menuju hari bahagia.

Saat memasuki area butik, Alister dan Aya langsung disambut hangat oleh para petugas dan pemilik butik tersebut. Mereka langsung diarahkan ke ruang ganti untuk VIP dan para petugas pun mengeluarkan beberapa rancangan tuxedo dan gaun pengantin modern yang mereka desain khusus untuk pernikahan kedua Alister. Pria itu memulai fitting lebih dulu, kurang lebih ada empat set pakaian yang dia coba dan semuanya tampak begitu pas di badan Alister. Membuat penampilan pria itu semakin menawan. Para pegawai butik bahkan sampai berdecak kagum dengan binar mata terang benderang.

Saat Alister sudah selesai mencoba pakaian keempatnya, tirai ganti pakaian wanita baru saja dibuka seluruhnya. Memunculkan sosok perempuan yang begitu memikat hati dengan kecantikan paras dan gaun yang dikenakannya. Semua menjadi harmoni indah yang tampak serasi untuk ditampilkan. Alister terpana untuk sesaat sampai akhirnya dia berdeham dan mencoba bersikap biasa.

"Bagus tidak?" tanya Aya sambil melentangkan tangan, memperlihatkan detail gaun pengantinnya.

"Bagus," jawab Alister singkat.

"Serius?"

"Iya."

"Kok ekspresinya biasa aja? Aku terlihat jelek ya mengenakan gaun ini?"

"Tidak."

"Yang benar, ih!"

"Ya memang tidak jelek."

"Bohong! Masa ekspresinya begitu."

"Kamu ingin melihat ekspresi apa dariku, hah?"

"Terpesona kek, tepuk tangan kek, atau apa kek gitu yang menunjukkan rasa takjub. Ini malah biasa aja kayak gitu. Enggak asyik banget. Gaun ini tuh berat tahu! Effort banget aku pakainya sampai minta bantuan sama Mbaknya!"

Alister menoleh pada dua pegawai yang tadi membantu Aya, mereka hanya terkekeh geli melihat omelan Aya. Jujur Alister malu. Gadis itu usia saja sudah 29 tahun tapi kelakuannya seperti bocah 20 tahunan. Benar-benar menjengkelkan!

"Enggak usah bawel, cepat masuk dan ganti gaun berikutnya!"

"Males, udahlah enggak usah dicobain. Toh, reaksi kamu juga biasa aja. Enggak ada yang spesial, buat apa capek-capek nyobain kalau enggak diapresiasi sama sekali."

Alister mengembuskan napas berat, dia melangkah maju menuju Aya dan menarik gorden abu itu dengan sekali gerakan hingga menutupi area ganti. Aya kaget dengan aksi laki-laki itu. Dia yang masih terperanjat hanya menatap bingung calon suaminya.

"Kenapa kamu ngeliatin aku kayak gitu?"

"Kamu lagi godain aku?" tanya Alister tiba-tiba.

"Hah, maksudnya?"

 Aya serius tidak paham dengan maksud pertanyaan Alister. Mana ada dia mau menggoda Alister. Gadis itu hanya bertanya tentang penampilannya mengenakan pakaian pengantin itu, di mana sisi menggodanya coba?

"Udah cepet ganti, aku masih banyak urusan!"

"Ya, gimana mau ganti baju kalau kamu ada di sini. Keluar sana!"

"Enggak, aku mau tetap di sini."

"Heh, jangan gila, ya! Aku emang setuju nikah sama kamu tapi aku enggak bakal nunjukkin tubuh aku ke kamu sebelum kita resmi jadi suami istri. Enak aja, kamu pikir aku cewek apaan?"

"Oh, jadi nanti kalau sudah menikah, kamu ada niatan bugil di depan aku gitu?" ujar Alister dengan santainya.

"Astaga mulutnya, ya! Keluar sana!" usir Aya melemparkan pakaiannya ke arah Alister, sigap laki-laki itu menangkapnya.

"Wow, udah main lempar baju aja. Kamu mau ganti pakai apa sekarang? Sengaja ya, biar bisa punya kesempatan telanjang di depan aku?"

Aya baru sadar kalau atasan dan celana jinsnya baru saja dia lempar ke arah pria menyebalkan itu. Gadis itu mendengus kesal atas kebodohannya sendiri.

"Stop bercanda pak Alister, bisa tolong berikan baju itu pada saya sekarang?!" kata Aya dengan penuh penekanan. Dia sengaja bicara formal agar Alister tahu bahwa Aya tidak ingin bercanda saat ini.

"Enggak."

"Alister jangan pancing emosiku, ya."

"Emang kenapa kalau emosi kamu terpancing? Kamu bakal nerkam aku bulat-bulat?" pria itu tersenyum jahil membuat Aya ternganga. Dia salah karena mengira Alister pendiam, ternyata laki-laki itu jelmaan dari siluman buaya darat.

"Alister balikin baju aku!" sentak Aya sekali lagi, dengan susah payah dia berusaha menghampiri Alister namun laki-laki itu terus saja mempermainkannya dengan pindah-pindah posisi. Sudah jelas Aya kesulitan bergerak karena gaun itu yang berat.

"Alister jangan kayak bocah, ih!"

Setelah berhasil menangkap kerah jas bagian belakang Alister, Aya langsung memukul pundak pria itu keras. Alister balik badan dengan gerakan cepat kontan saja hal itu membuat tubuh Aya limbung dan pada akhirnya terjatuh ke pelukan Alister. Wajah mereka berjarak sangat dekat, Alister memandangi wajah Aya lama begitu pun sebaliknya. Saling menyelami kedalaman mata masing-masing dan seakan terbuai oleh suasana itu.

"Besar juga," bisik Alister tepat di telinga Aya.

"Apa yang besar?"

"Yang menempel di dadaku sekarang," jawab Alister diselingi senyum setan, Aya berpikir sejenak, ia kemudian menyadari posisi mereka yang masih berpelukan. Dan ya, buah dada gadis itu menempel tepat di dada Alister. Sialnya, kemben gaun pengantin yang dikenakannya sedikit melorot. Sontak saja mata Aya melotot dan dia bersiap menghardik Alister habis-habisan.

"Alisterrr ... dasar mesum!"

Related chapters

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 6

    Alister tiba di rumah sekitar pukul tujuh malam. Begitu derap langkahnya terdengar di ruang tengah, Mila buru-buru turun tangga dan menyambut suaminya itu. berniat mengambil peralatan kerja sang suami meski selama ini Alister tidak pernah menggubris kehadirannya di rumah itu.“Tumben pulang telat Al, ada lembur ya di kantor?” tanya Mila ramah setelah berdiri di hadapan sang suami.Alister mengembuskan napas kasar, ia membuang muka sesaat lalu menatap istrinya dengan malas.“Enggak, tadi aku abis fitting baju sama Aya.”Satu kalimat singkat yang terlisan sempurna dari suaminya bak peluru panas yang sukses menembus ulu hati Mila. Sakit sekali rasanya. Senyum getir wanita itu tunjukkan, dia berusaha tenang dan menampilkan ekspresi biasa.“Kamu serius mau menikahi dia Al?” suara Mila mulai bergetar, berat rasanya mengajukan pertanyaan sederhana itu.“Kamu pikir aku lagi bercanda?” balasan tegas dan sengit semakin menambah kadar pedih pada perasaan Mila. Setega ini Alister padanya.“Aku han

    Last Updated : 2023-04-30
  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 7

    “Aya bisa kita bicara sebentar?” panggil ayah Rayasa ketika melihat sang putri menyelonong melewati ruang tamu, hendak menuju kamarnya di lantai atas.“Ada apa, Yah?” balas Aya berdiri di depan tangga tanpa berniat mendekati sang ayah yang masih duduk bertumpang kaki di sofa.Di sana juga ada perempuan bersanggul tinggi yang tampak asyik menikmati teh hijau hangat.“Tidak sopan bicara dengan orang tua seperti itu, cepat sini dan duduk di depan ayah.”Aya mengembuskan napas kasar, malas nih dia kalau sudah begini. Berbagai asumsi pertanyaan yang akan diajukan sang ayah sudah terbesit di benak perempuan itu. Aya lelah sekali malam ini, dia tidak ingin melakukan sesi wawancara dengan siapa pun apalagi jika topik pembahasannya tentang Alister. Dia muak dengan pria itu. seharian bepergian dengannya membuat tensi Aya meningkat. Di harus minum obat pereda stres setelah ini. Ya, Aya sudah merencanakannya.Enggan menimbulkan perdebatan dan huru-hara panjang malam ini, Aya langsung menghampiri a

    Last Updated : 2023-04-30
  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 8

    “Ya ampun Ay ... lo beruntung banget, bisa nikah sama pak Alister. Lo tahu enggak, pas undangan lo nyampe ke anak-anak di RS, beuh ... mereka heboh, gonjang-ganjing dunia persilatan. Termasuk si Sarah juga kepanasan tuh denger lo dinikahin anak keluarga Byantara,” cerita Dewi heboh.Saat ini Dewi sedang berkunjung ke kamar rias pengantin yang ada di salah satu hotel bintang lima taraf internasional. Rencana pernikahan kedua Alister memang digelar dengan begitu mewah meski dengan waktu persiapan yang relatif singkat.Aya masih mematut diri di cermin, menatap datar pada dirinya yang sebentar lagi akan resmi dipersunting suami orang. Benarkah Aya akan tetap melanjutkan kegilaan ini demi uang 10 miliar? Mendadak hati wanita itu jadi gusar. Terlebih usai melihat respons orang tuanya tempo hari, mereka seperti tidak peduli pada bagaimana perasaan Aya. Selagi pernikahan ini menguntungkan mereka maka hal lainnya tidak penting lagi.“Rumah sakit gonjang-ganjing heboh nyinyirin gue, gitu maksudn

    Last Updated : 2023-05-01
  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 9

    “Saya mengambil engkau Rayasa Meirani menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Tuhan dan inilah janji setia saya yang tulus.”Ikrar suci pernikahan itu begitu mulus dilisankan oleh Alister tanpa ada sedikit pun keraguan atau rasa takut. Aya heran bukan main, apakah pria itu sama sekali tidak merasa takut telah mempermainkan Tuhan? Dia telah mengucapkan janji palsu di hadapan semua orang. mengatakan dusta yang entah seberapa berat timbangan dosanya. Ya, katakanlah Aya munafik karena masih mempermasalahkan dosa di saat dirinya pun sengaja membuat dosa yang mungkin tak termaafkan.Mempermainkan pernikahan, oh, Aya benar-benar baru ketakutan sekarang. Di saat dia sudah berdiri tegap di samping Alister dan menghadap seorang pendeta. Di saat semua orang

    Last Updated : 2023-05-03
  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 10

    “Ini akan menjadi kamar kita di rumah ini,” kata Alister setelah ia dan Aya memasuki kamar utama yang telah didesain sedemikian rupa untuk pengantin baru.Aya perlahan mengekori suaminya memasuki kamar. Mengedarkan pandangan untuk kemudian terhanyut selama beberapa detik usai melihat semewah apa hunian barunya. Kamar Rayasa di rumahnya juga bagus tapi kamar barunya ini berada di level yang berbeda. Dari luasnya saja sudah sangat jauh, kamar mandi di kamar ini mungkin sebanding dengan keseluruhan kamar lama Aya. Bisa dibayangkan bukan sejauh apa perbandingannya.“Pakaian kamu sudah disusun rapi di lemari sebelah sana. Perlengkapan seperti aksesoris dan sepatu juga sudah disiapkan di walking closet itu. Tapi itu bukan khusus untukmu, kita akan menggunakan walking closet-nya bersama,” Alister menjelaskan tanpa melihat Aya.Dia sibuk melepas jam tangan dan melonggarkan dasi. Resepsi panjang yang sudah mereka lalui hari ini benar-benar menguras tenaga. Pria itu ingin bergegas menanggalkan s

    Last Updated : 2024-02-02
  • Istri Settingan 10 Miliar   Prolog

    "Bayar aku sepuluh miliar maka aku akan menerima tawaranmu," putus Aya mantap.Dia menatap serius lawan bicaranya, tak peduli jika nominal yang dia patok terlampau tinggi. Aya bukan gadis sembarangan, harga dirinya bahkan jauh lebih mahal dari itu sebenarnya. Sepuluh miliar itu terbilang cukup worth it dalam negosiasi ini. Mengingat misi yang diembankan padanya benar-benar harus mempertaruhkan kehidupan pribadinya.Pria itu mendecih mendengar permintaan fantastis gadis di hadapannya. Ia mengambil cangkir berisi espresso kesukaannya lalu menyesap minuman itu sedikit demi sedikit. Entah mengapa Aya sebal melihat pria itu bersikap demikian. Pria itu belum memberi tanggapan apa pun tapi Aya merasa dirinya sudah dihina habis-habisan."Kamu mahal juga ternyata,” tandas pria bernama Alister itu usai menyimpan kembali cangkir minumannya."Kurasa nominal itu sama sekali tidak ada artinya bagi keluarga Byantara."“Memang, keluarga kami terkenal sangat loyal dalam berbisnis. Jika ada hal yang bis

    Last Updated : 2023-03-29
  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 1

    Dentum musik mengentak indra pendengaran semua pengunjung di tempat itu. Merayu tubuh mereka untuk ikut melenggak-lenggokkan tubuh mengikuti irama musik. Semakin kelam langit di luar sana maka semakin meriahlah tempat yang sering dinobatkan sebagai surga dunia bagi para penikmatnya. Aya adalah salah satu penikmat surga dunia itu. Dia asyik melarutkan diri dalam kerumunan orang yang sebagian besar sudah kehilangan setengah kesadaran karena alkohol.Tentu Aya pun tidak mau ketinggalan, dia sudah meneguk dua gelas whisky sebelum terjun ke area dansa. Minuman yang cukup membakar semangat dan adrenalinnya untuk bersenang-senang malam ini. Sejenak perempuan itu ingin melepas semua beban pekerjaan yang semula memberatkan kedua pundaknya.“Boleh aku bergabung, Cantik?” tanya seorang pemuda yang sudah memperhatikan Aya sejak tadi.Laki-laki itu tertarik mendekati Aya karena penampilan dan performa Aya yang sangat berani tampil. Rok pendek ketat, kemeja dengan tiga kancing atas terbuka yang memp

    Last Updated : 2023-03-29
  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 2

    Brakkk!Dokter Rasyad menggebrak meja sangat keras sampai dada Aya dan Dewi tersentak. Di ruangan itu hanya ada tiga orang, dokter Rasyad berdiri frustrasi dengan keadaan yang terjadi. Sedangkan Aya dan Dewi duduk tegang menyaksikan kemarahan direkturnya itu.“Apa kalian sudah benar-benar gila? Kepalanya penuh darah dan kalian malah menyuruhnya pulang?!” sentak dokter Rasyad semakin tinggi saja nada bicaranya.“Saya tidak melihat tanda-tanda pembengkakan pembuluh darah di kepalanya, Dok.”Dokter Rasyad ternganga mendengar pembelaan Aya. Apa barusan dia tidak salah dengar?“Bagaimana bisa ada seorang dokter yang mengatakan hal konyol seperti itu? Kamu sadar dengan apa yang barusan kamu katakan, hah?! Itu semakin menegaskan bahwa omongan orang-orang itu benar. Kamu dokter yang tidak profesional dan tidak becus dalam bekerja. Salah diagnosis pasien di saat rekanmu mengatakan bahwa kondisi penyakitnya serius tapi dengan enteng kamu mengatakan bahwa kondisinya baik-baik saja?!”Aya diam saj

    Last Updated : 2023-03-29

Latest chapter

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 10

    “Ini akan menjadi kamar kita di rumah ini,” kata Alister setelah ia dan Aya memasuki kamar utama yang telah didesain sedemikian rupa untuk pengantin baru.Aya perlahan mengekori suaminya memasuki kamar. Mengedarkan pandangan untuk kemudian terhanyut selama beberapa detik usai melihat semewah apa hunian barunya. Kamar Rayasa di rumahnya juga bagus tapi kamar barunya ini berada di level yang berbeda. Dari luasnya saja sudah sangat jauh, kamar mandi di kamar ini mungkin sebanding dengan keseluruhan kamar lama Aya. Bisa dibayangkan bukan sejauh apa perbandingannya.“Pakaian kamu sudah disusun rapi di lemari sebelah sana. Perlengkapan seperti aksesoris dan sepatu juga sudah disiapkan di walking closet itu. Tapi itu bukan khusus untukmu, kita akan menggunakan walking closet-nya bersama,” Alister menjelaskan tanpa melihat Aya.Dia sibuk melepas jam tangan dan melonggarkan dasi. Resepsi panjang yang sudah mereka lalui hari ini benar-benar menguras tenaga. Pria itu ingin bergegas menanggalkan s

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 9

    “Saya mengambil engkau Rayasa Meirani menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Tuhan dan inilah janji setia saya yang tulus.”Ikrar suci pernikahan itu begitu mulus dilisankan oleh Alister tanpa ada sedikit pun keraguan atau rasa takut. Aya heran bukan main, apakah pria itu sama sekali tidak merasa takut telah mempermainkan Tuhan? Dia telah mengucapkan janji palsu di hadapan semua orang. mengatakan dusta yang entah seberapa berat timbangan dosanya. Ya, katakanlah Aya munafik karena masih mempermasalahkan dosa di saat dirinya pun sengaja membuat dosa yang mungkin tak termaafkan.Mempermainkan pernikahan, oh, Aya benar-benar baru ketakutan sekarang. Di saat dia sudah berdiri tegap di samping Alister dan menghadap seorang pendeta. Di saat semua orang

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 8

    “Ya ampun Ay ... lo beruntung banget, bisa nikah sama pak Alister. Lo tahu enggak, pas undangan lo nyampe ke anak-anak di RS, beuh ... mereka heboh, gonjang-ganjing dunia persilatan. Termasuk si Sarah juga kepanasan tuh denger lo dinikahin anak keluarga Byantara,” cerita Dewi heboh.Saat ini Dewi sedang berkunjung ke kamar rias pengantin yang ada di salah satu hotel bintang lima taraf internasional. Rencana pernikahan kedua Alister memang digelar dengan begitu mewah meski dengan waktu persiapan yang relatif singkat.Aya masih mematut diri di cermin, menatap datar pada dirinya yang sebentar lagi akan resmi dipersunting suami orang. Benarkah Aya akan tetap melanjutkan kegilaan ini demi uang 10 miliar? Mendadak hati wanita itu jadi gusar. Terlebih usai melihat respons orang tuanya tempo hari, mereka seperti tidak peduli pada bagaimana perasaan Aya. Selagi pernikahan ini menguntungkan mereka maka hal lainnya tidak penting lagi.“Rumah sakit gonjang-ganjing heboh nyinyirin gue, gitu maksudn

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 7

    “Aya bisa kita bicara sebentar?” panggil ayah Rayasa ketika melihat sang putri menyelonong melewati ruang tamu, hendak menuju kamarnya di lantai atas.“Ada apa, Yah?” balas Aya berdiri di depan tangga tanpa berniat mendekati sang ayah yang masih duduk bertumpang kaki di sofa.Di sana juga ada perempuan bersanggul tinggi yang tampak asyik menikmati teh hijau hangat.“Tidak sopan bicara dengan orang tua seperti itu, cepat sini dan duduk di depan ayah.”Aya mengembuskan napas kasar, malas nih dia kalau sudah begini. Berbagai asumsi pertanyaan yang akan diajukan sang ayah sudah terbesit di benak perempuan itu. Aya lelah sekali malam ini, dia tidak ingin melakukan sesi wawancara dengan siapa pun apalagi jika topik pembahasannya tentang Alister. Dia muak dengan pria itu. seharian bepergian dengannya membuat tensi Aya meningkat. Di harus minum obat pereda stres setelah ini. Ya, Aya sudah merencanakannya.Enggan menimbulkan perdebatan dan huru-hara panjang malam ini, Aya langsung menghampiri a

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 6

    Alister tiba di rumah sekitar pukul tujuh malam. Begitu derap langkahnya terdengar di ruang tengah, Mila buru-buru turun tangga dan menyambut suaminya itu. berniat mengambil peralatan kerja sang suami meski selama ini Alister tidak pernah menggubris kehadirannya di rumah itu.“Tumben pulang telat Al, ada lembur ya di kantor?” tanya Mila ramah setelah berdiri di hadapan sang suami.Alister mengembuskan napas kasar, ia membuang muka sesaat lalu menatap istrinya dengan malas.“Enggak, tadi aku abis fitting baju sama Aya.”Satu kalimat singkat yang terlisan sempurna dari suaminya bak peluru panas yang sukses menembus ulu hati Mila. Sakit sekali rasanya. Senyum getir wanita itu tunjukkan, dia berusaha tenang dan menampilkan ekspresi biasa.“Kamu serius mau menikahi dia Al?” suara Mila mulai bergetar, berat rasanya mengajukan pertanyaan sederhana itu.“Kamu pikir aku lagi bercanda?” balasan tegas dan sengit semakin menambah kadar pedih pada perasaan Mila. Setega ini Alister padanya.“Aku han

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 5

    "Kamu memang sependiam ini, ya?" Aya memecah keheningan setelah hampir setengah jam Alister mendiamkannya.Mereka tidak sedang perang dingin atau marahan, memang dasar Alisternya saja yang terlalu kaku dalam membuka obrolan. Sudah mengenal Aya selama dua pekan dan bertemu beberapa kali, tapi keduanya masih terasa asing. Lebih tepatnya, Aya masih segan untuk mengakrabkan diri dengan pria itu. Alister tampak memberikan jarak yang cukup tegas di antara mereka.Mau inisiatif memulai keakraban lebih dulu namun Aya takut dia salah langkah. Gadis itu memang agak ceroboh, makanya Vincent bingung kenapa Aya bisa jadi dokter. Otaknya memang lumayan encer tapi sikap gegabahnya itu loh yang membuat Vincent angkat tangan. Sejujurnya Vincent tidak kaget mendengar Aya melakukan malpraktek. Kejadian itu sangat cocok dengan kebiasaan kawan gilanya."Tidak juga," jawab Alister datar.Dia berkata jujur, Vincent saksinya, saat bersama orang yang dekat dengannya tentu saja Alister tidak sependiam ini. Begi

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 4

    "Busett ... ada gila-gilanya juga ya orang tua lo. Masa anaknya jadi pelakor malah direstuin," kaget Vincent setelah menerima laporan progres rencana Alister dan Aya."Gue juga kaget anjir, bisa-bisanya mereka kayak gitu. Tapi enggak mengherankan sih, siapa juga yang bakal nolak bermantukan Alister Byantara, ya, enggak?"Vincent angguk-angguk saja sambil memeriksa dokumen klien yang akan dibelanya di persidangan nanti siang. Aya yang memang tidak ada kerjaan iseng saja mampir ke kantor Vincent, selain untuk curhat masalah Alister dan rencana pernikahan mereka, ada hal penting lain yang ingin Aya bahas dengan Vincent."Beruntung banget lo, lagi ketimpa musibah eh malah dapat durian runtuh. Mau dinikahi anak konglomerat, bilang apa coba sama gue?""Hhh, galau gue, Vin, sumpah! Ada pergolakan batin gitu dalam hati gue. Tiap malam gue mikir keputusan ini udah tepat belum, ya? Gue dosa enggak sih ngancurin rumah tangga orang? Padahal gue enggak ada maksud kayak gitu tapi kesannya si Alister

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 3

    Aya benar-benar tampil sempurna untuk pertemuan kali ini. Memilih gaun paling elegan yang dia miliki dan merias diri secantik mungkin tapi berusaha tetap natural. Setelah membuat kesepakatan dengan Alister satu minggu lalu, kini Aya melangkah ke jenjang berikutnya yaitu dikenalkan pada keluarga inti pria itu. Ya, kalian tidak salah dengar, Aya akan segera dikenalkan sebagai calon istri kedua Alister pada Reanaldy Byantara dan keluarga. Bukan hanya mereka sebenarnya, istri pertama Alister dan mertua pria itu pun dikabarkan akan turut hadir. Bisa dibayangkan semenegangkan apa suasana di sana nanti.Jantung Aya serasa mau copot saking gugupnya. Ini jauh lebih menegangkan dibandingkan dengan berbagai ujian kedokteran yang pernah dia lakukan. Padahal, jauh sebelum hari ini datang, Alister sudah menceritakan segala rencananya pada Aya. Gadis itu juga sudah memprediksi reaksi dan masalah apa yang akan timbul dari keputusan Alister. Hampir 80% prediksi Aya menjadi kenyataan.Keluarga Alister b

  • Istri Settingan 10 Miliar   Bab 2

    Brakkk!Dokter Rasyad menggebrak meja sangat keras sampai dada Aya dan Dewi tersentak. Di ruangan itu hanya ada tiga orang, dokter Rasyad berdiri frustrasi dengan keadaan yang terjadi. Sedangkan Aya dan Dewi duduk tegang menyaksikan kemarahan direkturnya itu.“Apa kalian sudah benar-benar gila? Kepalanya penuh darah dan kalian malah menyuruhnya pulang?!” sentak dokter Rasyad semakin tinggi saja nada bicaranya.“Saya tidak melihat tanda-tanda pembengkakan pembuluh darah di kepalanya, Dok.”Dokter Rasyad ternganga mendengar pembelaan Aya. Apa barusan dia tidak salah dengar?“Bagaimana bisa ada seorang dokter yang mengatakan hal konyol seperti itu? Kamu sadar dengan apa yang barusan kamu katakan, hah?! Itu semakin menegaskan bahwa omongan orang-orang itu benar. Kamu dokter yang tidak profesional dan tidak becus dalam bekerja. Salah diagnosis pasien di saat rekanmu mengatakan bahwa kondisi penyakitnya serius tapi dengan enteng kamu mengatakan bahwa kondisinya baik-baik saja?!”Aya diam saj

DMCA.com Protection Status